Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI

PRAKTEK UJI BAHAN


“IMPACT TEST”

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (D4 DC 3A)
1. Ajeng Adelea R (0119040001)
2. Fangki Indra W (0119040008)
3. Aulya Firdausya (0119040010)
4. M. Zulfikar Rahmat (0119040013)

PROGRAM STUDI
TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pengujian


a. Mampu melakukan pengujian beban mendadak (Impact Test) dengan metode
Charpy terhadap suatu material.
b. Mahasiswa mampu menghitung pengaruh takikan (notch) terhadap kekuatan
impact material.
c. Mahasiswa mampu menghitung energi dan kekuatan impact dari hasil pengujian
suatu material.
d. Mahasiswa mampu menganalisa jenis patahan suatu material.

1.2 Dasar Teori


Beberapa perangkat pada otomotif dan transmisi serta bagian-bagian pada
kereta api dan lain, akan mengalami suatu beban kejutan atau beban secara mendadak
dalam pengoperasianya. Maka dari itu ketahanan suatu material terhadap beban
mendadak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi sifat material tersebut perlu
diketahui dan diperhatikan.
Pengujian ini berguna untuk melihat efek-efek yang ditimbulkan oleh adanya
takikan, bentuk takikan, temperatur, dan faktor-faktor lainnya. Impact test bisa
diartikan sebagai suatu tes yang mengukur kemampuan suatu bahan dalam menerima
beban tumbuk yang diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan specimen dengan ayunan sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah
ini:

Bandul
Starting Position
Pedal
Scale
Pointer

Specimen
Anvile

2
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
Gambar Mesin Uji Impact
Bandul dengan ketinggian tertentu berayun dan memukul spesimen. Berkurangnya
energi potensial dari bandul sebelum dan sesudah memukul benda uji merupakan energi
yang diserap oleh specimen.

Besarnya energi Impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji.
Sedangkan besarnya energi Impact dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Eo = W.ho………………………………………………………………….( 1 )
E1 = W.h1...……………………………………………………………….( 2 )
∆E = Eo - E1
= W (ho- h1)…...………………………………………………………( 3 )
dari gambar 1.2 didapatkan:
ho = ℓ - ℓcos α
= ℓ (1 - cos α)………………………………….………………………( 4 )
h1 = ℓ - ℓcos β
= ℓ (1 - cos β).........................................................................................( 5 )
dengan subtitusi persamaan 4 dan 5 pada 3 di dapatkan :
∆E = W ℓ( cos β - cos α )…………………………………………………...( 6 )
dimana : Eo = energi awal (J)
E1 = energi akhir (J)
W = berat bandul (N)

3
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
ho = ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = ketinggian bandul setelah dilepas (m)
ℓ = panjang lengan bandul (m)
α = sudut awal (o)
β = sudut akhir (o)
Untuk mengetahui kekuatan Impact /Impact strength (Is) maka energi impact
tersebut harus dibagi dengan luas penampang efektif specimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W ℓ( cos β - cos α )/A………………………………………………( 7 )
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau nocth memegang peranan yang
amat berpengaruh terhadap kekuatan Impact. Adanya takikan pada kerja yang salah
seperti diskontinuitas pada pengelasan, atau korosi lokal bisa bersifat sebagai
pemusat tegangan (stress concentration). Adanya pusat tegangan ini dapat
menyebabkan material brittle (getas), sehingga patah pada beban di bawah yield
strength.
Ada tiga macam bentuk takikan menurut standart ASTM pada pengujian
Impact yakni takikan type A (V), type B (key hole) dan type C (U) sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.2c Macam Takikan

4
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
1. V notch
Bentuk notchnya seperti huruf V, mudah untuk melakukan pengujiannya, ukuran
benda kecil sehingga mudah untuk diuji. Biaya yang dikeluarkan untuk pengujiannya
relative murah disbanding dengan menggunakan notch lainnya dan pengujiannya
dapat dilakukan di suhu ruang. Kelebihan yang lain adalah patahan yang terjadi
sangat terkonsentrasi, sedangkan kekurangan dari V notch adalah terlalu mudah
patah. V notch dapat digunakan untuk semua spesimen yang akan diuji dan segala
ukuran specimen.
2. Keyhole Notch  
Notchnya berbentuk seperti lubang kunci, untuk melakukan pengujiannya cukup
sulit dibandingkan dengan V notch, ukuran notch-nya lebih dalam dan tumpul
dibandingkan V notch. Oleh karena itu cukup sulit specimen tersebut untuk patah,
pengujiannya dilakukan  pada suhu ruang. Kekurangan yang lain adalah patah
kurang terkonsentrasi. Keyhole  biasanya digunakan untuk specimen berukuran
besar.
3. U Notch
Bentuk notchnya merupakan huruf U. karena bentuk notchnya yang membentuk
huruf U yang tumpul, mengakibatkan specimen tersebut sulit patah untu diberi uji
kejut, kedalaman notchnya sama seperti keyhole yaitu 5 mm. kelebihan dari U notch
adalah pembuatan yang mudah. U notch dapat digunakan pada semua specimen dan
semua ukuran specimen.

Fracture atau kepatahan pada suatu material dapat digolongkan sebagai brittle
(getas) atau ductile (ulet). Suatu material yang mengalami kepatahan tanpa
mengalami deformasi plastis dikatakan patah secara brittle. Sedangkan apabila
kepatahan didahului dengan suatu deformasi plastis dikatakan mengalami ductile
Fracture. Material yang mengalami brittle Fracture hanya mampu menahan energi
yang kecil saja sebelum mengalami kepatahan. Perbedaan permukaan kedua jenis
patahan sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

5
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST

Gambar 1.2d Ilustrasi Perbedaan Permukaan Patahan

Metode pengujian impact dibedakan menjadi 2 macam yaitu:


a) Metode Charpy

Pada metode sebagaimana ditunjukkan pada gambar1.5.a, spesimen diletakkan


mendatar dan kedua ujung spesimen ditumpu pada suatu landasan. Letak takikan
(notch) tepat ditengah dengan arah pemukulan dari belakang takikan. Biasanya
metode ini digunakan di Amerika dan banyak negara yang lain termasuk
Indonesia.
b) Metode Izod

Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.5.b, spesimen dijepit
pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah pemukulan dari depan
takikan. Biasanya metode ini digunakan di Negara Inggris.

6
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST

7
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat & Bahan
a. Alat
 Mesin Uji Impact
 Thermo Couple
 Kompor Listik
 Jangka Sorong
 Tang
 Stamping
 Palu
 Kikir
 Amplas
 Es Batu

b. Bahan
 Spesimen uji impact untuk temperatur kamar yang ke 1
 Spesimen uji impact untuk temperatur kamar yang ke 2

Gambar 2. Spesimen Uji Impact

8
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
2.2 Langkah Pengujian
a. Persiapan spesimen
1. Ambil spesimen dan jepit pada ragum,
2. Ambil dan gerinda bekas-bekas machining pada spesimen yang
memungkinkan menyebabkan kesalahan ukur.
3. Ulangi langkah diatas untuk seluruh spesimen.

b. Penandaan spesimen
1. Ambil stamp dan tandai seluruh spesimen
 Untuk Spesimen Suhu Kamar 27.6 oC yang ke 1
 Untuk Spesimen Suhu Kamar 27.6 oC yang ke 2
c. Pengukuran dimensi
1. Ambil spesimen ukur dimensinya (panjang, lebar dan tebalnya).
2. Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja
3. Ulangi langkah diatas untuk semua spesimen.

d. Pengkondisian spesimen pada temperatur kerja


1. Tempeatur Kamar
 Untuk spesimen pada suhu kamar bisa langsung dilakukan pengujian
impact.
e. Pengujian pada mesin uji impact
1. Mencatat data mesin pada lembar kerja.
2. Tempatkan bandul pada posisi awal untuk pengujian.
3. Atur jarum penunjuk pada posisi 0.
4. Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat dan cepat.
5. Letakkan tangan kanan pada pin pengunci beban dan tangan kiri pada rem.
6. Tekan pin pengunci beban, sehingga bandul meluncur menimpa spesimen.
7. Tekan rem ketika bandul hendak mengayun untuk yang kedua kalinya.
8. Amati dan catat besarnya sudut dan besarnya energi yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk.
9. Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.

a. Menentukan Panjang Lengan Bandul


1. Angkat bandul sehingga membentuk sudut 100 dari garis tegak.
2. Lepaskan bandul sehingga berayun.
3. Hitung dengan stopwatch waktu yang dibutuhkan untuk 50 ayunan (T50).

9
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
4. Hitung lengan bandul dengan menggunakan persamaan berikut:

T = 2 √(ℓ /g)
Dimana: T = periode (detik)
= T50 / 50
ℓ = panjang lengan bandul (m)
g = percepatan gravitasi (m/det2)

10
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB III
ANALISA & PEMBAHASAN

IMPACT TEST

Date : Jumat, 18 Desember 2020


Material : Carbon Steel

tn
t
Reference : ASTM E23
w l

: 160,43  Weight of Head: 96,65 N Length of Arm: 0,8 m


Specimen Length Width Overall Thick. Thick. at Notch Cross Section
No. Stamp l (mm) w (mm) t (mm) tn (mm) An (mm2)
1 A 58,26 10,10 10,10 8,64 87,26
2 B 56,60 10,00 10,00 8,72 87,20

Lateral Type of
Specime Type of Location Temp Angle E Impact E Theorit. Strength
No. Expansion Fractur
n Stamp Notch of Notch (C)  () (J) (J) (J/mm2) (mm) e
1 A V45 - RT 2,5 149,8 149,87 1,72 Ductile
2 B V45 - RT 2,0 149,8 149,89 1,72 Ductile

11
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST

3.1 Perhitungan Tiap Spesimen


a. Spesimen A
1. Menghitung Cross Section (An)
An = w x tn
= 10,10 x 8,64
= 87,26 mm²
2. Menghitung E theorit (Δ)
ΔE = m x g x L x (cos β – cos α)
= W x L x (cos β – cos α)
= 96,65 x 0,8 x (cos2,5 – cos160,43)
= 149,87 J
3. Menghitung Strength (Is)
Is = ΔE / An
= 149,87 / 87,26
= 1,72 J/mm²
4. Menghitung Lateral Expansion
Lateral expansion = (wsetelah tumbukan + wsebelum tumbukan) / 2
= (12,66 + 10,10)/2
= 11,38 mm

b. Spesimen B
1. Menghitung Cross Section (An)
An = w x tn
= 10,00 x 8,64
= 87,26 mm²
2. Menghitung E theorit (Δ)
ΔE = m x g x L x (cos β – cos α)
= W x L x (cos β – cos α)
= 96,5 x 0,8 x (cos2 – cos160,43)
= 149,89 J
3. Menghitung Strength (Is)
Is = ΔE / An
= 149,89 / 87,20

12
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
= 1,72 J/mm²
4. Menghitung Lateral Expansion
Lateral expansion = (wsetelah tumbukan + wsebelum tumbukan) / 2
= (12.10 + 10,00)/2
= 11,05 m
3.2 Pembahasan Pengujian
a. Selisih energi dan kekuatan impact berdasarkan hasil pengujian dan hasil
perhitungan teori
Perbandingan Energi Impact dan Kekuatan Impact akan mengetahui terjadinya
selisih antara grafik pengujian dan teoritis yang disebabkan karena kurangnya
keakuratan dalam pembacaan skala dalam mesin pengujian impact dan perhitungan
dalam penentuan panjang lengan.

b. Dari data hasil pengujian dan hasil perhitungan spesimen dengan temperatur
pengujian pada suhu kamar mempunyai kekuatan impact yang lebih besar dari yang
lainnya. Kekuatan impact paling rendah baik dari perhitungan maupun dari hasil
percobaan adalah pada temperatur panas.
c. Semua spesimen memiliki tipe fraktur yaitu ductile untuk ke – 2 spesimen

13
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Uji kekuatan tumbuk ( impact test ) merupakan salah satu cara untuk mengukur
kekuatan material terhadap beban mendadak. Percobaan ini dilakukan pada satu
keadaan yakni pada temperatur kamar (27.60) dan Semua spesimen memiliki tipe
fraktur yaitu ductile untuk ke – 2 spesimen

4.2 Saran
Ketidaksesuaian data hasil pengujian disebabkan karena ketidaktelitian ketika
dalam penentuan indikasi dan ukuran indikasi yang masuk kriteria atau tidak, karena
indikasi yang muncul memiliki kepekaan tanda yang berbeda beda.

14
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST

1
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST

DAFTAR PUSTAKA

1. ASTM A370
2. ASME Section IX Tahun 2013
3. Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, (1991) Teknologi Pengelasan Logam, PT
Pradya Parammita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai