Anda di halaman 1dari 20

KIMIA ORGANIK 1

ALKENA

Dosen Pembimbing :
Ir.Hj.Wahyuningsih, M.Si
Disusun oleh :
Muhammad Fahril (21030114060003)
Vilma Larannisa (21030114060005)
Nurdiyah Wahyuningsih (21030114060002)
Pratiwi Tivani (21030114060001)
Nindy Mirvanda (21030114060006)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................... 2
1.4. Manfaat........................................................................ 2

BAB 2. ALKENA......................................................................... 3
2.1. Pengertian Alkena....................................................... 3
2.2. Tata Nama Alkena....................................................... 4
2.3. Keisomeran Alkena..................................................... 6
2.4. Sifat-sifat Alkena......................................................... 8
2.5. Reaksi Pada Alkena.................................................... 10
2.6. Manfaat dan Kegunaan.............................................. 15

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN........................................ 16


3.1. Kesimpulan.................................................................. 16
3.2. Saran............................................................................ 17
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita bersama. Berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan Makalah yang membahas mengenai Alkena . Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai hidrokarbon dan untuk
memenuhi tugas.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Organik deprogram
studi D3- Teknik Kimia Fakultas Teknik pada Universitas Diponegoro.Makalah ini berisi
tentang pembahasan Alkena.
Akhirnya kami menyadari, bahwa banyak terdapat kekurangan baik isi maupun
teknik penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang,15 September 2014

KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Alkena merupakan suatu hidrokarbon yang mengandung ikatan

rangkap. Alkena juga kadang disebut olefin, yang berasal dari kata

olefiant gas (gas yang membentuk minyak), suatu nama lama untuk etilena

( CH2 = CH2). Alkena bersifat tak jenuh karena tidak mempunyai jumlah

maksimum atom H yang dapat di tampung oleh tiap atom karbon.

Alkena mempunyai sifat non polar sehingga tidak larut dalam air dan

memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan air. Alkena

dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut non polar dan etanol. Alkena

dapat dibuat melalui berbagai reaksi senyawa-senyawa seperti reaksi alkil

halida, dehalogenasi vicinil dihalida, reaksi wittig (reaksi dengan ilid

phosponium), dehidrasi alkohol, dan hidrogenasi alkuna.

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian dari alkena?


b. Bagaimana rumus umum, tata nama serta ,keisomeran alkena?
c. Apa sifat-sifat dan reaksi dari alkena?
d. Apakah manfaat dan kegunaan dari alkena
1.3. TUJUAN

a. Mengetahui pengertian dari alkena


b. Mengetahui sifat-sifat serta kegunaan dari alkena
c. Mengetahui pemaparan rumus umum, tata nama, serta keisomeran

dari alkena
d. Mengetahui manfaat dari alkena

1.4. MANFAAT

Dari penulisan ini, diharapkan mahasiswa mengetahui tentang senyawa

alkena. Serta mahasiswa dapat mengetahui tata nama , rumus umum dan

reaksi serta manfaat dari alkena.

BAB 2
ALKENA

2.1. PENGERTIAN ALKENA


Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung suatu ikatan rangkap

dua antara dua atom C yang berikatan. Alkena termasuk salah satu dari tiga

jenis hidrokarbon alifatik. Alkena mempunyai ikatan rangkap dua hingga

alkena tergolong kedalam senyawa tak jenuh. Pada umumnya ikatan rangkap

ini akan bergabung dengan gugus fungsional yang lain. Karena tergolong

dalam senyawa tak jenuh, alkena mempunyai banyak jenis reaksi dibandingkan

dengan gugus fungsi lain.

Rumus umum dari alkena adalah:

CnH2n
Simak beberapa senyawa alkena pada table ini :

NO Rumus CnH2n Nama

1 CH2 Metena

2 C2H4 Etena

3 C3H6 Propena

4 C4H8 Butena

5 C5H10 Pentena

6 C6H12 Heksena
7 C7H14 Heptena

8 C8H16 Oktena

9 C9H18 Nonena

10 C10H20 Dekena

2.2 TATA NAMA ALKENA

1) Alkena rantai lurus

Nama alkena rantai lurus sesuai dengan namanama alkana, tetapi

dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.

Contoh:

CH2=CH-CH2-CH2-CH3

n pentena

2) Alkena rantai bercabang

Urutan penamaan adalah:

a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung


ikatan rangkap.

Contoh:
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung
rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan
berdasarkan posisi cabang).

Contoh:

c) Penamaan dengan urutan:

- nomor atom C yang mengikat cabang


- nama cabang

- nomor atom C ikatan rangkap

- nama rantai induk (alkena)

Contoh:

Sebuah hidrokarbon dengan dua ikatan rangkap disebut diena, sementara


hidrokarbon dengan tiga ikatan rangkap disebut triena.

Beberapa contoh yang menggambarkan tatanama diena dan triena :

CH2 = CHCH = CH2 CH2 = CHCH = CHCH = CH2

1,3-butadiena 1,3,5-heksatriena
2.3. KEISOMERAN ALKENA
Alkena mempunyai dua keisomeran antara lain :
a. Keisomeran Struktur

Keisomeran struktur, yaitu keisomeran yang terjadi jika rumus


molekul sama, tetapi rumus struktur berbeda. Keisomeran pada alkena
mulai ditemukan pada C4H8 terus ke suku yang lebih tinggi. Contoh :

- C4H8 mempunyai tiga macam isomer, yaitu:

- C5H10 mempunyai lima macam isomer, yaitu:


b. Keisomeran Geometri

Keisomeran geometri merupakan keisomeran yang terjadi karena


perbedaan gugus-gugus yang berada di sekitar C ikatan rangkap.

Contoh :

2butena mempunyai dua isomer geometri, yaitu cis2butena dan


trans2butena.

Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing atom karbon


yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus yang berbeda, sehingga
jika atom atau gugus yang diikat tersebut bertukar tempat, maka strukturnya akan
menjadi berbeda.
2.4. SIFAT-SIFAT ALKENA

a. Sifat Fisis Alkena

Sifat fisis alkena sama seperti sifat fisis alkana, antara lain tidak larut dalam air
dan kerapatannya kecil. Besarnya titik didih senyawa alkena antara lain yaitu :

Nama Rumus Mr Titik leleh Titik didih Wujud


alkena molekul (0C) (0C) pada
25 0C
Etena C2H4 28 -169 -104 Gas
Propena C3H6 42 -185 -48 Gas
1-Butena C4H8 56 -185 -6 Gas
1-Pentena C5H10 70 -165 30 Cair
1-Heksena C6H12 84 -140 63 Cair
1-Heptena C7H14 98 -120 94 Cair
1-Oktena C8H16 112 -102 122 Cair
1-Nonena C9H18 126 -81 147 Cair
1-Dekena C10H20 140 -66 171 Cair
Semakin banyak atom C maka massa molekul relatif semakin tinggi dan titik
didihnya akan semakin tinggi pula. Untuk yang punya isomer, maka semakin
panjang rantai atom C maka semakin tinggi titik didihnya. Pada suhu kamar,
alkena dengan atom C1-C4 punya wujud gas, C5-C17 berwujud cair, dan alkena
dengan atom C lebih dari 17 punya wujud padat.

b. Sifat Kimiawi

Ikatan dalam alkena


Sifat-sifat ikatan kimia dalam senyawa etena yang mengandung ikatan
karbon rangkap dua (C=C) berlaku pada ikatan C=C dalam alkena yang lebih
kompleks.

Etena digambarkan sebagai berikut:

Ket:

Atom carbon ( C )

Atom hydrogen ( H )

Ikatan rangkap antara atom karbon adalah dua pasang elektron bersama. Salah
satu dari pasangan elektron dipegang pada sebuah garis lurus antara dua inti
karbon, tapi pasangan lainnya dipegang dalam sebuah orbital molekul di atas dan
di bawah bidang molekul. Orbital molekul adalah sebuah ruang dalam molekul
dimana terdapat kemungkinan besar untuk menemukan sepasang elektron
tertentu.
Pada gambar di atas, garis antara kedua atom karbon menunjukkan sebuah
ikatan normal - pasangan elektron bersama terletak dalam sebuah orbital molekul
pada garis antara dua inti. Ikatan ini disebut ikatan sigma.

Pasangan elektron yang lain ditemukan di suatu tempat dalam bagian berarsir
di atas atau di bawah bidang molekul. Ikatan ini disebut ikatan pi. Elektron-
elektron dalam ikatan pi bebas berpindah kemanapun dalam daerah berarsir ini
dan bisa berpindah bebas dari belahan yang satu ke belahan yang lain.

Elektron pi tidak sepenuhnya dikendalikan oleh inti karbon seperti pada


elektron dalam ikatan sigma, dan karena elektron pi terletak di atas dan di bawah
daerah kosong dari molekul, maka elektron-elektron ini relatif terbuka untuk
diserang oleh partikel lain.

2.5 REAKSI PADA ALKENA

1. Reaksi adisi
a. Reaksi adisi hidrogen halida (Hidrohalogenasi)
Hidrohalogenasi adalah reaksi antara asam-asam dari halogen ditambahkan
dalam senyawa alkena dan membentuk senyawa alkil halida. Suatu hidrogen
halida mengandung ikatan H X yang sangat polar dan dapat dengan mudah
melepaskan ion H+ kepada ikatan pi suatu alkena. Hasil serangan H+ adalah suatu
karbokation antara, yang dengan cepat bereaksi dengan ion negatif halida dan
menghasilkan suatu alkil halida. Karena serangan awal dilakukan oleh sebuah
elektrofil, maka adisi HX kepada sebuah alkena disebut reaksi adisi elektrofilik.
Contohnya adalah reaksi antara 2-pentena dengan asam klorida.

Reaksi :
CH2=CHCH3 + HX CH2CHCH3
Tahapan reaksi:
Tahap 1 (lambat):

Tahap 2 (cepat):

b. Reaksi adisi air (Hidrasi)


Reaksi hidrasi adalah reaksi antara suatu alkena dangan air. Namun reaksi ini
tidak dapat berlangsung tanpa adanya bantuan dari H 2SO4. Dalam larutan asam
kuat (seperti H2SO4 dalam air), air mengadisi suatu ikatan rangkap dan
menghasilkan alcohol. Reaksi ini disebut hidrasi suatu alkena.

Tahapan reaksi:

Tahap 1 :

Tahap 2 :

c. Reaksi adisi hidrogen (Hidrogenasi katalitik)


Hidrogenasi alkena merupakan reaksi reduksi. H2 mengadisi pada ikatan
rangkap sehingga terbentuk senyawa alkana. Proses ini biasanya memerlukan
katalis yang mengandung Pt,Pd atau Ni. Reaksi ini tidak akan terjadi tanpa adanya
sebuah katalis. Sebab, energy pengaktifannya sangat tinggi. Dengan bantuan dari
katalis energy pengaktifan tersebut dapat menjadi rendah.
Contoh:

d. Reaksi adisi diborana (hidroborasi)


Reaksi adisi diborana adalah reaksi yang melibatkan suatu alkena dengan
diborana (B2H6). Diborana terbuat dari reaksi antara natrium borohidrida dan
boron trifluorida ( 3 NaBH4 + 4 BF3 -> 2 B2H6 + 3 NaBF4 ). Pada reaksi ini,
diborana dapat mengadisi alkena dengan cepat dengan kondisi tertentu, yakni
pada suhu kamar dan dalam pelarut eter.
Tahap 1:

Tahap 2:

Tahap 3:

e. Reaksi adisi halida (Halogenasi)


Reaksi adisi halida yaitu reaksi pemutusan ikatan rangkap oleh suatu
halogen. Reaksi ini hamper sama dengan dengan reaksi hirohalogensi. Contoh

f. Reaksi adisi ozon (ozonolisis)


Reaksi ini terjadi jika ozon mengadisi alkena maka akan terbentuk zat
dengan struktur siklik, yaitu molozonida, yang segera berubah menjadi ozonida.
Apabila ozonida dihidrolisis maka akan terjadi reaksi pemaksapisahan (cleavage).
Dalam bentuk yang disederhanakan reaksi ozonolisis dapat dituliskan sebagai
berikut.

2. Reaksi oksidasi
Alkena dapat dioksidasi menjadi aneka ragam produk, bergabung pada
reagensia yang digunakan. Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan rangkap
karbon-karbon dapat dikelompokan menjadi dua gugus umum : (a) oksidasi ikatan
pi tanpa memutuskan ikatan sigma (tanpa pemaksa pisahan), (b) oksidasi ikatan pi
yang memutuskan ikatan sigma (dengan pemaksa putusa).
Tanpa pemaksa pisahan
Dengan pemaksaan

3. Reaksi polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul yang massa
molekulnya relatif kecil (monomer) menjadi molekul-molekul yang massa
molekulnya besar (polimer). Polimerisasi dalam alkena sering disebut dengan
polimerisasi adisi, yang ditandai dengan tidak adanya produk lain selain polimer.

2.6. Manfaat dan Kegunaan

Etilen merupakan senyawa organik yang paling banyak diproduksi didunia (80
jutaton/tahun).

Etilen digunakan sebagai bahan baku untuk polyetilen, etanol, asam asetat, etilen
glikol, dan vynilklorida.
Etilen juga merupakan hormon yang mengontrol pertumbuhan dan perubahan-
perubahan lain dalam jaringan tumbuhan.
Etilen mempengaruhi berkecambahnya biji, kematangan bunga dan buah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan

sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling

sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan

dengan gugus fungsionalmanapun, maka akan membentuk suatu

kelompok hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n .

3.2. SARAN

Demikian makalah yang kami buat. Kami masih dalam tahap pembelajaran

sehingga makalah yang kami buat belum sempurna dan masih banyak

kekurangan. Untuk itu, kami bersedia menerima saran yang membangun dari para

pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Rapl J &Fessenden, Joan S.1982. Kimia Organik, Jakarta: Erlangga

http://www.Word-to-PDF-Converter.net

http://www.chem-is-try.org

Anda mungkin juga menyukai