Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


MENGENAL SIFAT PROTEIN BERDASARKAN
REAKSI KIMIA

DISUSUN OLEH

LIZA HARA

GURU PEMBIMBING
Dra. Alma

KELAS : IXc

MTsN 5 AGAM
TP. 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan

puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Kimia Mengenal Sifat Protein Berdasarkan Reaksi Kimia

Laporan percobaan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan

kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari

pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan percobaan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan percobaan pengaruh pengadukan terhadap pembuatan es lilin ini

dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tiku, 14 September 2022

Penulis

LIZA HARA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 1

C. Prinsip Percobaan ............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 2

A. Teori Umum ..................................................................................................................... 2

B. Uraian Bahan .................................................................................................................... 4

C. Prosedur Kerja .................................................................................................................. 4

BAB III METODE KERJA ........................................................................................................... 5

A. Alat ................................................................................................................................... 5

B. Bahan ................................................................................................................................ 5

C. Cara Kerja ......................................................................................................................... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

D. Hasil Pengamatan ............................................................................................................. 6

E. Pembahasan ...................................................................................................................... 6

BAB V PENUTUP ........................................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8

B. Saran ................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
C. BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein adalah molekul organik yang terbanyak didalam sel. Lebih dari 50% berat kering sel
terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah biomomekul yang sesungguhnya, karena senyawa ini
menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan.
Secara kimiawi, protein adalah heterobiopolimer yang terdiri atas satuan-satuan monomer yang
disebut asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu protein dapat mengendap atau
terkoagulasi oleh beberapa senyawa seperti laruatan asam, basa garam dan pelarut organik.
Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut).
Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup. Masih ada lagi
yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan
hidup. Ada protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada percobaan
kali ini akan dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan garam-garam organik atau anorganik dapat
memengaruhi sifat-sifat protein, misalnya struktur dan kelarutannya.
Protein memiliki umumnya larut jika dilarutkan di dalam air, garam, asam, basa, dan pelarut-
pelarut organik seperti etanol, kloroform, dan eter. Protein dapat mengalami denaturasi yaitu
perubahan dan perusakan yang terjadi pada struktur protein dan dapat mengalami koagulasi yaitu
penggumpalan yang terjadi pada molekul protein yang biasanya diawali dengan terjadinya denaturasi.
Dalam percobaan kali ini kita akan membedakan beberapa sifat protein dengan melakukan
beberapa percobaan yang akan dipraktikumkan. Dan yang akan di praktikumkan dalam percobaan kali
ini untuk mengetahui sifat-sifat protein yaitu mengetahui pengaruh pereaksi-pereaksi terhadap
kelarutan protein itu sendiri, sifat dari koagulasi protein dan mengetahui sifat-sifat protein dengan ion-
ion logam.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud
Mengenal beberapa sifat protein berdasarkan reaksi kimia.

Tujuan
1. Menentukan kelarutan protein dalam air, senyawa asam, senyawa basa, dan garam.
2. Menentukan reaksi pada koagulasi protein.
3. Menentukan reaksi protein dengan logam-logam berat.

C. Prinsip Percobaan
Penentuan sifat-sifat protein reaksi antara putih telur (Albumin) dengan bebrapa pereaksi
tertentu.
iv
v
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Kata protein berasal dari protos atau porotes yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Anra Poedjiadi, 1994).
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus
( F.G.Winarno : 1997).
Protein adalah biopolymer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu
dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Asam amino mempunyai dua gugus fungsi
yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang sama. Atom
karbon yang mengikat gugus amino adalah atom karbon α terhadap karboksil, karenanya
dapat disebut asam α amino karboksilat. Rumus umum asam amino ditunjukkan sebagai
berikut, (Tim Dosen Kimia Dasar. 2005)
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebgai zat pembangun
dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C, H, O, N
yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor dan
garam dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.Sebagai
zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu
terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara
besar-besaran, pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan janin dan embrio.
Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan perlu dirombak. Fungsi utama protein
bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang lama
(Winarno : 1997).
Protein merupakan salah satu makronutrien. Tidak berarti bahan maktronutrien lain
(lemak dan karbohidrat). Protein ini adalah strukturnya yang mengandung N, disamping C, H,
O (seperti juga karbohidrat dan lemak), S kadang-kadang P, Fe, dan Cu (sebagai senyawa
kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup
spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan
kandungan N yang ada dalam bahkan makanan atau bahan lain. Apabila unsur N ini
dilepaskan dengan cara destruksi (perusakan bahan sampai terurai unsur-unsurnya) dan N
terlepas ditentukan jumlahnya secara kuantitatif (dengan titrasi atau dengan cara lain) maka
jumlah protein dapat ditentukan (Sudarmadji : 1989).   
Dalam kehidupan protein memegang peranan penting pula. Proses kimia dalam tubuh
dapat berlangsunng dengan baik karena adanya enzim, protein yang berfungsi sebagai
biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri atau penyakit
atau antigen disebut juga protein. (Anra Poedjiadi : 1994)
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan dari tumbuhan disebut protein
nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,
gandum, jagung, dan buah-buahan (Anra Poedjiadi : 1994)
vi
Struktur asam amino di alam kebanyakan merupakan struktur asam amino alfa, yaitu
asam amino organik (alfa COOH) atau gugus karboksil yang mengandung gugus amino (-
NH2) dan atom H yang diikatkan pada karbon alfa. Struktur ini dalam larutan pH fisiologis
berada dalam keadaan dipolar atau disebut zwitterion akibat gugus COOH terdeprotonisasi
dan bermuatan negatif serat gugus –NH 2 dipolar terprotonisasi dan bermuatan positif (Abdul
Toha Hamid : 2001)
Di alam sekitar 300 jenis asam amino. Namun hanya 20 jenis asam amino yang
digunakan sebagai penyusun protein. Sementara itu asam amino sendiri tersusun dari
sedikitnya 4 jenis atom yaitu C, H, O, dan N. Beberapa asam amino lain mengandung S, P,
dan lain-lain (Abdul Toha Hamid : 2001)
Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan
protein sederhana dan golongan gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah
protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan protein gabungan
ialah protein yang terdiri atas protein dalam gugus bukan protein. Gugus ini disebut prostetik
dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat (Anna Poedjaji, 1994)
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan senyawa
yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis
protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, dan nucleoprotein (Anna Poedjaji,
1994)
rotein adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separuh zah-zat yang
berbentuk padat didalam jaringan-jaringan manusia dan hewan mamalia terdiri atas protein.
Protein mempunyai peranan yang penting karena protein bertanggung jawab untuk
menggerakkan otot-otot, protein hemoglobin mempunyai peranan mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan ke seluruh tubuh, sehingga protein sangat penting untuk masing-masing
individu (Sastrohamidjojo H, 2002).
Protein kebanyakan merupakan senyawa yang amorph, tak berwarna, dimana ia tak
mempunyai titik cair atau titik didih yang tertentu. Protein tidak larut di dalam cairan-cairan
organik. Bila dilarutkan dalam air akan memberikan larutan koloidal. Protein diendapkan atau
mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam anorganik
(Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang larut dalam
dalam air (alkohol, aseton), pengendapan in bersifat dapat balik (Sastrohamidjojo H, 2002).
Protein juga merupakan polimer dengan asam-asam amino sebagai monomer. Dua asam
amino berikatan melalui ikatan peptide dengan melepas satu molekul air. Protein merupakan
polipeptida yang pada bagian tengah adalah rantai panjang dengan salah satu ujungnya
adalah gugugs karboksilat dan ujung yang lain adalah gugus amina (Rohman Abdul, 2006).
Protein sangat cenderung mengalami beberapa bentuk perubahan-perubahan yang
dinyatakan sebagai denaturasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena protein peka
terhadap panas, tekanan yang tinggi, alkohol, alkali, urea, KI, asam dan pereaksi-pereaksi
tertentu lan. Denaturasi sering meliputi perubahan-perubahan kimia dalam molekul protein.
Protein yang telah mengalami denaturasi kelarutannya selalu lebih kecil dari bentuk
aslinya, dan aktivitas fisiologi aslinya hilang. Juga kemungkinan keadaan dalam
bentuk Kristal hilang, sedangkan protein yang tidak mengalami denaturasi telah ada
yang dapat dikristalisasikan. Baik denaturasi maupun endapan efek totalnya dikenal
sebai penggumpalan atau koagulasi (Rohman Abdul, 2006).
Protein dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Penyusun senyawa biomolekul seperti nucleoprotein (terkandung dalam inti sel,
tepatnya kromosom), enxim, hormone, antibody dan sarana kontraksi otot.
2. Pembentukan sel-sel baru
3. Pengganti sel-sel pada jaringan yang rusak
4. Sebagai sember energi.
(Sastrohamidjojo H, 2002)
vii
Keistimewaan pada struktur protein adalah adanya atom nitrogen (N). dengan
demikian, salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk analisis kuantitatif
protein adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau
bahan lain (Soewoto Hafiz, 1999).
Adapun sifat-sifat protein adalah sebagai berikut :
1. Tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling.
2. Kebanyakan bersifat koloid hidrofil
3. Larutan protein dapat diendapkan dengan penambahan larutan pekat NaCL,
MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam dan basa.
4. Oleh asam-asam encer semua ikatan peptida protein akan dipecahkan secara
hidrolisis menjadi asam-asam amino.
(Zaenal Abidin, 2011)
B. Uraian Bahan
1. Aquadest ( Dirjen. POM.FI.III.1979: 96)
2. AgNO3 (Dirjen.POM FI III,.1979)
3. NaCl (Dirjen POM, 1979)
4. FeCl3 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
5. HCl (Dirjen POM edisi III, 1979)
6. Na2CO3 (Dirjen POM edisi III, 1979)
7. HNO3 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
8. CuSO4 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
9. Pb(NO3)2 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
10. NaOH ( Dirjen POM edisi III, 1979)
11. Albumin ( Dirjen POM Edisi III, 1979)

C. Prosedur Kerja (Anonim, 2015)


1. KELARUTAN PROTEIN
Isi 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan putih telur. Ke dalam tabung reaksi
yang pertama ditambahkan 3 ml air. Kedalam tabung reaksi ke dua tambahkan 3 ml larutan NaOH 2 M.
ke dalam tabung reaksi ketiga tambahkan 3 ml larutan Na 2CO3 0,1 M. ked ala, tabung reaksi ke empat
tambahkan 3ml HCL 0,1 M. Amati perubahan-perubahan yang terjadi.
2. KOAGULASI PROTEIN
Isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan putih telur. Tambahkan 2 ml larutan (HNO 3) 2 M, amati
perubahan yang terjadi. Panaskan tabung reaksi perlahan-lahan. Dinginkan dan tambahkan NaOH 2 M.
Amati perubahan yang terjadi.
3. REAKSI DENGAN ION-ION LOGAM
Isi tabung reaksi masing-masing 3 ml larutan putih telur (1:1). Ke dalam tabung reaksi pertama
tambahkan beberapa tetes larutan AgNO 3 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung
reaksi kedua tambahkan beberapa tetes larutan CuSO 4 0,1 M, amati perubahan yang terjadi. Kedalam
tabung reaksi ketiga tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.
Kedalam tabung reaksi ke empat tambahkan beberapa tetes larutan FeCl 3 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi. Kedalam tabung reaksi ke lima tambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO 3)2 0,1 M. Amati
perubahan yang terjadi.

viii
BAB III

METODE KERJA

A. Alat
2. Bunsen
3. Gegep Kayu
4. Pipet skala
5. Pipet tetes
6. Rak tabung
7. Tabung reaksi

B. Bahan
1. Larutan Asam Klorida (HCl) 0,1 M
2. Larutan Asam Nitrat (HNO3) 2 M
3. Larutan Ferri Klorida ( FeCl3 ) 0,1 M
4. Larutan Kupri Sulfat ( CuSO4 ) 0,1 M
5. Larutan Natrium Karbonat (Na2CO3) 0,1 M
6. Larutan Natrium Klorida ( NaCl ) 0,1 M
7. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 2 M
8. Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0,1 M
9. Larutan Plumbo Nitrat ( Pb(NO3 )2 ) 0,1 M
10. Putih telur bebek (albumin)

D. Cara Kerja
1. Kelarutan Protein
Diisi empat buah tabung reaksi dengan 3 ml putih telur. Ditambahkan pada tabung
reaksi pertama 3 ml air. Ditambahkan pada tabung reaksi kedua 3 ml larutan natrium
hidroksida (NaOH) 2 M. Ditambahkan pada tabung reaksi ketiga 3 ml natrium karbonat
(Na2CO3) 0,1 M. Ditambahkan pada tabung reaksi keempat 3 ml larutan asam klorida
(HCl) 0,1 M. Dihomogenkan masing-masing tabung reaksi. Diamati perubahan yang
terjadi.

2. Koagulasi Protein
Diisi tabung reaksi 3 ml putih telur. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi 2 ml
HNO3. Diamati perubahan yang terjadi. Dipanaskan tabung reaksi perlahan-lahan.
Didinginkan tabung reaksi beberapa saat. Ditambahkan kedalam tabung reaksi NaOH 2
M. Diamati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi dengan ion-ion logam
Disiapkan 5 buah tabung reaksi. Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi 3 ml putih telur. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama 3 ml AgNO 3 0,1 M.
Ditambahkan ke dalam tabung reaksi kedua NaCl 0,1 M. Ditambahkan ke dalam tabung
reaksi ketiga 3 ml FeCl3 0,1 M. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi keempat 3 ml
CuSO4. Ditambahkan kedalam tabung reaksi kelima 3 ml Pb(NO 3)2 0,1 M. Diamati
perubahan yang terjadi pada maing-masing tabung reaksi.

ix
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Data Pengamatan
1. Kelarutan protein
Putih telur dengan pelarut Pengamatan

1. air Tidak Larut


2. larutan NaOH Tidak Larut
3. larutan Na2CO3 Tidak Larut
4. larutan HCl Tidak Larut

2. Koagulasi protein
Putih telur dengan pelarut Pengamatan
1. sebelum dipanaskan Denaturat putih
2. setelah dipanaskan Koagulat putih
3. pada bagian bawah tabung Denaturat putih
reaksi
4. pada bagian atas tabung Koagulat putih
reaksi

3. Reaksi dengan ion-ion logam


Putih telur dengan pelarut Pengamatan
1. AgNO3 Denaturat putih
2. CuSO4 Koagulat kehijauan
3. NaCl Denaturat putih
4. FeCl3 Koagulat orange
5. Pb(NO3)2 Koagulat putih
R O

1.2 Pembahasan
Praktikum ini mengamati tentang sifat-sifat protein terhadap berbagai perlakuan seperti
pemanasan, penambahan bahan kimia dan pengendapan dengan logam berat. Pengujian kelarutan
protein terhadap pemanasan dilakukan dengan menggunakan putih telur serta sebagai materi uji. Pada
pengujian kelarutan protein terhadap pemanasan, putih telur mengalami perubahan secara fisik setelah
pemanasan. Sebelum pemanasan bentuk putih telur tersebut berupa cairan kental, setelah pemanasan
putih telur tersebut berubah menjadi lebih kaku dan berwarna putih.
Hal ini dikarenakan terjadinya denaturasi protein dari ketiga putih telur tersebut  yang dapat
merubah sifat protein menjadi lebih sukar larut dan makin kental. Keadaan ini disebut koagulasi.
Proses pemanasan menyebabkan protein telur terdenaturasi sehingga serabut ovomucin terurai menjadi
struktur yang lebih sederhana Interaksi antara protein dan panas mengakibatkan terjadinya koagulasi
protein. Umumnya protein mengalami denaturasi dan koagulasi pada rentang suhu sekitar 55-75 C.
Pada percobaan pertama yaitu kelarutan albumin dalam air, dalam larutan basa, larutan asam,
dan dalam larutan garam. Berdarkan hasil percobaan albumin tidak larut dalam air , larutan basa,
larutan asam, dan dalam larutan garam. Sedangkan berdasarkan teori, albumin akan larut dalam air
karena albumin merupakan protein globular dimana molekul-molekulnya tidak rapat atau tersusun
dalam aturan tertentu. Albumin dalam air akan terurai menjadi gugus karboksil dan gugus amina yang
memiliki sifat kepolaran yang dapat membentuk ikatan hidrogen antara protein dalam air.
Berdasarkan teori albumin juga larut dalam larutan basa , dimana teori yang menyatakan dalam
suasana basa –COOH melepaskan 1 H + sehingga menghasilkan –COO- yang bereaksi dengan protein

x
yang mengakibatkan protein larut dalam basa. Berdasarkan teori pada larutan asam (HCl) albumin
akan larut hanya saja sukar larut, hal ini disebabakan karena penambahan asam dapat menyebabkan
terjadinya denaturasi. Begitu juga dengan Larutan garam (Na 2CO3), berdasarkan teori, albumin larut
dalam larutan garam.
Pada percobaan koagulasi protein, digunakan asam nitrat (HNO 3) dan natrium hidroksida
(NaOH) sebagai pelarut. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah albumin atau putih telur mengalami
denaturasi atau pemecahan setelah ditambahkan asam nitrat (HNO 3) + dipanaskan dan mengalami
koagulasi saat didinginkan + NaOH, denaturasi terjadi karena pengaruh sifat asam dari asam nitrat
(HNO3), karena denaturasi pada putih telur dapat dipengaruhi oleh pH, suhu, tekanan dan lain-lain.
Sifat asam dari asam nitrat (HNO3) menyebabkan protein pada putih telur mencapai ph isoelektris
yaitu keadaan dimana protein memiliki muatan positif dan negative yang sama, pemanasan yang
dilakukan juga menyebabkan denaturasi karena panas mengacaukan ikatan hidrogen protein dan
berdampak pada perubahan strukturnya yaitu protein akan membuka lipatannya dan menghasilkan
suatu endapan berupa zat padat putih hal ini bersifat irreversibel. Sedangkan koagulasi yang terjadi
setelah didinginkan merupakan hasil dari denaturasi yang disebut diatas, koagulasi adalah denaturasi
protein akibat panas.
Pada percobaan reaksi dengan ion-ion logam, putih telur ditambahkan perak nitrat (AgNO 3)
menghasilkan denaturasi putih, ditambahkan kupri sulfat (CuSO 4) membentuk koagulan hijau,
ditambah natrium klorida (NaCl) menghasilkan denaturasi putih, ditambahkan ferri klorida (FeCl 3)
membentuk koagulan orange, dan ditambahkan Pb(NO 3)2 membentuk koagulan putih. Denaturasi yang
terjadi karena dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk kompleks garam protein-logam.
Kompleks inilah yang membuat protein akan sulit untuk larut, logam berat juga dapat menarik sulfur
pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan menyebabkan protein
terdenaturasi.

xi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Albumin tidak larut dalam air, larutan asam, larutan basa, dan larutan garam
2. Sebelum Pemanasan penambahan HNO3 Albumin mengalami denaturasi, setelah
pemanasan dengan penambahan NaOH albumin mengalami koagulasi . Bagian atas
tabung mengalami denaturasi sedangkan bagian bawah tabung mengalami koagulasi.
3. Reaksi albumin dengan AgNO3 mengghasilkan Denaturat putih, reaksi dengan CuSO 4
menghasilkan koagulat kehijauan, reaksi dengan NaCl menghasilkan denaturant putih,
reaksi dengan FeCl3 menghasilkan koagulat orange, dan reaksi dengan Pb(NO3)2
menghasilkan koagulat putih.

B. Saran
Sebaiknya Asisten lebih membimbing praktikan dalam melakukan praktikum dan
mendampingi praktikan sampai percobaan selesai dilakukan.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik”. Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

Ditjen POM. 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
: Jakarta.

Hamid, Abdul Toha. 2001. ”Biokimia Metebolisme Molekul”. Alfabeta : Bandung.

Poedjiaji, Anna. 1994. “Dasar-Dasar Biokimia”. Universitas Indonesia, Jakarta

Sudarmadji. 2004. ”Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”. UGM Press : Jogjakarta.

Winarno. F.G. 2004. “Kimia Pangan dan Gizi“. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

xiii

Anda mungkin juga menyukai