UNSUR
Dari sistem periodik banyak sifat kimia dan sifat fisika dari unsur-unsur
dapat ditunjukkan keteraturannya. Baik keteraturan menurut kolom
golongan kearah atas atau kearah bawah dari daftar, maupun keteraturan
menurut kolom mendatar sepanjang periode unsur-unsur dalam daftar serta
keteraturan peralihan sifat antar golongan dan antar periode.
Namun demikian di dalam sub-bab ini akan dibahas hanya 4 sifat yang
penting saja yaitu jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan
elektrongativitas (keelektronegatifan) dari unsur-unsur.
1. Jari-jari Atom
Keperiodikan jari-jari dengan nomor atom dapat dipelajari pada grafik di
bawah ini:
Didalam satu golongan dari arah atas ke bawah, muatan positif inti dan
jumlah kulit elekton bertambah. Pertambahan muatan positif inti akan
memperkecil ukuran atom, sebaliknya pertambahan kulit elektron akan
memperbesar ukuran atom. Ternyata di dalam satu golongan lebih
berpengaruh pertambahan kulit elektron, sehingga dari arah atas ke
bawah ukuran atom menjadi lebih besar.
2. Energi ionisasi
Sebuah atom yang dalam keadaan terisolasi dari atom lainnya dan
struktur elektronnya berada dalam keadaan dasar, bila diberi energi dari
luar, maka elektron dari elektronnya berada dalam keadaan dasar, bila
diberi energi dari luar, maka elektron dari atom tersebut akan menyerap
energi dan berpindah ke lintasan/orbital yang tingkat energinya lebih
tinggi. Bila energi yang diberikan cukup kuat, maka elektron bisa naik
terus ke tingkat energi yang lebih tinggi sampai suatu saat terlepas dari
tarikan inti dan keluar meninggalkan atom. Atom yang ditinggalkan
berubah menjadi bermuatan positif (ion positif). Elektron yang paling
mudah dilepaskan adalh elektron yang terikat paling lemah di dalam
atom, yaitu elektron pada subkulit paling luar.
Proses pembentukan ion positif dari suatu atom yang terisolasi dan
berada dalam keadaan dasar, dengan melepaskan sebuah elektron
dari atom tersebut, disebut Ionisasi.
Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron
dari suatu atom (atau ion) disebut Energi ionisasi.
Energi ionisasi ditemtukan oleh muatan inti dan jari-jari atom. Makin
besar muatan inti makin kuat elektron tertahan, sehingga diperlukan
energi ionisasi yang makin besar untuk melepaskan elektron dari
atom. Demikian pula makin kecil jari-jari, makin kuat tarikan inti
terhadap elektron sehingga energi ionisasi makin besar.
Di dalam satu perioda muatan inti makin besar dan jari-jarinya makin
kecil. Kedua hal ini mengakibatkan energi ionisasi makin besar dari kiri
ke kanan perioda.
Untuk atom-atom dari unsur-unsur segolongan terdapat 2 pengaruh
yang berlawanan, yaitu:
1. Muatan inti, yang dalam golongan membesar kea rah bawah. Ini
berarti ke arah bawah energi ionisasi bertambah besar.
2. Jari-jari, yang dalam golongan bertambah besar ke arah bawah. Ini
mengakibatkan energi ionisasi bertambah kecil. Dengan perkataan
lain ke arah bawah atom makin mudah terionisasi.
Jadi kesimpulannya :
Energi ionisasi pada sistem periodik : makin besar dari kiri ke kanan, dan
makin besar dari bawah ke atas.
3. Afinitas Elektron
Disamping melepaskan elektron, atom juga dapat menerima elektron.
Dengan menerima elektron maka atom berubah menjadi ion bermuatan
listrik negatif, karena jumlah elektron pada kulitnya menjadi berlebih dari
jumlah proton pada intinya.
Proses pengambilan elektron oleh atom biasanya disertai dengan
pembebasan energi. Jumlah energi yang dibebaskan ketika suatu
atom dalam keadaan terisolasi (gas) mengambil elektron disebut
AFINITAS ELEKTRON.
Dalam sistem periodik, pada umumnya: Afinitas electron
bertambah besar dari kiri ke kanan dan dari bawah ke arah atas
dari daftar sistem periodik.
Dari kiri ke kanan sistem periodik jari-jari atom bertambah kecil
sehingga tarikan inti terhadap elektron dari luar bertambah kuat,
sehingga elektron bertambah mudah masuk ke dalam atom. Ini berarti
dari kiri ke kanan atom makin mudah mengambil elektron dan makin
banyak energi dibebaskan atau afinitas elektronnya makin besar.
Begitu pula dari arah bawah ke atas jari-jari makin kecil sehingga atom
makin mudah mengambil elektron dari luar, akibatnya afinitas elektron
makin besar ke arah atas sistem periodik.
Satu hal penting dicatat adalah bahwa afinitas elektron merupakan
ukuran kemudahan terbentuknya ion negatif.
4. Elektronegativitas
Oleh karena pengukuran afinitas elektron menemui banyak kesukaran
untuk memperoleh hasil yang akurat, maka para ahli mengembangkan
besaran-besaran yang lain untuk menentukan tingkat mudah-sukarnya
suatu atom membentuk ion negatif.
Seorang ahli kimia Amerika, Linus Pauling berhasil dengan baik
menemukan besaran ini. Pauling memberi nama besaran yang
ditemukannya tersebut (tahun 1932) dengan skala elektronegativitas.
Skala elektronegativitas menunjukkan tingkat kesukaan atom
pada elektron.
Suatu atom yang sukar melepaskan elektron dan mempunyai energi
ionisasi yang tinggi sebaliknya berarti merupakan atom yang suka pada
elektron dan dengan mudah menerima elektron dari luar atau akan
menarik dengan kuat elektron yang dipakainya bersama-sama atom lain.
Atom yang suka kepada elektron ini disebut mempunyai nilai
elektronegativitas yang tinggi.
Atom yang mempunyai nilai elektronegativitas yang kecil dapat
diuraikan kurang suka pada elektron. Makalah atom ini lebih senang
melepaskan saja elektronnya kepada atom lain yang suka pada elektron
atau mempunyai elektronegativitas tinggi. Atom yang mempunyai
elektronegativitas rendah akan mempunyai nilai energi ionisasi kecil.