Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IKATAN KOVALEN

Kimia Dasar

Disusun Oleh Kelompok 4:

Amelia Desy Anggreyni F17089

Khadijah

Maria Theresa F17107

Siti Rudiah F17134

Dosen Pembimbing :

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA


BANJARMASIN

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Ikatan Kovalen” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 30 Desember 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

D. Manfaat ................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2

A. Ikatan Kovalen/Homopolar. .................................................................................... 2

B. Kepolaran Ikatan Kovalen ....................................................................................... 6

C. Ikatan Kovalen Koordinasi....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 11

Kesimpulan.................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu bisa menemukan bahan
kimia seperti air, udara, deterjen dan lain-lain. Di setiap bahan kimia
tersebut tersusun ikatan kimia yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Dalam ikatan kovalen dari sebuah bahan kimia berbeda-beda. Ada yang
rangkap satu, rangkap dua, dan rangkap tiga tergantung dari penyusun
atom ikatan kimia tersebut. Bagaimana ikatan kovalen dapat terjadi di
dalam ikatan kimia itu sendiri serta apa saja penyusun dari ikatan kovalen
tersebut. Sekarang kita akan membahas lebih lanjut tentang ikatan kovalen
di bab berikutnya agar kita dapat memahami apa itu ikatan kovalen.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada di makalah in sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud ikatan kovalen?


2. Apa saja penyusun ikatan Kovalen?
3. Bagaimana ikatan kovalen dapat terjadi?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apa yang dimksud ikatan kovalen.


2. Untuk mengetahui apa saja penyusun ikatan kovalen.
3. Untuk mengetahui bagaimana ikatan kovalen dapat terjadi.

D. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui ikatan kovalen


2. Dapat mengetahui penyusun ikatan kovalen
3. Dapat mengetahui terjadinya ikatan kovalen.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ikatan Kovalen/Homopolar.
Ada beberapa atom yang sukar melepas atau menerima elektron
karena memerlukan atau membutuhkan energi yang besar untuk
berlangsungnya proses tersebut. Untuk membentuk konfigurasi elektron
gas mulia, atom-atom ini saling berikatan memalui pemakaian elektron
pasangan bersama. Pemakaian pasangan atom bersama terjadi pada atom-
atom nonlogam. Ikatan antar atom nonlogam yang terjadi melalui
pemakaian sepasang elektron bersama disebut ikatan kovalen.

1. Ikatan Kovalen Tunggal

Penggambaran distribusi elektron dalam suatu struktur molekul


dengan menggunakan tanda elektron disebut Struktur Lewis. Tanda
elektron yang digunakan biasanya berupa tanda titik (·) dan tanda silang
(×). Perhatikan contoh pembentukan ikatan kovalen tunggal pada
senyawa CH4 berikut ini. Konfigurasi senyawa atom 6C : 24. Jadi, atom
C memiliki empat elektron valensi. Atom 1H hanya memiliki satu
elektron valensi. Pada pembentukan senyawa CH4, elektron dari atom H
berpasangan dengan atom C. Dalam atom C terdapat empat elektron
yang tidak berpasangan sehingga untuk memenuhi kaidah oktet
diperlukan 4 atom H.

Pada setiap atom H yang dilingkari, terdapat dua atom H


(duplet) dan pada atom C yang dilingkari terdapat delapan elektron
(oktef). Tanda titik (·) dan tanda silang (×) hanya notasi yang
digunakan untuk membedakan elektron yang berasal dari atom C dan

2
elektron yang berasal dari atom H. Perhatikan pula pada pasangan
elektron yang digunakan bersama dapat ditandai dengan garis (-).

Ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa CH4 dinamakan


ikatan kovalen tunggal. Agar lebih memahami pembentukan ikatan
kovalen tunggal, pelajari uraian berikut.

a. Struktur Lewis Molekul NH3

Atom 7N memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut 7N: 2


5. Jadi, atom N memiliki 5 lima elekton valensi dengan distribusi
sebagai berikut.

Atom 7N memiliki tiga elektron tidak berpasangan sehingga


untuk memenuhi kaidah oktet diperlukan tiga elektron dari atom H.

Dalam molekul NH3 terdapat sepasang elektron yang tidak


digunakan (elektron bebas) sehingga disebut Pasangan Elektron
Bebas (PEB). Tiga pasang Elektron yang digunakan bersama oleh
atom N dan atom H disebut Pasangan Elektron Ikatan (PEI).

b. Struktur Lewis Molekul H2O

Atom 8O memiliki konfigurasi elektron 8O: 2 6. Jadi, atom O


memiliki enam elektron valensi dengan distribusi sebagai berikut.

Pada atom O terdapat dua elektron yang tidak berpasangan


sehingga diperlukan dua elektron lain untuk memenuhi kaidah oktet.

3
Dalam H2O terdapat dua PEB dan dua PEI. Bagaimana
struktur Lewis molekul yang terbentuk dari atom yang sejenis seperti
Cl2.

c. Struktur Lewis Molekul Cl2

Atom Cl memiliki satu elektron yang tidak berpasangan


sehingga pada pembentukan Cl2, elektron ini akan saling melengkapi
untuk memenuhi kaidah oktet

Pada setiap atom Cl yang dilingkari terdapat delapan elektron


(memenuhi kaidah oktet)

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Ikatan kovalen ragkap dua dibentuk oleh atom-atom nonlogam


yang menyumbangkan dua elektron tidak berpasangan untuk berikatan
sehingga memenuhi kaidah oktet. Berikut ini contoh senyawa-senyawa
tersebut.

a. Struktur Lewis Molekul Senyawa O2

Dalam atom O terdapat dua elektron yang tidak berpasangan.


Jika dua atom O saling berikatan dan setiap atom menyumbangkan
kedua elektron tidak berpasangan yang dimilikinya, terbentuklah
molekul O2 yang memiliki struktur Lewis berikut.

4
Jadi, molekul O2 memiliki satu ikatan rangkap dua.
Perhatikan setiap O (yang dilingkari) memiliki delapan elektron.

b. Struktur Lewis Molekul CO2

Dalam atom C terdapat empat elektron tidak berpasangan,


sedangkan setiap atom O memiliki dua elektron tidak berpasangan.
Jika atom C berikatan dengan atom O sehingga setiap elektron bebas
menjadi berpasangan dan membentuk ikatan rangkap dua.

Jadi, molekul CO2 memiliki dua ikatan rangkap dua

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Ikatan kovalen rangkap tiga dibentuk oleh atom-atom nonlogam


yang menyumbangkan tiga elektron yang tidak berpasangan untuk
berikatan sehingga memenuhi kaidah oktet. Contoh senyawa yang
mengandung ikatan kovalen rangkapsenyawa bersifat stabil meskipun
tidak memenuhi kaidah oktet, misalnya BH3. Atom B memiliki
konfigurasi elektron 2 3. Atom B ini memiliki tiga elektron valensi.
Berikut distribusi elektron valensi atom Bdan pembentukan ikatan pada
BH3.

Elektron yang dilingkari pada atom B hanya berjumlah enam


sehingga kurang dua elektron untuk memenuhi kaidah oktet. Hal ini
juga berlaku untuk senyawa boron lainnya, seperti BF3, dan BCl3.

Untuk struktur Lewis PCl5 konfigurasi elektron atom 15P: 2 8 5.


Atom P memiliki lima elektron valensi. Oleh karena dalam senyawa

5
PCL5 satu atom P mengikat lima atom Cl, elektron valensi pada atom P
harus terdistribusi pada lima posisi. Setiap atom Cl menerima satu
elektron dari atom P.

Pada atom P yang dilingkari, terdapat sepuluh elektron (kelebihan


dua elektron) untuk memenuhi kaidah oktet. Jadi, senyawa PCl5 juga tidak
memenuhi kaidah oktet.

B. Kepolaran Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovaeln polar dan ikatan
kovalen nonpolar. Sifat kepolaran ikatan ini dipengaruhi oleh perbedaan
kelektronegatifan, sedangkan bentuk molekul dari atom-atom yang
berikatan akan menentukan sifat kepolaran molekulnya.

1. Pengaruh Perbedaan Keelektronegatifan terhadap kepolaran Ikatan


Kovalen

Jika suatu ikatan kovalen terbentuk dari dua buah atom


nonlogam yangmemiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar,
pasangan elektron akan lebih tertarik ke arah atom yang memiliki
keeltronegatifan lebih besar. Akibatnya, atom yang lebih elektronegatif
cenderung memiliki kelebihan muatan negatif (-), sedangkan atom yang
kurang elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan positif (+).
Adanya dua kutub dengan muatan berlawanan dalam molekul tersebut
menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar perbedaan
keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan
ikatan pada molekul bersifat semakin polar.

Dalam molekul HCl , pasangan elektron yang membentuk ikatan


kovalen anatarra atom H dan atom Cl lebih tertarik ke arah atom Cl.

6
Ikatan seperti ini disebut iaktan kovalen polar. Ikatan kovalen polar
terbentuk jika atom-atom yang berikatan memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan pemisahan muatan
pada atom-atom yang berikatan. Dengan demikian, pada molekul-
molekul senyawa polar terbentuk kutub bermuatan positif dan kutub
bermuatan negatif. Dengan kata lain terbentuk dua kutub (dipol) dalam
molekul-molekul yang bersifat polar.

Pada molekul HCl, keelektronegatifan H = 2,1 dan Cl = 3,0


sehingga terjadi perbedaan keelektronegatifan yang besar. Akibat
perbedaan keelektronegatifan tersebut, dalam molekul HCl timbul
kutub positif pada atom H dan kutub negatif pada atom Cl. Dapat juga
dikatakan bahwa atom H cenderung bermuatan positif (+) dan atom Cl
cenderung bermuatan negatif (-).

Beberapa scontoh senyawa denga perbedaan keelektronegatifan


besar dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan


HF 1,9 ( H = 2,1; F = 4,0)
Cl 0,9 (H = 2,1; Cl = 3,0)
Br 0,7 (H = 2,1; Br = 2,8)
HI 0,4 (H = 2,1; I = 2,5)
Jika atom-atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan
membentuk molekul diatomik, ikatan yang terbentuk tidak memiliki
perbedaan keelektronegatifan (perbedaan keelektronegatifan = nol).
Dengan demikian, tidak terbentuk muatan ataupun dipol. Pada molekul
Cl2, pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen antaratom Cl
tertarik sama kuat ke kedua atom. Hal ini disebabkan keelektronegatifan
kedua atom sama besar. Distribusi muatan yang sama ini menyebabkan
molekul Cl tidak membentuk kutub-kutub. Ikatan seperti ini disebut
ikatan kovalen nonpolar. Contoh senyawa yang memiliki ikatan
kovalen nonpolar, yaitu H2, N2, O2, I2, dan Br2.

7
2. Pengaruh Bentuk Molekul terhadap Kepolaran Molekul.

Ikatan kovalen yang terbentuk antara atom C dan atom Cl


memiliki perbedaan keelektronegatifan sebesar 0,4. Berarti, ikatan
kovalen ini bersifat polar. Namun, jika atom C mengikat empat buah
atom Cl dan menbentuk molekul CCl4, molekulnya bersifat polar.

Pada molekul CCl4, atom pusat C berada di tengah dan secara


simetris mengikat keempat atom Cl. Hal tersebut menyebabkan tidak
ada pemisahan muatan sehingga dipol tidak terbentuk. Jadi, walaupun
ikatannya bersifat polar, molekulnya simetris dan bersifat nonpolar.
Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk molekul simetris dan
bersifat nonpolar yaitu CH4, BH3, BCl3, BF3, PCl5, dan CO2.

Senyawa akan bersifat polar jika pada atom pusat dari molekul
senyawa tersebut terdapat pasangan elektron bebas sehingga bentuk
molekulnya menjadi tidak simetris.

Untuk senyawa yang bersifat polar perhatikan struktur Lewis


senyawa molekul NH3, PCl3, H2O, dan Cl2O berikut.

Pada senyawa NH3 dan PCl3 terdapat sebuah PEB, dan pada
senyawa H2O serta Cl2O terdapat dua buah PEB sehingga keempat
molekul tersebut menjadi tidak simetris dan bersifat polar.

Molekul CH4 dan CCl4 memiliki bentuk yang simetris. Kecuali


untuk senyawa CHCl4 karena pada sebuah atom Cl disenyawa CCl4
digantikan dengan atom H, senyawa CHCl4 yang terbentuk menjadi
tidak simetris sehingga bersifat polar.

8
C. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi atau ikatan kovalen semiplar adalah
ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara pemakaian bersama pasangan
elektron yang berasal dari salah satu atom/ion/molekul yang memiliki
PEB. Adapun atom/ion/molekul lain hanya menyediakan orbital kosong.

NH4Cl merupakan satu di antara beberapa senyawa yang memiliki


ikatan kovalen koordinasi. Perhatikan pembentukan senyawa NH4Cl
berikut. Senyawa NH4Cl terbentuk dari ion NH4+ dan ion Cl-. Ion NH4+
terbentuk dari ion NH3 dan ion H+, sedangkan ion H+ terbentuk jika atom
hidrogen melepas elektronnya.

Ikatan kovalen koordinasi digambarkan dengan lambang elektron


yang sama (dua titik). Hal ini menunjukkan bahwa pasangan elektron
tersebut berasal dari atom yang sama.

Ikatan kovalen dituliskan dengan tanda (→). Jika, NH4+ berikatan


dengan ion tiga jenis ikatan, yaitu iga ikatan kovalen, satu ikatan kovalen
koordinasi, dan satu ikatan ion (antara ion NH4+ dan ion Cl-). Untuk lebih
jelasnya perhatikan pembentukan senyawa berikut.

1. Senyawa SO3

Atom 16S memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 9. Jadi, atom ini


memilikienam elektron valensi. Atom 8O memiliki konfigurasi elektron
2 6. Untuk membentuk senyawa SO3 yang memenuni kaidah oktet,
sepasang elektrondari atom S akan berikatan dengan sepasang elektron
dari atom O sehingga membentuk satu ikatan rangkap dua. Dua pasang
elektron lainnya dari atomS akan membentuk dua ikatan kovalen
koordinasidengan dua atom O.

9
Jadi, dalam senya SO3 terdapat satu ikatan rangkap dua dan dua
ikatan kovalen koordinasi.

2. Senyawa H2SO4

Pada penggambaran struktur Lewis molekul H2SO4 elektron


berasal dari atom H ditandai dengan (+), elektron dari atom S ditandai
dengan (×), dan elektron dari atom O ditandai dengan (·).

Jadi, dalam molekul H2SO4 terdapat empat ikatan kovalen dan


dua ikatan kovalen koordinasi.

3. Senyawa HNO2

Pada molekul HNO2, atom H terikat pada atom N dan bukan


pada atom O. Perhatikan struktur Lewis senyawa HNO2 berikut ini.

Dalam molekul molekul HNO2 terdapat satu ikatan kovalen


tunggal, satu ikatan kovaeln rangkap dua, dan satu ikatan kovalen
koordinasi.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dalam ikatan kovalen adalah ikatan yang dbentuk dari atom nonlogam dan
nonlogam yang dipakai secara bersama-sama sesuai Struktur Lewis serta kaidah oktet
dan duplet. Namun, ada beberapa Ikatan kovalen yang menyimpang dari kaidah
tersebut dan masih tergolong ikatan kovalen. Ikatan kovalen bersifat polar dan nonpolar
tergantung pada pembentuk ikatan kimia dan simetrisnya. Ikatan kovalen juga
membentuk ikatan kovalen koordinasi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Muchtaridi, dkk. 2007. Kimia 1 SMA Kelas X. Edisi: Pertama. Yogyakarta: Quadra

Sunaria, Yayan, dkk. 2007. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia. Cetakan: I. Bandung: PT. Setia
Purna Inves.

Sutresna, Nana. 2008. Kimia Untuk Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas. Cetakan:
I. Jakarta: Grafindo Media Utama.

Anda mungkin juga menyukai