Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Gereja dan Keutuhan
Ciptaan” yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Kristen.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Agama Kristen.
Terima Kasih

Tobelo, 21 November 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………....…1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ……………………………………..……………….…….........3
B. Rumusan Masalah....………..………………………..……………..….…….....3
C.Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………….…...4

BAB II PEMBAHASAN
A. Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab............................................................5
B. Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ……..………………………………...5
C. Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab...............................................6
D. Hubungan Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan...............................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………...9
B. Saran.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..........10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan pada hakikatnya adalah nilai-nilai
Kerajaan Allah. Pada dirinya, Allah sendiri terlibat dan bertekad menjadikan dunia ini
sebagai tempat yang adil dan damai, memberikan kehidupan yang bermartabat bagi setiap
makhluk.
Di antara nilai-nilai Kerajaan Allah, keadilan dan perdamaian menempati tempat
kunci. Dalam Sabda Bahagia, piagam Magna Carta Kerajaan Allah, Yesus menyatakan
bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan keadilan, dan mereka
yang dikejar-kejar karena alasan ini, “milik merekalah Kerajaan Surga” (Mat 5,6.10). Sama
halnya berbahagialah mereka yang “membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah” (Mat 5,9). Yesus sendiri pertama-tama mengupayakan Kerajaan Allah dan Keadilan-
Nya, dan menunjukkan rasa lapar dan haus akan keadilan dan dikejar-kejar karena hal itu.
Dia sendirilah yang menjadi sumber, pemberi, dan penyebab perdamaian.
Semua ciptaan tercakup dalam anugerah kebebasan yang ditawarkan oleh peristiwa
Kristus “seluruh dunia yang tercipta dengan penuh keinginan menantikan pewahyuan putera-
putera Allah...dunia sendiri akan dibebaskan dari perbudakan kesalahan dan akan ambil
bagian dalam kebebasan mulia anak-anak Allah” (Rom 8,19-21). Jika segala sesuatu di surga
dan di bumi diciptakan dalam Kristus, ciptaan pertama, dan jika di dalam Dia mereka terus
meng-ada, maka dalam kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus mendamaikan segala sesuatu:
seluruh alam semesta, segala sesuatu di langit dan di bumi (lih. Kol 1,15-20).

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab ?
2. Apa arti Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ?
3. Apa arti Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab ?
4. Bagaimana Hubungan Gereja, Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan ?

3
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui makna keadilan menurut konsepsi alkitab.
2. Untuk mengetahui arti perdamaian menurut konsepsi alkitab.
3. Untuk mengetahui arti keutuhan ciptaan menurut konsepsi alkitab.
4. Untuk mengetahui hubungan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan .

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab


Kata keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”.
Istilah keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral para hakim
dalam menjalankan tugasnya. Keadilan selalu di kaitkan dengan keadilan Allah di dalam
perjanjian Allah dan keadilan Allah itu selalu dikaitkan dengan janji Allah untuk memelihara
dan menyelamatkan umatNya. Perwujudan dari keadilan Allah berarti baik tindakan
penyelamatan yang di beri Allah bagi umatNya maupun tindakan penghukuman terhadap
musuh-musuh umatnya. Tetapi sebaliknya keadilan dapat berarti penghukuman terhadap
umat Tuhan bila ternyata bahwa mereka tidak setia atau mengingkari ketaatannya kepada
hukum-hukum Allah, sebagai tanda dan konsekuensi keterikatannya dengan janji Allah.
Didalam alkitab kita mempelajari bahwa unsur kasih merupakan unsur yang sangat
dominan dan menentukan didalam perumusan dan pelaksanaan keadilan itu. Seperti yg
diucapkan Paul Tillich, ”Kasih tidak berbuat lebih dari apa yang dituntut keadilan, namun
kasih itu menjadi keadilan, kasih itu menjadi prinsip yg mutlak dari keadilan”
Prinsip-prinsip keadilan yaitu:
1. Prinsip kesehjahteraan
2. Prinsip kecukupan
3. Prinsip kesamaan
4. Prinsip personalitas
5. Prinsip persaudaraan
Didalam perjanjian baru jelas terlihat bahwa pengabdian yang dilakukan kepada Tuhan Yesus
juga meliputi pengabdian kepada orang-orang yang berkekurangan, sakit, tertindas, terkurung
dan orang asing (matius 25:31-46). Keadilan harus ditegakkan dengan nyata melalui
hubungan antara sesama manusia dengan masyarakat lainnya. Keadilan juga berlaku bagi
tatanan alam, masyarakat dan korelasi antara manusia dan sesamanya. Dalam keadilan
terwujud harmoni, keseimbangan dan keselarasan seluruh unsur-unsur alam.

B. Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab

5
Di dalam Alkitab istilah “ Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan
“eirene” (yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan senang
akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan atau kesehatan.
Setiap individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti
kesejahteraan dan keamanan serta ketentraman jiwa terjamin. Sebaliknya setiap individu
tidak akan merasakan kedamaian bila ia hidup di dalam suasana perang dan kekacauan.
Syalom atau eirene yang berarti selamat dan sempurna selalu diharapkan oleh setiap individu.
Pengharapan ini selalu terdengar dengan ucapan “salam” yang hampir pada setiap pertemuan
dan perpisahan diucapkan seseorang kepada yang lain. Karna itu sampai akhir hayat manusia,
setiap individu selalu mengharapkan “selamat” di dalam hidupnya.
Dari kitab Ulangan hingga 1 Samuel menjelaskan bahwa hanya alah saja yang
berperang, berjuang atau memimpin perkelahian, bukan bangsa Israel. dengan memahami
nats ini, akan diperoleh kesan bahwa tidak ada alasan bangsa israel untuk melakukan perang
di sepanjang masa.Sebaliknya, pada saat kedatangan mesias, semua sarana dan prasarana
perang harus dialih-fungsikan menjadi alat pembangunan bagi semua bangsa di dunia ini.

C. Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab


Seluruh ciptaan itu baik, baik mahluk (Manusia, hewan ternak, binatang-binatang
besar maupun kecil, ikan, unggas, binatang melata, tumbuh-tumbuhan dll) maupun ciptaan
yang lain hidup di dalam keselaraan serta keutuhan. Mereka saling menghidupkan dan
mencukupkan sejalan dengan kasih karunia pemeliharan tuhan. Manusia ditempatkan Tuhan
sebagi mahkota ciptaanNya. Dia bahkan diberi mandat untuk menguasai dan menakhlukan
seluruh bumi untuk kebahagiaanya. Akan tetapi dalam tuntunan Roh Kudus manusia juga
disadarkan untuk menerima pembaruan pemahaman makna mandate ilahi dari “ menakhlukan
dan menguasai kedalam mengusahakan dan memelihara” alam ciptaanNya itu.(kej 2:15)
Kenyataan yg kita lihat sekarang adalah ketidaksetiaan terhadap mandat itu.
Manusia berlomba-lomba untuk mencari kekayaan bagi dirinya sendiri. Penjajahan yang di
lakukan Negara-negara kolonialis membuat mereka kaya raya sementara bangsa yang dijajah
menjadi miskin menderita. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin dihimpit
kemiskinan akibat kemiskinan semula dan hutang-hutang terhadap Negara kaya.
Ketidaksetiaan terhadap mandat dari Tuhan menyebabkan kecemburuan sosial
antar gereja-gereja keresahan karena kebanyakan Negara sedang berkembang berhutang
kepada Negara maju maupun karena kesegajaan kepemilikan modal. ilmu pengetahuaan dan
teknelogi serta tatanan social politik. Akibat tidak langsung dari penguasaan teknologi dan

6
kemajuan yang dijanjikan teknologi, manusia tergoda untuk mencapai hal-hal yang lebih jauh
dari yg mampu diserap masyarakat.

- Hubungan manusia dengan ciptaan lainnya


Manusia dengan ciptaan-ciptaan lainnya hidup saling mendukung dan saling
melengkapi. Hal ini dipahami sebagai suatu kebersamaan yang menuntut berbagai toleransi
hidup yang dapat memberikan kontribusi positif satu sama lain. Kontribusi positif manusia
terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat dilihat dari tanggung jawab manusia
memelihara dan melestarikan kesinambungan hidup binatang dan tubuh-tumbuhan.
Pemeliharaan dan pelestarian ini wajib dilakukan manusia. Sebab bila manusia lalai dalam
tanggungjawab ini maka berbagai binatang dan tumbuh-tumbuhan yang sangat dibutuhkan
manusia di dalam hidupnya akan punah. Keadaan ini tentu tidak menguntungkan manusia,
bahkan dapat mengganggu proses kebutuhan manusia. Jadi tanggungjawab manusia tidak
hanya untuk menikmati segala sesuatu yang dibutuhkannya dari binatang dan tumbuh-
tumbuhan melainkan juga melestarikan dan memeliharanya sebagai ungkapan suatu
tanggungjawab.

- Hubungan manusia dengan binatang


Dalam kisah penciptaan, Allah memberikan mandat kepada manusia untuk menguasai
ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan segala binatang yang merayap di bumi. Mandat
ini diberikan Allah ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa dalam proses penciptaan
status dan harkat manusia lebih tinggi dari binatang. Manusia menguasai binatang dipahami
sebagai sebagai suatu tanggungjawab memelihara dan melestarikan. Manusia menguasai
berarti bahwa binatang harus tunduk kepada manusia. Jadi hubungan manusia dengan
binatang dipahami sebagai hubungan sesama ciptaan Allah yang mana keduanya dibedakan
dari segi status dan harkatnya di hadapan Allah.

- Hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan


Hubungan antara manusia dengan tumbuh-tumbuhan pertama-tama dipahami dari
penempatan manusia di taman Eden. Ditaman Eden manusia bekerja mengusahakan dan
memelihara taman. Tugas dan pekerjaan ini dipahami sebagai tugas dan hakikat manusia.
Jadi bukan sebagai syarat untuk memperoleh sesuatu hasil tertentu. Manusia bekerja
mengusahakan dan memelihara taman dipahami sebagai suatu tugas pengabdian yang
sekaligus menandakan bahwa manusia hidup dan bekerja.

7
D. Hubungan Gereja, Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan
Syalom selalu berorientasi pada perdamaian masa depan yang ditandai dengan
perwujudan damai, keadilan dan penciptaan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Perpaduan
ketiga unsur ini sangat berkaitan dengan keselamatan manusia kini dan di masa depan. Damai
sejahtera ini erat hubungannya dengan keadilan dan kebenaran alam semesta ciptaan Allah.
Penebusan yang dilakukan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus tidak saja mencakup penebusan
manusia dari dosa, kematian dan maut. Penebusan juga berlaku untuk seluruh isi bumi dan
ciptaan Allah lainnya. Semua Makhluk dan ciptaan lainnya akan di merdekakan dari
perbudakan kebinasaan dan dimasukkan ke dalam kemerdekaan dan kemuliaan anak-anak
Allah (roma 8:21). Dengan prinsip ini manusia sebagai ciptaan baru, melalui pembebasan
Yesus Kristus dari dosa dan maut, harus bertanggungjawab terhadap pemeliharaan bumi ini
sepanjang abad.
Ciptaan tidak dapat dipahami hanya menyangkut alam saja. Ciptaan mencakup
keseluruhan yang utuh, termaksuk masyarakat dan lingkungannya, baik unsur politik maupun
aneka keilmuan lainnya. itu sebabnya dalam yoh 3: 16 dikatakan bahwa Allah mengasihi
dunia ini, bukan hanya manusia saja. Jadi keutuhan ciptaan akan terjamin bila kontinuitas
keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat dipelihara secara
konsekwen. Untuk mengakhiri diskusi ini perlu dicamkan apa yang diungkapkan seorang ahli
filsafat biologi/matematik yang bernama C.F. von Weizsacker :
“ Tidak ada kedamaian tanpa keadilan
Tidak ada keadilan tanpa kedamaian
Tidak ada keadilan tanpa kemerdekaan
Tidak ada kemerdekaan tanpa keadilan
Tidak ada kedamaian antar bangsa, tanpa damai dengan alam
Tidak ada kedamaian dengan alam, tanpa kedamaian antar bangsa “.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”. Istilah
keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral para hakim dalam
menjalankan tugasnya. Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan “eirene”
(yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan senang akibat
memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan atau kesehatan. Setiap
individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti
kesejahteraan dan keamanan serta ketentraman jiwa terjamin. Keutuhan ciptaan akan terjamin
bila kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat dipelihara
secara konsekwen.

B. Saran
Disarankan Kepada Dewan gereja-gereja sedunia untuk dapat menyandarkan umat
manusia akan tanggung jawabanya memelihara keutuhan ciptaan, keadilan dan perdamaian.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://pudhan.blogspot.com/2011/11/hakikat-manusia.html
http://www.pujasumarta.web.id/index.php/kwi/9-kwi/87-keterlibatan-gereja-dalam-
melestarikan-keutuhan-ciptaan
Pangaribuan, Esra E. 2008. Etika Kapita Selekta. Pematang Siantar : Lembaga Studi Agama,
Pembangunan dan Kebudayaan.

10

Anda mungkin juga menyukai