Anda di halaman 1dari 6

Bab IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Pengamatan sudut diam
Tabel 4.1.1. Gambar hasil pengamatan
No keterangan gambar
1

Replikasi 1

Replikasi 2

Replikasi 3

Tabel 4.1.2. Hasil pengamatan sudut diam


Tinggi Diameter Sudut
Bahan Replikasi Kerucut granul Tgβ diam
(h) cm D r (β)
1 2,8 10 5 0,56 30
Granul 2 3,2 10 5 0,64 30
3 3,3 10 5 0,66 30
Perhitungan :
Replikasi 1 Tg 𝛽=h (tinggi kerucut)/r (jari-jari) = 2,8 cm/5cm= 0,56
Replikasi 2 Tg 𝛽=h (tinggi kerucut)/r (jari-jari) = 3,2 cm/5cm= 0,64
Replikasi 3 Tg 𝛽=h (tinggi kerucut)/r (jari-jari) = 3,3 cm/5cm= 0,66
2. Uji pengepakan
Tabel 4.2. Hasil uji pengepakan
Tinggi permukaan
Waktu
No granul 68,43 gram T% C% Gambar
(menit)
(ml)
1 0 100 - - -
2 5 85 15 17

3 10 80 20 25

4 15 80 20 25

Diketahui rk : M/Vk
ro : M/V0
M : berat granul =
V0 : volume awal
Vt : volume akhir
Perhitungan :
Harga Tap T%
(𝑉0−𝑉𝑡) (100 𝑚𝑙−85 𝑚𝑙)
Waktu 5 menit : × 100% = × 100% = 15%
𝑉0 100 𝑚𝑙
(𝑉0−𝑉𝑡) (100 𝑚𝑙−80 𝑚𝑙)
Waktu 10 menit : 𝑉0
× 100% = 100 𝑚𝑙
× 100% = 20%
(𝑉0−𝑉𝑡) (100 𝑚𝑙−80 𝑚𝑙)
Waktu 15 menit : 𝑉0
× 100% = 100 𝑚𝑙
× 100% = 20%

Daya Kompresibiltas (C)


Waktu 5 menit
rk= M/Vk= 68,43 gr/85 ml = 0,80
ro=M/V0 = 68,43 gr/100 ml = 0,68
(𝑟𝑘−𝑟𝑜) ((0,80−0,68)
C= 𝑟𝑘
× 100% = 0,68
× 100% = 17%

Waktu 10 menit
rk= M/Vk= 68,43 gr/80 ml = 0,85
ro=M/V0 = 68,43 gr/100 ml = 0,68
(𝑟𝑘−𝑟𝑜) ((0,85−0,68)
C= 𝑟𝑘
× 100% = 0,68
× 100% = 25%

Waktu 15 menit
rk= M/Vk= 68,43 gr/80 ml = 0,85
ro=M/V0 = 68,43 gr/100 ml = 0,68
(𝑟𝑘−𝑟𝑜) ((0,85−0,68)
C= 𝑟𝑘
× 100% = 0,68
× 100% = 25%

3. Uji distribusi granul selama 10 menit


Tabel 4.3. Hasil pengamatan distribusi granul
No. Nomor ayakan Berat granul (gram) Gambar
1. 20 440
2. 40 42,02
3. 60 6.50
4. 80 1.43
5. Lolos 3,50

B. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada


fluiditas granul. Faktor- faktor yang menentukan sifat alir serbuk atau granul
adalah kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi
percobaan dan kandungan lembab. Semakin besar ukuran partikel maka sifat alir
semakin baik. Semakin bulat tekstur granulnya maka sifat alir semakin baik
sedangkan semakin tidak teratur bentuknya maka sifat alir semakin jelek.
Semakin rapat suatu partikel, sifat alirnya semakin baik. Semakin besar porositas,
kontak antar partikel semakin kecil sehingga fluiditas semakin baik. Untuk
kondisi percobaan dipengaruhi oleh dinding hopper, ukuran hopper, bentuk
hopper, semakin datar bentuknya, akan semakin jelek fluiditasnya, tetapi jika
semakin curam bentuknya akan semakin baik fluiditasnya.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul dilakukan
3 macam uji yaitu pengamatan sudut diam, uji pengetapan dan distribusi granul.
Pada pengamatan sudut diam ukur tingi kerucut yang terbentuk, kemudian di ukur
diameter kerucut, sudut yang terbentuk dan dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
Maka didapatkan hasil sudut diam pada replikasi pertama sampai ketiga yaitu 30°.
Besar sudut diam yang terbentuk merupakan besar sudut yang baik untuk sifat alir
granul. Pada umumnya serbuk/granul baik akan mengalir baik/free flowing
apabila sudut diamnya lebih kecil dari 40°. Jika sudut diam lebih dari 50° maka
pada saat pencetakan tablet akan ditemui kesulitan.
Metode pengetapan pada granul untuk menentukan nilai T% dan nilai C%
berdasarkan waktu yang ditentukan. Tujuan untuk mengetahui seberapa banyak
granul yang dapat masuk dalam ruang kompresi. Untuk uji pengetapan, pertama-
tama tuangkan granul secara pelan pelan kedalam gelas ukur samapai 100 ml.
Dipasang gelas ukur pada alat dan dihidupkan motor. Kemudian dicatat pada
waktu 5, 10, 15 menit. Hasil percobaan metode pengetapan yang didapatkan yaitu
pada menit 5 didapatkan nilai T(%) yaitu 15% dan nilai C% yaitu 17%
sedangkan untuk menit ke 10 dan 15 nilai T% yaitu 20% dan nilai C% yaitu 25%.
Berdasarkan data yang diperoleh serbuk mempunyai alir kurang baik karena
pemampatannya kurang dari 20%. Semakin besar harga T(%) maka sifat alirnya
semakin kecil.
Metode distribusi granul untuk menentukan ukuran granul dari yang
terbesar ke terkecil menggunakan ayakan yang berbeda ukurannya. Semakin besar
ukuran granul maka sifat alir dari granul tersebut semakin baik. Untuk uji
distribusi granul pertama-tama susun ayakan dari nomor 20, 40, 60, 80 dan secara
berurutan dari atas ke bawah lalu tuang 500 gram serbuk lalu ,motor dijalankan
selama 10 menit. Lalu timbang hasil ayakan, maka diperoleh hasil pada ayakan
nomor 20 seberat 440 gram, ayakan nomor 40 seberat 42,02 gram, ayakan nomor
60 seberat 6,50 gram dan ayakan nomor 80 seberat 1,43 gram, hasil terakhir
ukuran partikel yang lebih kecil lagi yaitu 3,50 gram.
BAB V
KESIMPULAN

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada


fluiditas granul. Faktor- faktor yang menentukan sifat alir serbuk atau granul
adalah kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi
percobaan dan kandungan lembab. Hasil sudut diam pada replikasi pertama
sampai ketiga yaitu 30°. Besar sudut diam yang terbentuk merupakan besar sudut
yang baik untuk sifat alir granul. Pada umumnya serbuk/granul baik akan
mengalir baik/free flowing apabila sudut diamnya lebih kecil dari 40°.
. Hasil percobaan metode pengetapan yang didapatkan yaitu pada menit 5
didapatkan nilai T(%) yaitu 15% dan nilai C% yaitu 17% sedangkan untuk menit
ke 10 dan 15 nilai T% yaitu 20% dan nilai C% yaitu 25%. Berdasarkan data yang
diperoleh serbuk mempunyai alir kurang baik karena pemampatannya tidak
kurang dari 20%. Semakin besar harga T(%) maka sifat alirnya semakin kecil.
Metode distribusu granul untuk mengetahui ukuran granul berdasarkan
ukuran ayakan yang telah ditetapkan maka diperoleh hasil pada ayakan nomor 20
seberat 440 gram, ayakan nomor 40 seberat 42,02 gram, ayakan nomor 60 seberat
6,50 gram dan ayakan nomor 80 seberat 1,43 gram, hasil terakhir ukuran partikel
yang lebih kecil lagi yaitu 3,50 gram.
DAFTAR PUSTAKA

American Pharmaceutical Association. 1994. Handbook of Pharmaceutical


Anief M., 1987. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : EGC Press.
Ansel, H.C., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Universitas
Indonesia Press, Jakarta
Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi
ketiga. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Syamsuni, Drs. H. A., Apt.2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai