Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Gereja dan Keutuhan
Ciptaan” yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Kristen.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Agama Kristen.
Terima Kasih
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………....…1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ……………………………………..……………….…….........3
B. Rumusan Masalah....………..………………………..……………..….…….....3
C.Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………….…...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab............................................................5
B. Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ……..………………………………...5
C. Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab...............................................6
D. Hubungan Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan...............................8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..........10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan pada hakikatnya adalah nilai-nilai
Kerajaan Allah. Pada dirinya, Allah sendiri terlibat dan bertekad menjadikan dunia ini
sebagai tempat yang adil dan damai, memberikan kehidupan yang bermartabat bagi setiap
makhluk.
Di antara nilai-nilai Kerajaan Allah, keadilan dan perdamaian menempati tempat
kunci. Dalam Sabda Bahagia, piagam Magna Carta Kerajaan Allah, Yesus menyatakan
bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan keadilan, dan mereka
yang dikejar-kejar karena alasan ini, “milik merekalah Kerajaan Surga” (Mat 5,6.10). Sama
halnya berbahagialah mereka yang “membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah” (Mat 5,9). Yesus sendiri pertama-tama mengupayakan Kerajaan Allah dan Keadilan-
Nya, dan menunjukkan rasa lapar dan haus akan keadilan dan dikejar-kejar karena hal itu.
Dia sendirilah yang menjadi sumber, pemberi, dan penyebab perdamaian.
Semua ciptaan tercakup dalam anugerah kebebasan yang ditawarkan oleh peristiwa
Kristus “seluruh dunia yang tercipta dengan penuh keinginan menantikan pewahyuan putera-
putera Allah...dunia sendiri akan dibebaskan dari perbudakan kesalahan dan akan ambil
bagian dalam kebebasan mulia anak-anak Allah” (Rom 8,19-21). Jika segala sesuatu di surga
dan di bumi diciptakan dalam Kristus, ciptaan pertama, dan jika di dalam Dia mereka terus
meng-ada, maka dalam kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus mendamaikan segala sesuatu:
seluruh alam semesta, segala sesuatu di langit dan di bumi (lih. Kol 1,15-20).
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab ?
2. Apa arti Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ?
3. Apa arti Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab ?
4. Bagaimana Hubungan Gereja, Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan ?
3
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui makna keadilan menurut konsepsi alkitab.
2. Untuk mengetahui arti perdamaian menurut konsepsi alkitab.
3. Untuk mengetahui arti keutuhan ciptaan menurut konsepsi alkitab.
4. Untuk mengetahui hubungan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan .
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Di dalam Alkitab istilah “ Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan
“eirene” (yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan senang
akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan atau kesehatan.
Setiap individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti
kesejahteraan dan keamanan serta ketentraman jiwa terjamin. Sebaliknya setiap individu
tidak akan merasakan kedamaian bila ia hidup di dalam suasana perang dan kekacauan.
Syalom atau eirene yang berarti selamat dan sempurna selalu diharapkan oleh setiap individu.
Pengharapan ini selalu terdengar dengan ucapan “salam” yang hampir pada setiap pertemuan
dan perpisahan diucapkan seseorang kepada yang lain. Karna itu sampai akhir hayat manusia,
setiap individu selalu mengharapkan “selamat” di dalam hidupnya.
Dari kitab Ulangan hingga 1 Samuel menjelaskan bahwa hanya alah saja yang
berperang, berjuang atau memimpin perkelahian, bukan bangsa Israel. dengan memahami
nats ini, akan diperoleh kesan bahwa tidak ada alasan bangsa israel untuk melakukan perang
di sepanjang masa.Sebaliknya, pada saat kedatangan mesias, semua sarana dan prasarana
perang harus dialih-fungsikan menjadi alat pembangunan bagi semua bangsa di dunia ini.
6
kemajuan yang dijanjikan teknologi, manusia tergoda untuk mencapai hal-hal yang lebih jauh
dari yg mampu diserap masyarakat.
7
D. Hubungan Gereja, Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan
Syalom selalu berorientasi pada perdamaian masa depan yang ditandai dengan
perwujudan damai, keadilan dan penciptaan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Perpaduan
ketiga unsur ini sangat berkaitan dengan keselamatan manusia kini dan di masa depan. Damai
sejahtera ini erat hubungannya dengan keadilan dan kebenaran alam semesta ciptaan Allah.
Penebusan yang dilakukan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus tidak saja mencakup penebusan
manusia dari dosa, kematian dan maut. Penebusan juga berlaku untuk seluruh isi bumi dan
ciptaan Allah lainnya. Semua Makhluk dan ciptaan lainnya akan di merdekakan dari
perbudakan kebinasaan dan dimasukkan ke dalam kemerdekaan dan kemuliaan anak-anak
Allah (roma 8:21). Dengan prinsip ini manusia sebagai ciptaan baru, melalui pembebasan
Yesus Kristus dari dosa dan maut, harus bertanggungjawab terhadap pemeliharaan bumi ini
sepanjang abad.
Ciptaan tidak dapat dipahami hanya menyangkut alam saja. Ciptaan mencakup
keseluruhan yang utuh, termaksuk masyarakat dan lingkungannya, baik unsur politik maupun
aneka keilmuan lainnya. itu sebabnya dalam yoh 3: 16 dikatakan bahwa Allah mengasihi
dunia ini, bukan hanya manusia saja. Jadi keutuhan ciptaan akan terjamin bila kontinuitas
keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat dipelihara secara
konsekwen. Untuk mengakhiri diskusi ini perlu dicamkan apa yang diungkapkan seorang ahli
filsafat biologi/matematik yang bernama C.F. von Weizsacker :
“ Tidak ada kedamaian tanpa keadilan
Tidak ada keadilan tanpa kedamaian
Tidak ada keadilan tanpa kemerdekaan
Tidak ada kemerdekaan tanpa keadilan
Tidak ada kedamaian antar bangsa, tanpa damai dengan alam
Tidak ada kedamaian dengan alam, tanpa kedamaian antar bangsa “.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”. Istilah
keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral para hakim dalam
menjalankan tugasnya. Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan “eirene”
(yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan senang akibat
memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan atau kesehatan. Setiap
individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti
kesejahteraan dan keamanan serta ketentraman jiwa terjamin. Keutuhan ciptaan akan terjamin
bila kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat dipelihara
secara konsekwen.
B. Saran
Disarankan Kepada Dewan gereja-gereja sedunia untuk dapat menyandarkan umat
manusia akan tanggung jawabanya memelihara keutuhan ciptaan, keadilan dan perdamaian.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://pudhan.blogspot.com/2011/11/hakikat-manusia.html
http://www.pujasumarta.web.id/index.php/kwi/9-kwi/87-keterlibatan-gereja-dalam-
melestarikan-keutuhan-ciptaan
Pangaribuan, Esra E. 2008. Etika Kapita Selekta. Pematang Siantar : Lembaga Studi Agama,
Pembangunan dan Kebudayaan.
10