Anda di halaman 1dari 34

Perkembangan Sistem Periodik Unsur (SPU)

Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkatlimpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
inidengan baik dan benar.serta tepat pada waktunya.dalam Makalah ini kami
akanmembahas tentang ‘’ PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR ‘’
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan Terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar dalam makalah ini.oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membantu kami. kritik
konstruktif dari pembacasangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….….
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………………,,….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Periodik Unsur…………………………………….


2.2 Sejarah Tabel Periodik Unsur…………………………………………
2.3 Pengelompokan Unsur dalam Sistem Periodik……………………….
2.4 Klasfikasi Sistem Periodik Unsur……………………………………..
2.5 Sifat-sifat Keperiodikan Unsur………………………………………..
2.6 Perubahan sifat Sistem Periodik Unsur……………………………….
2.7 Kesimpulan Kecenderungan…………………………………………..
2.8 Bentuk Penyajian Sistem Periodik Unsur…………………………..…
2.9 Penentuan Letak Perioden dan Golongan Suatu Unsur……………….
2.10Manfaat Sistem Periodik Unsur……………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur kimia atau hanya disebut unsur adalah zat kimia yang tak dapat dibagi lagi
menjadi zat yang lebih kecil,atau tak dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan
menggunakan metode kimia biasa. Partikel terkecil dari unsur adalah atom.
Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh elektron. Inti
atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat
kurang lebih 117 unsur di dunia.Hal yang membedakan unsur satu dengan
lainnya adalah jumlah proton dalam inti atom tersebut. Misalnya,seluruh atom
karbon memiliki proton sebanyak 6 buah,sedangkan atom oksigen memiliki
proton sebanyak 8 buah. Jumlah proton pada setiap atom dikenal dengan istilah
nomoratom (Z). Namun demikian, atom-atom pada unsur yang sama tersebut
dapat memiliki jumlah neutron yang berbeda,hal ini dikenal dengan sebutan
Isotop. Massa atom sebuah unsur (A) adalah massa rata-rata atom suatu unsur
pada alam. Karena massa elektron sangatlah kecil,dan massa neutron hampir
sama dengan massa proton,maka massa atom biasanya dinyatakan dengan jumlah
protondan neutron pada inti atom,pada Isotop yang memiliki kelimpahan
terbanyak di alam. Ukuran massa atom adalah satuan massa atom (amu).
Beberapa Isotop bersifat radioaktif dan mengalami penguraian (peluruhan)
terhadap radiasi partikel alfa atau beta.Unsur paling ringan adalah hidrogen dan
helium. Hidrogen dipercaya sebagai unsur yang ada pertama kali di jagad raya
setelah terjadi Big Bang. Seluruh unsur-unsur berat secara alamiterbentuk (baik
secara alami ataupun buatan) melalui berbagai metode nukleosintesis.
Hinggatahun 2005,dikenal 118 unsur yang diketahui,93 unsur diantaranya
terdapat di alam, dan 23 unsur merupakan unsur buatan. Unsur buatan pertama
kali diduga adalah teknetium pada taun 1937.Seluruh unsur buatan adalah
radioaktif dengan waktu paruh yang pendek,sehingga atom-atom tersebut yang
terbentuk secara alami sepertinya telah terurai. Daftar unsur dapat dinyatakan
dengan nama,simbol,atau nomor atom. Dalam tabel periodik,disajikan pula
pengelompokan unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
Pengelompokan unsur-unsur kimia terus berkembang seiring dengan penemuan
unsur kimia dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pengelompokan unsur-unsur
kimia ini menghasilkan suatu tabel periodik yang berisi data dan informasi yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kimia. Seperti
perhitungan jumlah proton,elektron,dan neutron suatu atom,susunan elektron
dalam atom (konfigurasi elektron),massa atom relatif unsur dan kelompok unsur
dalam Isotop,Isobar,dan Isoton.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,maka dapat disimpulkan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja Sistem Periodik Unsur yang pernah disusun oleh para ahli?
2. Bagaimana cara para ahli menyusun Tabel Periodik pada masanya?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui tentang berbagai macam Sistem Periodik Unsur yang disusun oleh
para ahli.
2. Mengetahui bagaimana cara para ahli menyusun suatu Tabel Periodik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Periodik Unsur


Sistem periodik unsur adalah sebuah tabel yang memuat seluruh unsur
kimia yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry). Di dalam tabel periodik,unsur-unsur kimia dikelompokan
berdasarkan kesamaan sifatnya. Dengan memanfaatkan tabel periodik,kita dapat
membuat klasifikasi,penafsiran,dan perkiraaan yang sistematik dari semua
informasi kimia. Selain itu,kita juga dapat lebih mudah mempelajari struktur
atom.
Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang
dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan
kemiripan sifat-sifat unsurnya.
Robert Boyle adalah orang pertama yang memberikan tentang definisi
bahwa unsur adalah suatu zat yang tidak dapat lagi dibagi-bagi menjadi dua zat
atau lebih dengan cara kimia. Sejak itu orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-
unsur mempunyai sifat yang jelas dan ada kemiripan diantara sifat-sifat unsur itu.

2.2 Sejarah Tabel Periodik Unsur


Tabel periodik adalah suatu cara penyusunan unsur kimia, yang disusun
berdasarkan nomor atom, konfigurasi elektron dan keberulangan sifat kimianya.
Unsur-unsur disusun sesuai dengan kenaikan nomor atom. Tabel bentuk standar
terdiri dari kisi-kisi unsur, dengan baris yang disebut periode dan kolom yang
disebut golongan.
Sejarah tabel periodik mencerminkan perkembangan pemahaman sifat-
sifat kimia selama lebih dari satu abad. Peristiwa terpenting dalam sejarahnya
terjadi pada tahun 1869, ketika tabel dipublikasikan oleh Dmitri Mendeleev,
yang mengembangkan tabel berdasarkan pengembangan terdahulu oleh ilmuwan
seperti Antoine-Laurent de Lavoisier dan John Newlands, tetapi hanya
Mendeleev yang mendapat kredit untuk pengembangannya.
Sejumlah unsur fisika (seperti platina, timah dan seng) telah dikenal sejak
zaman purba, karena mereka ditemukan dalam bentuk alaminya dan relatif
mudah ditambang menggunakan peralatan primitif. Namun, gagasan bahwa
terdapat sejumlah kecil unsur yang mana seluruhnya berasal dari sekitar 330 SM,
ketika filusuf Yunani Aristoteles mengusulkan bahwa semua terbuat dari
campuran satu atau lebih akar, suatu ide yang sebelumnya dilontarkan oleh
filusuf Sisilia Empedocles. Empat akar, yang kemudian dinamakan unsur oleh
Plato, adalah tanah, air, udara dan api. Sementara Aristoteles dan Plato
memperkenalkan konsep unsur, ide-ide mereka tidak meningkatkan pemahaman
kealamian materi.

1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom,
lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke
kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan
barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7.
Setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada
sistem IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa
huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel
periodik akan memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur
golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan
unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan
aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
2.3 Pengelompokan Unsur dalam Sistem Periodik.
Pada awalnya,unsur hanya digolongkan menjadi logam dan nonlogam.
Dua puluh unsur yang dikenal pada masa itu mempunyai sifat yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Setelah John Dalton mengemukakan teori atom maka
terdapat perkembangan yang cukup berarti dalam pengelompokan unsur-unsur.
Penelitian Dalton tentang atom menjelaskan bahwa setiap unsur mempunyai
atom-atom dengan sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lain. Hal yang
membedakan diantara unsur adalah massanya. Pada awalnya massa atom
individu belum bisa ditentukan karena atom mempunyai massa yang amat kecil
sehingga digunakan massa atom relatif yaitu perbandingan massa antar atom.
Berzelius pada tahun 1814 dan P.Dulong dan A.Petit pada tahun 1819 melakukan
penentuan massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom relatif
termasuk sifat khas atom karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif
tertentu yang berbeda dari unsur lainnya. Penelitian selanjutnya melibatkan
Lavoisier yang mengelompokan unsur berdasarkan sifat kimianya. Lalu,
Dobereiner, Newlands, Mendeleev, dan Lothar Meyer yang mengelompokan
unsur berdasarkan massa atom relatif. Seorang ahli geologi Perancis, Alexander
Beguyern yang mengelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan kenaikan berat
atom. Dan Moseley yang mengelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan sifat
fisis dan kimia yang diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atom dalam bentuk
tabel periodik yang selanjutnya disempurnakan oleh Seaborg dan lebih dekenal
sebagai Tabel Periodik Modern.
Adapun beberapa isi pengelompokkan dari beberapa ahli, yaitu :
1. Pengelompokkan Unsur Menurut Antoine Lavoisier

Setelah Boyle memberi penjelasan tentang konsep unsur, Lavoiser pada


tahun 1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser membagi unsur-
unsur dalam unsur logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal
kurang lebih 33 unsur. Pengelompokan ini merupakan metode paling
sederhana , dilakukan. Pengelompokan ini masih sangat sederhana karena
antara unsur – unsur logam sendiri masih banyak perbedaan.

Perbedaan Logam dan Non Logam

Logam Non Logam

Berwujud padat pada suhu kamar Ada yang berupa zat padat, cair,
(250), kecuali raksa (Hg) atau gas pada suhu kamar

Mengkilap jika digosok Tidak mengkilap jika digosok,


kecuali intan (karbon)
Merupakan konduktor yang baik
Bukan konduktor yang baik
Dapat ditempa atau direnggangkan
Umumnya rapuh, terutama yang
Penghantar panas yang baik
berwujud padat

Bukan penghantar panas yang baik


Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa
unsur yang memiliki sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya
unsur silikon, antimon, dan arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi unsur
logam dan non-logam masih memiliki kelemahan.

KELEBIHAN & KEKURANGAN  Unsur Menurut Antoine Lavoisier

(+) KELEBIHAN :

Sudah Mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat kima, sehingga bisa


dijadikan referensi bagi ilmuwan     setelahnya

(-) KELEMAHAN :Pengelompokannya masih terlalu umum

2. Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang Dobereiner


Dobereiner adalah orang pertama menemukan hubungan antara sifat unsur
dengan massa atom relatifnya. Unsu-unsur dikelompokkan berdasarkan
kemiripan sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga
disebut triade. Di dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-sifat yang
berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki massa atom sama dengan
massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.

Jenis Triade :

Triade Litium(Li), Natrium(Na), Kalium(k)

Triade Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Br)

Triade Klor(Cl), Brom(Br), Iodium(I)

Tabel pengelompokan unsur-unsur menurut Triade Dobereiner

KELEBIHAN & KEKURANGAN Pengelompokkan Unsur Menurut Johann


Wolfgang Dobereiner

(+) KELEBIHAN :

+ Keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa atom (Ar) unsur yang
kedua (Tengah) merupakan massa atom rata -rata di  massa atom unsur
pertama dan ketiga
(-) KEKURANGAN

– Kurang efisien karena ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam
kelompok Triade padahal sifatnya sama dengan unsur di dalam kelompok
triade tersebut.

3. Pengelompokan Unsur Menurut John Newlands

Triade Debereiner mendorong John Alexander Reina Newlands untuk


melanjutkan upaya pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa
atom dan keterkaitannya dengan sifat unsur.

Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan


kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur akan terulang pada tiap
unsur kedelapan. Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf)
sehingga disebut Hukum Oktaf (law of octaves). Tabel berikut menunjukkan
pengelompokan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands.
(-)KELEMAHAN :

– dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih


dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang
massa atomnya sangat besar.

4. Pengelompokan Unsur Menurut Dmitri Mendeleev

Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63


unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan
berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur
dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan.
Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan
ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode.
Tabel pengelompokan menurut Mendeleev

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN:

(+) KELEBIHAN :

+ Sistem Periodik Mendeleev menyediakan beberapa tempat kosong untuk


unsur-unsur yang belum ditemukan. + meramalkan sifat-sifat unsur yang
belum diketahui. Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang
ditemukan ternyata cocok dengan prediksi Mendeleev.

(-) KELEMAHAN :

– Masih terdapat unsur – unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan
unsur yang massanya lebih kecil.

–  Adanya unsur-unsur yang tidak mempunyai kesamaan sifat dimasukkan


dalam satu golongan, misalnya Cu dan Ag ditempatkan dengan unsur Li, Na,
K, Rb dan Cs.

– Adanya penempatan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa


atom.
5. Pengelompokkan Unsur Menurut  Henry Moseley

Tabel periodik Mendeleev dikemukakan sebelum penemuan struktur atom,


yaitu partikel-partikel penyusun atom. Partikel penyusun inti atom yaitu
proton dan neutron, sedangkan elektron mengitari inti atom. Setelah partikel-
partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada beberapa unsur yang
mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah neutron
berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom yang
mempunyai jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda
karena massa proton dan neutron menentukan massa atom.

Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi
ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah proton
menyatakan nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur ditentukan oleh
nomor atom. Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan
nomor atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil
percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat
kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika
unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-
sifat unsur akan berulang secara periodik.
Susunan periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya berkembang lebih
baik sampai didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan mengikuti hukum
periodik bahwabila unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka
sifat unsur akan berulang secara periodik.

2.4 Klasfikasi Sistem Periodik Unsur

Pada sistem periodik unsur kimia, golongan merupakan kolom vertikal


yang terdapat pada tabel periodik kimia. Golongan sangat penting untuk metode
pengklasifikasian unsur-unsur. Golongan berisi unsur-unsur yang memiliki
susunan elektron terluar yang sama. Karena memiliki elektron yang sama, unsur-
unsur tersebut memiliki sifat kimia yang sama dan ditulis dengan urutan bilangan
romawi.

Unsur-unsur pada golongan A merupakan golongan utama, sedangkan


golongan B dinamakan logam transisi. Dua deret dari bagian bawah merupakan
logam transisi dalam yang terdiri atas lanthanide dan aktinida.

1. Golongan IA (alkali, kecuali H), terdiri dari H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr;

2. Golongan IIA (alkali tanah), terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra;

3. Golongan VIIA (halogen), terdiri dari F, Cl, Br, I, At;


4. Golongan VIIIA (gas mulia), terdiri dari He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn;

5. Golongan IIIA (boron-aluminium), terdiri dari B, Al, Ga, In, Ti;

6. Golongan IVA (karbon-silikon), terdiri dari C, Si, Ge, Sn, Pb;

7. Golongan VA (nitrogen-fosforus), terdiri dari N, P, As, Sb, Bi;

8. Golongan VIA (oksigen-belerang), terdiri dari O, S, Se, Te, Po;

9. Golongan IB sampai dengan VIIIB disebut golongan transisi.

Penamaan khusus untuk beberapa golongan adalah :

Golongan I A disebut golongan Alkali, kecuali H

Golongan II A disebut golongan Alkali tanah

Golongan VII A disebut golongan Halogen

Golongan VIII A disebut golongan Gas Mulia

Golongan I B sampai Golongan VIII B disebut Golongan Transisi

Golongan III A sampai dengan golongan VI A diberi nama sesuai unsur yang ada
pada golongan tersebut
Contoh :

Golongan III A diberi nama golongan Aluminium.

Golongan IV A diberi nama golongan Karbon Silikon.

Golongan V A diberi nama golongan Nitrogen Fosfor.

Golongan VI A diber nama golongan Oksigen Belerang.

            Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk


horizontal, terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang
disebut golongan.

            Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu:

Periode 1         : terdiri atas 2 unsur

Periode 2         : terdiri atas 8 unsur

Periode 3         : terdiri atas 8 unsur

Periode 4         : terdiri atas 18 unsur

Periode 5         : terdiri atas 18 unsur

Periode 6         : terdiri atas 32 unsur, yaitu 18 unsur seperti periode 4 atau 5, dan
14 unsur lagi merupakan deret lantanida

Periode 7         : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini
terdapat deret aktinida

2.5 Sifat-sifat Keperiodikan Unsur


Pada Umumnya Secara umum, sifat-sifat unsur perodik berubah secara
teratur sesuai dengan perubahan nomor atomnya. Sifat ini dinamakan sebagai
sifat periodik unsur-unsur yang meliputi:
1. Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluarnya.
2. Afinitas Elekton Afinitas elektron

adalah besarnya energi yang dilepas atau diserap oleh atom netral dalam
bentukgas pada penangkapan satu elektron untuk membentuk ion negatif.
3. Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)
Energi ionisasi atau potensial ionisasi adalah eneri yang diperlukan untuk
melepaskan electron terluar dari atom.
4. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk bermuatan negatif


atau untuk menangkap elektron dari atom lain.

2.6 Perubahan sifat Sistem Periodik Unsur

Beberapa perubahan sifat unsur secara teratur tersebut yaitu :

a. Logam dan non logam

Unsur secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 yaitu unsur logam dan
unsur non logam. Unsur logam umumnya memiliki sifat yang bisa
menghantarkan listrik dengan baik, warna mengkilap , keras. Unsur non
logam umumnya memiliki sifat tidak bisa menghantarkan listrik, serta titik
didih dan lelehnya rendah. Umumnya, di alam unsur logam Lebih banyak
kelimpahannya daripada unsur non logam.
Pada sistem periodik, unsur logam terletak pada sebelah kiri dan unsur non
logam terletak pada sebelah kanan. Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat
kelogamannya berkurang atau makin bersifat non logam. Sedangkan dalam
satu golongan dari atas ke bawah sifat kelogamannya semakin besar. Diantara
unsur logam dan non logam terdapat unsur semi logam atau disebu juga
metaloid, yakni unsur non logam yang memiliki sifat kelogaman namun
secara terbatas.

b. Titik leleh dan titik didih

Titik didih dan leleh termasuk sifat fisik yang memilikii sifat keperiodikkan.
Kecendrungan atau tren perubahan titik didih dan leleh pada sistem periodik
ialah sebagai berikut:

Unsur logam pada suatu golongan dari atas menuju bawah, titik didih dan
leleh akan semakin rendah, sedangkan untuk unsur non logam akan semakin
tinggi.

Unsur pada satu periode dari kiri menuju kanan, titik leleh naik hingga
maksimum pada golongan IVA lalu turun secara teratur, sedangkan titik didih
naik terus hingga maksimum pada golongan IIIA lalu turun dengan teratur.
c. Jari-jari atom

Jari-jari atom ialah jarak dari pusat atom (inti atom) hingga kulit luar yang
ditempati elektron. Panjang atau pendeknya jari-jari atom bisa diketahui oleh
2 faktor yaitu jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.

Ada kecendrungan jari-jari atom pada satu periode dari kiri ke kanan akan
semakin pendek sedangkan jari-jari atom unsur segolongan dari atas ke bawah
akan semakin panjang. Kecendrungan tersebut disebabkan oleh adanya garik
tarik inti atom terhadap elektron serta jumlah kulit elektron.
Pada suatu periode dari kiri ke kanan muatan inti akan bertambah sedangkan
jumlah kulit elektron tetap. Oleh karena itu gaya tarik inti tehadap elektron
terluar semakin kuat hingga menyebabkan jarak elektron yang terluar dengan
inti makin dekat.

Pada golongan,  semakin ke bawah jumlah kulit makin banyak. Meski dalam
hal ini jumlah muatan inti makin banyak, tapi pengaruh bertambahnya jumlah
kulit lebih besar daripada pengaruh muatan inti. Oleh karena itu, jarak
elektron kulit terluar terhadap inti akan semakin jauh

2.7 Kesimpulan Kecenderungan

1. Jari Jari Atom

2. Potensi Ionisasi
3. Afinitas Elektron

4. Keasaman

5. Kereaktifan
6. Kelogaman

7. Keelektronegatifan

2.8 Bentuk Penyajian Sistem Periodik Unsur


a. Struktur atom
Konstituen terkecil dari semua materi normal dikenal sebagai atom.
Atom sangat kecil, berukuran sekitar sepersepuluh miliar meter; sehingga
struktur internal mereka diatur oleh mekanika kuantum. Atom terdiri dari
nukleus bermuatan positif, terbuat dari proton bermuatan positif dan neutron
tidak bermuatan, dikelilingi oleh awan elektron bermuatan negatif;
muatannya hilang, sehingga atom bersifat netral. Elektron berpartisipasi
dalam reaksi kimia, tetapi nukleus tidak. Ketika atom berpartisipasi dalam
reaksi kimia, mereka dapat memperoleh atau kehilangan elektron untuk
membentuk ion bermuatan positif atau negatif; atau mereka mungkin berbagi
elektron satu sama lain sebagai gantinya.

Atom dapat dibagi lagi menjadi berbagai jenis berdasarkan jumlah


proton (dan juga elektron) yang mereka miliki. Ini disebut nomor atom,
sering dilambangkan dengan Z karena dalam bahasa Jerman nomor adalah
Zahl. Setiap nomor atom berbeda karena itu sesuai dengan kelas atom: kelas
ini disebut unsur kimia. Unsur-unsur kimia diklasifikasikan dan diatur oleh
tabel periodik. Hidrogen adalah unsur dengan nomor atom 1; helium, nomor
atom 2; litium, nomor atom 3; dan seterusnya. Masing-masing nama ini
selanjutnya dapat disingkat menjadi satu atau dua huruf, yang disebut dengan
lambang unsur; untuk hidrogen, helium, dan litium berturut-turut adalah H,
He, dan Li. Neutron tidak mempengaruhi identitas kimia atom, tetapi
mempengaruhi beratnya. Atom dengan jumlah proton yang sama tetapi
jumlah neutron yang berbeda disebut isotop dari unsur kimia yang sama.
Unsur-unsur alami biasanya terjadi sebagai campuran isotop yang berbeda;
karena setiap isotop biasanya muncul dengan kelimpahan yang berkarakter,
unsur-unsur yang terbentuk secara alami memiliki massa atom yang
terdefinisi dengan baik, yang didefinisikan sebagai massa rata-rata atom yang
terbentuk secara alami dari unsur tersebut.
Saat ini, 118 unsur telah diketahui, dengan 94 unsur pertama
diketahui terjadi secara alami di Bumi saat ini. Dari 94 unsur alami, 80
diantaranya memiliki isotop stabil; tiga lagi (bismut, torium, dan uranium)
mengalami peluruhan radioaktif, tetapi sangat lambat sehingga sejumlah
besar dapat bertahan dari pembentukan Bumi; dan sebelas peluruhan lainnya
cukup cepat sehingga jejak mereka hanya bertumpu pada regenerasi konstan
sebagai produk peluruhan thorium dan uranium. Ke-83 unsur yang bertahan
dari pembentukan Bumi disebut primordial. Semua 24 unsur buatan yang
diketahui adalah radioaktif.
b. Konfigurasi electron
Tabel periodik adalah deskripsi grafis dari hukum periodic yang
menyatakan bahwa sifat dan struktur atom unsur kimia adalah fungsi periodik
dari nomor atomnya. Unsur-unsur ditempatkan dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektronnya, yang menunjukkan pengulangan
periodik yang menjelaskan tren periodik di seluruh tabel periodik.
Sebuah elektron dapat dianggap menghuni orbital atom, yang
mencirikan bahwa kemungkinan ia dapat ditemukan di wilayah atom tertentu.
Energi mereka terkuantisasi, yang mengatakan bahwa mereka hanya dapat
mengambil nilai diskrit. Selanjutnya, elektron mematuhi asas larangan Pauli:
elektron yang berbeda harus selalu berada dalam keadaan yang berbeda. Hal
ini memungkinkan klasifikasi keadaan yang memungkinkan elektron dapat
mengambil berbagai tingkat energi yang dikenal sebagai kulit, dibagi menjadi
subkulit individu, yang masing-masing berisi jenis orbital tertentu. Setiap
orbital dapat berisi hingga dua elektron: mereka dibedakan oleh kuantitas
yang dikenal sebagai spin, yang dapat naik atau turun. Elektron mengatur
dirinya sendiri dalam atom sedemikian rupa sehingga energi total yang
dimilikinya diminimalkan, lalu mereka menempati orbital dengan energi
terendah yang tersedia kecuali jika energi telah disuplai. Hanya elektron
terluar (disebut elektron valensi) yang memiliki energi yang cukup untuk
melepaskan diri dari inti dan berpartisipasi dalam reaksi kimia dengan atom
lain. Yang lainnya disebut elektron inti.
Unsur-unsur diketahui dapat memiliki hingga tujuh kulit pertama. Kulit
pertama hanya berisi satu orbital, orbital s berbentuk bola. Karena sebagai
kulit pertama, orbital ini disebut orbital 1s. Orbital ini dapat menampung
hingga dua elektron. Kulit kedua juga berisi orbital 2s, tetapi juga
mengandung tiga orbital p berbentuk seperti dumbbell, dan dengan demikian
dapat mengisi hingga delapan elektron (2×1 + 2×3 = 8). Kulit ketiga berisi
satu orbital 3s, tiga orbital 3p, dan lima orbital 3d, sehingga memiliki
kapasitas 2×1 + 2×3 + 2×5 = 18. Kulit keempat berisi satu orbital 4s, tiga
orbital 4p, lima orbital 4d, dan tujuh orbital 4f, sehingga menghasilkan
kapasitas 2×1 + 2×3 + 2×5 + 2×7 = 32. Kulit yang lebih tinggi mengandung
lebih banyak jenis orbital yang melanjutkan polanya, tetapi jenis orbital
seperti itu tidak diisi dengan unsur-unsur yang diketahui. Jenis subkulit
dicirikan oleh bilangan kuantum. Empat angka menggambarkan elektron
dalam atom secara lengkap: bilangan kuantum utama n (kulit), bilangan
kuantum azimut ℓ (jenis orbital), bilangan kuantum magnetik mℓ (di mana
dari orbital jenis tertentu ia berada), dan bilangan kuantum spin s.
c. Urutan pengisian kulit
Urutan pengisian orbital diberikan oleh prinsip Aufbau, juga dikenal sebagai
aturan Madelung atau Klechkovsky. Kulitnya tumpang tindih dalam energi,
menciptakan urutan yang kira-kira sebagai berikut :
1s ≪ 2s < 2p ≪ 3s < 3p ≪ 4s < 3d < 4p ≪ 5s < 4d < 5p ≪ 6s < 4f < 5d < 6p
≪ 7s < 5f < 6d < 7p ≪ ...
Di sini tanda ≪ berarti "jauh lebih sedikit dari" sebagai lawan dari < yang
berarti hanya "kurang dari". Dengan kata lain, elektron memasuki orbital
dalam urutan peningkatan n + ℓ, dan jika dua orbital tersedia dengan nilai n +
ℓ yang sama, n yang lebih rendah akan ditempati terlebih dahulu.

Tumpang tindih menjadi cukup dekat pada titik di mana orbital d memasuki
gambar, dan urutannya dapat sedikit bergeser dengan nomor atom dan
muatan atom.

Mulai dari atom yang paling sederhana, ini memungkinkan kita menyusun
tabel periodik satu per satu sesuai urutan nomor atom, dengan
mempertimbangkan kasus atom tunggal. Dalam hidrogen, hanya ada satu
elektron, yang harus berada di orbital 1s dengan energi terendah. Konfigurasi
hidrogen ditulis dengan 1s1. Helium menambahkan elektron kedua, yang
juga masuk ke 1s dan mengisi kulit pertama sepenuhnya.
2.9 Penentuan Letak Perioden dan Golongan Suatu Unsur
 Golongan A
Elektron terakhir unsur golongan A berada di subkulit s atau p. Jika elektron
terakhirnya berada di subkulit s, nomor golongannya sama dengan jumlah
elektron terakhirnya. Jika elektron terakhirnya berada di subkulit p, nomor
golongannya jumlah elektron terakhir pada subkulit s dan p (s + p).
 Golongan B
Unsur yang berada di golongan B memiliki elektron terakhir di subkulit d.
Nomor golongannya ditentukan dari hasil penjumlahan elektron di subkulit s
dan d. Perhatikan ketentuan berikut.
s2 d1 -> golongan IIIB
s2 d2 -> golongan IVB
s2 d3 -> golongan VB
s1 d5 -> golongan VIB
s2 d5 -> golongan VIIB
s1 d10 -> golongan IB
s2 d10 -> golongan IIB
s2 d5 s2 d7 s2 d8 -> golongan VIIIB
Perhatikan SUPER “Solusi Quipper” berikut ini.
 Golongan transisi dalam (IIIB)
Golongan transisi dalam memiliki subkulit terakhir f. Contohnya lantanida di
4f dan aktinida di 5f.
 Elektron valensi
Elektron valensi adalah elektron yang berada di kulit terluar.
 Kulit valensi
Kulit valensi menyatakan kulit tempat melekatnya elektron valensi.
 Blok
Blok menyatakan letak subkulit dari elektron valensi, misalnya s, (s+p), dan
seterusnya.
2.10Manfaat Sistem Periodik Unsur
Adapun fungsi tabel periodik unsur adalah untuk membantu mengetahui nomor
atom, konfigurasi elektron, dan mempelajari setiap sifat-sifat unsur beserta
keteraturannya.
1. Mengetahui jumlah unsur atom. Melalui tabel tersebut, Anda bisa
menemukan nomor atom dengan unsur apa saja. Nomor yang tertera dalam
tabel merupakan jumlah proton. Jumlah tersebut sama dengan jumlah
elektron yang ada di sekitarnya.
2. Melacak nama dari unsur tersebut yang sebenarnya hanya dengan melihat
nama singkatnya saja. Reaksi kimia tersebut ditulis menggunakan unsur
nama yang disingkat dan adanya tabel tersebut dapat mengidentifikasi unsur
yang sesungguhnya.
3. Mengetahui berapa berat unsur dalam sebuah atom. Dengan cara, yakni
dengan menemukan di kotak persegi dalam tabel yang dialokasikan pada
setiap unsur. Nilai dalam sebuah atom sangat diperlukan untuk perhitungan
kimia analitik sebagian besarnya.
4. Mengetahui konfigurasi unsur secara elektron. serta bisa menyimpulkan
konfigurasi tersebut dengan mengetahui nomor atom pada tabel periodik.
Melalui tabel tersebut, dan bisa menyimpulkan unsur dari atom tersebut
masuk ke mana.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier – SPU


Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia.
Pengelompokan unsur tersebut berdasarka sifat kimianya. Unsur-unsur kimia
di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam.
Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok
unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.
2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner – SPU
Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman
mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
3. Hukum Oktaf Newlands – Sistem Periodik Unsur
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan
penemuanya yang di sebut hukum oktaf. Ia menyatakan bahwa sifat-sifat
unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan,
unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
4. Sistem periodik Mendeleev – Sistem Periodik Unsur
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dmitri Ivanovich
mendeleev, berdasarkan pengamata terhadap 63 unsur yang sudah dikenal
ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusunmenurut kenaikan
massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley – Sistem Periodik Unsur
Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami
perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom
bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang
lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.

Bouma, J. (1989), "An Application-Oriented Periodic Table of the Elements", J.


Chem. Ed., 66 (9): 741, doi:10.1021/ed066p741

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mazurs, E.G. (1974), Graphical Representations of the Periodic System During One


Hundred Years, Alabama: University of Alabama Press, ISBN 0-8173-3200-6

Meitantiwi, Erna Yustin, Mohammad Masykuri, dan Nanik Dwi Nurhayati. 2015.
“Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tutorial Menggunakan Software
Macromedia Flash Pada Materi Sifat Keperiodikan Unsur Untuk
Pembelajaran Kimia Kelas X MIA SMA.” Jurnal Pendidikan Kimia 4(1): 59-
67. ISSN 2337-9995.

Widjaja, Andreas dan Samudra. 2012. Perangkat Lunak Bantu Ajar Sistem Periodik
Unsur-Unsur Kimia. Jurnal Informatika. 8(2): 115 – 126.

Anda mungkin juga menyukai