Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkatlimpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
inidengan baik dan benar.serta tepat pada waktunya.dalam Makalah ini kami
akanmembahas tentang ‘’ PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR ‘’
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan Terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar dalam makalah ini.oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membantu kami. kritik
konstruktif dari pembacasangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom,
lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke
kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan
barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7.
Setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada
sistem IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa
huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel
periodik akan memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur
golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan
unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan
aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
2.3 Pengelompokan Unsur dalam Sistem Periodik.
Pada awalnya,unsur hanya digolongkan menjadi logam dan nonlogam.
Dua puluh unsur yang dikenal pada masa itu mempunyai sifat yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Setelah John Dalton mengemukakan teori atom maka
terdapat perkembangan yang cukup berarti dalam pengelompokan unsur-unsur.
Penelitian Dalton tentang atom menjelaskan bahwa setiap unsur mempunyai
atom-atom dengan sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lain. Hal yang
membedakan diantara unsur adalah massanya. Pada awalnya massa atom
individu belum bisa ditentukan karena atom mempunyai massa yang amat kecil
sehingga digunakan massa atom relatif yaitu perbandingan massa antar atom.
Berzelius pada tahun 1814 dan P.Dulong dan A.Petit pada tahun 1819 melakukan
penentuan massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom relatif
termasuk sifat khas atom karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif
tertentu yang berbeda dari unsur lainnya. Penelitian selanjutnya melibatkan
Lavoisier yang mengelompokan unsur berdasarkan sifat kimianya. Lalu,
Dobereiner, Newlands, Mendeleev, dan Lothar Meyer yang mengelompokan
unsur berdasarkan massa atom relatif. Seorang ahli geologi Perancis, Alexander
Beguyern yang mengelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan kenaikan berat
atom. Dan Moseley yang mengelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan sifat
fisis dan kimia yang diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atom dalam bentuk
tabel periodik yang selanjutnya disempurnakan oleh Seaborg dan lebih dekenal
sebagai Tabel Periodik Modern.
Adapun beberapa isi pengelompokkan dari beberapa ahli, yaitu :
1. Pengelompokkan Unsur Menurut Antoine Lavoisier
Berwujud padat pada suhu kamar Ada yang berupa zat padat, cair,
(250), kecuali raksa (Hg) atau gas pada suhu kamar
(+) KELEBIHAN :
Jenis Triade :
(+) KELEBIHAN :
+ Keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa atom (Ar) unsur yang
kedua (Tengah) merupakan massa atom rata -rata di massa atom unsur
pertama dan ketiga
(-) KEKURANGAN
– Kurang efisien karena ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam
kelompok Triade padahal sifatnya sama dengan unsur di dalam kelompok
triade tersebut.
(+) KELEBIHAN :
(-) KELEMAHAN :
– Masih terdapat unsur – unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan
unsur yang massanya lebih kecil.
Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi
ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah proton
menyatakan nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur ditentukan oleh
nomor atom. Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan
nomor atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil
percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat
kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika
unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-
sifat unsur akan berulang secara periodik.
Susunan periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya berkembang lebih
baik sampai didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan mengikuti hukum
periodik bahwabila unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka
sifat unsur akan berulang secara periodik.
1. Golongan IA (alkali, kecuali H), terdiri dari H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr;
2. Golongan IIA (alkali tanah), terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra;
Golongan III A sampai dengan golongan VI A diberi nama sesuai unsur yang ada
pada golongan tersebut
Contoh :
Periode 6 : terdiri atas 32 unsur, yaitu 18 unsur seperti periode 4 atau 5, dan
14 unsur lagi merupakan deret lantanida
Periode 7 : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini
terdapat deret aktinida
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluarnya.
2. Afinitas Elekton Afinitas elektron
adalah besarnya energi yang dilepas atau diserap oleh atom netral dalam
bentukgas pada penangkapan satu elektron untuk membentuk ion negatif.
3. Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)
Energi ionisasi atau potensial ionisasi adalah eneri yang diperlukan untuk
melepaskan electron terluar dari atom.
4. Keelektronegatifan
Unsur secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 yaitu unsur logam dan
unsur non logam. Unsur logam umumnya memiliki sifat yang bisa
menghantarkan listrik dengan baik, warna mengkilap , keras. Unsur non
logam umumnya memiliki sifat tidak bisa menghantarkan listrik, serta titik
didih dan lelehnya rendah. Umumnya, di alam unsur logam Lebih banyak
kelimpahannya daripada unsur non logam.
Pada sistem periodik, unsur logam terletak pada sebelah kiri dan unsur non
logam terletak pada sebelah kanan. Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat
kelogamannya berkurang atau makin bersifat non logam. Sedangkan dalam
satu golongan dari atas ke bawah sifat kelogamannya semakin besar. Diantara
unsur logam dan non logam terdapat unsur semi logam atau disebu juga
metaloid, yakni unsur non logam yang memiliki sifat kelogaman namun
secara terbatas.
Titik didih dan leleh termasuk sifat fisik yang memilikii sifat keperiodikkan.
Kecendrungan atau tren perubahan titik didih dan leleh pada sistem periodik
ialah sebagai berikut:
Unsur logam pada suatu golongan dari atas menuju bawah, titik didih dan
leleh akan semakin rendah, sedangkan untuk unsur non logam akan semakin
tinggi.
Unsur pada satu periode dari kiri menuju kanan, titik leleh naik hingga
maksimum pada golongan IVA lalu turun secara teratur, sedangkan titik didih
naik terus hingga maksimum pada golongan IIIA lalu turun dengan teratur.
c. Jari-jari atom
Jari-jari atom ialah jarak dari pusat atom (inti atom) hingga kulit luar yang
ditempati elektron. Panjang atau pendeknya jari-jari atom bisa diketahui oleh
2 faktor yaitu jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.
Ada kecendrungan jari-jari atom pada satu periode dari kiri ke kanan akan
semakin pendek sedangkan jari-jari atom unsur segolongan dari atas ke bawah
akan semakin panjang. Kecendrungan tersebut disebabkan oleh adanya garik
tarik inti atom terhadap elektron serta jumlah kulit elektron.
Pada suatu periode dari kiri ke kanan muatan inti akan bertambah sedangkan
jumlah kulit elektron tetap. Oleh karena itu gaya tarik inti tehadap elektron
terluar semakin kuat hingga menyebabkan jarak elektron yang terluar dengan
inti makin dekat.
Pada golongan, semakin ke bawah jumlah kulit makin banyak. Meski dalam
hal ini jumlah muatan inti makin banyak, tapi pengaruh bertambahnya jumlah
kulit lebih besar daripada pengaruh muatan inti. Oleh karena itu, jarak
elektron kulit terluar terhadap inti akan semakin jauh
2. Potensi Ionisasi
3. Afinitas Elektron
4. Keasaman
5. Kereaktifan
6. Kelogaman
7. Keelektronegatifan
Tumpang tindih menjadi cukup dekat pada titik di mana orbital d memasuki
gambar, dan urutannya dapat sedikit bergeser dengan nomor atom dan
muatan atom.
Mulai dari atom yang paling sederhana, ini memungkinkan kita menyusun
tabel periodik satu per satu sesuai urutan nomor atom, dengan
mempertimbangkan kasus atom tunggal. Dalam hidrogen, hanya ada satu
elektron, yang harus berada di orbital 1s dengan energi terendah. Konfigurasi
hidrogen ditulis dengan 1s1. Helium menambahkan elektron kedua, yang
juga masuk ke 1s dan mengisi kulit pertama sepenuhnya.
2.9 Penentuan Letak Perioden dan Golongan Suatu Unsur
Golongan A
Elektron terakhir unsur golongan A berada di subkulit s atau p. Jika elektron
terakhirnya berada di subkulit s, nomor golongannya sama dengan jumlah
elektron terakhirnya. Jika elektron terakhirnya berada di subkulit p, nomor
golongannya jumlah elektron terakhir pada subkulit s dan p (s + p).
Golongan B
Unsur yang berada di golongan B memiliki elektron terakhir di subkulit d.
Nomor golongannya ditentukan dari hasil penjumlahan elektron di subkulit s
dan d. Perhatikan ketentuan berikut.
s2 d1 -> golongan IIIB
s2 d2 -> golongan IVB
s2 d3 -> golongan VB
s1 d5 -> golongan VIB
s2 d5 -> golongan VIIB
s1 d10 -> golongan IB
s2 d10 -> golongan IIB
s2 d5 s2 d7 s2 d8 -> golongan VIIIB
Perhatikan SUPER “Solusi Quipper” berikut ini.
Golongan transisi dalam (IIIB)
Golongan transisi dalam memiliki subkulit terakhir f. Contohnya lantanida di
4f dan aktinida di 5f.
Elektron valensi
Elektron valensi adalah elektron yang berada di kulit terluar.
Kulit valensi
Kulit valensi menyatakan kulit tempat melekatnya elektron valensi.
Blok
Blok menyatakan letak subkulit dari elektron valensi, misalnya s, (s+p), dan
seterusnya.
2.10Manfaat Sistem Periodik Unsur
Adapun fungsi tabel periodik unsur adalah untuk membantu mengetahui nomor
atom, konfigurasi elektron, dan mempelajari setiap sifat-sifat unsur beserta
keteraturannya.
1. Mengetahui jumlah unsur atom. Melalui tabel tersebut, Anda bisa
menemukan nomor atom dengan unsur apa saja. Nomor yang tertera dalam
tabel merupakan jumlah proton. Jumlah tersebut sama dengan jumlah
elektron yang ada di sekitarnya.
2. Melacak nama dari unsur tersebut yang sebenarnya hanya dengan melihat
nama singkatnya saja. Reaksi kimia tersebut ditulis menggunakan unsur
nama yang disingkat dan adanya tabel tersebut dapat mengidentifikasi unsur
yang sesungguhnya.
3. Mengetahui berapa berat unsur dalam sebuah atom. Dengan cara, yakni
dengan menemukan di kotak persegi dalam tabel yang dialokasikan pada
setiap unsur. Nilai dalam sebuah atom sangat diperlukan untuk perhitungan
kimia analitik sebagian besarnya.
4. Mengetahui konfigurasi unsur secara elektron. serta bisa menyimpulkan
konfigurasi tersebut dengan mengetahui nomor atom pada tabel periodik.
Melalui tabel tersebut, dan bisa menyimpulkan unsur dari atom tersebut
masuk ke mana.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Meitantiwi, Erna Yustin, Mohammad Masykuri, dan Nanik Dwi Nurhayati. 2015.
“Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tutorial Menggunakan Software
Macromedia Flash Pada Materi Sifat Keperiodikan Unsur Untuk
Pembelajaran Kimia Kelas X MIA SMA.” Jurnal Pendidikan Kimia 4(1): 59-
67. ISSN 2337-9995.
Widjaja, Andreas dan Samudra. 2012. Perangkat Lunak Bantu Ajar Sistem Periodik
Unsur-Unsur Kimia. Jurnal Informatika. 8(2): 115 – 126.