Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM SARAF OTONOM

Anatomi Fisiologi Manusia

Disusun Oleh Kelompok 6:

Kharlinia Eprianti F17105

Laudia Hawini F17106

Maria Theresa F17107

Martinah F17108

Dosen Pembimbing :

Agnes Christie Rinda, M. Farm., Apt

Rina Saputri, M. Farm., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA


BANJARMASIN

2017/2018
SISTEM SARAF OTONOM

A. Pengertian Sistem Saraf Otonom

Pengertian saraf otonom atau tak sadar adalah saraf yang dapat
melakukan perintah atau berkerja tanpa kita sadari dan bergerak secara
otomatis yang tidah di kehendaki saraf pusat terlebih dahulu. Saraf ini dapat
berkerja tanpa harus di atur terlebih dahulu. Contoh dari saraf ini adalah
denyut jantung, perubahan pada pupil mata, mengeluarkan keringat, gerak
alat pencernaan, dan lain-lain. Sistem saraf ini terdiri dari 12 pasang saraf
otak yaitu kranial dan terdiri dari 31 pasang saraf sumsum tulang belakang
atau spinal.

Sistem otonom ternyata di pengaruhi oleh hipotalamus yang ada di


dalam otak. Hipotalamus di dalam otak dapat dirangsang dan dapat
mempengaruhi dalam gerakan otonom atau seperti dapat mempercepat denyut
jantung, melebarkan pupil mata, menghambat sistem pencernaan, dan lain-
lain. Sistem saraf otonom merupakan gabungan dari saraf motorik dan juga
saraf sensorik.

B. Macam Dan Fungsi Saraf Otonom

Saraf otonom memiliki macam dan sifatnya masing-masing dan di


perlukan oleh setiap makhluk hidup seperti manusia. Macam-macam dan
fungsi saraf otonom akan di jelaskan sebagai berikut:

1. Sistem Saraf Simpatik

Sistem syaraf ini berada di depan tulang rusuk bagian tulang


belakang yang memiliki pangkal pada sumsum tulang belakang atau
medula spinalis yang berada di bagian dada dan pinggang. Saraf tersebut
di sebut juga dengan saraf torak olumbar, karena saraf preganglion keluar
yang berasal dari tulang belakang toraks dari ke 1 sampai ke 12. Sistem
simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar.

Sistem simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan


ganglion-ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar dasar tengkorak yang
terletak di depan kolumna vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan
koksigis, sebagai ganglion koksigeus. Ganglion-ganglion itu tersusun
berpasangan dan disebarkan dar daerah-daerah berikut:

a. Daerah leher : Tiga pasang ganglion servikal.


b. Daerah dada : Sebelas pasang ganglion torakal.
c. Daerah pinggang : Empat pasang ganglion lumbal.
d. Daerah pelvis : Empat pasang ganglon sakral.
e. Di depan koksigis : Ganglion koksigens.

Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat


melalui sumsum tulang belakang, dengan mempergunakan cabang-cabang
penghubung, yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju
ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang.

Ganglion simpatis lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar


ganglia ini, dan bersama serabut-serabutnya membentuk plexus-plexus
simpatis

a. Plexus kardiak terletak dekta dasar jantung serta mengarahkan cabang-


cabangnya ke situ dan ke paru-paru.
b. Plexus seliaka (coeliac) terletak sebelh belakang lambung, dan
melayani organ-organ dalam rongga abdomen.
c. Plexus mesenterikus (plexus hipogatilus) terletak di depan sakrum dan
melayani organ-organ dalam pelvis.
Fungsi dari sistem saraf simpatik ini pada umumnya adalah untuk
dapat memacu kerja organ tubuh, tetapi ada pula beberapa yang dapat
menghambat kerja dari organ tubuh tersebut.

Fungsi Saraf Simpatik

a. Memperbesar pupil mata


b. Memperbesar bronkus
c. Memperbesar pupil mata
d. Menghambat ereksi
e. Menghambat sekresi empedu
f. Mempercepat detak jantung
g. Mempelambat kerja pencernaan
h. Menurunkan tekanan darah
i. Meningkatkan sekresi adrenalin
j. Menghambat kontraksi kantung seni

2. Sistem Saraf Parasimpatik

Sistem saraf parasimpatik adalah suatu saraf yang memiliki pangkal


di sumsum tulang belakang lanjutan atau medula oblongata. Sistem ini di
sebut sebagai sistem saraf krano sakral dikarenakan saraf preganglion
keluar dari otak dan dari sakral. Saraf parasimpatik ini terdiri dari jaring-
jaring yang memiliki keterhubungan dengan ganglion yang telah tersebar
keseluruh tubuh.

Saraf kranial otonom adalah saraf kranial ketiga, ketujuh,


kesembilan dan kesepuluh. Saraf-saraf ini merupakan pengubung, melalui
mana serabut-serabut parasimpatik lewat, dalam perjalanannya keluar dari
otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehnya. Serabut-
serabut yang mencapai otot sirkuler pada iris, dan dengan demikian
merangsang gerakan-gerakan yang menentukan ukuran pupil mata,
menggunakan saraf kranial ketiga, yaitu saraf okula-motorik.

Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah


melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.

Saraf vagus atau saraf kranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom
terbesar. Daerah layanannya luas, serta serabut-serabutnya disebarkan
kepada sejumlah besar kelenjar dan organ. Penyebarannya ini sejalan
dengan penyebaran serabut simpatis.

Saraf parasimpatis Sakral keluar dari sumsum tulang belakang


melalui daerah sakral. Saraf-saraf ini membentuk urat-urat saraf pada alat-
alat dalam pelvis, dan bersama saraf simpatis membentuk plexus yang
melayani kolon, rektum dan kandung kencing.
Fungsi saraf ini berlawanan dengan saraf simpatik karena ketika
saraf simpatik mempercepat kerja organ tubuh tetapi saraf parasimpatik ini
memperlambat kerja organ tubuh. Dan hal yang di hasilkan dari fungsi
keduanya yang saling berlawanan maka organ yang ada di dalam tubuh
menjadi normal dan seimbang.

Fungsi Saraf Parasimpatik

a. Mengecilkan pupil mata


b. Merangsang eraksi
c. Memperkecil bronkus
d. Meningkatkan tekanan darah
e. Menghambat sekresi adrenalin
f. Menghambat detak jantung
g. Meningkatkan sekresi empedu
h. Menghambat organ pencernan
i. Mempercepat kontraksi kantung seni

C. Sistem Pengendalian Ganda (Simpatis Dan Parasimpatis)

Cuma sebagian kecil ogan dan kelenjar yang memiliki satu sumber
pelayanan, yaitu simpatis atau parasimpatis. Sebagian besar organ dan
kelenjar memiliki pelayanan ganda, yaitu menerima beberapa serabut dari
sitem simpatis di samping beberapa serabut dari saraf otonom sakral atau atau
kranial. Keaktifan organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf lain. Dengan
kata lain masing-masing kelompok berkerja berlawanan. Dengan demikian,
penyesuaian tepat anatara aktivitas dan istirahat tetap dipertahankan,
sementara ritme kegiatan halus organ-organ dalam, kelenjar, pembuluh darah
serta otot tak sadar juga dipertahankan.

Dengan demikian, jantung menerima serabut akselerator dari saraf


simpatis, dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.

Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso-dilator.

Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor yang


mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltik berturut-turut.

Organ Kegiatan ditambah atau dirangsang oleh Kegiatan diperlambat atau


dihentikan oleh
Jantung Simpatis (kecepatan dan kekuatan Vagus (kecepatan dan
ditambah) kekuatan dikurangi)
Bronkhi Vagus (konstraksi) Simpatis (dilebarkan)
Lambug Vagus (kontraksi) Simpatis (dikendorkan)
Usus Vagus (kontraksi) Simpatis (dikendorkan)
Kantong Otonom sakral (kontraksi) Simpatis (dikendorkan)
kencing
Pupil Otonom kranial ke-3 (kontraksi) Simpatis (dilebarkan)
mata
(iris)

Apabila sebuah organ memiliki otot sfinkter, maka serabut saraf yang
menyebabkan kontraksi organnya akan menghambat sfinkter sebaliknya. Hal-
hal seperti itu terjadi pada lambung sfinkter pillorik, usus dalam sfinkter
ileokolik, dan kantong kencing dalam sfinkter uretra interna. Sebagai contoh
misalnya, pada kegiatan mikturisi sfinkter uretra dikendorkan, sementara otot
pada dinding kandung kencing berkontraksi sehingga memungkinkan
kandung kencing dikosongkan.
DAFTAR PUSTAKA

Judha, Mohammad. 2012. Anatomi dan Fisiologi: Rangkuman Sederhana Belajar


Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan dan Keperawatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Pearce. Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:


Gramedia Pustaka

Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai