Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM UTR-NON RADIASI

Ultrasonic Testing Examination of Welds

Distance Amplitude Correction (DAC)

ASMEV

Di susun oleh :

Nama : Desta Zul Fauzi (031600466)


Anggota Kelompok : Anjas Farizqi N (031600462)
Fadli Muhammad R (031600468)
Gusti Sultan A (031600472)
Isnaeni Yulianti (031600478)
Prodi : Elektro Mekanika
Jurusan : Teknofisika Nuklir

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTAN
2019
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilaksanakan antara lain :
1. Memahami prinsip pembuatan kurva DAC dengan menggunakan blok kalibrasi
DAC.
2. Membuat kurva DAC dengan menggunakan blok kalibrasi DAC.
3. Menentukan Accepted atau rejected sebuah diskontinuitas sesuai ASME .
II. Alat dan Bahan
1. Ultrasonic Flaw Detector.
2. Probe sudut 70°.
3. Kabel probe.
4. Blok reverensi V1 atau V2.
5. Kuplan.

III. Dasar Teori


Sinyal akustik dari pantulan permukaan yang sama akan mempunyai amplitudo
yang berbeda-beda pada jarak yang sama dari transducer. DAC memberikan cara untuk
membentuk suatu grafik ‘referensi tingkat sensitivitas’ sebagai fungsi jarak usapan,
dengan tampilan A-Scan. Penggunaan DAC memungkinkan sinyal pantulan dari
diskontinuiti yang serupa untuk diteliti, dimana sinyal atenuasi sebagai fungsi
kedalaman. Panjang medan dekat (near field) dan sebaran sinyal bervariasi sesuai
dengan ukuran dan frekuensi transducer, dan material bervariasi dalam atenuasi dan
kecepatannya kurva DAC harus ditentukan untuk masing-masing situasi yang berbeda.
DAC dapat bekerja di 2 model gelombang yaitu gelombang longitudinal dan shear pada
metode pengujian ultrasonik kontak maupun immersion.
Kurva DAC seperti pada Gambar 1 dibentuk dari puncak amplitudo yang direspon
dari reflektor di daerah yang sama dan jarak yang berbeda pada bahan yang sama.
Referensi standar dengan menyatukan Side Drilled Holes (SDH), Flat Bottom Holes
(FBH), atau notches dimana reflektor berada di kedalaman yang bervariasi yang umum
digunakan. Penting untuk memahami bahwa apapun tipe reflektor yang digunakan,
ukuran dan bentuk reflektor harus konstan. Standart referensi tersedia secara komersial,
termasuk ASTM Distance/Area Amplitude dan ASTM E1158 Distance Amplitude Block,
NAVSHIPS Test block, dan ASME Basic Calibration Blocks.
IV. Langkah Kerja
1. Set instrumen dan gunakan probe sudut 70° 4 MHz.
2. Tempatkan plastik transparan pada layar instrumen dan beri tanda pada plastik
tersebut : skala 0,0 dan 10,0 ; susdut probe, nomer seri probe, nomer seri instrumen,
nomor blok dan gain operasi(apakah G1 atau G2 dari langkah 4.3 atau 4.4)
3. Tempatkan probe sudut pada posisi A kearah lubang 1⁄4 𝑇, maksimumkan indikasi
dan atur gain hingga amplitudo indikasi menjadi 80% FSH dan catat posisi gain
(G1) dan tempatkan pada skala layar 1⁄4 𝑇.

4. Pindahkan probe ke posisi B ke arah lubang 1⁄2 𝑇, maksimumkan indikasi dan


amati amplitudo indikasi. Bila dengan Gain G1 indikasi dari lubang dari lubang T/2
lebih kecil dari dari 80% FSH, lanjutkan ke langkah 4.5. Tetapi bila indikasi ini
lebih besar dari 80% FSH maka set kembali tombol gain (menjadi gain G2) hingga
amplitudo indikasi dari lubang 1⁄2 𝑇 menjadi 80% FSH dan tempatkan pada skala

layar 1⁄2 𝑇.
5. Dengan Posisi gain G1 atau G2, kembali letakan probe pada posisi A maksimumkan
indikasi dari lubang 1⁄4 𝑇; tempatkan indikasi pada skala 1⁄4 𝑇 dengan cara
mengatur tombol penggeser pulsa.
Catatan : Tergantung range layar, indikasi maksimum dari lubang 1⁄4 𝑇

ditempatkan pada skala 1,0 dan dari lubang 1⁄2 𝑇 pada skala 2,0 akan
menghasilkan range 10⁄4 𝑇. Atau indikasimaksimum dari lubang 1⁄4 𝑇

ditempatkan pada skala 2,0 dan dari lunbang 1⁄2 𝑇 ditempatkan pada

skala 4,0 ; range layar akan menjadi 5⁄4 𝑇.

6. Tempatkan probe pada posisi C menghadap lubang 3⁄4 𝑇, maksimumkan indikasi


dan dengan mengatur tombol velocity tempatkan indikasi pada skala 3,0 untuk
range 10⁄4 𝑇 atau skala layar 6,0 untuk range 5⁄4 𝑇.
7. Lakukan langkah 4.5 dan 4.6 hingga indikasi maksimum terletak pada skala 1,0 bila
probe menghadap lubang 1⁄4 𝑇 dan pada skala 3,0 bila probe menghadap lubang
3⁄ 𝑇 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 10⁄ 𝑇 (atau pada skala 2,0 bila probe menghadap lubang
4 4
1⁄ 𝑇 dan pada skala 6,0 probe bila menghadap lubang 1⁄ 𝑇 untuk range 5⁄ 𝑇),
4 4 4
kemudian beri tanda pada palstik transparan letak puncak indikasi-indikasi tersebut.
8. Letakan probe kembali pada posisi B menghadap lubang 1⁄2 𝑇, maksimumkan

indikasi, indikasi harus terletak pada skala 2,0 untuk range 10⁄4 𝑇 (dan pada skala

4,0 untuk range 5⁄4 𝑇) dan beri tanda pada plastik transparan letak puncak indkasi.
9. Letakkan probe pada pada posisi D menghadap notch bawah, indikasi harus terletak
pada skala 4,0 untuk range 10⁄4 𝑇,( Atau pada skala 8,0 untuk range 5⁄4 𝑇.)

10. Letakkan probe pada posisi E diarahkan ke pada lubang 1⁄4 𝑇, F diarahkan ke

lubang 1⁄2 dan G diarahkan pada lubang 3⁄4 𝑇, indikasi maksimum harus terletak

pada skala 5,0 (E), 6,0 (F) dan 7,0 (G) untuk range 10⁄4 𝑇. Beri tanda pada plastik

transparan letak puncak indikasi-indikasi tersebut. Untuk range 5⁄4 𝑇,posisi E


menghasilkan indikasi pada skala 10,0, sedanglan posisi lebih besar dari E
indikasinya tidak tampak pada layar.
11. Bila probe diarahkan ke notch atas, indikasi harus terletak pada skala 8,0. Skala
layar telah terkalibrasikan untuk range 10⁄4 𝑇.
12. Hubungkan titik-titik puncak indikasi yang diperoleh dari langkah 4.7-4.10 maka
akan dihasilkan kurva DAC 100%.
Kurva DAC 50% diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik yang nilainya
50% dari kurva DAC 100% (-6 dB).
Kurva DAC 20% diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik yang nilainya
20% dari kurva DAC 100% (-14 dB).
Catatan: Puncak indikasi dari notch tidak termasuk dalam kurva DAC.
13. Nilai jarak yang dikalibrasi dapat diterjemahkan sebagai kedalaman,jarak tempuh
maupun jarak jarak proyeksi, tergantung besarnya nilai T yanng dimasukkan (nila
T dari blok kalibrasi, bukan nilai T dari benda uji)
14. Lakukan untuk probe sudut lainnya (jika diperlukan)

V. Data Percobaan
1. Teknik : Teknik Kontak
2. Skan :

3. Sensitivitas : Indikasi dari lubang bor sisi pada blok ASME 100% FSH.
4. Tabel data
FSH GAIN
80% 52,4 dB
50% 46,4 dB
20% 38,4 dB

5. Kurva DAC
6. Diskontinuitas
i. Diskontinuitas 1
Diskontinuitas harus di evaluasi karena berada pada daerah diatas 20%.
ii. Diskontinuitas 2
Diskontinuitas harus dievaluasi karena panjangnya lebih dari 1/3T

VI. Pembahasan

Pada praktikum ini kami melakukan praktikum Ultrasonic Testing dengan metode
DAC(Distance Amplitude Correction).Dalam praktikum ini bertujuan untuk mencari
cacat pada las serta menentukan jenis cacat pada las dengan Ultrasonic Testing dengan
metode DAC(Distance Amplitude Correction).
Langkah pertama yang kami lakukan yaitu kalibrasi dengan blok kalibrasi V1
setelah itu menempelkan plastik tranparan untuk membuat kurva DAC. Untuk membuat
kurva DAC membutuhkan blok DAC dengan lubang SDH (Side Drill Hole) adalah 2 mm
yang mana maksudnya diskontinuitas yang bisa terdeteksi paling kecil adalah 2mm.
Pembuatan kurva DAC pertama kami meletakan probe pada A’ untuk mendapatkan
titik puncak pada hole 1⁄4 𝑇 pada FSH 80% yaitu mendapatkan gain sebesar 52,4 dB.
Selanjutnya untuk mendapatkan DAC 50% dengan mengurangkan gain sebesar -6dB
sehingga gain yang didapatkan pada DAC 50% adalah 46,4 dB. Dan untuk DAC 20%
dikurangi -14 dB dari gain FSH sehingga di dapatkan gain sebesar 38,4 dB. Untuk pada
titik yang lain juga di lakukan dengan hal yang sama dimulai dri FSH 80% dengan gain
52,4 dB hingga DAC 20% dengan gain 38,4 dB.
Kemudian selanjutnya setelah kurva DAC selesai dibuat, kami melanjutkan dengan
melakukan inspeksi pada material, yang mana kami menemukan 2 (buah) diskontinuitas.
Pada diskontinuitas yang pertama kami melakukan pengukuran panjang cacat dan
identifikasi jenis cacat yang ada pada specimen. Pada cacat tersebut dihasilkan panjang <
6 mm. untuk cacat yang kedua ditemukan diskontinuitas dengan panjang 9mm, yang
diindikasikan sebagai cacat jenis incomplete penetration, karena bentuknya yang
panjang.
Diskontinuitas pertama pulsa yang dihasilkan berada diatas 20% yang mana
menurut ASME V Mandatory Appendix 12 Ultrasonic Examination Of Welds (UT)
bagian 12-3 yang menyatakan “Ketidak sempurnaan yang menghasilkan respons yang
lebih besar dari 20% dari tingkat referensi harus diselidiki dengan alasan bahwa
operator dapat meentukan bentuk, identitas, dan lokasi dari semua ketidak sempurnaan
tersebut dan mengevaluasi dalam hal standar penerimaan”. Untuk diskontinuitas yang
kedua didapatkan bahwa pulsa dari diskontinuitas dengan panjang 9mm. Panjang ini
melebihi batas yang diizinkan karena batas yang diizinkan hanya 1/3T yang artinya 1/3
dari tebal material. Sedangkan tebal dari material yang diuji adalah 15mm sehingga batas
panjang IP yang diizinkan hanya 5mm. padahal IP yang terdeteksi sepanjang 9mm,
sehingga harus dievaluasi

VII. Kesimpulan
1. Mahasiwa telah memahami prinsip pembuatan kurva DAC dengan menggunakan
blok kalibrasi DAC.
2. Mahasiswa Telah membuat kurva DAC dengan menggunakan blok kalibrasi DAC.
3. Mahasiswa telah menentukan Accepted atau rejected sebuah diskontinuitas sesuai
ASME yang mana bila pulsa diskontinuitas berada diatas 20% maka diskontinuitas
akan di evaluasi sedangkan dibawah 20% maka akan di abaikan .
GAMBAR SCAN A

Anda mungkin juga menyukai