PENDAHULUAN
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah membaca dan mendiskusikan topik ini dikelas selama 40 menit,
mahasiswa dapat menjelaskan tentang perkembangan farmakognosi dan hal – hal umum
yang berkaitan dengan farmakognosi secara benar dan tepat (C2)
1.2. Pengertian Farmakognosi , Ruang Lingkup dan Kaitannya dengan Ilmu lain
Farmakognosi adalah ilmu terapan yang menguraikan tentang segi biologi, biokimia,
ekonomi, mengenai obat alami dan kandungannya. Dalam arti yang lebih luas, farmakognosi
Bahan Diskusi :
Farmakognosi erat kaitannya dengan obat bahan alam. Alasan apa
yang mendorong masyarakat maupun para ilmuwan tertarik untuk
menggunakan dan mengembangkan produk bahan alam ( back to
nature). Jelaskan opini anda !
Tabel 1. Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tatanama simplisia
Nama latin Bagian Tanaman
Amilum Pati
Bulbus Umbi Lapis
Caulis Batang
Cortex Kulit Kayu
Bahan Diskusi :
BAB II
Bahan Dsikusi :
1. Apa perbedaan Parem, Pilis dan Tapel !
2. Apa yang dimaksud dengan simplisia, sediaan
galenik dan bahan tambahan ?
Obat tradisional yang diproduksi untuk tujuan diedarkan baik di wilayah Indonesia maupun
di luar negeri terlebih dahulu harus didaftarkan sebagai persetujuan menteri kecuali untuk
obat tradisional hasil prosuksi :
1. Industri Kecil Obat Tradisional dalam bentuk rajangan, pilis, tapel dan parem
2. Usaha jamu racikan
3. Usaha jamu gendong
Untuk Obat yang Wajib daftar, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. secara emprik terbukti aman dan bermanfaat untuk digunakan manusia
2. bahan obat tradisional dan proses produksi yang digunakan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan
3. tidak mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai
obat
4. tidak mengandung bahan yang tergolong obat keras atau narkotik
Bahan Diskusi
1. Sebutkan beberapa bahan kimia sintetik yang
mungkin ditambahan pada sediaan obat
tradisional !
2. Dilihat dari aspek hukum penambahan bahan
kimia sintetik pada obat tradsional, bila ada
yang melanggar, sanksi apa saja yang mungkin
didapatnya (dari hukum admisnistrasi, hukum
pidana,dan hukum perdata) !
Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut diatas industri obat tradisioanl (IOT) dan
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) wajib melaksanakan Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB)
(Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 659/Menkes/SK/X/1991 tentang Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik)
Tugas :
Sebutkan
Buku persyaratanJurusan
Ajar Farmakognosi apa Farmasi
saja yang harus
FMIPA Universitas Udayana 9
dipenuhi dalam masing – masing ruang lingkup
CPOTB !
1.3. Peraturan Tentang Distribusi Obat Tradisional
Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang peraturan – peraturan di bidang produksi obat
tradisional, terlebih dahulu kita harus tahu apa itu distribusi / Mengedarkan
Mengedarkan adalah menyajikan, menyerahkan memiliki atau menguasai
persediaan ditempat penjualan, dalam Perusahaan Obat Tradisional atau
di tempat lain, termasuk kendaraan dengan tujuan untuk dijual, kecuali
jika persediaan ditempat tersebut hanya untuk dipergunakan sendiri.
(Permenkes No. 246/Menkes/Per/V/1990)
Obat tradisional yang didistribusikan bisa obat tradisional lokal, simplisia impor atau obat
tradisional untuk ekspor.
Simplisia Impor
Simplisia impor yang diedarkan di wilayah Indonesia harus didaftarkan pada
Departemen Kesehatan RI kecuali simplisia impor untuk keperluan lembaga-lembaga ilmu
pengetahuan dan pendidikan yang telah disetujui Dirjen POM. Pada pendaftran simplisia
impor harus disebutkan :
1. Nama asing, ditulis dalam huruf asing dan huruf latin
2. Nama latin tumbuh-tumbuhan asal dan hewan asal
3. Nama latin simplisia (semua nama latin harus sesuai dengan tatanama latin menurut
farmakope Indonesia )
4. Nama familia dari tumbuh-tumbuhan asal dan hewan asal
5. Khasiat atau kegunaan dari simplisia yang bersangkutan
6. pemerian (tentang bau dan rasa)
7. uraian tentang makroskopik (bentuk, ukuran warna, sifat patahan atau irisan
melintang dan ciri-ciri khas lainnya)
8. Uraian mikroskopik (susunan histologis)
9. cara identifikasi kimia (reaksi warna, reaksi pengendapan dan analisa kwalitatif
dengan KLT)
10. syarat kemurnian (bahan organik asing, kadar abu, kadar abu yang larut dalam asam,
dan sebagainya)
11. penetapan kadar sari yang larut dalam air dan etanol 95%
MEMENUHI DISETUJUI
PERSYARATAN
SETIAP TAHUN
WAJIB
MENYAMPAIKAN
INFORMASI IJIN EDAR NO.
PENDAFTARAN
2 TAHUN
BERTURUT- TURUT
TIDAK IJIN DIBATALKAN
MENYAMPAIKAN
Penjelasan Skema :
Obat tradisional didaftarkan ke DIRJEN POM dengan kriteria sesuai dengan persyaratan obat
wajib daftar. Bila tidak memenuhi persyaratan maka ditolak sedangkan bila sudah memenuhi
persyaratan disetujui dan dikeluarkan no pendaftaran . Obat tradsional yang sudah mendapat
no. Pendaftaran diijikan beredar dengan syarat setiap tahun harus menyampaikan informasi
Bila 2 tahun berturut – turut tidak menyampaikan informasi maka no. Pendaftaran akan
dibatalkan. Pendaftaran obat tradisional juga akan dibatalkan jika terjadi salah satu dari hal-
hal berikut :
1. obat tradsional yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan obat wajib daftar
2. penandaan obat tradsional yang bersangkutan menyimpang dari yang disetujui
Bahan Diskusi:
Mengapa ijin edar suatu obat tradisional bisa
dibatalkan. Jelaskan!
BAB III
VARIABILITAS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
BAHAN ALAM
Dibandingkan dengan tanaman budidaya, tanaman liar sebagai sumber simplisia mempunyai
beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan simplisia dengan mutu yang memenuhi
standar tetap yang dikehendaki. Hal ini disebabkan karena :
a. unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ tanaman sulit atau tidak
dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia sering
dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu pengumpulan simplisia yang
bersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis yang dikehendaki dari suatu simplisia
sering berubah apabila umur tanamn dari suatu pengumpulan ke waktu pengumpulan
lain tidak sama.
b. Jenis (spesies) tanaman yang dikehendaki sering tidak tetap dari satu waktu
pengumpulan ke waktu pengumpulan berikutnya. Sering timbul kekeliruan akan jenis
tanamn yang dikehendaki. Dua jenis tanaman dalam satu marga kadang mempunyai
bentuk morfologi yang sama dari pengamatan seseorang (pengumpul) yang sering
bukan seorang ahli / seorang yang berpengalaman dalam mengenal jenis tanaman
yang dikehendaki sebagai sumber simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman akan
berarti perbedaan kandungan senyawa aktif .
c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki. Satu jenis
tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan lingkungan yang berbeda
(ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang diperoleh dari satu
Bahan Diskusi:
Jelaskan pengaruh sumber bahan baku simplisia terhadap
kandungan senyawa aktifnya!
TEKNIK PENGUMPULAN
Panen dapat dilakukan dengan tangan, tanpa atau dengan menggunakan mesin. Apabila
pengumpulan dilakukan secara manual langsung (pemetikan) maka ketrampilan pemetik
dalam menentukan dan memetik organ yang sesuai dari tanaman sangat penting
diperhatikan. Dalam hal ini pengalaman memegang peranan penting. Ketrampilan
diperlukan untuk memperoleh simplisia yang benar dan tepat (misalnya kalau diperlukan
daun muda, tidak terpetik daun tua dan ranting) serta tidak merusak tanaman induk
(terutama untuk tanaman yang dipanen organya beberapa kali). Alat yang digunakan
untuk memetik (misalnya pisau) juga dipilih yang sesuai dan tepat. Alat dari logam tidak
digunakan jika merusak secara kimiawi senyawa aktif dalam simplisia (misalnya :
simplisia yang mengandung golongan fenol, glikosida).
Cara pemanenan mekanik dengan menggunakan mesin diperlukan apabila dari segi
pertimbangan ekonomi keadaaan simplisia yang dikumpulkan dapat dilaksanakan.
Penggunaan mesin-mesin biasanya digunakan untuik memanen simplisia dari tanaman
sekali panen.
b. Sortasi Basah
Sortasi basah bertujuan untuk membersihkan benda- benda asing yang berasal dari luar.
Sortasi Basah
Bagian tanaman
Rumput
lain
Menurut Frazier (1978) pencucian sayuran sebanyak satu kali mengurangi jumlah
mikroba sebesar 25%, sebanyak tiga kali mikroba berkurang 58%. Bakteri-bakteri
pencemar air contohnya : pseudomonas, proteus, escherichia, bacillus, dll.
d. Pengubahan Bentuk
Pengubahan bentuk bertujuan untuk memperluas permukaan.
Pengubahan Bentuk
Perajangan: Pemotongan:
Rimpang, daun akar, batang
Pengupasan: Penyerutan:
buah kayu
Pemiprilan: Pemecahan:
jagung biji, kayu
e. Pengeringan
Tujuan pengeringan organ tanaman atau tanaman yang dipanen adalah untuk
mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan atau disimpam dalam
jangka waktu relatif lama dengan cara mengurangi kandungan air dan mengehntikan
Pengeringan
PENGERINGAN ALAMIAH
Bergantung dari zat aktif yang dikandung dalam organ tanaman yang
dikeringkan, dapat dilakukan dengan dua cara pengeringan :
1. Panas sinar matahari langsung
Cara ini dilakukan untuk mengeringkan organ tanamn yang relatif keras (kayu,
kulit kayu, biji, dan lai-lain) dan mengandung senyawa bioaktif yang relatif
stabil.
2. Tidak dikenai sinar matahari langsung
PENGERINGAN BUATAN
Pada cara pengeringan ini digunakan alat yang dapat diatur suhu, kelembaban,
tekanan dan sirkulasi udaranya. Misalnya Oven.
Bahan Diskusi:
Buatlah tabel kadar air yang masih boleh ada pada berbagai
organ simplisia !
f. Sortasi kering
Bahan Diskusi:
Apa upaya yang dilakukan agar dicapai kualitas tanaman obat
yang optimal! Jelaskan.
Seperti sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, secara alamiah kualitas senyawa
bioaktif dalam tumbuhan hidup ditentukan oleh faktor internal yaitu genetik dan umur
tanaman, serta dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti klimatik, geografi, hama dan
penyakit, dan lain – lain. Selain kedua faktor tersebut, waktu panen dan penanganan pasca
panen juga dapat berpengaruh terhadap kualitas simplisia. Berdasarkan uraian singkat tentang
fenomena metabolit sekunder diatas, kadar senyawa bioaktif dalam tumbuhan atau
simplisianya cenderung fluktuatif. Oleh karena itu, sebelum dilakukan formulasi dan
manufaktur sediaan obat alami, kadar senyawa bioaktif harus dibakukan atau distandarisasi.
Tujuannya adalah untuk memperoleh keseragaman komponen aktif, keamanan, kualitas dan
manfaat obat yang dimaksud.
Apa itu standarisasi ???
Standarisasi obat tradisional perlu dilakukan dari hulu ke hilir. Standarisasi dapat
dilakukan melalui penerapna teknologi yang tervalidasi pada proses menyeluruh yang
meliputi : penyediaan bibit unggul (pre-farm), budidaya tanaman obat (on-farm), pemanenan
dan pasca panen (off-farm), ekstraksi, formulasi, uji preklinik dan uji klinik.
a. Pre-Farm
Teknologi produksi benih/bibit unggul tumbuhan obat, secara konvensional ataupun
bioteknologis.
b. On-Farm
Teknologi budidaya tumbuhan obat yang mengacu ”Good Agriculture Practices”
c. Off-Farm
Teknologi panen yang mempehatikan kandungan senyawa aktif berkhasiat obat maupun
parameter kualitas lainnya yang dipersyaratkan
d. Teknologi Pasca panen/pengolahan yang menghasilkan simplisia yang memenuhi
persyaratan.
f. Teknologi pengujian khasiat dan toksisiitas pada tingkat pre klinik yang
g. Teknologi pegujian khasiat dan toksisitas pada tingkat klinik yang memenuhi
Manufacturing Practice”
STANDARISASI SIMPLISIA
Apabila sejak penyediaan bibit sudah diterapkan standarisasi, maka tanaman tersebut
akan menghasilkan simplisia dengan kandungan senyawa bioaktif yang tidak fluktuatif.
Budidaya yang menrapkan kaidah Good Agricultural Practice (GAP) akan menghasilkan
STANDARISASI EKSTRAK
Awal mula diperkenalkannya produk herbal berbentuk herbal terstandar terjadi di
tahun 1992 di Eropa, dengan diberlakukannya Hukum Jaminan Mutu Eropa (European
Guaranteed Potency Law). Sejak itu, banyak pihak melihat bahwa penetapan standarisasi
obat herbal merupakan tonggak penting bagi konsumen maupun pengobat tradisional dengan
keyakinan lebih besar akan khasiat obat herbal. Aturan tersebut dibuat dalam upaya
memberikan jaminan Bahwa obat herbal tidak hanya cerita empirik tetapi memang ada
kandungan khasiat yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pengertian umum ekstrak terstandar yang dianut di berbagi Negara belum ada
keseragaman. Namun demikian yang paling umum berlaku adalah berdasarkan dua jenis
acuan yaitu berdasarkan kandungan senyawa aktif dimana prinsip aktivitas biokimianya
sudah diketahui dan berdasarkan senyawa penanda, apabila kandungan senyawa aktifnya
belum diketahui atau tidak terdeteksi dengan peralatan analisa yang ada, sehingga perlu
menggunakan senyawa penanda yang ada dalam tanaman obat tersebut.sebagai tolak ukur
terkandungnya senyawa aktif yang memberikan efek atau khasiat sebagai obat.
Kegunaan ekstrak oabt herbal yang terstandar anatara lain : mempertahankan
konsistensi kandungan senyawa aktif dari setiap batch yang diproduksi, pemekatan
kandungan senyawa aktif pada ekstrak sehingga dapat mengurangi secara signifikan volume
permakaian per dosis, sementara dosis yang diinginkan terpenuhi, serta ekstrak yang
diketahui kadar senyawa aktifnya ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembuatan formula
lain secara mudah seperti sediaan cair , kapsul, tablet dan lain-lain.
Parameter yang ditetapkan dalam standarisasi ekstrak antara lain : parameter non
spesifik (susut pengeringan dan bobot jenis, kadar air, kadar abu, sisa pelarut, residu
Bahan Diskusi:
Apa Manfaat dari standarisasi obat tradisional ?
Apa perbedaan jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka
Sebutkan 5 produk fitofarmaka !
Pemeriksaan mutu
g. Kromatografi
Kromatografi lapisan tipis (KLT) merupakan salah satu cara pengujian yang utama dalam
standarisasi simplisia. Cara ini mempunyai tingkat kepekaan yangh cukup tinggi, cepat,
sederhana, dan realtif murah sehingga dapat dilakukan oleh berbagai pihak yang
memrlukannya. Namun akan lebih baik bagi perusahaan atau instansi yang mampu untuk
melengakapinya dengan kromatografi lainnya (KCKT,Gas, dan lain-lain).
h. Penetapan Kadar
Dalam farmakope, pada setiap monografi simplisia penetapan kadar selalu dimaksudkan
untuk zat berkhasiat dan untuk mengontrol mutu simplisia dalam hubungannya dengan
khasiat yang dicantumkan. Zat berkhasiat itu sendiri dalam simplisia dapat berupa zat
TUGAS
Carilah data tentang
berapa persyaratan kadar air,
angka lempeng total, angka
kapang dan khamir, mikroba
pathogen, dan aflatoksin pada
sedian obat tradisional bentuk
rajangan, serbuk, pil,
dodol/jenang, pastiles, kapsul,
tablet, cairan obat dalam, sari
jamu, parem, pilis, tapel,
koyok, cairan obat luar, dan
salep/krim.
I. MINYAK ATSIRI
I.1 KARAKTERISTIK DAN SUMBER
Minyak yang terdapat di alam dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu minyak mineral
(mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan (edible fat) dan minyak atsiri
(essential oil). Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang
(essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman dan seringkali terdapat bersama-sama
dengan resin dan gum. Minyak atsiri tertentu seperti minyak almond diperoleh melalui prores
hidrolisis suatu glikosida. Minyak tersebut pada suhu kamar mudah menguap tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Dalam tanaman, minyak atsiri mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Membantu proses penyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan
2. Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
3. Sebagai cadangan makanan dalam tanaman
Penggunaan minyak atsiri dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bidang Pengobatan
Minyak atsiri yang mengandung fenol dalam jumlah yang cukup besar seperti minyak
cengkeh dan timol digunakan sebagai antiseptik. Beberapa jenis minyak atsiri juga
digunakan sebagai karminativum (minyak jahe, minyak adas, minyak eucalyptus),
Tabel I.4. Minyak atsiri yang berasal dari kulit buah atau buah tanaman.
Nama minyak Tanaman penghasil Negara asal
Juniper Juniperus communis L. Hongaria, California
Lemon (sitrum) Citrus medica L. California
Pepper (Lada) Piper nigrum L. Ceylon, Cina, Madgaskar
Pimenta Pimenta officinalis Lindley Jamaika, Inggris
Vanilla Vanilla planifolia
Coriander (ketumbar) Carandum sativum L. Eropa Tengah
Anise (adas) Pimpinella anisum L. Rusia, Eropa
Grape fruit Citrus decumana L. Florida, Texas
Fennel Foeniculum vulgare Mill. Eropa Tengah, Rusia
Tabel I.5. Minyak atsiri yang berasal dari akar atau rhizoma tanaman.
Nama minyak Tanaman penghasil Negara asal
Vetiver (akar wangi) Vetiveria zizanoides Indonesia, Lousiana
Turmeric (kunyit) Curcuma longa Amerika Selatan
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh minyak atsiri dari
tanaman. Untuk bahan yang keras seperti biji, batang, kulit batang dan akar, perlu diserbuk
terlebih dahulu untuk mempermudah penyarian. Setelah diserbuk, dilakukan penyarian
dengan menggunakan salah satu dari metode dibawah ini.
1. Destilasi air. Prinsip teknik destilasi adalah: serbuk bahan dipanaskan, kemudian uap
dari serbuk bahan tersebut dilewatkan pada pendingin atau kondensor sehingga akan
mengahasilkan tetesan atau destilat. Pada destilasi air semua serbuk bahan harus terendam
dalam air, karena air akan masuk kedalam sel-sel minyak dan membawa keluar minyak
atsirinya. Teknik ini tidak baik digunakan untuk bahan-bahan yang mudah tersabunkan,
mempunyai titik didih tinggi (minyak akar wangi) dan mudah terhidrolisa.
2. Destilasi uap dan air. Pada teknik ini, air tidak langsung bercampur dengan serbuk
bahan.
3. Metode Ekstraksi. Metode ini menggunakan pelarut mudah menguap, misalnya
benzen dan PE. Dalam metode ini, suhu 50ºC harus dipertahankan selama proses
ekstraksi. Beberapa persyaratan untuk pelarut yang digunakan adalah: melarutkan
sempurna komponen minyak atsiri dalam tanaman, titik didih rendah, tidak bercampur
dengan air, inert, bila diuapkan tidak meninggalkan residu, dan tidak mudah terbakar.
4. Metode Ecuelle. Metode ini khusus digunakan untuk pembuatan minyak atsiri citrus.
Buah citrus digelindingkan melalui suatu parit yang mempunyai duri-duri tajam yang
cukup panjang untuk menembus epidermis dan merobek kelenjar minyak yang terdapat di
FENIL PROPANOID
Fenil propanoid merupakan senyawa yang mengandung cincin fenil (C6) yang
melekat pada rantai samping C3, C2, dan C1.
Struktur C6 – C3 : Sinamaldehid, anetol dan eugenol
Struktur C6 – C2 : Fenil etil alkohol
Struktur C6 – C1 : Metil salisilat
8 Peroksida
Chenopodium Chenopodium Askaridol (60-77%)
ambroisioides
9 Berasal dari glikosida,
bukan terpenoid
Mustard Brassica spp Glukosinolat
Wintergreen Gaultheria procumbens Metil salisilat
Bitter almond Prunus communis var Benzaldehid dan HCN dari
amara amygdalin
Bahan diskusi : Mengapa daya larut minyak atsiri semakin kecil jika
mengandung banyak senyawa terpen.
I.3.2. SIFAT KIMIA
Sifat kimia minyak atsiri ditentukan oleh konstituen kimia yang dikandungnya
terutama konstituen hidrokarbon tidak jenuh (terpen), dan senyawa senyawa yang tergolong
senyawa ”oxygenated hydrocarbon”. Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri
kerusakan minyak yang mengakibatkan penurunan kualitas minyak atsiri. Ada beberapa
proses yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak atsiri yaitu proses oksidasi,
hidrolisa, resinifikasi (polimerisasi) dan penyabunan.
1. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap pada senyawa
terpen. Proses ini dapat dicegah dengan penambahan antioksidan, misalnya hidrokinon,
mono etil eter, dan etil galat. Disamping itu, ada beberapa jenis minyak atsiri
mengandung antioksidan alamiah yang belum diketahui strukturnya. Antioksidan
merupakan senyawa yang mudah teroksidasi jika terkena oksigen udara tetapi sifatnya
akan kembali seperti semula apabila proses oksidasi selesai. Proses oksidasi dapat
mengakibatkan perubahan bau dan penurunan jumlah konstituen kimia dalam minyak
atsiri., misalnya pada minyak lemon, kadar citral berkurang karena adanya proses
oksidasi yang mengubah citral menjadi asam atau resin.
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisa dalam minyak atsiri terutama terjadi pada minyak yang mengandung
ester, seperti minyak lavender dan minyak pisang atau banana oil. Hidrolisa ester terjadi
pada – OR dari gugus asil sehingga terbentuk asam dan alkohol. Asam yang terjadi dapat
II. RESIN
Resin tidak dapat didefinisikan secara jelas. Secara umum, resin mempunyai 3 (tiga)
karakter yaitu:
1. Karakter fisik
Resin mempunyai bobot jenis yang lebih besar daripada air, berbentuk padatan keras dan
setengah padat. Apabila terkena panas, resin menjadi lebih lembek atau meleleh, resin
yang berupa padatan keras menjadi lembek, dan warnanya lebih terang.
2. Kelarutan dalam pelarut
Resin praktis tidak larut dalam air, sangat jarang larut dalam petroleum kecuali colophony
dan damar. Larut atau sedikit larut dalam alkohol, eter, aseton, kloroform, karbon
disulfida, larutan kloralhidrat dan minyak atsiri.
3. Komposisi kimia
Resin merupakan campuran kompleks dari berbagai konstituen kimia seperti asam, ester
dan glikosida. Hampir sebagian besar resin tidak mengandung unsur N (Nitrogen). Resin
dapat mengalami perubahan dalam penyimpanan, misalnya perubahan warna menjadi
RESIN
COLOPHONY
Merupakan resin sebagai hasil residu dari destilasi terpentin yang berasal dari
oleoresin beberapa spesies Pinus (Familia Pinaceae) antara lain: Pinus palustris Miller, Pinus
toeda Linn., Pinus echinata Miller, Pinus cubensis Grisebach dan Pinus cariboea Mor.
Colophony larut dalam alkohol, eter, kloroform, asam asetat glasial, karbon disulfida, larutan
kloralhidrat dan larut sempurna dalam petroleum. Colophony mengandung 84% abietic acid
(C20H26O2) yang mempunyai isomer α, β dan γ. Selama penyimpanan colophony sangat
mudah teroksidasi oleh udara sehingga kelarutannya dalam petroleum berkurang dan bobot
jenisnya bertambah besar. Dalam bidang pengobatan, colophony digunakan sebagai stimulan
dan diuretik.
BORDEAUX TURPENTINE
Diisolasi dari spesies Pinus maritima Poiret (= Pinus pinaster Ait). Resin ini terdiri
dari pimarinic, pimaric, α dan β pimarolic acid.
VENICE TURPENTINE
Diisolasi dari Larix europoea DC (Familia Pinaceae) yang terdapat di Perancis dan
Utara Italia. Berwarna kekuningan, agak keruh, cair, berbau aromatis dan pahit. Komponen
kimia utamanya adalah α dan β- larinolic acid.
SANDARAC
BAB VI
KARBOHIDRAT
Glukosa diperoleh dari hidrolisis enzimatik dari pati melalui aksi kombinasi α-amilase
dan amiglukosidase. Glukosa biasa digunakan dalam bentuk sediaan larutan parenteral.
Indikasi larutan glukosa 5% dan 10% adalah: pencegahan dehidrasi intra dan ekstrasel,
rehidrasi secara umum saat tubuh banyak kehilangan cairan, profilaksis dan pengobatan
Fruktosa digunakan untuk parenteral feeding, pilihan gula alternative pada diet
diabetes dan nutrisi untuk exercise. Fruktosa dapat menjadi pilihan gula alternative pada diet
diabetes karena resorpsi fruktosa di usus lambat dan tidak memicu sekresi insulin.
Sukrosa
Laktosa
Laktosa adalah gula yang dihasilkan dari susu sapi. Laktosa diperoleh dari whey
dalam produksi keju. Kristal yang tidak murni ini dilarutkan dalam air, dihilangkan warnanya
menggunakan karbon aktif lalu dikristalkan kembali.
Laktosa dalam bidang farmasi dimanfaatkan sebagai pengisi tablet dan nutrisi dalam
makanan bayi. Laktosa berperan dalam keberadaan mikroflora usus karena menghasilkan
Laktulosa
Laktulosa adalah gula semisintetik yang diperoleh dari penyusunan laktosa dalam
suasana basa. Laktulosa jika dihidrolisis akan menghasilkan galaktosa dan fruktosa.
Laktulosa tidak diserap dalam usus dan dimetabolisme oleh bakteri usus menjadi dari
disakarida menjadi asetat dan asam laktat yang terakumulasi sehingga mengiritasi usus dan
memberi efek laksatif.
Xylosa
Xylosa atau D-xylosa atau gula kayu adalah pentosa yang diperoleh dari batang
jagung yang dihidrolisis dengan asam encer menjadi polimer xylan. Xylosa memiliki rasa
manis dan diabsorpsi di usus halus tetapi tidak dimetabolisme oleh mamalia. Penggunaan
xylosa sebagai bahan diagnostik untuk evaluasi penyerapan dalam usus telah disetujui oleh
FDA. Ekskresi relatif dari xylosa pada urin dapat menunjukkan keadaan malabsorpsi usus
yang disebabkan oleh penyakit celiac, sindrom Chron (ileuitis regional), enteritis akibat
radiasi.
Maltodextrin
Maltodextrin adalah campuran polisakarida yang dihasilkan dari hidrolisis parsial
pati. Maltodextrin digunakan dalam produk makanan bayi, zat adhesif pada perban untuk
bedah dan bahan tambahan untuk granulasi.
Asam laktat
Asam laktat adalah cairan seperti sirup, hampir tidak berbau, tidak berwarna atau
kekuningan. Asam laktat dapat bercampur dengan air, alkohol dan eter. Asam laktat diperoleh
dari fermentasi gula atau dibuat dengan cara sintesis.
Asam laktat digunakan sebagai asidulan pada makanan bayi. Natrium laktat dalam
bentuk injeksi digunakan sebagai pengganti elektrolit dan pengobatan metabolisme asidosis
sedangkan kalsium laktat dimanfaatkan sebagai sumber kalsium.
Asam tartrat
Asam tartrat adalah asam dikarboksilat yang dihasilkan sebagai produk sampingan
dari industri minuman anggur. Asam tartrat larut dalam air dan alkohol. Asam tartrat
digunakan sebagai pengganti asam sitrat dalam sistem buffer dan formula effervescent.
Alkohol
Alkohol atau etanol adalah cairan yang mengandung tidak kurang dari 92,3% b/v
yang setara dengan 94,9% v/v etanol pada suhu 15,56oC. Alkohol 70% b/v digunakan sebagai
anti infeksi lokal. Alkohol (5 atau 10%) dan dekstrosa dapat diberikan secara intravena untuk
meningkatkan asupan kalori dan pengganti cairan tubuh.
Alkohol diperoleh dengan destilasi alkohol dari fermentasi wine (brandy), gandum
(wiski), molase (rum). Minuman anggur dimanfaatkan sebagai stimulan ringan dan tonik.
Sementara brandy dan wiski dikategorikan sebagai depresan saraf pusat.
D-Sorbitol
D-manitol
D-manitol adalah alkohol heksahidris yang dihasilkan dari reduksi manosa atau isolasi
dari manna. Manna adalah eksudat kering dari Fraxinus ornus (famili oleaceae). Manna
mengandung 50-60% manitol. Manna juga digunakan sebagai laksatif.
Manitol berbentuk serbuk kristalin berwarna putih, tidak berbau, dan rasa manis.
Manitol terbentuk dalam kristal prisma ortorombik atau bentuk agregat jarum. Manitol larut
dalam air dan alkohol mendidih tetapi hampir tidak larut dalam alkohol dingin.
Manitol tidak diabsorpsi di dalam saluran cerna. Jika diberikan secara parenteral tidak
dimetabolisme dan diekskresikan dengan cepat melalui filtrasi glomerolus. Hal ini
menyebabkan manitol digunakan sebagai perangkat diagnostik atau sebagai diuretik osmotik.
Sodium alginat/algin
Algin adalah produk karbohidrat hasil pemurnian dari ekstrak rumput laut coklat
menggunakan larutan alkali encer. Algin diperoleh terutama dari rumput laut coklat
(Phaeophyceae), spesies Ascophyllum, Ecklonia, Laminaria, Nereocystic, dan Macrocystis
pyrifera.
Sodium alginat berbentuk serbuk, tidak berbau, tidak berasa, berwarna putih
kekuningan. Algin larut dalam air dan membentuk koloidal yang kental tetapi tidak larut
dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam kuat.
Sodium alginat dalam industri farmasi dimanfaatkan sebagai bahan pensuspensi.
Dalam industri makanan, sodium alginat dimanfaatkan dalam es krim, susu, coklat, salad
dressing dan icing.
Agar
Agar adalah bahan koloidal hirofilik yang dikeringkan dari ekstrak Gelidium massa
yang lembut, noniritan, dan membantu gerak peristaltik normal sehingga digunakan sebagai
laksatif. Agar juga digunakan sebagai bahan pensuspensi, emulgator, bahan pembentuk
gelatin pada suppo, lubrikan bedah, disintegran tablet dan sebagai media kultur bakteri.
Karagenan
Karagenan merupakan senyawa galakton dan ester sulfat. Sifatnya mirip dengan
hidrokolid yang diperoleh dari alga merah atau rumput laut. Sumber utama karagenan adalah
Chondrus crispus dan Gigartina mamilosa.
Hidrokolid karagenan dikelompokkan menjadi karagenan κ (kappa), ί (iota) dan λ
(lamda) berdasarkan komposisi ester sulfat. Karagenan κ dan ί bersifat stabil dalam bentuk
larutan dan membentuk gelatin dengan baik. Karagenan λ tidak stabil dalam bentuk larutan
dan digunakan sebagai pengental.
Biji plantago
Biji plantago, psyllium, atau plantain adalah biji matang, kering, bersih dari tanaman
Plantago psyllium atau Plantago indica. Biji plantago mengandung 10-30% hidrokoloid yang
terlokalisir pada lapisan luar biji. Hidrokoloid ini dapat dipisahkan menjadi fraksi
polisakarida asam dan netral. Jika hidrokoloid ini dihidrolisis maka diperoleh L-arabinosa, D-
galaktosa, asam D-galakturonat, L-rhamnosa, dan D-xylosa.
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula sebagai produk
hidrolisis. Yang paling sering muncul adalah β-D-glukosa walupun rhamnosa, digitoxa,
cymarosa dan gula lain juga merupakan komponen glikosida. Jika gula yang dihasilkan
adalah glukosa maka disebut glukosida, tetapi karena gula lain mungkin muncul selama
hidrolisis maka ditambahkan kata glikosida.
Secara kimia, glikosida adalah asetal dengan gugus hidroksil gula terkondensasi
dengan gugus hidroksil dari komponen non gula dan hidroksil sekunder terkondensasi di
dalam molekul gula itu sendiri membentuk cincin oksida. Secara sederhana, glikosida adalah
eter gula. Komponen non gula disebut aglikon dan komponen gula disebut glikon.
Secara biologi, glikosida berperan penting dalam tanaman yaitu terlibat dalam fungsi
regulator, protektif dan sanitasi. Yang memiliki efek terapeutik adalah:
1. Digitalis, Strophantus, Squill, Concallaria, dan Apocynum memiliki efek tonik
jantung.
2. Senna, Aloe, Rhubarb, Cascara sagrada dan Frangula mengandung emodin yang
berguna sebagai laksatif.
3. Wintergreen atau gandapura mengandung gaultherin yang menghasilkan metil salisilat
yang berguna sebagai analgesic topical.
Glikosida sulit diklasifikasikan. Jika diklasifikasikan berdasar gula, ada beberapa gula
yang jarang. Sedangkan jika berdasarkan aglikon, terlalu banyak jenis konstituen dalam
tanaman seperti tannin, sterol, karotenoid, antosianin dan termasuk senyawa yang belum
diketahui. Klasifikasi secara kegunaan terapeutik memudahkan secara farmasetik tetapi sulit
digunakan diluar bidang farmasetik.
BIOSINTESIS
GLIKOSIDA ANTRAKUINON
Sejumlah glikosida dengan aglikon yang berhubungan dengan antrasena ditemukan
dalam tanaman obat seperti Cascara sagrada, Frangula, Aloe, Rhubarb, Senna dan
Chrysarobin. Obat ini berfungsi sebagai katartik kecuali Chrysarobin karena terlalu iritan.
Glikosida ini jika dihidrolisis menghasilkan aglikon di-, tri-, atau tetrahidroksi
antrakuinon atau modifikasinya. Contohnya jika frangulin dihidrolisis maka akan dihasilkan
emodin (1,6,8-trihidroksi-3-metil antrakuinon) dan rhamnosa. Antrakuinon bebas hanya
memiliki sedikit aktivitas terapeutik. Residu gula memfasilitasi absorpsi dan translokasi
aglikon pada situs kerjanya. Glikosida antrakuinon adalah katartik stimulant dan bekerja
dengan cara meningkatkan tonus otot halus dari usus besar.
GLIKOSIDA SAPONIN
Glikosida saponin banyak terdistribusi pada tumbuhan tinggi. Saponin membentuk
larutan koloidal di dalam air dan berbusa jika dikocok. Saponin memiliki rasa pahit, iritan
pada membrane mucus, merusak sel darah merah (hemolisis) dan beracun terutama untuk
hewan berdarah dingin sehingga banyak saponin dimanfaatkan sebagai racun. Saponin yang
palin beracun disebut sapotoksin.
Saponin jika dihidrolisis menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin. Sapogenin
membentuk senyawa yang dapat dikristalkan saat asetilasi.
Tanaman yang mengandung saponin contohnya adalah Glycyrrhiza dan Sarsaparilla.
Sementara Chrysogalum pomeridianum merupakan sumber saponin yang digunakan secara
luas di industri.
Dioscorea
Yam adalah nama popular untuk beberapa spesies Dioscorea dan kadang salah
aplikasi disebut sebagai kentang. Botogenin dan diosgenin merupakan bahan yang digunakan
GLIKOSIDA SIANOFOR
Beberapa glikosida menghasilkan asam hidrosianat sebagai produk hidrolisis yang
umumnya ditemukan dalam tanaman rosaceae. Biasanya disebut sebagai glikosida
sianogenik. Jenis yang banyak terdistribusi adalah amygdalin (catatan: produk hidrolisis
lainnnya adalah benzaldehid, sehingga glikosida yang mengandung amygdalin dapat
diklasifikasikan sebagai glikosida aldehid).
Glikosida sianofor yang umum adalah derivate mandelonitril (benzaldehid-
sianohidrin). Grup ini diwakili oleh amygdalin yang banyak ditemukan pada almond pahit,
apricot, cherry, plum, peach dan biji-bijian dari famili rosaceae lainnya. Selain itu grup ini
juga diwakili oleh prunasin yang terdapat pada tanaman Prunus serotina. Baik amygdalin dan
prunasin menghasilkan D-mandelonitril sedangkan sambunigrin dari Sambucus nigra
melepaskan L-mandelonitril.
Sediaan yang mengandung glikosida sianogenik digunakan secara luas sebagai bahan
tambahan pencita rasa. Beberapa sediaan antikanker mengandung amygdalin atau dikenal
sebagai laetril (vitamin B-17) diklaim memiliki kemungkinan mengontrol anemia (sel darah
Cherry liar
Cherry liar adalah stem batang yang dikeringkan secara hati-hati dari tanaman Prunus
serotina. Batang cherry liar mengandung glikosida sianogenik yaitu prunasin (D-
mandelonitril glukosida), suatu senyawa yang diperoleh dari hidrolisis parsial amygdalin.
Konstituen lainnya adalah enzim hidrolisis, prunase, asam p-kumarat, asam trimetil galat, pati
dan minyak atsiri. Selain itu terdapat pula resin yang jika dihidrolisis menghasilkan
scopoletin. Jika terjadi paparan maka kloroplastid dalam sel batang meningkat maka
persentase glukosida mandelonitril akan meningkat juga.Cherry liar dalam bentuk sirup
digunakan sebagai pencita rasa terutama dalam sediaan obat batuk sebagai ekspektoran
sedative.
GLIKOSIDA ISOTHIOSIANAT
Beberapa biji-bijian dari tanaman Cruciferae mengandung glikosida dengan aglikon
isothiosianat. Aglikon ini dapat berupa rantai alifatik atau aromatic. Glikosida isothiosianat
yang penting diantaranya adalah:
- Sinigrin dari tanaman mustard hitam
- Sinalbin dari tanaman mustard putih
- Gluconapin dari biji “rape”
Mustard
Mustard hitam atau sinapis nigra atau mustard coklat adalah biji matang yang
dikeringkan dari tanaman varietas Brassica nigra. Konstituen mustard adalah 30-35%
minyak, glikosida sinigrin (kalium myoronat) dan enzim myorosin. Jika ada penambahan air
pada biji yang dihaluskan maka sinigrin akan dihidrolisis oleh myorosin menjadi allyl
isothiosianat (minyak mustard) yang volatile, kalium hydrogen sulfat dan glukosa.
Mustard hitam bersifat iritan local dan emetic. Penggunaan secara eksternal sebagai
rubafasien dan vesikan.
Mustard putih atau sinapis alba adalah biji matang yang dikeringkan dari tanaman
varietas Brassica alba. Konstituen myrosin, glukosida, dan sinalbin yang jika dihidrolisis
menghasilkan acrinil isothiosianat.
GLIKOSIDA ALKOHOL
Salicin adalah glikosida dari tanaman Salix sp. dan Populus sp.. Kebanyakan batang
pohon willow dan poplap mengandung salicin. Sumber utama salicin adalah Salix purpurea
dan Salix fragilis. Glikosida populin yang merupakan benzoil salicin dapat diasosiasikan
dengan salicin yang berasal dari tanaman famili Salicaceae.
Salicin jika dihidrolisis oleh emulsin menghasilkan D-glukosa dan saligenin (salisin
alkohol). Salicin memili efek farmakologi sebagai anti rematik. Mekanisme kerja salicin
mirip dengan asam salisilat dan diduga salicin dioksidasi menjadi asam salisilat di dalam
tubuh manusia.
GLIKOSIDA LAKTON
Meskipun koumarin banyak terdistribusi pada tanaman, tetapi glikosida yang
mengandung koumari sangat jarang. Beberapa glikosida derivat koumarin terhidroksilasi
terdapat pada beberapa tumbuhan berikut:
- skimmin dari tanaman star anis jepang
- aesculin dari pohon ‘horse chesnut’
- daphnin dari tanaman merezeum
- fraxin dari tanaman ‘ash bark’
- scopolin dari belladonna
- limetin dari jeruk
Dari semua hidroksikoumarin yang disebutkan diatas, tidak ada yang memiliki potensi
sebagai obat.
Derivat koumarin yang memiliki efek farmakologis contohnya scopoletin (6-metoksi-
7-hidrosi koumarin) dari tanaman Viburnum prunifolium atau V. opulus sebagai
antispasmodik. Yang juga memiliki efek farmakologi adalah koumarin yang mengandung
lakton seperti cantharidin dan methoksalen yang digunakan untuk tujuan dermatologi.
Santonin yang dihasilkan dari tanaman Artemisia cina memilki efek anthelmintik, tetapi
penggunaannya di amerika sudah dilarang karena potensi toksisitasnya yang tinggi.
Cantharides
Cantharides adalah serangga kering dari spesies Cantharis vesicatoria atau yang lebih
dikenal sebagai lalat spanyol/rusia atau blister. Cantharides dibuat dengan cara merendam
serangga dalam cuka encer atau serangga diberi uap panas dari larutan cuka, amonia, silfur
dioksida atau kloroform, lalu dikeringkan dengan suhu dibawah 40 oC. Kemudian hasilnya
disimpan dalam tempat tertutup rapat dan diberi beberapa tetes kloroform.
Cantharides bersifat iritan dan dimanfaatkan sebagai vesikan dan rubafasien. Jika
digunakan secara internal, cantharides yang diekskresikan melalui ginjal akan mengiritasi
saluran urin menyebabkan terjadinya priapisma. Efek ini dianggap sebagai afrodisiak tetapi
pemakaian secara internal ini berbahaya. Cantharides digunakan secara opikal untuk
menghilangka ‘warts’
Psoralen
Psoralen adalah furokumarin fotosensitisasi yang terdapat pada famili tanaman
Umbelliferae yang biasanya menyebabkan fototoksik. Methoksalen, 8-metoksi psoralen atau
xanthotoksin berasal dari tanaman Ammi majus. Methoksalen dapat memfasilitasi
repigmentasi pada vitiligo idiopatik dan penanggulangan psoriasis. Methoksalen dapat
diberikan secara oral atau topikal. Selama terapi menggunakan methoksalen pasien harus
menghindari paparan sinar matahari. Efek samping dari penggunaan methoksalen adalah
karsinogenesis, katarak dan degenerasi kulit sehingga penggunaanya harus dibawah
pengawasan spesialis.
GLIKOSIDA FENOL
Kata alkaloid dikenalkan pertama kali oleh W. Meisner pada awal abad 19 untuk
senyawa bahan alam yang beraksi seperti basa. Tidak ada definisi yang sederhana dan tepat
untuk alkaloid, kadang sulit untuk membedakan antara alkaloid dan metabolit yang
mengandung nitrogen. Alkaloid dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Alkaloid sejati
Alkaloid sejati adalah senyawa yang mengandung nitrogen pada struktur heterosiklik,
struktur kompleks, distribusi terbatas yang menurut beberapa ahli hanya ada pada
tumbuhan. Alkaloid sejati ditemukan dalam bentuk garamnya dan dibentuk dari asam
amino sebagai bahan dasar biosintesis.
2. Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid memiliki sifat seperti alkaloid sejati tetapi tidak diturunkan dari asam
amino. Contoh: isoprenoid, alkaloid terpenoid (coniin) dan alkaloid steroidal
(paravallarine)
3. Protoalkaloid
Protoalkaloid adalah senyawa amin sederhana dengan nitrpgen tidak berada pada
cincin heterosiklik. Contoh: mescaline, betanin dan serotonin
Selain pada tumbuhan alkaloid juga ditemukan pada bakteri seperti pyosianin yang
dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa sementara pada fungi terdapat alkaloid psilosin dari
jamur halusinogen dan ergomin dari Claviceps sp.
Fungsi alkaloid dalam tanaman saat ini belum diketahui dengan jelas. Ada beberapa
dugaan fungsi alkaloid yaitu sebagai metabolit sekunder yang berguna melindungi tanaman
dari predator, sebagai metabolit akhir yaitu limbah yang tidak berfungsi, sebagai substansi
simpanan atau sebagai regulator pertumbuhan.
Alkaloid banyak dimanfaatkan oleh manusia karena memiliki efek farmakologi
diantaranya:
- depresan saraf pusat: morfin dan skopolamin
- stimulan saraf pusat: strihnin dan kafein
- simpatomimetik: efedrin
- simpatolitik: yohimbin, alkaloid ergot
- parasimpatomimetik: eserin dan pilokarpin
- antikolinergik: atropin dan hiosiamin
- ganglioplegik: spartein dan nikotin
ALKALOID TROPAN
Alkaloid tropan memiliki struktur inti bisiklik mengandung nitrogen yaitu azabisiklo
[3,2,1] oktan atau 8-metil-8-azabisiklo [3,2,1] oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada
angiospermae yaitu famili Solanaceae (Atropa, Brugmansia, Datura, Scopolia, Physalis),
Erythroxylaceae (Erythtroxylem), Proteaceae (Bellendena dan Darlingia) dan
Convolvulaceae (Convovulus dan Calystegia). Alkaloid tropan secara sporadis ditemukan
pada tanaman Bruguiera, Phyllanthus dan Cochlearia.
Secara struktur kimia, alkaloid tropan adalah ester dari alkohol tropan (tropanol) dan
asam dari berbagai struktur alifatik atau aromatik.
Biosintesis alkaloid tropan melibatkan fenilalanin sebagai prekursor pembentukan C 6
– C1 dan C6 – C3 asam aromatik. Untuk pembentukan C5 asam alifatik seperti asam tiglik atau
2-metil asam butanoat dibutuhkan isoleusin sebagai prekursor. Untik membentuk cincin
pirolidin yang merupakan inti tropan dibutuhkan ornitin sebagai prekursor.
Karakter alkaloid yang mengadung inti tropan adalah jika direaksikan dengan asam
nitrat kemudian residu dilarutkan dalam aseton maka akan muncul warna ungu gelap. Hal ini
Atropin
Atropin, hiosiamin dan hiosin memiliki aktivitas yang sama yaitu sebagai
parasimpatolitik. Mekanisme kerja atropin adalah dengan cara inhibisi reseptor muskarinik
pada organ perifer. Atropin menginhibisi asetilkolin berikan dengan reseptornya secara
reversibel dan menimbulkan efek simpatomimetik.
Indikasi terapeutik atropin injeksi adalah untuk pencegahan dan pengobatan blokade
atrioventrikular dan sinus bradikardia, spasmus pada kolik ureter dan anuria, dan parkinson
yang disebabkan oleh neuroleptik serta sebagai ajuvan terapi levodopa. Atropin dapat
berperan sebagai antidot terhadap keracunan antikolinesterase (pestisida organofosforus dan
karbamat), obat yang bersifat parasimpatomimetik atau mediasi kolinergik. Dalam pre-
anestesi, atropin berguna untuk mencegah gejala yang disebabkan stimulasi vagal. Pada tetes
mata, atropin digunakan untuk mengobati inflamasi dan menginduksi sikloplegia pada
pemeriksaan refraksi mata.
Kokain
Kokain adalah alkaloid tropan yang ditemukan pada famili Erityhtroxylaceae spesies
Erythroxylem coca dan E. novogranatense. Tanaman coca merupakan tumbuhan semak,
cabang-cabangnya berwarna kemerahan, daun oval, bunga pentamer berwarna putih
kekuningan.
Kokain secara tradisional dimanfaatkan untuk menahan lapar dan lelah. Tanaman
kokain telah dikultivasi, dioptimasi dan diproduksi sejak 5000 tahun lalu di pegunungan
Andes. E. coca varietas coca merupakan tanaman liar di Peru, Bolivia dan Andes sedangkan
ALKALOID PIRIDIN-PIPERIDIN
Pada proses reduksi, basa tersier piridin dikonversi menjadi basa sekunder piperidin.
Alkaloid dengan struktur inti dari kelompok ini terbagi menjadi 3 sub kelompok yaitu:
1. Derivat piperidin, contohnya lobelin dari lobelia
2. Derivat asam nikotinat, contohnya arekolin dari areca
3. Derivat piridin dan piperidin, contohnya nikotin dari tembakau
Areca
Areca adalah biji matang dan kering dari tanaman Areca catechu (pinang). Areca
biasa dikunyah bersama daun sirih dan gambir. Areca bermanfaat sebagai taeniasida dan
anthelmintik veteriner.
Areca mengandung derivat piridin tereduksi diantaranya arecolin (arecaidine metil
ester), arecaidine (N-metil guvacine), guvacine (asam tetrahidronikotinat) dan guvacoline
(guvacine metil ester). Total kandungan alkaloid dapat mencapai 0,45%. Arecolin adalah
alkaloid yang diperoleh dalam jumlah paling banyak dan paling aktif secara fisiologis.
Arecolin berbentuk cair dan jumlahnya dapat mencapai 0,2%. Areca juga mengandung tanin,
lipid, minyak atsiri dan gum.
Lobelia
Lobelia adalah pucuk daun dan daun kering Lobelia inflata. Tanaman ini merupakan
herba musiman di Amerika tengah dan timur sampai Kanada. Lobelia dimanfaatkan oleh
orang indian sebagai pengganti tembakau. Lobelia memiliki sifat emetik dan mulai
dimanfaatkan sebagai obat pada tahun 1807. Obat ini mengandung 14 alkaloid dengan
lobelin sebagai komponen terbanyak dan paling penting, minyak atsiri, resin, lipid, dan
gum.Lobelin berbentuk kristal sedikit larut air tetapi larut dalam alkohol panas.
Lobelin memiliki efek farmakologis yang mirip dengan nikotin tetapi aktivitas lobelin
lebih lemah dibandingkan nikotin.Lobelin, seperti nikotin, mempengaruhi sirkulasi perifer,
neuromuscular dan sistem saraf pusat. Lobelin dibuat dalam bentuk sediaan tablet atau
lozenges untuk menghentikan kecanduan merokok.Studi menunjukkan lobelin hanya
memiliki efek plasebo dalam menurunkan kecanduan rokok.
ALKALOID QUINOLIN
Alkaloid yang memiliki struktur inti quinolin dihasilkan dari tanaman cinchona
(kina). Alkaloid yang tergolong quinolin diantaranya quinin, quinidin, cinchonin, dan
cinchonidin. Alkaloid cinchona saat ini merupakan satu-satunya kelompok alkaloid quinolin
yang memiliki efek terapeutik. Cinchonin yang merupakan isomer dari cinchonidin
Alkaloid cinchona
Alkaloid cinchona dihasilkan oleh tanaman Cinchona succirubra, Cinchona
ledgeriana dan Cinchona calisaya. Bagian yang dikumpulkan untuk memperoleh alkaloid
adalah kulit batangnya.
Untuk memperoleh alkaloid lebih banyak maka dilakukan hibridisasi antara Cinchona
ledgeriana dan Cinchona calisaya sehingga cenderung tumbuh tinggi dengan cabang
bawah gugur dan mahkota pohon tumbuh rapat sehingga menutupi percabangan.
Percabangan yang terlindung ini bagus untuk menghasilkan quinin. Pohon usia 6-9 tahun
memiliki kandungan alkaloid maksimum pada kulit kayunya. Saat kulit kayunya dikeringkan
maka akan menghasilkan alkaloid 3 kali lebih banyak dari orang tuanya.
Alkaloid ini dibentuk pada sel parenkim pada lapisan tengah kulit kayu. Cinchona
mengandung 25 macam alkaloid yang mirip satu sama lain. Alkaloid cinchona yang penting
diantaranya quinin, quinidin, cinchonin dan cinchonidin yang dapat mencapai 6-7% dimana
50-67% adalah quinin dari kulit kayu kina kuning. Dalam kulit kayu kina merah quinidin
ALKALOID ISOQUINOLIN
Obat-obat penting yang berasal dari alkaloid isoquinolin adalah ipekak, emetin,
hidrastin, sanguinaria, kurare, tubokurarin, berberin dan opium.
Ipekak
Ipekak merupakan rhizoma dan akar kering dari tanaman Cephalis ipecacuanha.
Ipekak mengandung 2% alkaloid ipekak yang larut dalam eter. Ipekak mengandung 5 macam
alkaloid dan yang paling penting adalah emetin, cephalin dan psikotrin.
Hidrastis
Hidrastis adalah rhizoma dan akar dari tanaman Hydrastis canadensis. 3 alkaloid
sudah berhasil diisolasi dari hidrastis yaitu hidrastin, berberin dan canadin. Alkaloid yang
paling penting adalah hidrastin dengan komposisi 1,5-4% dari hidrastis.
Hidrastin dan berberin dimanfaatkan sebagai astringen pada inflamasi membran
mukus. Hidrastin larut dalam alkohol, kloroform dan eter tetapi hampir tidk larut dalam air.
Hidrastin mengkristal dalam bentuk prisma, tidak berbau, pahit dan hidroskopik. Berberin
larut dalam air dan garamnya berbentuk kristal berwarna kuning.
Sanguinaria
Sanguinaria adalah rhizoma kering dari tanaman Sanguinaria canadensis. Sanguinaria
mengandung alkaloid sanguinarin, cheleritrin, protopin dan allokritopin. Alkaloid ini tidak
berwarma tetapi cenderung membentuk garam yang berwarna. Sanguinarin menghasilkan
warna kemerahan sedangkan celetrin kekuningan dalam asam nitrat atau asam sulfat.
Alkaloid sanguinaria dapat ditemukan dalam semua famili Papaveraceae, Ranunculacea,
Berberidaceae dan Menispermaceae.
Sanguinaria yang bagus mengandung tidak lebih dari 5% akar. Rhizoma yang
berwarna abu-abu dan tidak mengandung pati tidak memenuhi syarat.
Tubokurarin
Kurare atau lebih dikenal sebagai racun panah indian Amerika Selatan adalah ekstrak
kering dari kulit kayu dan stem tanaman Strychnos castelnaei, S. crevauxii dan
Chondodendron tomentosum. Setiap suku mempunyai campuran khas untuk racun panahnya,
diantaranya dengan cara merebus kulit kayu kurare dan bahan lain lalu diekstraksi dengan
ALKALOID INDOL
Beberapa alkaloid penting memiliki cincin indol dalam strukturnya. Obat-obat penting
yang mengandung gugus indol adalah rauwolfia (reserpin), catharanthus atau vinca
(vinblastin dan vincristin), nux vomica (strihnin dan brusin), physostigma (fisostigmin), dan
ergot (ergotamin dan ergonovin).
Alkaloid Rauwolfia
Rauwolfia adalah akar kering dari tanaman Rauvolfia sp. salah satunya yang banyak
dikenal adalah Rauvolfia sepertina. Dari 25 spesies Rauwolfia yang diteliti ditemukan 50
macam alkaloid dan beberapa diantaranya memiliki struktur indol. Alkaloid yang ditemukan
dalam Rauwolfia diantaranya reserpin, rescinamin, dan deserpidin yang merupakan alkaloid
indol tersier dengan gugus karboksiklik pada cincin E.
Alkaloid Catharanthus/Vinca
Catharanthus/Vinca adalah seluruh bagian tanaman yang dikeringkan dari tanaman
Cantharanthus roseus dan Vinca rosea. Alkaloid Catharanthus/Vinca memiliki potensi
sebagai antikanker sehingga dilakukan isolasi besar-besaran terhadap alkaloid ini.
Dibutuhkan 500 kg catharanthus untuk menghasilkan 1 g vinkristin. Untuk memenuhi
kebutuhan ini maka tanaman ini dikumpulkan dari Madagaskar, Australia, Afrika Selatan,
Amerika Selatan, Eropa, India dan Amerika Serikat bagian selatan
Karateristik dari efek yang ditimbulkan adalah menghambat pembelahan sel pada
tahap metafase. Vinblastin dan vinkristin berikatan erat dengan tubulin dan mengganggu
sistem mikrotubulus yang merupakan komponen spindel mitotik. Temuan terbaru
menunjukkan bahwa alkaloid ini menghambat polimerisasi dari tubulin menjadi
mikrotubulus.
Vinblastin sulfat adalah garam alkaloid yang diekstraksi dari catharanthus. Vinblastin
sulfat tidak stabil sehingga dikemas dalam ampul yang disegel dan harus disimpan dalam
lemari pendingin untuk memastikan kestabilannya. Alkaloid ini digunakan untuk pengobatan
neoplasma secara luas diantaranya penyakit Hodgkin, limfoma limfositik, limfoma histiositik,
mikosis fungoides, karsinoma testikular, sarkoma kaposi, koriokarsinoma dan kanker
payudara yang tidak merespon pada terapi lain. Vinblastin efektif sebagai obat tunggal tetapi
kadang diberikan dalam bentuk kombinasi dengan obat antineoplastik lainnya untuk
meningkatkan potensi tanpa menambah toksisitas.
Vinkristin sulfat juga dihasilkan dari catharanthus. Perbedaan struktur dengan
vinblastin hanya terletak pada subtitusi N-formil terhadap N-metil pada vinblastin. Vinkristin
Alkaloid Fisostigma
Fisostigma adalah biji matang yang dikeringkan dari tanaman Physostigma
venenosum.Tanaman ini mengandung 0,15% alkaloid fisostigma. Fisostigmin merupakan
alkaloid utama yang berada dalam kotiledon sebanyak 0,04-0,3%.
Fisostigmin adalah inhibitor kolinesterase reversibel sehingga meningkatkan efek
endogen asetilkolin. Pada mata, aktivitas kolinergiknya menyebabkan miosis, kontraksi otot
siliari dan menurunkan tekanan intraokular karena meningkatkan aliran keluar dari cairan
aqueous humor. Fisostigmin digunakan untuk pengobatan glaukoma.
Alkaloid Ergot
Ergot pada mulanya adalah sclerotium kering dari Claviceps purpurea yang tumbuh
pada tanaman Secale cereale. Saat ini alkaloid ergot dapat diperoleh dari fermentasi kaldu
menggunakan miselium dari Claviceps paspali.
Ergot mengandung sejumlah alkaloid diantaranya ergonovin, ergotamin dan
ergotoksin (campuran ergokriptin, ergokristin dan ergokornin).
Ergonovin maleat atau ergometrin maleat berbentuk serbuk mikrokristalin, tidak
berbau dan berwarma kuning pucat. Keunggulannya diantara alkaloid ergot adalah sifatnya
yang larut air. Ergonovin bersifat oksitoksik dan menstimulasi otot uterus lebih cepat
ALKALOID IMIDAZOL
Cincin imidazol (glioxalin) adalah cincin utama dari pilokarpin yang dihasilkan oleh
tanaman Pilocarpus jaborandi. Pilokarpin merupakan alkaloid penting dari kelompok ini.
Pilokarpin adalah basa tersier yang mengandung gugus lakton dan imidazol. Ditinjau dari
struktur, alkaloid ini mungkin dibentuk dari histidin atau suatu metabolit yang ekivalen.
Untuk mendapatkan pilokarpin serbuk dari daun pilocarpus diekstraksi menggunakan
benzena. Ekstrak benzena ini kemudian dikocok menggunakan asam hidroklorida encer atau
asam nitrat. Larutan ini kemudian dibasakan dan dikocok dengan kloroform. Larutan
kloroform ini dikocok dalam asam dan alkaloid akan mengkristal.
Pilokarpin menstimulasi secara langsung reseptor muskarinik pada mata
menyebabkan kontriksi pipil dan kontraksi otot siliari. Pilokarpin dimanfaatkan dalam
pengobatan pilokarpin.
ALKALOID STEROID
ALKALOID AMIN
Alkaloid dalam kelompok ini tidak memiliki atom nitrogen dalam cincin heterosiklik.
Kebanyakan merupakan derivat sederhana dari feniletilamin dan asam amino umum seperti
fenilalanin dan tirosin.
Efedrin
Efedra atau ma huang adalah seluruh bagian tanaman dari Ephedra sinica. Efedrin
atau (-) erythro-α-[1-(metil amino)etil]benzil alkohol adalah alkaloid yang dihasilkan dari
ekstraksi tanaman ini.
Efedrin berbentuk kristal jarum, roset dan berwarna putih. Efedrin adalah
simpatomimetik yang potensial menstimulasi reseptor α, β1 dan β2 adrenergik. Sifatnya
mengeksitasi sistem saraf simpatik menyebabkan vasokonstriksi dan stimulan kardia dan
menimbulkan efek seperti epenefrin. Efedrin digunakan untuk mengatasi tekanan darah
rendah dan asma bronkial.
Kolkisin
Biji kolkisin adalah biji matang dan kering dari tanaman Colchicum autumnale.
Bijinya mengandung 0,8% kolkisin. Kolkisin berbentuk serbuk amorf berwarna kuning pucat
yang berubah warna menjadi gelap jika terpapar sinar matahari.
Gambar VII.1. Skema biogenesis dari flavananon, isoflavon dan flavon (Evans, W.C., 2000).
Berdasarkan struktur inti yang dimilikinya, Flavonoid dapat dibagi menjadi 3 golongan besar
yaitu flavonoid, flavanoid dan antosian, tetapi biasanya ketiga senyawa tersebut disebut
flavonoid dan senyawa pertama (Yang dilingkari) juga namanya flavonoid.
1. FLAVONOID
Flavonoid mempunyai inti berupa cincin piron. Struktur inti flavonoid adalah sebagai
berikut.
Auron
Dilihat dari struktur diatas, dapat disimpulkan bahwa substituen utama pada flavonoid adalah
gugus – OH. Substituen lain yang sering terikat pada struktur inti flavonoid adalah gugus
metoksi ( - OCH3 ), gugus metil ( - CH3 ), gula (mono, di-glukosil, rhamnosil).
Flavon
Kuersetin 3 - rutinosida
Xanthon
Senyawa ini tidak banyak bermanfaat dalam bidang farmasi. Xanthon terutama
ditemukan pada famili Gentianaceae dan Guttiferae. Beberapa juga ditemukan pada famili
Moraceae dan Polygalaceae. Gentisin merupakan xanthon yang dihasilkan dari akar gentian
famili Gentianaceae dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Aktivitas antifungal juga
ditemukan pada xanthon yang diperoleh dari akar Morila laxiflora famili Guttiferae.
Mangiferin merupakan senyawa xanthon dalam bentuk C-glikosida, ditemukan pada
beberapa spesies Hypericum, Cratoxylem pruniflorum dan Swertia chirata. Mangiferin
memepunyai aktivitas anti inflamasi, anti hepatotoksik dan antivirus.
2. FLAVANOID
Pada struktur inti flavanoid terdapat inti berupa cincin piran.
3. ANTOSIANIN
Pada struktur inti antosian terdapat inti berupa cincin pirinium.
Tabel VII.3. Beberapa golongan flavonoid dan tanaman penghasilnya (Evans, W.C., 2000).
Golongan Kandungan Nama kimia Penyebaran
flavonoid kimia
Flavon Chrysin 5,7-dihidroksi Prunus, Populus
Flavon Butin 7,3’,4’-trihidroksi Biji Butea monosperma
Flavon Apigenin 5,7,4’-trihidroksi Parsley, Roman chamomile
flower
Flavon Luteolin 5,7,3’,4’-tetrahidroksi Reseda luteola dan sebagai
glikosida dalam seledri,
peppermint, wortel liar
Flavon Fisetin 3,7,3’,4’-tetrahidroksi Yellow cedar wood
Flavonol Kuersetin 3,5,7,3’,4’, - pentahidroksi Sebagai glikosida rutin
Flavonol Kaemferol 3,5,7,4’- tetrahidroksi Senna
Flavonon Eridictyol 5,7,3’,4’-tetrahidroksi Yerba santa
(Hydrophyllaceae)
Flavonon Liquiritigenin 7,4’-dihidroksi Liquorice
Chalcon Isomer tidak Rutaceae dan Liquorice
stabil dari
flavonon
Xanthon Gentisin 1,7-dihidroksi-3-metoksi Gentiana dan Swertia spp
Isoflavon Formononetin 7,4’-dihidroksi Cimicifuga rhizoma, red
clover flower
Genistein 5,7,4’-trihidroksi Red clover flower, sebagai
glikosida dalam Genista
Biflavon Amentoflavon 5,7,4’-heksahidroksi (2x) Ginko, Hypericum, Rhus
spp
H31C15OCOCH
CH2OCOC15H31
Struktur tripalmitin
MINYAK LEMAK DAN LEMAK
Minyak lemak dan lemak dapat diperoleh baik dari tumbuhan maupun hewan.
Beberapa sifat lemak dan minyak lemak adalah:
1. Tidak larut dalam air
2. Tidak mudah menguap di udara
3. Meninggalkan noda lemak yang permanen pada kertas
4. Berminyak bila dirasakan
5. Larut dalam eter, kloroform, PE
Tabel VIII.1. Beberapa contoh asam lemak jenuh rantai lurus (Evans, W.C., 2000)
Nama umum Nama kimia Struktur
Caprilic acid Asam n-oktanoat CH3(CH2)6COOH
Capric acid Asam n-dekanoat CH3(CH2)8COOH
Lauric acid Asam n-dodekanoat CH3(CH2)10COOH
Myristic acid Asam n-tetradekanoat CH3(CH2)12COOH
Palmitic acid Asam n-heksadekanoat CH3(CH2)14COOH
Stearic acid Asam n-oktadekanoat CH3(CH2)16COOH
Arachidic acid Asam n-eicosanoat CH3(CH2)18COOH
Tabel VIII.2. Beberapa contoh asam lemak tidak jenuh rantai lurus (Evans, W.C., 2000)
Jumlah
Nama umum ikatan Struktur
rangkap 2
Palmitoleic 1 CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH
acid
Oleic acid 1 CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
Petroselinic 1 CH3(CH2)10CH=CH(CH2)4COOH
acid
Ricinoleic 1 CH3(CH2)5CH(OH) CH2CH=CH(CH2)7COOH
acid
Erucic acid 1 CH3(CH2)7CH=CH(CH2)11COOH
Linolenic acid 2 CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH
α-Linoleic 3 CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH
acid
γ-Linolenic 3 CH3(CH2)4CH =CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)4COOH
acid
Arachidonic 4 CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH
acid (CH2)3COOH
Dibawah ini adalah beberapa contoh bahan alam yang mengandung minyak lemak dan lemak
dan banyak digunakan di bidang pengobatan.
1. Olive oil
Bilangan asam ditentukan dari jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan
asam bebas dari 1 gram minyak lemak. Semakin tinggi bilangan asam berarti ketengikan
minyak juga tinggi. Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah mg KOH yang diperlukan
untuk menetralkan asam bebas dan menghidrolisis ester dari 1 gram minyak lemak.
Sedangkan bilangan iod menunjukkan jumlah ikatan tak jenuh dalam minyak lemak.
Beberapa minyak lemak seperti Linseed oil memiliki bilangan Iod yang tinggi (>175).
Linseed oil yang mengalami hidrolisa terbukti memiliki aktivitas antibakteri yang poten
terhadap Staphylococcus aereus yang resisten terhadap antibiotik melalui penggunaan secara
topikal. Selain parameter diatas, parameter kuantitatif yang penting untuk minyak lemak
adalah rotasi optik (seperti pada minyak jarak), indeks bias dan specific gravity.
LEMAK
1. Wool fat (Anhydrous lanolin, Adeps lanae)
Wool fat (Anhydrous lanolin, Adeps lanae) dimurnikan dari wool domba (Ovis aries)
famili Bovidae. Wool fat larut dalam eter dan kloroform, dan seperti malam yang lain
dapat mengalami penyabunan dengan larutan alkali dalam alkohol. Hydrous wool fat
(Lanolin) mengandung 25% air. Konstituen utamanya adalah kolesterol, isokolesterol,
lanoceric, lanopalmitate, dan carnaubic acid. Wool fat biasanya digunakan sebagai basis
dalam pembuatan krem dan salep.
Bilangan ester adalah perbedaan dari bilangan penyabunan dan bilangan asam.
Bahan diskusi : apa perbedaan lemak dan minyak lemak dengan malam?
VIII.2. STEROID
Steroid merupakan lipid terpenoid dengan ciri khas adanya 4 (empat) inti cincin
karbon. Steroid tersebar pada tumbuhan, hewan dan fungi. Semua steroid berasal dari
kolesterol baik kolesterol yang diperoleh dari luar sel maupun kolesterol yang disintesis
dalam sel. Jenis-jenis steroid ditentukan berdasarkan gugus fingsi yang terikat pada struktur
inti.
Tabel VIII.6. Genin dari beberapa glikosida jantung (Evans, W.C., 2000)
Nomor atom karbon (C)
Genin
1 3 5 10 11 12 14 16
CARDENOLIDA OH CH3 OH
Digitoksigenin OH CH3 OH OH
Gitoksigenin OH CH3 OH OCHO
Gitaloksigenin OH CH3 OH
Digoksigenin OH CH3 OH OH
Diginatigenin OH CH3 OH OH OH
Strophanthidin OH OH CHO OH
Ouabagenin OH OH OH CH2OH OH OH
DIENOLIDA
Scillaridin A* OH CH3 OH
Scilliphaeosidin* OH CH3 OH OH
Hellebrigenin OH OH CHO OH
Keterangan : * = memiliki ikatan rangkap pada C4-C5
Dilihat dari biogenesisnya, aglikon dari glikosida jantung berasal dari asam
maevalonat tetapi molekul akhir merupakan kondensasi dari steroid C21 dengan unit C2
(pada Cardenolida). Bufadienolida merupakan produk kondensasi dari steroid C21 dan unit
C3.
Gambar VIII.1. Biosintesis Cardenolida dan Bufadienolida
VIII.3. PEPTIDA
Peptida mencakup banyak sekali senyawa mulai dari senyawa dengan bobot molekul
rendah sampai senyawa dengan bobot molekul tinggi. Biasanya senyawa-senyawa tersebut
mempunyai sifat fisika, kimia dan aktivitas farmakologi yang berbeda. Peptida dengan bobot
molekul rendah, hanya terdiri dari 2 unit asam amino (dipeptida) yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Tripeptida merupakan gabungan 3 asam amino dan polipeptida merupakan
gabungan banyak asam amino. Peptida dengan bobot molekul tinggi merupakan gabungan
beberapa unit asam amino membentuk peptida protein sederhana seperti albumin, globulin,
prolamin, glutalin, protein kompleks, protein terkonjugasi seperti casein, nukleoprotein dan
lipoprotein.
Beberapa senyawa peptida dengan bobot molekul rendah, adalah antibiotik dengan
struktur polipeptida siklis, misal : gramicidin, bacitracin, polymyxin, dan hormon peptida,
misal : oksitosin, vasopresin (hormon yang berasal dari kelenjar pituitari posterior) dan
glutation yang ditemukan pada hampir semua sel hidup.
Sintesis peptida dijelaskan melalui gambar berikut.
HORMON PEPTIDA
Berdasarkan gambar dibawah, dapat dilihat bahwa beberapa hormon peptida yang
penting dihasilkan dari kelenjar pituitari atau kelenjar hipofise. Kelenjar pituitari anterior
mensekresikan beberapa hormon yang mempengaruhi metabolisme tubuh, antara lain:
1. Luteinizing hormone (LH) dan Folicle stimulating hormone (FSH) yang bekerja pada
gonad. Keduanya sering disebut gonadotropin hormon.
2. Prolaktin, merupakan hormon laktogenik yang mengontrol sekresi air susu
4. Hormon pertumbuhan (Growth Hormone), bekerja pada tulang, otot dan liver.
Kelenjar pituitari diambil dari beberapa spesies mamalia, seperti domba dan babi,
tetapi kebanyakan diambil dari sapi (Bos taurus Linn.) karena memberikan hasil yang lebih
baik. Setelah diisolasi dari mamalia penghasilnya, kelenjar pituitari tersebut harus segera
disimpan dalam kondisi dingin dan kondisi tersebut dijaga sampai kelenjar tersebut
digunakan dan sebaiknya digunakan dalam 24 jam setelah diisolasi.
Hormon peptida lain seperti insulin, umumnya diperoleh dari pankreas babi (Sus
scrofa) famili Suidae dan sapi (Bos taurus Linn.) Famili Bovidae. Crude insulin diperoleh
dengan mengekstraksi pankreas segar dari babi dengan alkohol dan natrium bikarbonat.
Pankreas segar dapat menghasilkan 0,2% crude insulin. Insulin merupakan hormon yang
penting dalam pengobatan diabetes karena berfungsi untuk mengontrol kadar gula dalam
darah.
PENGERTIAN
Enzim adalah katalis organik yang dihasilkan oleh organisme hidup, dapat
menyebabkan terjadinya reaksi komplek yang mendukung kehidupan. Karakteristik enzim
antara lain :
Berupa koloid yang dapat larut dalam air dan alkohol encer, tapi terendapkan oleh
alkohol pekat
I. ESTERASE
Lipase adalah lipolitik enzim yang tersebar luas pada binatang dan sayuran, terdapat
dalam pancreas binatang dan minyak pada biji-bijian. Lipase menyebabkan
terhidrolisisnya lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Pectase mengubah pectin menjadi asam pektat dan methyl alkohol.
Steapsin adalah lipolitik enzim yang mencerna lemak.
Urease terdapat dalam kedelai digunakan dalam laboratorium untuk mengubah urea
menjadi ammonia.
EKSTRAK MALT
Malt atau malted barley dihasilkan oleh varietas Hordeum vulgare Linne (Fam.
Graminease), mengandung dextrin, maltose, glucose dan amylolitic enzim. Digunakan secara
luas dalam industri bir dan alkohol. Dalam farmasi digunakan sebagai bulk-laxative.
PEPSIN
PANCREATIN
Merupakan subtansi yang mengandung ezim antara lain amylase, lipase, dan protease.
Diperoleh dari pancreas babi, Sus scrofa Linne var domesticus Gray (Fam Suidae) atau lembu
jantan, Bos taurus Linne (Fam Bovidae), digunakan untuk penyakit celiac dan penyakit yang
berkaitan dengan defisiensi pancreatin.
TRYPSIN
Merupakan hasil kristalisasi dari ekstrak kelenjar pancreas dari lembu jantan, Bos
Taurus Linne (Fam Bovidae). Trypsin memberikan aktifitas optimal dalam medium alkali pH
8, sedangkan pepsin hanya dapat bereaksi dalam medium asam, sehingga lebih aktif
dibandingkan pepsin. Berfungsi mengubah proteosa dan peptone menjadi polipeptida dan
asam amino. Tripsin dapat digunakan secara oral, topical, inhalasi, dan injeksi pada necrosis
debridemen dan lesi permukaan gusi. Tapi pengunaan secara umum adalah topical dengan
aerosol untuk pembersih luka.
PAPAIN
Papain dihasilkan dari getah kering buah Carica papaya Linne (Fam. Caricaceae)
yang telah dimurnikan, papain mengandung beberapa enzim, satu atau lebih proteolitik enzim
antara lain peptidase mengubah protein menjadi dipeptida dan polipeptida, enzim mirip
rennin, amylolitic enzim, clotting enzim sama dengan pectase dan enzim yang memiliki
aktivitas lemah pada lemak.
Papain digunakan sebagai digestan protein karena memiliki aksi yang sama dengan
pepsin, digunakan untuk meredakan simptom episiotomi, sebagai bahan tambahan dalam
cairan lensa kontak, dan diindustri daging digunakan untuk mengempukkan/melunakkan
daging.
STREPTOKINASE
Streptokinase adalah protein yang dimurnikan dari bakteringrup C β-hemoliytic
streptococci, yang mengubah plasminogen menjadi enzim proteolitik plasmin. Plasmin
berubah menjadi fibrin, fibrinogen dan plasma protein yang lain.
Digunakan pada pengobatan emboli paru, thrombosis vena dalam, thrombosis pada arteri
emboli pada okulasi kanula arteri, dan thrombosis arteri koroner.
UROKINASE
Urokinase adalah enzim yang didisolasi dari urin manusia atau dari ginjal manusia
dengan kultur jaringan, memiliki dua bentuk yang keduanya memiliki efek klinis yang
hampir sama, tapi memiliki berat molekul yang berbeda.
Aktivitas enzim pada sistem fibrinolitik endogen, mengubah plasminogen menjadi
enzim plasmin. Plasmin berubah menjadi fibrin, fibrinogen dan plasma protein yang lain.
FIBRINOLISIN
Fibrinolisin terdapat pada serum darah sebagai protease dan dalam plasma sebagai
precursor inaktif profibrinolysin (atau plasminogen). Fibrinolisin dibuat secara komersial
dengan mengaktifkan fraksi plasma darah dengan streptokinase. Digunakan untuk
pengobatan pengumpalan darah pada sistem kardiovaskuler khusus pada kasus trobosis pada
koroner dan arteri cerebral.
DESOXYRIBONUCLEASE atau DEOXYRIBONUCLEASE
Desoxyribonuclease atau deoxyribonuclease adalah enzim nukleolitik yang diperoleh
dari pemurnian kelenjar pancreas bovine. Mengkatalisis pemecahan molekul asam
BAB XII
VITAMIN
PENGERTIAN
Vitamin adalah zat organik yang tidak disintesis dalam tubuh, dalam jumlah kecil sangat
penting untuk pemeliharaan metabolisme yang normal. Vitamin tidak menghasilkan energi
dan bukan merupakan bahan pembentuk struktur sel.
Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan penyakit seperti beri-beri, ricket,
scurvy, xeropthalmia, atau suatu kondisi tanpa gejala yang jelas.
Istilah vitamin timbul tahun 1911, dimana pada waktu itu senyawa amin yang
diisolasi dari kulit padi mendapat perhatian karena dapat mencegah beri-beri, senyawa
essensial ini atau vital amin disebut vitamin. Istilah vitamin tetap dipakai sampai sekarang
Retinal
Retinol
Vitamin D2 berasal dari Ergosterol suatu steroid dari tanaman. Vitamin D disebut Sun
Shine Vitamin sejak sinar UV terlibat dalam perubahan provitamin D menjadi Vitamin D 3 dan
D2.
UV
7-dehidrocholesterol cholecalsiferol
UV ergocalciferol
ergosterol
VITAMIN E
Istilah yang diberikan kepada bermacam-macam bentuk α tokoferol, termasuk
dextrorotatory isomer, campuran rasemisnya serta ester asetat dan asam suksinat. Bentuk
bebasnya mudah teroksidasi, bentuk ester lebih stabil, β, γ, δ, juga terdapat dialam tapi
aktivitas sebagai vitamin E rendah sekali.
VITAMIN K
Istilah yang diberikan untuk senyawa 2 methyl-1,4 napthoquinon dan derivatnya yang
memiliki aktivitas antihemorragi. Bentuk vitamin K yang ada dialam mempunyai subtituen
alifatik pada atom C no 3. Vitamin K terdapat secara alami dalam dua bentuk vitamin K 1 dan
K2.
VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
Berwarna kuning, stabil terhadap panas dan agak larut dalam air. Vitamin ini
sensitif terhadap cahaya dan akan berubah menjadi lumichrome atau lumiflavin yang tidak
memiliki aktifitas fisiologi, tergantung cuaca dan kondisi keasaman atau kebasaan suatu
larutan. Riboflavin dapat disintesis secara kimia tapi sintesis bakteri lebih diminati karena
ekonomis.
Sumber riboflavin antara lain yeast, telur, kacang-kacangan dan daging. Riboflavin
yang terdapat dalam makanan merupakan bentuk bebas dan sebagai riboflavin 5’ fosfat
(flavin mononukleat/FMN) dan flavin adenine dinucleotide/FAD. Nucleotida terhidrolisis
menjadi riboflavin di saluran gastrointestinal atas, bentuk bebas diabsorbsi langsung ke sel
intestinal mucosa secara transport aktif yang diperbesar oleh garam bile. Riboflavin
difosforisasi oleh flavokinase mucosa, FMN terikat albumin plasma dan ditranspor menuju
hati tempat dimana akan diubah menjadi FAD. Jantung, ginjal dan terutama hati adalah
tempat penyimpanan riboflavin yang terikat (flavoprotein). FMN dan FAD berfungsi
NIACIN
Niacin atau asam nikotinat atau vitamin B3 dapat diperoleh dari daging, ikan,
sereal, kopi dan trytophan. Niacin termetabolisme menjadi niacinamid yang merupakan
komponen nikotinamid, adenine, dinukliotide (NAD) atau koensin I dan nikotenamid,
adeline, dinukliotide, fospat (NADT) atau koensim II, yang berfungsi sebagai transpor
elektron dalam glikogenolisis metabolisme lemak dan respirasi jaringan.
Secara representatif dried yeast terdiri dari kurang lebih 45% protein tiap gramnya,
120 μg thiamine, 40 μg riboflavin, 300 μg niacin dan vitamin lain dalam jumlah kecil.
Dosis penggunaan sebagai suplemen 10 g 4 kali sehari.
VITAMIN C
Vitamin C atau l- ascorbic acid terdapat dialam yang berguna untuk pencegahan
scurvy dan sebagai antioksidan
Disintesa dari D-glucose-o-galactase atau gula yang lain. Dapat diisolasi dari citrus
dan daun mahkota bunga mawar. Terdapat dalam keadaan seimbang dengan dehidro-l-
ascorbic acid, suatu bentuk teroksidasi dari vitamin C, berfungsi sebagai antiscorbut
(pendarahan pada gusi)
Sumber biotin antara lain kuning telur, hati, butir garam, dan susu. Biotin juga
dihasilkan oleh microflora dalam usus, secara komersial dibuat secara sintetis, kekurangan
biotin dapat disebabkan karena Avidin (suatu glycoprotein yang terdapat dalam putih telur)
karena membentuk senyawa komplek avidin – biotin yang tidak dapat diabsobsi, dan
kelainan metabolisme (pembawaan sejak lahir).
Fungsi dari biotin sebagai suatu karboksil – cariying kofaktor dalam beberapa
system enzim karboksilase dan dekarboksilase. Propionic academia, lactic acidosis dan 3-
metil croronil glicinuria yang dijumpai dalam beberapa bayi yang diakibatkan karena
kelainan bawaan dalam metabolisme dari propionil – CoA carboksilase, piruvat
carboksilase dan 3-metil clorotoniyl-CoA carboxylase, semuanya ini adalah carboxylase
yang tergantung pada biotin.
Tanda-tanda kekurangan biotin antara lain alopesia (botak), erythroderma,
descuamativa, dan seborreik dermatitis. Biotin dipakai dalam beberapa produk
multivitamin.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN VITAMIN
Sebagai suatu bahan makanan yang penting bagi binatang, tetapi kepentingan bagi
manusia belum diteliti, secara teknik cholin bukan vitamin, walaupun sering digabungkan
dengan vitamin. Cholin tersedia dalam bentuk garam-garam bilarinal, chloride, dihydrogen
citrate, kadang-kadang dipakai (250 mg-1g/hari) sebagai lipotropic agent dalam kondisi
misalnya liver cirrhosis.
INOSITOL
Mempunyai rasa manis, tidak optis aktif, kadang-kadang digabungkan dengan
vitamin B. Sumber inositol buah polongan, butir gandum, kacang-kacangan dan organ dari
binatang (hati dan ginjal)
PENGERTIAN
Produk dari binatang, produk dari organisme tanaman mikroskopik, secara
langsung/tidak langsung memberikan perlindungan kepada manusia/hewan terhadap
mikroorganisme yang patogen, tidak dapat dianggap sebagai zat kemoterapik, tidak dapat
digolongkan sebagai antibiotika.
Biologik dalam arti luas meliputi produk dari tanaman mikroskopi yakni vaksin,
toksin, toksoida dan tuberculin, dari sumber hewani meliputi serum, antitoksin, dan
globulin. Biologik diklasifikasikan secara general menjadi dua katagori yakni antigen dan
antibodi.
Antigen adalah suatu bahan yang membangkitkan kekebalan.. Secara biologi
antigen adalah suatu zat yang apabila dimasukkan dalam jaringan manusia atau vertebrata
lain akan menyebabkan terbentuknya antibodi. Antigen mempunyai 2 sifat biologi yaitu
imunogenicity yaitu kapasitas untuk membangkitan antibodi dan specificity, diatur pada
tempat – tempat oleh molekul antigen yang dinamakan Antigenik Determinan, ini adalah
tempat dimana antibodi menggabungkan diri.
Secara kimiawi antigen biasanya merupakan protein tapi beberapa polisakarida
dengan berat molekul tinggi juga termasuk antigen. Secara fisika antigen harus mempunyai
berat molekul tinggi BM>10.000, ini dikaitkan dengan sifat biologi immunogenicity.
Contoh antigen yang lansung berkaitan dengan penyakit infeksi antara lain eksotoksin,
protein dan polisakarida diatas permukaan sel dan kapsul dari bakteri, serta lapisan protein
dari partikel virus.
Antitoksin Botulisme berupa larutan steril dari protein yang dimurnikan dan
dipekatkan terutama globulin mengandung zat antitoksin yang diperoleh dari serum darah
atau plasma darah kuda yang telah dibuat kebal terhadap toksin Clostridium botulinum tipe
A dan B/E. Antitoksin ini digunakan dalam penanggulangan segala kasus keracunan yang
disebabkan botulisme.
Antitoksin Tetanus merupakan larutan steril dari protein yang dimurnikan dan
dipekatkan terutama globulin mengandung zat antitoksin yang diperoleh dari serum darah
atau plasma darah kuda yang telah dibuat kebal terhadap toksin atau toksoid tetanus.
Digunakan untuk pengobatan dan profilaksis dari tetanus jika seseorang dinyatakan tidak
memiliki kekebalan pada tetanus. Dosis profilaksis 1500-5000 unit.
PENGERTIAN
Tahun 1906 Von Pirquet pertamakali mendefinisikan istilah alergi dalam
mengambarkan pergantian atau perubahan reaksi dalam badan
Bila seseorang memberikan tanggapan luar biasa terhadap suatu zat atau keadaan
yang tidak diberikan orang lain, orang tersebut dinamakan menderita alergi. Allergen
adalah zat-zat antigenik yang mampu membuat badan menjadi peka sedemikian rupa
sehingga terhadap orang yang sangat peka terjadi tanggapan-tanggapan yang luar biasa.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan alergi antara lain zat yang berasal dari
hayati, zat kimia, zat sintetik, emosi, atmosfer, spikosomatik dan tipe infeksi yang kronik.
Alergen yang dapat menimbulkan gejala-gejala pada penderita harus bersifat antigenik,
artinya harus mampu menimbulkan tanggapan antibodi.
Contoh pada orang yang peka terhadap pecahan serbuk sari Ragweed (rumput-
rumputan). Pecahan serbuk sari yang antigenik masuk ke dalam badan orang yang peka,
membuat badan menghasilkan molekul protein khusus (antibodi), sebagian beredar dalam
aliran darah (sirculation antibody), sebagian lagi menyerang sel-sel dari selaput lendir
hidung (fixed antibody).
Antibodi istimewa ini mempunyai afinitas terhadap komponen kimiawi serbuk sari
ragweed dan serbuk sari sejenis dari suku ragweed, tetapi tidak dapat bereaksi dengan
molekul serbuk sari yang tidak sekerabat, dalam makanan atau dalam zat antigenik yang
lain. Jadi antibodi dianggap sebagai suatu yang spesifik dan karena zat alergenik ini
menghasilkan antibodi spesifik, maka setiap tipe alergi pada dasarnya berbeda dengan tipe
yang lain.
MACAM-MACAM ALLERGEN
Macam allergen antara lain allergen sedot, allergen telan, allergen suntik, allergen
singgung, allergen infektan, dan allergen infestan. Alergi juga dapat disebabkan oleh panas
atau dingin (alergi fisikawi), pergantian iklim (alergi lingkungan), dan kemarahan atau
kekecewaan (alergi psikomotik).
Untuk menemukan faktor penyebab terjadinya alergi, ahli alergi akan
melaksanakan/mencatat sejarah kasus yang lengkap meliputi suatu rangkaian kemungkinan
alergi yang ditunjukkan oleh anggota keluarga yang lain dari penderita, mencatat tipe
gejala, apakah bersifat gastrointestinal, bronchial atau epidermal, bersifat setempat atau
umum, apakah musiman atau menahun.
Allergen Sedot, gejala yang ditimbulkan terbatas pada selaput lendir hidung dan
diwujudkan dengan bersin, keluarnya air mata, gatal-gatal, dan pembengkakan hidung dan
mata. Kondisi tersebut diatas dikenal sebagai sinusitis atau hayfever.
Ada dua macam hayfever yaitu hayfever musiman terjadi selama bulan-bulan
tertentu setiap tahun. Karena hal ini biasa dikaitkan dengan terlepasnya butir serbuk sari
dari tanaman tertentu (polinesis).
Ada dua golongan serbuk sari yaitu serbuk sari udara mempunyai ukuran kecil
diameter 15-45 mikron, tidak lengket dan relatif mempunyai permukaan licin, serbuk sari
diatas terutama dilepas oleh tanaman yang diserbukkan oleh angin (anemophilous),
RIWAYAT KASUS
Untuk menentukan hal-hal yang menyangkut penderita alergi, ahli alergi harus
mencatat dulu riwayat kasus (riwayat alergi dari orang yang bersangkutan, dan semua hal-
hal yang membangkitkan serangan alergi meliputi :
1. Nama dan Jenis Kelamin
2. Status perkawinan
3. Tempat tinggal
4. Keluhan utama
Riwayat kasus yang lengkap meliputi : laporan mengenai urin, darah, ludah,
lendir hidung dan EKG. Bersama dengan pemerikasaan laboratorium oleh ahli alergi
dilakukan penegasan terhadap diagnosa dan juga percobaan untuk menegaskannya dengan
skin test
Skin Test ada dengan dua cara :
1. Uji Gores
Dilakukan seperti vaksinasi cacar yaitu menggores kulit dan memasukkan ekstrak zat
alergenik
2. Uji intra dermal (intra kutan)
Sejumlah kecil ekstrak disuntikkan diantara lapisan kulit.
Ekstrak alergenik adalah sediaan yang stabil dari berbagai zat alergenik untuk
pencegahan alergi sebelum musimnya dan juga untuk pengobatan alergi (kecuali alergi
makanan). Biasanya dengan menyuntikan 0,1 ml ekstrak alergik pada lengan penderita,
dalam waktu 20 menit ahli alergi dapat mengamati reaksi yang timbul.
PENGOBATAN
Jika penderita menunjukkan reaksi positif terhadap serbuk sari ragweed. Ahli alergi
mungking akan memilih metode pengobatan hiposensitasi dengan cara disuntikkan secara
subkutan ekstrak sejumlah tertentu yang sangat encer, dalam jangka waktu yang teratur
dosis dinaikkan sedikit demi sedikit sampai pasien dapat bertahan pada waktu menyedot
serbuk sari ragweed dengan kadar udara musim yang normal dengan efek sakit yang
sedikit.
Pemulihan yang sempurna dari gejala-gejala yang terjadi jarang sekali diperoleh
karena tidak cukup cairan ekstrasi biasanya karena identitas alergenik bahan tidak dapat
ditentukan dengan pasti secara kimiawi dan belum dapat ditentukan kadarnya dalam
ekstrak.
Preseasonal adalah pengobatan yang dilakukan sebelum pelepasan serbuk sari
dalam tanaman. Perennial adalah pengobatan yang terus-menerus sepanjang tahun untuk
beberapa macam alergi. Coseasonal adalah pengobatan dilakukan pada waktu terlihatnya
gejala-gejala.
Pengobatan dengan gejala hiposensitisiasi bermanfaat untuk alergi yang disebabkan
oleh allergen sedot dan allergen singgung. Ahli alergi mungkin memilih menggunakan
obat anti histamine secara oral sebagai terapi pada pemakai ekstrak alergenik.
PENGERTIAN
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan mikroba, dalam konsentrasi
rendah dan secara selektif mampu menghambat atau menghancurkan bakteri atau
mikroorganisme lain melalui suatu mekanisme anti metabolik
Sejarah antibiotik dimulai 2500 tahun yang lalu, jamur pada roti dan kedelai
mampu menyembuhkan infeksi pada luka. Pengembangan antibiotik :
1. Screening sumber mikroorganisme secara luas
untuk mendeteksi antagonisme yang berguna
2. memilih mutan mikrobia
menentukan lingkungan, kondisi nutrisi dan mengembangkan prosedur yang sesuai
untuk memisahkan antibiotik
3. melakukan induksi
bentuk yang spesifik untuk menghasilkan metabolit yang diinginkan
4. manipulasi biologi/kimia
mengubah metabolit hasil fermentasi lewat manipulasi biologik atau kimiawi untuk
hasil yang lebih banyak
5. mengembangkan sintesa untuk tujuan komersial
actinomycetes
Koloni khas
Koloni besar
Potensi ???
Bagan 1
Metode umum skrining antibiotik
Dengan autobiografi
(kombinasi KLT/KK dengan metode biologis
inkubasi
3. CEFALOSFORIN
Terdiri dari 3 generasi yaitu :
Generasi pertama :
Resistan penisilase (cephalosporinase)
Inaktif oleh β-laktamase
Gram + dan gram –
enterobacter dan pseudomonas resisten
Haemophilus kurang aktif dibanding ampicilin
Cephalothin, cefazolin, cephapirin, cepradin, chefalexin, cefadroxil, cefachlor
Generasi kedua
Spektrum sama dengan generasi I
Lebih aktif thd HI dan GO
Resisten terhadap chepalosporinase
Cefamadazole, cefuroxime, cefonicid,ceforadine, cefoxitin
Generasi ketiga
Aktif terhadap enterobakter dan pseudomonas
Cefotaxime, ceftizoksim, cefoperazone, ceftazidime, ceftriaxone, molactam,
imipenem
4. CHLORAMFENIKOL
Dihasilkan dari Streptomyces venezuelae, aktif terhadap gram + dan gram – ,
ricketsia dan beberapa virus. Aktivitas inhibisi sintesis protein pada level ribosom,
mengikat 50s subunit 70 s ribosom mikrobia dan menghancurkan enzim transferase (enzim
yang mengkatalisis terbentuknya ikatan protein)
6. CYCLOSERIN
Dihasilkan oleh Streptomyces orchidaceus, digunakan untuk pengobatan TBC
dikombinasi dgn isoniazid. Aktivitas antibakteri adalah dengan menghambat pembentukan
dinding sel (meninhibisi alanin racemase)
7. POLIPEPTIDA
Antibiotik ini tidak diambsorbsi diintestinas, sehingga pengunaan secara sistemik
mengakibatkan terjadinya neprotoksisitas. Aktivitas dominan pada Gram + , kecuali
polimiksin pada gram – dan sebagai antineoplastik pada bleomycin. Antibiotika yang lain
yang masuk dalam golongan polipeptida adalah colistin, bacitracin dan vancomycin.
Mekanisme aksinya berbeda-beda, polimiksin memililiki surfaktan yang dapat
berintraksi dengan sel bakteri yang memiliki membrane lemak yang anionik. Bacitracin
mekasisme aksinya menginhibisi sintesis mukopeptida dinding sel bakteri dan mekasisme
aksi bleomysin menginhibisi sintesis DNA.
3. MAKROLIDA
Cincin makrilacto yang terikat 1 atau 2 gula (gula deoxy), tdak stabil dalam asam
lambung. Mekanisme aksi inhibisi sintesis protein. Erytromicin spesifik untuk infeksi yang
disebabkan oleh legionella pnemophyla) di hasilkan oleh Streptomyces erythreus.
4. POLYENE
Molekul terdiri atas ikatan rangkap terkonjugasi, tidak memiliki aktivitas
antibakteri tetapi memiliki aktivitas terhadap fungi. Tidak stabil, kutang diabsorbsi di
intestinal dan toksik jika diberikan secara sistemik. Mekanisme aksi menghancurkan
integritas sel membrane dengan membentuk ikatan pada steroid membrane (bakteri
didnding selnya kurang mengandung steroid). Antibiotik ini biasanya digunakan untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans.Yang termasuk dalam golongan
ini adalah Ampoterisin B (Streptomyces nodosus), Candicidin (Streptomyces griseus),
Nistatin (Streptomyces noursei) dan Natamycin (Streptomyces natalensis)
Antibiotika lain yang juga merupakan turunan asam asetat adalah griseofulvin
(Penicilium griseofulvum) antibiotika ini relative stabil, digunakan secara luas untuk
mengatasi infeksi dermatophyta, dan makanan meningkatkan absorbsin dari griseofulvin.
Rifamfisin ( Streptomyces mediteraranei ) spesifik dan sensitive untuk Mycobacteria
tuberculosis