Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Modul Pengujian Tidak Merusak – Kelompok XI

Risa Juan Anggraeni120360034

Praktikum Teknik Material III – TA 2022/2023


Prodi Teknik Material, JTPI, Institut Teknologi Sumatera

LATAR BELAKANG Dye Penetrant adalah salah satu dari pengujian tidak
merusak dengan menggunakan cairan penetrasi,
Non-destructive testing (NDT) merupakan pengujian pengujian ini merupakan pengujian yang sangat mudah
material tanpa merusak material tersebut. Pengujian dan sederhana. Pengujian ini dilakukan pada permukaan
tidak merusak ini tidak memerlukan banyak waktu. benda uji untuk melihat kecacatan pada permukaan luar.
Sehingga kegiatan praktikan berjalan semakin optimal. Proses penetrasi ini prinsipnya memanfaatkan daya
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah kapilaritas. Kapilaritas juga berperan terhadap masuk
liquid penetrant testing. Dengan metode ini kita bisa dan keluarnya cairan penetrant dari kedalaman
mengetahui proses pengujian dengan detail dan diskontinuitas. Jika diskontinuitas sangat kecil
mengetahui kecacatan yang terdapat pada plat yang retakannya, maka kapilaritas akan membantu cairan
kita uji tanpa merusak plat tersebut. NDT dimanfaatkan untuk penetrasi kedalam retakan tersebut [2].
pada berbagai kegiatan industri, misalnya otomotif,
bagian mesin, penerbangan, peroketan, konstruksi, Material yang bisa diinspeksi dengan metoda liquid
struktur, jembatan, pemeliharaan, operasi, dan pabrik penetrant test yaitu material dengan permukaan yang
industri tanaman seperti nuklir. halus, bukan material yang berpori-pori seperti keramik,
karena akan bereaksi dengan cairan penetrant, bukan
Tujuan dari praktikum pengujian tidak merusak adalah komponen yang dilapisi karena akan menghalangi cairan
mampu mengetahui ada atau tidaknya retakan pada plat penetrant. Ada banyak jenis pengujian tidak merusak,
dengan memanfaatkan pengujian tidak merusak seperti liquid penetrant, magnetic particle, eddy current,
menggunakan metode liquid penetrants testing. ultrasonic, leak dan radiography. Berdasarkan tipe crack
Pengujian tidak merusak memiliki keunggulan pada pengujian tidak merusak dapat dibedakan dalam 2
dibandingkan pengujian merusak, seperti pengujian macam, yaitu inside crack dan surface crack. Inside
dapat langsung dilakukan pada benda kerja tanpa harus crack ada beberapa metode yang dapat digunakan,
mengambil sampel dari benda tersebut. Hal yang telah seperti radiography dan ultrasonic. Sedangkan untuk
didapatkan setelah melakukan percobaan praktikum surface crack dapat dilakukan dengan menggunakan
pengujian tidak merusak ini adalah praktikan mampu metode visual, liquid penetrant, magnetic particle, dan
mengetahui proses dan tahap-tahapan pengujian tidak eddy current. Prinsip kerja dari metode ini adalah cairan
merusak menggunakan metode liquid penetrants penetrant yang dialirkan pada sampel akan masuk
testing (dye penetrant). kedalam splatter yang ada karena adanya gaya
kapilaritas dan akan tertinggal didalam splatter itu [1].

TINJAUAN PUSTAKA Penetrant diklasifikasikan menjadi tingkat sensitivitas.


Terlihat penetrant biasanya berwarna merah, dan
Metode Liquid Penetrant Test (dye penetrant) mewakili sensitivitas terendah. Penetrant Fluorescent
merupakan metode pengujian tidak merusak yang berisi dua atau lebih zat warna dengan ultraviolet (UV-
paling sederhana namun mempunyai keunggulan A) radiasi (juga dikenal sebagai cahaya hitam). Sejak
berupa kecepatan dan keakuratan dalam mendeteksi inspeksi penetrant fluorescent dilakukan di lingkungan
defect yang ada di permukaan. Metode ini digunakan yang gelap, dan pewarna memancarkan cahaya kuning-
untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari hijau terang yang sangat kontras dengan latar belakang
komponen solid, baik logam maupun non logam, gelap, bahan ini lebih sensitif terhadap cacat kecil.
seperti keramik dan plastik fiber. Pengujian tidak Pengujian visual test digunakan untuk mendeteksi cacat
merusak ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu yang terlihat seperti deformasi, cacat pengelasan dan
komponen dalam proses produksi terutama untuk korosi. Visual test ini memungkinkan kontrol kualitas
industri fabrikasi. Hasil dari pengujian ini akan yang layak dan cepat di setiap langkah proses fabrikasi
menentukan suatu part akan diganti atau tidak atau pemeliharaan. Visual Test merupakan pengujian
tergantung dari jumlah cacat yang ada yang merujuk yang dikakukan pada hasil las dengan cara melihat dan
ada suatu standar. Cacat pada material akan terlihat mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi
lebih jelas dengan melihat indikasi pada permukaan hanya dilihat bagian luar dari produk tersebut. Uji ini
benda uji setelah disemprotkan cairan developer. memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan
Dengan metode ini deteksi keretakan yang terjadi pada penglihatan dari inspektor, sehingga apabila terdapat
liquid penetrant test dapat meresap ke dalam celah cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat [4].
retakan yang sangat kecil [3].

Praktikum Teknik Material III– Institut Teknologi Sumatera


METODOLOGI PENELITIAN HASIL DAN DISKUSI

Didalam percobaan praktikum pengujian tidak Setelah melakukan percobaan praktikum pengujian
merusak. Adapun alat, bahan, dan langkah-langkah tidak merusak ini, maka dapat diambil kesimpulan hasil
kerja yang dilakukan untuk melakukan percobaan dan diskusi dari percobaan yang telah dilakukan.
praktikum ini. Mengetahui cacat plat baja berdasarkan prinsip
kapilaritas naik atau turunnya permukaan zat cair pada
Alat : diskontinuitas. Setelah cairan developer disemprotkan,
1. Penggaris, kemudian cairan penetrant akan menarik keluar dari
2. Jangka sorong, dalam cacat ke permukaan sampel sehingga cacat dan
3. Kain lap, dan retakan terlihat dan mudah diamati.
4. Sikat besi.

Bahan : Praktikum kali ini kami menggunakan spesimen plat


1. Spesimen plat yang sudah dilas, baja dengan panjang 30 cm, lebar 15 cm, dan lebar 3,2
2. Cairan penetrant, mm. Hasil yang kami dapati dari pengujian tidak
3. Cairan devloper, dan merusak adalah terdapat cacat porositas dan cacat
splatter pada daerah spesimen di seluruh daerah atas
4. Cairan cleaner.
dan bawah dari hasil pengelasan. yang kami gunakan.
Pada spesimen plat baja dengan lebar 15 cm didapati
Langkah-langkah percobaan pada praktikum cacat porositas pada daerah plat baja pada titik 2 cm,
pengujian tidak merusak : 12,2 cm, dan 12,5 cm. Cacat pada plat baja dari hasil
pengelasan yang kami lakukan dapat terjadi karena
1. Siapkan alat dan bahan, kemudian ukur dimensi dari cacat porositas, karena arus yang digunakan rendah.
spesimen plat baja yang sudah dilas seperti panjang Cacat splatter dikarenakan adanya serpihan kecil
dan lebar menggunakan penggaris dan ketebalan logam/bahan panas yang terbang ke arah sisi las.
plat baja menggunakan jangka sorong,
2. Berikan tanda label A dan B pada setiap ujung dari
bekas lasan pada plat,
3. Selanjutnya, melakukan pre-cleaning pada plat baja KESIMPULAN
dengan cara pembersihan permukaan spesimen
menggunakan sikat besi, lalu disemprotkan cairan Dari hasil praktikum pengujian tidak merusak yang
cleaner, dan kemudian plat baja dilap menggunakan telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
kain lap,
4. Semprotkan cairan penetrant pada permukaan 1. Percobaan praktikum ini menggunakan pengujian
spesimen plat baja agar bersih dan berikan waktu 10 dye penetrant, dan didapati cacat splatter dan 3
menit agar cairan meresap kedalam bagian cacat porositas pada titik 2 cm, 12,2 cm, dan12,5
permukaan uji plat baja, cm.
5. Lalu bersihkan cairan penetrant pada permukaan uji
plat baja menggunakan kain lap, usahakan mengelap 2. Mahasiswa juga mampu melakukan analisis
pada plat dengan gerakan satu arah, kecacatan pada plat baja. Cacat pada plat baja
6. Kemudian, semprotkan cairan developer pada dari hasil pengelasan yang kami lakukan dapat
permukaan uji yang telah dibersihkan beberapa saat terjadi karena cacat porositas, karena arus yang
agar cairan developer menarik cairan penetrant digunakan rendah.
kembali kepermukaan spesimen,
7. Selanjutnya, amati dan evaluasi secara visual pada 3. Praktikan mampu memahami alat dan bahan serta
permukaan uji plat untuk menemukan cacat pada tahapan-tahapan pada pengujian tidak merusak
spesimen, pada plat baja.
8. Lalu, pada spesimen plat baja diberikan lagi cairan
penetrant agar tertarik ke permukaan dan terlihat
cacat pada daerah pengelasan, DAFTAR PUSTAKA
9. Ukur Panjang cacat yang terbentuk pada plat baja
seperti mengukur panjang dari cacat splatter [1] Arifin, Choirul. “Ketajaman Hasil Cacat Pada
menggunakan penggaris dan, Pengelasan Dengan Pengujian Penetrant Test”.
10. Terakhir, bersihkan permukaan uji plat baja dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.(2016).
cairan developer menggunakan cairan cleaner dan [2] G.Kedarnath. “Deteksi Retak Permukaan Fatigue
kemudian spesimen dilap hingga bersih. Dengan Menggunakan Teknik Uji Fluorescent Dye
Pentrant”. Journal of Engineering and
Technology. (2017) hal : 17-21.

Praktikum Teknik Material III– Institut Teknologi Sumatera


[3] Guan Xuesong , Qiao Yuliang , GaoYan.
“Analysis and Innovation for Penetrant Testing”.
Procedia Engineering. (2015) hal : 138 – 144.

[4] Nico Zoidis. “Inspeksi Dan Evaluasi Visual


Menggunakan Metode Pengujian NDT”. Journal
Emerging Technologies. (2015) hal : 502-506.

Praktikum Teknik Material III– Institut Teknologi Sumatera


Praktikum Teknik Material III– Institut Teknologi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai