&
Liquid Penetrant Testing
02
Liquid Penetrant Testing
04
Jenis – Jenis Cacat
Pada Logam Cacat pada
Logam
1. Dimension Defects
- Ukuran diluar toleransi yang ditentukan
- Bentuk benda tidak sesuai dengan ketentuan
2. Structural Discontinuities
- Disebabkan oleh proses rolling, forging, penuangan, dan
pengelasan
3. Defective Properties Mechanical and Chemical
- Kuat Tarik, batas ulur, regangan, dan ketangguhan lebih
rendah dari spesifikasi minimum material
- Komposisi kimia dari suatu material lebih rendah dari
spesifikasi minimum
Berdasarkan Lokasi
Weld Defect atau cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi standar/syarat. Jenis cacat
las ada dua jenis, yaitu :
1. Cacat las internal
2. Cacat las visual
• Cacat las undercut
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat ini
seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis cacat pengelasan ini
dapat terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap, corner, dan edge joint.
• Porositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil
pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porositas ini
mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
• Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan. Cacat
ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah
stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus mela
kukan pengujian radiografi.
Liquid Penetrant
Testing
Uji liquid penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT (Non–
Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Uji liquid penetran
t ini dapat digunakan untuk mengetahui diskontinyuitas halus pada permukaan sepe
rti retak, berlubang, atau kebocoran. Uji cairan dapat dilakukan pada semua jenis
bahan, asal permukannya tidak menyerap cairan penetran tersebut.
Prinsip dasar uji penetran adalah sifat kapilaritas. Bila celah yang
sangat sempit diberi cairan, maka celah tersebut akan mampu
menyedot cairan sehingga celah akan berisi cairan. Cairan yang ada
Prinsip
di dalam celah akan dapat disedot keluar ke permukaan bila ujung
celah diberi developer yang daya kapilaritasnya lebih kuat. Cairan Pengujian
yang disedot oleh developer di ujung celah akan memberikan indikasi
bahwa di tempat tersebut terdapat celah
Standar
Pengujian
Metode standar pengujian :
1. IS 3658 : Code of practice for liquid penetrant flaw detection
2. ASTM E165 : Standard practice for liquid penetrant examination
for general industry
3. ASTM E1417 : Standard practice for liquid penetrant testing
• Alat
Spesimen (benda uji)
Alat
• Bahan &
Cleaner (air)
Penetrant Bahan
developer
Dalam pengujian liquid penetrant dapat dinyatakan bahwa Teknik
specimen tersebut dapat diterima apabila permukaannya
bebas dari : Kalibrasi
1. Relevant Linear Indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linear apabila
pada cacat tersebut memiliki panjang lebih dari 3 kali
lebarnya dan yang besarnya lebih dari 1/16 in. (1.6mm).
2. Relevant Rounder Indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila Teknik
pada cacat tersebut memiliki panjang kurang dari 3 kali
lebarnya. Kalibrasi
• Material tersebut dikatakan reject apabila memiliki
panjang atau lebar indikasi lingkaran lebih dari 3/16 in.
(4.8mm).
• Material tersebut dikatakan reject apabila memiliki 4
atau lebih indikasi lingkaran yang tersusun dalam satu
baris, dengan jarak antar indikasi lingkaran kurang dari
2mm.
1. Permukaan yang akan diperiksa dibersihkan dari kotoran yang Tahap
mungkin menyumbat/menutupi celah
2. Permukaan yang telah bersih dilapisi oleh cairan penetran dalam Pelaksanaan
waktu tertentu agar cairan penetran dapat masuk ke dalam celah
pelapisan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan, Pengujian
pengolesan, atau penyelupan
3. Sisa cairan penetran di permukaan yang tidak masuk ke dalam
celah dibersihkan
4. Permukaan dilapisi developer untuk menyedot keluar cairan
penetran yang berada dalam celah, agar
memunculkan/menghasilkan indikasi
5. Permukaan diinspeksi secara visual untuk dideteksi adanya
indikasi
6. Benda uji dicuci/dibersihkan dari sisa bahan yang dipergunakan
dalam uji cairan penetran, bila perlu diberi perlakuan anti karat
Tahap
Pelaksanaan
Pengujian
Cara
Pembersihan
Liquid penetrant bila dilihat dari cara pembersihannya dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam metode, pemilihan salah satu
metode bergantung pada factor-factor berikut ini :
1. Kondisi permukaan benda kerja
2. Karakteristik umum discontinuity/keretakan logam
3. Waktu dan tempat penyelidikan
4. Ukuran benda kerja
1. Water Washable Penetrant System
Sistem liquid penetrant ini dapat berupa fluorescent. Proses
pengerjaannya cepat dan efisien. Pembilasan harus dilakukan
Cara
dengan hati-hati, karena cairan penetran dapat terhapus habis dari
permukaan.
Pembersihan
2. Post Emulsifiable System
Biasa digunakan untuk menyelidik keretakan yang sangat kecil,
menggunakan cairan penetran yang tidak dapat dibasuh dengan
air. Cairan penetran dilarutkan menggunakan oli dan dibutuhkan
langkah tambahan pada saat penyelidikan pembubuhan emulsifier
yang dibiarkan pada permukaan specimen.
3. Solvent Removable System
Metode ini digunakan pada saat pre-cleaning dan pembasuhan
penetran. Penetran ini bisa larut dalam oli. Pembersihan secara
optimum dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda
kerja dengan lap yang telah dilembabkan dengan solvent.
Inspeksi visual dilakukan pada seluruh permukaan yang diperiksa untuk
mendeteksi adanya indikasi. Waktu untuk timbulnya indikasi tergantung
pada tipe penetran, developer, dan jenis cacat. Bila ditunggu terlalu
Inspeksi
lama, indikasi akan melebar sehingga kontrasnya akan berkurang. Bila
inspeksi dilakukan di ruang gelap karena menggunakan cairan penetran
fluoresen, penyesuaian mata dan ruang perlu dilakukan selama kurang
lebih 5 menit ,setiap kali pemeriksa memasuki ruang gelap. Salah satu
syarat dari Inspeksi adalah menggunakan alat Light Meter minimal 1000
Lux dan alat UV Meter minimal 1000watt/cm2.
Inspeksi
1. Inspeksi Cairan Fluorescent
Penetran fluorescent yaitu pengujian penetran yang dilakukan
dengan bantuan sinar ultra violet. Cairan ini berwarna hijau yang
mengandung zat warna yang akan berfluorensi bila terkena sinar
ultraviolet.