• V = Tegangan (V)
• I = Arus (A)
• t = Waktu (sekon)
• J = Joule = 0,239 Kal
Sistem Saraf dan Neuron
• Sistem saraf dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
1. Sistem saraf pusat
2. Sistem saraf otonom
Sistem Saraf Pusat
• Terdiri dari : otak, medulla spinalis/korda spinalis,
dan saraf perifer
• Saraf perifer ad serat saraf (neuron) yang
mengirim/menyalurkan informasi sensoris ke otak
atau medulla spinalis/korda spinalis (saraf afferen)
• Serat saraf yang menghantar/menyalurkan
informasi dari otak atau medula spinalis/korda
spinalis ke otot dan kelenjar disebut (saraf
efferen)
Sistem Saraf Otonom
• Mengendalikan berbagai organ internal, mis :
jantung, usus dan kelenjar
• Pengontrolan ini terjadi secara tidak sadar
• Neuron (sel saraf) adalah kesatuan struktur
dan fungsional sistem saraf.
Kelistrikan Saraf
• Serat saraf yang berdiameter besar mempunyai
kemampuan menghantar impuls lebih cepat
daripada serat saraf yang berdiameter kecil.
• Serat saraf dibagi dalam 2 (dua) tipe yaitu : saraf
bermyelin dan serat saraf tanpa myelin
• Serat saraf bermyelin banyak terdapat pada manusia
• Mielin mengaliri listrik sangat rendah
• Potensial aksi makin menurun apabila melewati serat
saraf yang bermielin
• Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang
berdiameter yang sama dan panjang yang sama
sangat tergantung pada lapisan mielin
• Sel mempunyai lapisan yang disebut dengan
membran sel
• Di dalam sel terdapat ion Na , K , Cl dan protein
(A-)
• Sel mempunyai kemampuan memindahkan ion
dari satu sisi ke sisi lain (aktifitas kelistrikan sel)
Kelistrikan Otot Jantung
• Sel membran otot jantung (miokardium)
sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris
• Pada saraf maupun otot bergaris dalam
keadaan potensial membran istirahat
dilakukan ransangan maka ion-ion Na + akan
masuk ke dalam sel dan setelah tercapai nilai
ambang akan timbul depolarisasi
• Sedangkan pada sel otot jantung ion Na +
mudah bocor sehingga segera setelah terjadi
repolarisasi komplit ion Na + perlahan-lahan
akan masuk kembali ke dalam sel dengan
akibat terjadi gejala depolarisasi secara
spontan sampai mencapai nilai ambang dan
terjadi potensial aksi tanpa memerlukan
rangsangan dari luar.
• Membran sel otot jantung tanpa rangsangan
dari luar akan mencapai nilai ambang dan
menghasilkan potensial aksi pada suatu
rate/kecepatan yang teratur.
• Rate/kecepatan ini disebut Natural
rate/kecepatan dasar membran sel otot
jantung
Potensial aksi
• Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah
membran saraf atau otot mendapat ransangan
mencapai nilai ambang.
• Potensial aksi itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk meransang daerah sekitar
sel membran untuk mencapai nilai ambang
Elektroda
• Untuk mengukur potensial aksi
• Untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron
• Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah
perak dan tembaga
• potensial elektroda perak 0,80 V dan tembaga
0,30 V
Macam-Macam Bentuk Elektroda
• Elektroda jarum (mikro elektroda)
• Elektroda mikropipet
• Elektroda permukaan kulit
Bentuk Plat
Bentuk suction cup
Bentuk floating
Ear clip
Bentuk batang
Elektroensefalogram (EEG)
• Pencatatan isyarat listrik otak (aksi sel saraf di
dalam otak)
• 1929 Hans Berger melakukan pengamatan
aktifitas listrik sel saraf pada korteks serebri
(korteks otak)
• Amplitudo dari isyarat EEG merupakan
gelombang denyut demi denyut (peak to peak)
dengan jarak 10 mV – 100 mV pada frekuensi di
bawah 1 Hz sampai lebih 100 Hz
• Elektroda yang dipakai elektroda permukaan
kulit atau elektroda jarum
• Lokasi pemasangan elektroda menurut SI
sebanyak 10 – 20 saluran (elektrode
placement system)
• Secara rutin hanya 8 – 16 saluran elektroda
yang dipergunakan dan pencatatan dilakukan
secara serentak
Tujuan Pemeriksaan EEG
• Pada waktu operasi sebagai alat monitor
• Untuk mendiagnosis epilepsi dan klasifikasi
epilepsi
• Untuk menunjukkan tumor otak, dimana
aktifitas listrik pada daerah tumor akan
menurun
Pemeriksaan EEG
• Pada waktu melakukan EEG penderita dapat menjadi
mengantuk dan kedua mata tertutup frekuensi EEG
berkisar 8 – 13 Hz
• Apabila amplitudo ditingkatkan dan frekuensi
diturunkan penderita bisa tidur ringan sampai tidur
lelap. Pada waktu tidur menunjukkan frekuensi tinggi
(paradoxical sleep (bermimpi) /rapid eye movement
(REM)
• Keadaan santai isyarat EEG 8 – 13 Hz. Pada penderita
melek diatas 13 Hz.
Frekuensi Normal dari Isyarat Listrik EEG