Modul 3
LIPID
Oleh Kelompok 5 :
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unibersitas Negeri Gorontalo
2021
A. Judul
LIPID
B. Tujuan
Analisis Minyak dan Lemak
C. Dasar Teori
Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam.
Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsentrasi , sifat fisik pada suhu
kamar yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair.
Perbedaan titik cair dari lemak di sebabkan karena perbedaan jumlah ikatan
rangkap, panjang rantai karbon,bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam
asam lemak tidak jenuh (Sartika,2008).
Lipid tidak memilik rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang di
miliki, lipid di bagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak,lemak, dan
fosfolipid. Lemak secara kimia di artikan sebagai ester dari asam lemak dan
glycerol. Rumus umum lemak yaitu, R1,R2, dan R3 adalah rantai hidrokarbon
dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23,tetapi yang paling umum di
jumpai yaitu 15 dan 17 (salirawati,2007).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga
merupakan sumber energy utama yang di gunakan sebagai energy cadangan
makanan yang di simpan pada jaringan adipose dalam tubuh, dalam bentuk
lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati
membrane sel (sutresna,2009).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji – uji kualitatif lipid di antaranya
sebagai berikut :
1. Uji kejenuhan pada lipid
Uji ketidakjenuhan di gunakan untuk mengetahui asam lemak yang di
uji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan
pereaksi iod Hubl. Ion Hubl ini di gunakan sebagai indicator perubahan.
2. Uji salkowiski untuk uji kolestrol
Uji salkowiski merupakan uji kualitatif yang di lakukan untuk
mengidentifikasi keberadaan kolestrol. Kolestrol di larutkan dengan kloroform
anhidrat lalu dengan volume yang sama di tambahkan asam sulfat. Asam
sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel
tersebut terdapat kolestrol, maka lapisan kolestrol di bagian atas menjadi
berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan
warna flouresence hijau (pramarsh,2008).
3. Uji Lieberman Buchard
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolestrol.
Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolestrol dengan
penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Reaksi positif uji ini di tandai
dengan adanya perubahan warna dari pink kemudian menjadi biru-ungu dan
akhirnya menjadi hijau tua (Wiki answer,2013).
Lipid dikelompokkan berdasarkan struktur dan karakteristik non
polarnya menjadi lemak (fat), lilin, fosfolipid, sfingolipid, glikolipid,
eikosanoat, steroid, lipoprotein, dan vitamin yang larut di dalam lemak.
Beberapa jenis lipid memiliki gugus polar dan non polar, sehingga lipid
bersifat amfipatik akan membentuk misel di dalam air (Ritter, 1996) .
Definisi lipid tidak secara spesifik mengacu pada suatu struktur
molekul dengan ciri khas tertentu seperti karbohidrat dan 2 protein. Meskipun
lipid secara umum didefinisikan sebagai komponen yang mudah larut pada
pelarut organik yang cenderung non-polar seperti etanol, ether, dan kloroform,
namun terdapat beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar. Lemak
disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebgagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang
beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hari, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi.(christine,2017:1-2).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategor Gambar Fungsi
i
1 Erlenmeyer 1 sebagai wadah
larutan pada saat
titrasi
E. Prosedur kerja
1. Larutan Blanko untuk bilangan peroksida
Aquadest
Mengocok campuran
Larutan berwarna
putih
2. Bilangan peroksida
Minyak
Melakukan duplo
Larutan tak
berwarna
Larutan tak
berwarna
4. Bilangan Penyabunan
Minyak
Mendinginkan larutan
Larutan berwarna
putih
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
1 Penentuan bilangan peroksida
a. Blanko
- Menimbang sebanyak 5gr - Massa aquadest 5gr
aquadest
- Menambahkan campuran - Larutan bening
kloroform dan asam asetat
glasial sebanyak 30gr
- Menambahkan laruntan KI
- Larutan berwarna bening
jenuh sebanyak 1ml
- Mengocok campuran - Larutan tercampur
- Menitrasi menggkunakan
- Larutan berwarna putih
natrium tiosulfat sampai
berwarna putih - Volume larutan
b. Sampel
- Menimbang sebanyak 5gr - Massa munyak 5gr
minyak
- Menambahkan campuran
kloroform dan asam asetat - Larutan bening
2 Bilangan Penyabunan
a. Blanko
- Menambahkan indicator - Larutan berwarna merah
PP sebanyak 3 tetes muda
- Menitrasi dengan - Tidak berwarna
- Volume larutan
menggunakan Hcl 0,5m
sampai tidak berwarna
b. sampel
- Menimbang sebanyak 4gr
minyak secara duplet - Massa larutan 4gr
G. Pembahasan
Lipid dalam arti umum adalah senyawa yang larut dalamcpelarut organic.
Berdasarkan sifatnya lipid dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama,
yakni :
1. Lipid yang dapat disafonasikan
2. Lipid yang tidak dapat disafonasikan.
Pertama-tama ada penentuan bilangan peroksida, penentuan bilangan
peroksida ini terbagi menjadi uji blanko dan sampel
a) Blanko
Menimbang sebanyak 5gr aquadest dan menambahkan
campuran kloroform sebagai pelarut dari sampel dan asam asetat
glasial sebanyak 30ml, kemudian menambahkan larutan KI sebagai
pereduktor sebanyak 1ml dan mengocok campuran kemudian menitrasi
menggunakan natrium tiosulfat sampai berwarna putih
b) Sampel
Menimbang sebanyak 5gr minyak dan menambahkan
kloroform dan asam asetat glasial sebanyak 30ml kemudian
menambahkan 1ml KI jenuh, selanjutnya menambahkan aquadest
sebanyak 30ml dan menitrasi menggunakan natrium tiosulfat 0,05m
sehingga larutan yang tadinya kecoklatan berubah menjadi warna
kuning jernih, kemudian menambahkan indicator amilum yang
menghasilkan larutan berwarna ungu kehitaman dimana ini
menunjukkan bahwa larutan mengandung I2 karna penambahan
amilim berfungsi sebagai indicator adanya I2 kemudian melanjutkan
dengan menitrasi hingga tidak berwarna.
Proses penentuan bilangan peroksida ini dikatakan sebagai
proses iodometri karena iodium yang akan di titrasi oleh larutan
tiosulfat berasal dari proses reaksi redoks yaitu oksidasi larutan kalium
iodide oleh senyawa peroksida yang berperan sebagai oksidator
dimana rekasi yang terjadi dikatakan reaksi berlangsung.
Kedua yaitu bilangan penyabunan
a) Blanko
Menambahkan indicator PP sebanyak 3 tetes sehingga larutan
berwarna merah muda, kemudian menitrasi dengan menggunakan Hcl
0,5m sampai tidak berwarna
b) Sampel
Menimbang sebanyak 4gr minyak secara duplet, menambahkan
KoH 0,5 sebanyak 25ml, sehingga larutan berwarna keruh, kemudian
memanaskan menggunakan penangas sambil terbentu busa kuran lebih
15ml, kemudian menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes,
selanjutnya menitrasi dengan Hcl 0,5m sampai tidak berwarna.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa bilangan
peroksida pada percobaan campuran minyak yaitu tidak berwarna. Bilangan
penyabunan bagian blanko dan sampel bersamaan dilakukan dengan menitrasi
dengan Hcl 0,5m sampai tidak berwarna.
DAFTAR PUSTAKA
Pramarsh . dasar-dasar biokimia jilid 1 : Jakarta : erlangga
Sartika, ayu Dewi. 2008 . Pengaruh asam Lemak Jenuh, tidak Jenuh dan asam Lemak
trans terhadap Kesehatan. jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2 No.4
,februari 2008