Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Budi Prasojo, ST.,MT.
Imah Luluk Kusminah, ST.,MT.
BAB III
(LIQUID PENETRANT TEST)
(developer) yang warna kontras dengan warna liquid penetrant bagaimana ditunjukkan
pada gambar 3.1
Cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang bersifat mikro, yaitu
keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Deteksi keretakan dengan
cara ini tidak tergantung pada ukuran, bentuk, arah keretakan, struktur bahan maupun
komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap ke dalam celah retakan yang sangat
kecil bahkan kedalam retakan yang hanya sedalam 4 mikron (4 × 10−6 𝑚).
Penyerapan liquid penetrant ke dalam celah retakan terjadi karena daya kapiler. Proses
ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks),
kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan bahan, dll. Sedangkan beberapa dalam
keretakan tersebut tidak mampu dideteksi dengan uji ini. Penggunaan uji liquid
penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja, tetapi juga pada
keramik, plastik, gelas, dan benda-benda hasil powder metallurgy.
Waktu tunggu pengujian penetrant cair ditunjukkan dalam prosedur tertulis yang
disetujui. Standart memiliki dua waktu tanggal, satu untuk penetrant, waktu untuk
menunggu cairan penetran basah meresap kedalam diskontinuitas, misalnya : retak,
porositas,dll. Dan yang kedua adalah setelah aplikasi pengembang, kita harus
menunggu waktu tertentu sebelum melakukan evaluasi. Kode ASME Section VIII
Division I menyediakan tabel untuk waktu tunggu penetrant.
Berdasarkan tabel 3.1 Minimum Dwell Times, yang akan digunakan untuk menentukan
dwell time penetration and developing
Tabel 3.1 Minimum Dwell Times
Materials Form Type of Dwell Times
Diskontinuity (min) Penetrant
Aluminium, Casting and Cold shuts,
magnesium welds porosity, lack of
5
stell,brass and fussion, cracks
bronze titanium, (all forms)
and high Wrought Laps, cracks (all
temperature materials forms)
10
alloys extrusions,
forgings, place
Carbide tipped Brazed or Lack of fussion,
5
tools welded porosity, cracks
Plastic All forms Cracks 5
Glass All forms Cracks 5
Ceramic All forms Cracks 5
produksi. Proses ini merupakan proses liquid penetrant inspection, yang paling
sensitif bila dilakukan cara yang baik.
3.2.3 Klasifikasi Liquid Penetrant Berdasarkan Pengamatannya
Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu :
1. Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan pada
penampilannya yang kontras terhadap latar belakang warna developer. Proses ini
tidak membutuhkan cahaya ultraviolet, tetapi membutuhkan cahaya putih yang
cukup untuk pengamatan. Walaupuns sensitivitas penetrant jenis ini tidak setinggi
jenis fluorescent, tetapi cukup memadai untuk berbagai kegunaan.
2. Fluorecent Penetrant
Liquid penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat berkilau bila
disensitivitas. Fluorecent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk
menampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet yang lemah pada ruangan gelap. Ada
tiga tingkatan sensitivitas, yaitu:
1. Sensitivitas normal (cahaya normal)
2. Sensitivitas tinggi (cahaya gelap)
3. Sensitivitas ultra tinggi (infra merah)
Pemilihan penggunaan sensitivitas penetran bergantung pada kekritisan inspeksi,
kondisi permukaan yang diselidiki, jenis proses (system), dan tingkat sensitivitas
yang diinginkan.
3. Dual Sensitivity Penetrant
Ini adalah gabungan dari visible penetrant dan fluorescent penetrant, maksudnya
adalah benda kerja mengalami dua kali pengamatan yaitu: visible penetrant
dan fluorescent penetrant, sehingga dengan duelsensitivity dapat diperoleh hasil
yang lebih teliti dan akurat.
3.3 Peralatan
1. Sikat baja
2. Light meter
3. Stopwatch
4. Penggaris
5. Lampu 13 watt
3.4 Bahan
1. Cleaner (Magnalux SKC-S) berwarna bening
2. Penetrant (Magnalux SKL-SP1) berwarna merah
3. Developer (Magnalux SKD-S2) berwarna putih
4. Kain/tissue
5. Bersihkan liquid penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain atau tissue
yang dilembapkan dengan cleaner, dan jagalah jangan sampai liquid penetrant yang
telah masuk ke dalam celah retakan ikut hilang.
6. Semprotkan developer pada benda kerja dan membiarkan selama 10 menit agar
liquid penetrant yang sudah berada didalam celah retakan keluar sehingga tampak
retakan sesuai dengan pola warna liquid penetrant yang timbul pada developer yang
berwarna merah.
7. Amati permukaan benda kerja yang telah disemprot developer. Apakah timbul
bercak merah yang berupa garis merah atau bentuk lain. Bila tidak ada berarti tidak
terdapat retak yang timbul sampai permukaan, bila terdapat garis merah atau
bentuk lainnya maka terdapat indikasi cacat. Gambarkanlah hasil pengamatan
yang diperoleh pada lembar kerja dan ukur indikasi yang muncul. Kelompokkan
indikasi tersebut kedalam bentuk dan ukuran sesuai ASME Section V edisi 2017
serta tentukan kriteria penerimaan.
8. Bersihkan embali benda kerja yang telah diuji dengan menyemprotkan cleaner ke
seluruh permukaan benda kerja untuk menghilangkan developer dan sisa-sisa
liquid. Setelah bersih keringkan dengan kain dan letakkan embali pada tempat
semula.
3.7.2 Pembahasan
Dari data hasil Liquid Penetrant Test diatas ada 8 indikasi yang di dapatkan, yaitu:
1. Indikasi R1 merupakan indikasi rounded dengan size 5x7 mm, sehingga
dinyatakan tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi
rounded yang relevan yang memiliki ukuran 5mm.
2. Indikasi R2 merupakan indikasi rounded dengan size 4x4 mm, sehingga
dinyatakan tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi
rounded yang relevan yang memiliki ukuran 5mm.
3. Indikasi R3 merupakan indikasi rounded dengan size 3x3 mm, sehingga
dinyatakan tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi
rounded yang relevan yang memiliki ukuran 5mm.
4. Indikasi R4 merupakan indikasi rounded dengan size 4x4 mm, sehingga
dinyatakan tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi
rounded yang relevan yang memiliki ukuran 5mm.
5. Indikasi R5 merupakan indikasi rounded dengan size 3x3 mm, sehingga
dinyatakan tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi
rounded yang relevan yang memiliki ukuran 5mm.
6. Indikasi R6 merupakan indikasi rounded dengan size 5x6 mm, sehingga dinyatakan
tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi rounded yang
relevan yang memiliki ukuran 5mm.
7. Indikasi R7 merupakan indikasi rounded dengan size 4x4 mm, sehingga
dinyatakan tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi
rounded yang relevan yang memiliki ukuran 5mm.
8. Indikasi R8 merupakan indikasi rounded dengan size 4x4 mm, sehingga dinyatakan
tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi rounded yang
relevan yang memiliki ukuran 5mm.
9. Indikasi R9 merupakan indikasi rounded dengan size 5x3 mm, sehingga dinyatakan
tidak dapat diterima (reject) karena terbebas dalam kategori indikasi rounded yang
relevan yang memiliki ukuran 5mm.
3.8 Kesimpulan:
Liquid Penetrant Test merupakan salah satu uji NDT (Non Destructive Test) untuk
mendeteksi cacat yang ada dipermukaan benda uji. Pengujian kali ini menggunakan
benda yang terbuat dari baja karbon yang mana telah memenuhi syarat benda yang dapat
diuji dengan liquid penetrant test. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan
terhadap benda uji, dapat disimpulkan terdapat sembilan indikasi rounded yang tidak
relevan karena memiliki ukuran lebih dari 5mm sehingga tidak dapat diterima (reject)
dan terdapat satu indikasi linear yang tidak relevan karena memiliki ukuran lebih dari
10mm dan sesuai dengan kriteria penerimaan menurut standart ASME Section VIII
Division I edisi 2017.
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KERJA
12 | Muhammad Habib Zakaria_0822040071_Kelompok 6_D4-TPIIC / 2023-2024
POLITEKNIK D4 TEKNIK PERPIPAAN
PERKAPALAN
Jurusan Teknik Permesinan Kapal
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN PE42093-03
LEMBAR KERJA
LAPORAN PENDAHULUAN
POST TEST