Anda di halaman 1dari 10

A.

Identitas Job Sheet

IDENTITAS JOB SHEET


Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bengkalis Pertemuan ke : 3 dan 4
Jurusan/Program Studi : Teknik Perkapalan Job ke :2
Kode Mata Kuliah : TP 218 Jumlah Halaman : 11-20
Nama Mata Kuliah : Praktek NDT Mulai Berlaku : 2016
B. Komponen Job Sheet
Judul Job

JOB II
PEMERIKSAAAN CACAT LAS SECARA VISUAL TEST (VT)

Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis cacat-cacat pada pengelasan dengan
secara visual tanpa alat dan mengunakan alat bantu.
2. Mahasiswa mengatahui cacat-cacat las secara visul dan melatih mampu
melatih kecermatan dan kesabaran dalam mengidentifikasi cacat-cat las.

Dasar Teori
Visual Test (VT) merupakan pemeriksaan material yang dilakukan tanpa
alat bantu. Metode ini paling sering diambil dalam pengujian NDT. Metode ini
bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini
adalah retak yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan lensa
pembesar ataupun boroskop (Naryono & Suharyadi, 2012).
Visual test (VT) adalah suatu cara untuk melihat dengan kasat mata atau
dengan alat bantu lihat (Kaca mata, kaca pembesar, cermin, senter atau lampu
penerangan, boroscope, cctv, camera dan lain-lain) cacat-cacat las atau material
pada permukaan (Surface) benda kerja, dari hasil proses pengelasan atau hasil
produksi suatu proses pengerjaan logam yang lain. (Sukardi, 2015).
Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan
cara melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat

11
bagian luar dari produk tersebut. Uji visual merupakan salah satu metode
pemeriksaan terpenting yang paling banyak digunakan. Uji visual tidak
memerlukan peralatan tertentu dan oleh karenanya relatif murah selain juga cepat
dan mudah dilaksanakan. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan
penglihatan dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak
terlalu terlihat. Adapun jenis pengujian ini terbatas hanya pada pemeriksaan
bagian luar saja.

Dalam visual test terdapat beberapa hal penting di antaranya adalah


sebagai berikut :
1. Tampak las biasanya ditunjukkan pada manik las. Penampakan yang tidak
menarik juga memberikan keraguan terhadap mutu lasan.
2. Dalam hal las tembus satu sisi, kepastian tampak las sangat penting.
3. Cacat permukaan disamping diperiksa dengan serbuk magnit dan zat
penembus berwarna diperiksa juga dengan amatan.
4. Perlakuan las seperti pembersihan terak, pembersihan percikan dan
perlakuan lainnya harus dapat dipastikan dengan pengujian amatan.

Gambar 13. Pengujian Visual test

Adapun jenis – jenis cacat las yang dapat di Uji Visual yaitu:
a. Retak (Crack)
b. Porosity
c. Under Cutting

12
d. In complete fill grove
e. Burn Trough atau Blow Hole / pin hole
f. Piping
g. Percikan Las (Spatter)
h. Arc Sticking
i. Mechanical Damage
j. Tidak lurus/tinggi rendah (mis aligment/Hi-Lo)

Referensi
Budi Prasojo, ST (2002), Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS-ITS.
Sukardi. 2015 , Defectologi dan 5 Metode tidak Merusak, Arcmart Indonesia,
Bandung.
Yuliawan, R. dkk. 2015, Praktek Inspeksi Las Kapal, Program studi Teknik
Perkapalan Universitas Dipenogoro Semarang.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam pengujian VT yaitu:
1. Spdiol
2. Kapur
3. Pengaris
4. Kaca Pembesar

Keselamatan Kerja
Adapun peralatan keselamatan yang dipergunakan dalam pengujian VT
yaitu:
1. Baju Praktek
2. Sarung tangan
Prosedur Kerja
Sebelum praktikum
Sebelum pratikum dimulai dilaksanakan pratikan perlu memeriksa
kelengkapan alat peralatan uji visul yaitu:
a. Pengaris
b. Kaca pembesar
c. Senter
13
d. Kapur
e. Palu Las
f. Sikat Las
g. Alat tulis
h. Kamera
Saat praktikum
Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh pratikan saat pratikum yaitu:
a. Medeteksi jenis defect pada benda kerja
b. Menandai tempat yang di perkirakan terdapat cacat.
c. Mengukur dimensi cacat tersebut.
Prosedur Pengujian
Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan
uji terlebih dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian
dapat dilakukan. Dalam melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian
yang harus diperhatikan oleh praktikan antara lain :
1. Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang
diuji.
2. Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris,
kaca pembesar, alat ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
3. Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat
dilakukan dengan memperhatikan cacat pada material dengan cermat
dengan panduan dan referensi yang ada.

Langkah Inspeksi Las Secara Visual


Adapun langkah-langkah inspeksi las secara visual adalah sebagai
berikut :
1. Tamukan hasil pengelasan dilapangan.
2. Temukan 4 buah bentuk cacat las pada hasil pengelsan serta gunakan palu
maupun sikat las apabila dianggap perlu.
3. Ambil gambar bentuk cacat las yang ditemukan dengan kamera.
4. Catat informasi mengenai penyebab dan mencari solusi yang didapat dengan
cara wawancara.
5. Mengetahui dan mengukur berapa demensi cacat las pada benda uji
14
Gambar 14. Proses Pelaksanaan Visual Inspection Test

Data Pengujian
1. Percikan las (Spatters)
Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :
a. Lingkungan yang basah atau lembab
b. Elektroda lembab
c. Angin masuk ke kolam las
d. Busur terlalu panjang
e. Arus Capping terlalu tinggi
f. Salah jenis arus
g. Salah jenis polaritas
h. Lapisan Galvaniiz belum digerinda
Akibat dari cacat las ini adalah buruk rupa dan mengawali karat
permukaan. Cara penanggulangannya yakni cukup dengan dichip / pahat saja atau
dikikir kasar, namun tidak boleh digerinda karena akan memakan permukaan base
metalnya.

Gambar 15. Visual Inspection Test Spatters

15
2. Gelembung Gas (Porosity)
Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :
a. Lingkungan Basah atau lembab
b. Elektroda lembab
c. Amper Capping terlalu tinggi
d. Timbul gas sewaktu pengelasan
e. Lapisan Galvanize digerinda
f. Masuk udara ke dealam kolam las
g. Kampuh kotor
Akibat dari cacat las ini adalah :
a. Tampak jelek
b. Melemahkan sambungan
c. Mengawali karat permukaan
Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang
dan las ulang sesuai ketentuan WPS Repair.

Gambar 16. Visual Inspection Test Porosity

3. Salah Penggantian Elektroda (Stop Start)


Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :
a. Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur
sehingga terjadi overlapping yang menonjol.
b. Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh
penggantian elektroda yang terlalu maju.
Akibat dari cacat las ini adalah :
a. Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien.
b. Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak.

16
Cara penanggulangannya yakni :
a. Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.
b. Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian didisi las
sesuai WPS Repair .

Gambar 17. Visual Inspection Test Stop Star


4. Surface Cold Lap
Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :
a. Suhu metal rendah.
b. Amper capping rendah.
c. Ayunan ( sway ) tidak tetap
d. Permukaan bahan kotor.
Akibat dari cacat las ini adalah :
a. Terjadi incomplete fusion ( fusi tidak sempurna ) yang berpotensi retak.
b. Timbul kecurigaan bahwa seluruh lajur las dilaksanakan dengan amper
rendah sehingga dapat meng akibatkan fusi antar bahan dasar dengan
bahan las atau antar lajur tidak sempurna.
Cara penanggulangannya yakni :
a. Jika kecurigaan tidak terbukti , maka cold lap cukup digerinda saja drhing
gs sisi jalur uniform.
b. Jika kecurigaan terbukti maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar,
dikampuh ulang dan dilas kembali sesuai WPS Asli. Juru las yang
bermasalah diganti dengan yang lebih qualified (baik).

17
Gambar 18. Visual Inspection Test Surface Cold Lap

5. Surface Undercut
Cacat las ini terjadi karena ada beberapa hal antara lain:
a. Suhu metal terlalu tinggi
b. Amper capping terlalu tinggi
c. Speed capping terlalu rendah
Akibat dari cacat las ini adalah:
a. melemahkan sambungan
b. mengawali cacat permukaan
c. menimbulkan tegangan geser (displasment stress) yang berpotensi retak.
Cara penanggulangannya yakni cukup membersihkannya dengan wire brush
(sikat kawat dan mengisinya dengan stringer (pengelasan lajur tunggal tanpa
digoyang ) sesuai WPS Repair.

Surface Undercut

Gambar 19. Visual Inspection Test Surface Undercut

6. Lubang Jarum (Pin Hole)


Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :
a. Terbentuk gas selama pengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2
b. Udara merasuk kedalam kolam las.

18
Akibat dari cacat las ini adalah kemungkinan bocor sangat tinggi di lokasi
cacat. Cara penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian
diisi las sesuai WPS Repair.

Gambar 20. Visual Inspection Test Pin Hole


Analisa dan Pembahasan
Jenis-jenis kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata,
hanya dapat dideteksi dengan mempergunakan radiography dan ultrasonik. Cara
mendeteksi kesalahan las secara terinci akan dijelaskan pada jilid berikutnya.
Adapun jenis-jenis kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Slag inclusion
2. Slag lines
3. Inernal longitudinal
4. Internal tranverse crack
5. Incomplete fusion
6. Internal porosity
7. Blow hole
8. Root coneaving
9. Worm hole/piping
10. Fault ofjunction
11. Kombinaal berbagai defect

Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan
bahwa pengujian visual ini membutuhkan kecermatan, kesabaran, dan juga
pengalaman yang tinggi. Sulit untuk melakukan indikasi cacat pada material
19
dengan hanya melihat secara sekilas, perlu pengukuran dan kecermatan dalam
mengindikasi cacat tersebut. Hal ini sangat wajar karena para inspector yang
berpengalamanpun masih kesulitan untuk melakukan indikasi dengan pengujian
visual.
Evaluasi
Evaluasi dalam matakuliah praktek visual Test yaitu:
1. Laporan
2. Post test

20

Anda mungkin juga menyukai