POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
VI UJI TUMBUK (IMPACT TEST)
Scala
Starting position
Pointer
End of Swing
Speciment
Anvill
1
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Bandul yang mempunyai ketinggian tertentu berayun dan memukul spesimen. Berkurangnya energi
potensial dari bandul sebelum dan sesudah memukul benda uji merupakan energi yang diserap oleh
spesimen.
ℓ
ho
h1
Besarnya energi impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji. Sedangkan besarya energi impact
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Eo =W.ho………………….…………………………………………..…................................(6.1)
E1 = W.h1……………………………………………………………......................................(6.2)
∆E = Eo - E1
= W (ho - h1)………....……………………………….……………….................................(6.3)
dari (gambar 6.2) didapatkan ho = ℓ - ℓcos α
= ℓ (1 - cos α)……………....………..................................(6.4)
h1 = ℓ - ℓ cos β
= ℓ (1 - cos β)……...…………...........................................(6.5)
Dengan substitusi persamaan 6.4 dan 6.5 pada 6.3 didapatkan :
∆E = W ℓ(cosβ - cosα )…………………………...………..…………………………..……......(6.6)
dimana Eo = Energi awal (J)
E1 = Energi akhir (J)
2
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
W = Berat bandul (N)
ho = Ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = Ketinggian bandul setelah dilepas (m)
ℓ = panjang lengan bandul (m)
α = sudut awal (o)
β = sudut akhir (o)
Untuk mengetahui kekuatan impact atau impact strength (Is) maka energi impact tersebut harus dibagi
dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W ℓ(cos β - cos α )/A…..........………………………………………………………….(6.7)
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau nocth memegang peranan yang amat berpengaruh terhadap
kekuatan impact. Adanya takikkan pada kerja yang salah seperti diskontinuitas pada pengelasan, atau
korosi lokal bisa bersifat sebagai pemusat tegangan (stress concentration). Adanya pusat tegangan ini
dapat menyebabkan material brittle (getas), sehingga patah pada beban di bawah yield strength.
Ada tiga macam bentuk takikan pada pengujian impact yakni takikan V, U dan key hole sebagaimana
ditunjukkan pada (gambar 6.3) di bawah ini.
Fracture atau kepatahan pada suatu material dapat digolongkan sebagai brittle (getas) atau ductile (ulet).
Suatu material yang mengalami kepatahan tanpa mengalami deformasi plastis dikatakan patah secara
brittle. Sedangkan apabila kepatahan didahului dengan suatu deformasi plastis dikatakan mengalami
ductile fracture. Material yang mengalami brittle fracture hanya mampu menahan energi yang kecil saja
sebelum mengalami kepatahan. Perbedaan permukaan kedua jenis patahan sebagaimana ditunjukkan pada
(gambar 6.4).
3
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
4
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
merupakan salah satu contoh logam yang kekuatan impact-nya turun drastis bila berada pada temperatur
yang sangat dingin (-1000 C). Sebaliknya aluminium adalah contoh logam yang masih mempunyai
kekuatan impact yang cukup tinggi pada temperatur yang sangat dingin tersebut. Pada umumnya kenaikan
temperatur akan meningkatkan kekuatan impact logam, sedangkan penurunan temperatur akan
menurunkan kekuatan impact-nya. Diantara kedua kekuatan impact yang ekstrim tersebut ada suatu titik
temperatur yang merupakan transisi dari kedua titik ekstrim tersebut yakni suatu temperatur yang
menunjukkan perubahan sifat material dari ductile menjadi brittle. Titik temperatur tersebut disebut
“temperatur transisi” (gambar 6.6).
Apabila temperatur operasi dari suatu peralatan berada di bawah temperatur transisi dari material yang
digunakan, maka adanya crack pada material fracture akan menyebabkan kerusakan pada peralatan,
sedangkan apabila temperatur operasi terendah masih diatas temperatur transisi dari material, maka brittle
fracture bukan merupakan masalah.
1.5 Material
1) Spesimen uji impact untuk temperatur panas (1 buah)
2) Spesimen uji impact untuk temperatur kamar (1 buah)
3) Spesimen uji impact untuk temperatur dingin (1 buah)
4) Es batu
1.6 Peralatan
1) Mesin Uji Impact
2) Thermo couple
3) Kompor listrik dan panci
5
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
4) Stopwatch
5) Jangka sorong
6) Kikir
7) Stamping
8) Ragum
9) Tang
10) Palu
11) Sarung tangan
12) Thermos
13) Hand grinding
6
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
- Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
4) Pengkondisian Spesimen Pada Temperatur Kerja
Temperatur panas (90,9o C)
- Masukkan air ke dalam panci dan letakkan di atas kompor listrik yang telah dinyalakan.
- Tunggu sampai air mendidih dan masukkan spesimen berkode 3 ke dalam panci dan tunggu ± 5
menit.
- Ukur temperatur air sesaat sebelum spesimen diambil untuk diuji impact.
- Catat pada lembar kerja.
Temperatur ruangan (29,5° C)
- Untuk temperatur kamar, spesimen berkode 2 bisa langsung diuji.
Temperatur dingin (1,10 C)
- Siapkan es batu dan masukkan ke dalam termos.
- Masukan spesimen yang berkode 1 ke dalam termos.
- Tunggu ± 10 menit kemudian ukur temperatur spesimen dalam termos.
- Catat pada lembar kerja, temperatur sesaat sebelum spesimen diambil untuk diuji impact.
7
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
T = 2 ( / g ) ……………...........……………………….......................................................(6.8)
8
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
0
3). Pada temperatur 1,1 C (dingin)
Jenis patahan yang ditimbulkan adalah ulet (ductile) seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah
ini.
9
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
2
= 1,852 joule/mm
2) Spesimen “1” (dingin) temperatur 1,1 oC
Diketahui:
Eimpact (E) = 139,5 joule
Luas Penampang (An) = 79 mm2
Maka kekuatan Impact
I = E/An
= 139,5 joule/79 mm2
= 1,765 joule/mm2
3) Spesimen “2” (ruangan) temperatur 29,5 oC
Diketahui :
Eimpact (E) = 142,6 joule
Luas Penampang (An) = 79 mm2
Maka kekuatan Impact
I = E/An
= 142,6 joule/79 mm2
= 1,805 joule/mm2
5) Perhitungan Kekuatan Impact (J/mm2) sesuai Teori
Mencari panjang lengan (L)
Waktu 50 periode (T50) = 90 detik
Periode 90/50 = 1,8 detik
T = √
1,8 = √
(1,8)2 = 42.
L = 0,8 m
Berat bandul (W) = 96,5 N
Sudut Awal (α) = 160,43o
1) Spesimen “3” (panas) temperatur 90,9 oC
Diketahui :
Sudut akhir (β) = 12o
Luas Penampang (An) = 80 mm2
10
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Tabel 1.2 Perbandingan kekuatan Impact hasil pengujian dan hasil perhitungan
11
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
1.820
1.800
1.780 Hasil Pengujian
1.760 Hasil Perhitungan
1.740
1.720
1.1 29.5 90.9
Temperatur (0C)
13
D4
POLITEKNIK
TEKNIK
PERKAPALAN
NEGERI PERPIPAAN
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Daftar Pustaka
- Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS
- Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, [1991], Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya Paramita, Jakarta
- M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, PPNS
- Prasojo,Budi ST [2012], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, PPNS
- Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS
14