Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI II

GANGGUAN ASAM BASA

Oleh:

Kelompok 8 Kelas IIIA Farmasi

Muhammad Naufal F17113

Sherly Yudmawardanie F17132

Sariyasih F17131

Sherly Yudmawardanie F17106

Siti Nadila Rahmah F17133

Siti Rudiah F17134

Sri Rahayu Utami Ningsih F17133

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

A. Pengertian Kimia Asam Basa ...................................................................... 3

1. Asam ........................................................................................................... 3

2. Basa ............................................................................................................. 3

B. Buffers ......................................................................................................... 3

C. Pengaturan Homeostasis Asam Basa .......................................................... 3

D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa......................................................... 4

1. Asidosis Respiratorik ............................................................................... 4

2. Alkolisis Respiratorik .............................................................................. 6

3. Asidosis Metabolik .................................................................................. 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

A. Kesimpulan .................................................................................................. 11

B. Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa, dan netral.
Asam dan basa memiliki sifat yang berbeda, sehingga kita bisa menentukan sifat
suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada
beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya
Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan
berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga
dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom
hidrogen. Molekul yang mengandung atom–atom hidrogen yang dapat
melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai asam. Satu contoh asam
adalah asam hidroklorida (HCl), yang berionasi dalam air membentuk ion-ion
hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3)
berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh,
ion bikarbonat ( HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan
satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga
(HPO4) adalah suatu basa karena dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk
membentuk (H2PO4). Protein-protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa
karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir
negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah
merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang
paling penting
Keasaman cairan tubuh yang diukur dalam hal hydrogen konsentrasi ion.
Dengan konvensi, derajat keasaman dinyatakan pH, atau logaritma negatif (basis
10) dari ion hydrogen konsentrasi. Jadi konsentrasi ion hidrogen dan pH yang

1
berbanding terbalik. Biasanya, pH darah dipertahankan pada 7,40 ([H +] dari 4 ×
10-8 M) dengan kisaran 7,35-7,45. Sebuah pH kurang dari 6,7 ([H +] dari 2 × 10-
7 M), meningkat lima kali lipat dalam hydrogen konsentrasi ion, atau lebih besar
dari 7,7 ([H +] dari 2 × 10-8 M), mewakili penurunan 50% pada konsentrasi ion
hidrogen, yang dianggap tidak sesuai dengan kehidupan.
Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh karena
dapat mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan keseimbangan asam basa yang
berat, dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Tubuh manusia mampu
mempertahankan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolism dan fungsi
organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia
diatur oleh dua sistem organ yakni paru-paru dan ginjal, jika terdapat gangguan
pada salah satu organ tersebut maka proses untuk mempertahankan keseimbangan
asam dan basa juga akan terganggu, salah satunya adalah gangguan pada sistem
organ ginjal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa?
2. Apa sajakah gangguan yang terjadi pada keseimbangan asam basa?
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui tentang keseimbangan asam basa
2. Mampu mengetahui gangguan pada ginjal karena ketidakseimbangan
asam basa.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kimia Asam Basa


1. Asam
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari
atom hidrogen.Molekul yang mengandung atom–atom hidrogen yang
dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai asam.
2. Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen.
Sebagai contoh, ion bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia
dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam
karbonat (H2CO3).
B. Buffers
Kemampuan asam lemah dan anion yang sesuai (basa) untuk menolak
perubahan dalam ph larutan pada penambahan asam basa kuat disebut sebagai
buffering. dan pasangan basa asam paling efisien dalam berfungsi sebagai
penyangga pada ph dekat dengan pK nya. buffer eksstraseluler utama adalah
asam karbonat / bikarbonat (H2CO3/HCO3-) sistem. Penyangga fisiologis
lainnya meliputi protein plasma, hemoglobin, dan pospate. Karena prinsip
isohidrik mensyaratkan bahwa semua sistem penyangga tetap dalam
kesetimbangan kimia, penyangga cairan biologis yang komplek dapat
dianalisa berdasarkan pasangan penyangga tunggal.
C. Pengaturan Homeostasis Asam Basa
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35
hingga 7.45. tubuh manusia mampu mempertahankan keseimbangan asam dan
basa agar proses metabolisme dan fungsi organ tubuh dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam dan basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem
organ yaitu paru-paru dan ginjal. Pada organ paru-paru berperan dalam
pelepasan (eksresi co2), sedangkan ginjal berperan dalam pelepasan asam.

3
Beberapa prinsip yang perlu diketahui terlebih dahulu antara lain adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkolisis
pH > 7.45.
2. CO2 adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam.
CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya 40
mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa yang disebut
sebagai komponen basa sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya
24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam.
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan
tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis adalah:
- Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang
dengan segerabergabung dengan asam atau basa untuk mencegah
perubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan
- Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO2 dari cairan
ekstraseluler.
- Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin,
sehingga menyesuaikan kembali konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraseluler menuju normal
D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Pada keseimbangan asam basa terdapat 3 gangguan keseimbangan asam
basa yang terjadi, tetapi yang akan dibahas mengenai gangguan keseimbangan
asam basa pada asidosis metabolik yang dapat mempengaruhi ginjal.
1. Asidosis respiratorik
a. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan
karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan
kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah

4
akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida
dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga
pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
b. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-
penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat
narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis
respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot
dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
c. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika
keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor
(penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam
beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat
terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu
terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan
menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam
bahkan beberapa hari.
d. Diagnose
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH
darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
e. Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan
fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa
diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan

5
emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang
berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan
ventilator mekanik
2. Alkolisis respiratorik
a. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan
kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
b. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan
dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin
c. Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan
dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya
makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
d. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar
karbondioksida dalam darah arteri pH darah juga sering meningkat
e. Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah
memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,
memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda
nyeri.Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung
plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
6
penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk
menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal
dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan
berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga
mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.
3. Asidosis Metabolik
a. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan,
yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam. seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat
dan berakhir dengan keadaan koma.
b. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok
utama adalah:
- Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.Sebagian besar bahan
yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya
adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
- Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme.Tubuh dapatmenghasilkan asam yang berlebihan sebagai
suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah

7
diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh
akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,
dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
- Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk
membuang asam dalamjumlah yang semestinya.Bahkan jumlah asam
yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis
tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam. Penyebab utama dari asidois metabolik:
- Gagal ginjal
- Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
- Ketoasidosis diabetikum
- Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
- Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol,
paraldehid,Masetazolamid atau amonium klorida
- Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karenadiare, leostomi atau kolostomi.
c. Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun
biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan
menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita
tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis,
penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk,
semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.
d. Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil
pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di
pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah

8
vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui
penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan
bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan
untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah
yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu
diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah
menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh
keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air
kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
e. Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan
diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-
kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan
yang berat Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila
terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan
pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan
bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan
kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
f. Penyebab dari Asidosis Metabolik
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diuah menjadi asam dan juga pada makanan
yang dianggap beracun oleh tubuh.
2. Tubuh dapat mengahasilkan asam lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat
dari beberapa penyakit, misalnya diabetes mellitus tipe I. Jika diabetes
tidak terkendali dengan baik tubuh akan memecahkan lemak dan
menghasilkan asam yang disebut dengan keton. Asam yang berlebihan
juga ditemukan pada syok stadium lanjut diaman asam laktat dibentuk
dari metabolisme gula.
3. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
4. Ketoasidosis diabetikum

9
5. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare, leostomi atau kalostomi.
7. Penyakit gagal ginjal
g. Jenis Asidosis metabolik
Asidosis metabolik terdiri dari beberapa jenis
- Asidosis diabetic, Asidosis diabetic terjadi karena ketika tubuh
kekurangan insulin, sehingga lemak yang dipecahkan bukan
karbohidrat. Pemecahan lemak ini mengakibatkan keton darah yang
bersifat asam meningkat. Kondisi ini lazim lebih sering terjadi pada
pasien.
- Asidosis hiperkloromik disebabkan oleh kurangnya kadar natrium
bikarbonat dalam tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh diare.
- Asidosis laktat, Kondisi ini terjadi ketika tubuh kelebihan asam laktat.
Asidosis laktat dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol (ketoasidosis
alkoholik), kanker, gagal jantung, kejang, gagal hati, kadar gula darah
rendah, serta kekurangan oksigen dan olahrga yang berlebihan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam keseimbangan asam basa terdapat 3 macam gangguan keseimbangan
asam basa yang dapat mengganggu metabolisme serta fungsi organ dalam
tubuh diantaranya fungsi organ ginjal tubuh kita yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit gagal ginjal.
Contoh dari gangguan asam basa adalah penyakit gagal ginjal. Dari
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada konsep penyakit gagal ginjal
adalah gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah
metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
dieliminasi diurin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal
dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit,
serta asam basa.

B. Saran
Keseimbangan asam dan basa didalam tubuh berfungsi sebagai metabolisme
dan menjalankan fungsi orga dalam tubuh, apabila terjadi ketidak seimbangan
asam dan basa didalam tubuh maka menyebabkan berbagai macam gangguan
salag satunya gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan penyakit yang berbahaya,
karena itu sangat perlu pengetahuan yang mendalam tetang penyakit gagal
ginjal ini, agar bermacam-macam tindakan pencegahan dapat dilakukan sendiri
dan seefektif mungkin. Dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun kami dari pada pembaca untuk penulis demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adrogue HJ, Madias NE, Management of life-threatening acid-base disorders II,


N Engl I Med 1998;338:107-111.

Miltiadous G, Mikhailidis DP, Elisaf M. Acid-base and electrolyte abnormalities


observed in patients receiving cardiovascular drugs. J Cardiovasc
Pharmacol Ther 2003;8;267-276

12

Anda mungkin juga menyukai