Disusun Oleh :
Kelompok 1 (D4 DC 3A)
1. Ajeng Adelea R (0119040001)
2. Fangki Indra W (0119040008)
3. Aulya Firdausya (0119040010)
4. M. Zulfikar Rahmat (0119040013)
PROGRAM STUDI
TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB I
PENDAHULUAN
Bandul
Starting Position
Pedal
Scale
Pointer
Specimen
Anvile
2
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
Gambar Mesin Uji Impact
Bandul dengan ketinggian tertentu berayun dan memukul spesimen. Berkurangnya
energi potensial dari bandul sebelum dan sesudah memukul benda uji merupakan energi
yang diserap oleh specimen.
Besarnya energi Impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji.
Sedangkan besarnya energi Impact dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Eo = W.ho………………………………………………………………….( 1 )
E1 = W.h1...……………………………………………………………….( 2 )
∆E = Eo - E1
= W (ho- h1)…...………………………………………………………( 3 )
dari gambar 1.2 didapatkan:
ho = ℓ - ℓcos α
= ℓ (1 - cos α)………………………………….………………………( 4 )
h1 = ℓ - ℓcos β
= ℓ (1 - cos β).........................................................................................( 5 )
dengan subtitusi persamaan 4 dan 5 pada 3 di dapatkan :
∆E = W ℓ( cos β - cos α )…………………………………………………...( 6 )
dimana : Eo = energi awal (J)
E1 = energi akhir (J)
W = berat bandul (N)
3
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
ho = ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = ketinggian bandul setelah dilepas (m)
ℓ = panjang lengan bandul (m)
α = sudut awal (o)
β = sudut akhir (o)
Untuk mengetahui kekuatan Impact /Impact strength (Is) maka energi impact
tersebut harus dibagi dengan luas penampang efektif specimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W ℓ( cos β - cos α )/A………………………………………………( 7 )
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau nocth memegang peranan yang
amat berpengaruh terhadap kekuatan Impact. Adanya takikan pada kerja yang salah
seperti diskontinuitas pada pengelasan, atau korosi lokal bisa bersifat sebagai
pemusat tegangan (stress concentration). Adanya pusat tegangan ini dapat
menyebabkan material brittle (getas), sehingga patah pada beban di bawah yield
strength.
Ada tiga macam bentuk takikan menurut standart ASTM pada pengujian
Impact yakni takikan type A (V), type B (key hole) dan type C (U) sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
4
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
1. V notch
Bentuk notchnya seperti huruf V, mudah untuk melakukan pengujiannya, ukuran
benda kecil sehingga mudah untuk diuji. Biaya yang dikeluarkan untuk pengujiannya
relative murah disbanding dengan menggunakan notch lainnya dan pengujiannya
dapat dilakukan di suhu ruang. Kelebihan yang lain adalah patahan yang terjadi
sangat terkonsentrasi, sedangkan kekurangan dari V notch adalah terlalu mudah
patah. V notch dapat digunakan untuk semua spesimen yang akan diuji dan segala
ukuran specimen.
2. Keyhole Notch
Notchnya berbentuk seperti lubang kunci, untuk melakukan pengujiannya cukup
sulit dibandingkan dengan V notch, ukuran notch-nya lebih dalam dan tumpul
dibandingkan V notch. Oleh karena itu cukup sulit specimen tersebut untuk patah,
pengujiannya dilakukan pada suhu ruang. Kekurangan yang lain adalah patah
kurang terkonsentrasi. Keyhole biasanya digunakan untuk specimen berukuran
besar.
3. U Notch
Bentuk notchnya merupakan huruf U. karena bentuk notchnya yang membentuk
huruf U yang tumpul, mengakibatkan specimen tersebut sulit patah untu diberi uji
kejut, kedalaman notchnya sama seperti keyhole yaitu 5 mm. kelebihan dari U notch
adalah pembuatan yang mudah. U notch dapat digunakan pada semua specimen dan
semua ukuran specimen.
Fracture atau kepatahan pada suatu material dapat digolongkan sebagai brittle
(getas) atau ductile (ulet). Suatu material yang mengalami kepatahan tanpa
mengalami deformasi plastis dikatakan patah secara brittle. Sedangkan apabila
kepatahan didahului dengan suatu deformasi plastis dikatakan mengalami ductile
Fracture. Material yang mengalami brittle Fracture hanya mampu menahan energi
yang kecil saja sebelum mengalami kepatahan. Perbedaan permukaan kedua jenis
patahan sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
5
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.5.b, spesimen dijepit
pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah pemukulan dari depan
takikan. Biasanya metode ini digunakan di Negara Inggris.
6
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
7
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat & Bahan
a. Alat
Mesin Uji Impact
Thermo Couple
Kompor Listik
Jangka Sorong
Tang
Stamping
Palu
Kikir
Amplas
Es Batu
b. Bahan
Spesimen uji impact untuk temperatur kamar yang ke 1
Spesimen uji impact untuk temperatur kamar yang ke 2
8
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
2.2 Langkah Pengujian
a. Persiapan spesimen
1. Ambil spesimen dan jepit pada ragum,
2. Ambil dan gerinda bekas-bekas machining pada spesimen yang
memungkinkan menyebabkan kesalahan ukur.
3. Ulangi langkah diatas untuk seluruh spesimen.
b. Penandaan spesimen
1. Ambil stamp dan tandai seluruh spesimen
Untuk Spesimen Suhu Kamar 27.6 oC yang ke 1
Untuk Spesimen Suhu Kamar 27.6 oC yang ke 2
c. Pengukuran dimensi
1. Ambil spesimen ukur dimensinya (panjang, lebar dan tebalnya).
2. Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja
3. Ulangi langkah diatas untuk semua spesimen.
9
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
4. Hitung lengan bandul dengan menggunakan persamaan berikut:
T = 2 √(ℓ /g)
Dimana: T = periode (detik)
= T50 / 50
ℓ = panjang lengan bandul (m)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
10
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB III
ANALISA & PEMBAHASAN
IMPACT TEST
tn
t
Reference : ASTM E23
w l
Lateral Type of
Specime Type of Location Temp Angle E Impact E Theorit. Strength
No. Expansion Fractur
n Stamp Notch of Notch (C) () (J) (J) (J/mm2) (mm) e
1 A V45 - RT 2,5 149,8 149,87 1,72 Ductile
2 B V45 - RT 2,0 149,8 149,89 1,72 Ductile
11
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
b. Spesimen B
1. Menghitung Cross Section (An)
An = w x tn
= 10,00 x 8,64
= 87,26 mm²
2. Menghitung E theorit (Δ)
ΔE = m x g x L x (cos β – cos α)
= W x L x (cos β – cos α)
= 96,5 x 0,8 x (cos2 – cos160,43)
= 149,89 J
3. Menghitung Strength (Is)
Is = ΔE / An
= 149,89 / 87,20
12
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
= 1,72 J/mm²
4. Menghitung Lateral Expansion
Lateral expansion = (wsetelah tumbukan + wsebelum tumbukan) / 2
= (12.10 + 10,00)/2
= 11,05 m
3.2 Pembahasan Pengujian
a. Selisih energi dan kekuatan impact berdasarkan hasil pengujian dan hasil
perhitungan teori
Perbandingan Energi Impact dan Kekuatan Impact akan mengetahui terjadinya
selisih antara grafik pengujian dan teoritis yang disebabkan karena kurangnya
keakuratan dalam pembacaan skala dalam mesin pengujian impact dan perhitungan
dalam penentuan panjang lengan.
b. Dari data hasil pengujian dan hasil perhitungan spesimen dengan temperatur
pengujian pada suhu kamar mempunyai kekuatan impact yang lebih besar dari yang
lainnya. Kekuatan impact paling rendah baik dari perhitungan maupun dari hasil
percobaan adalah pada temperatur panas.
c. Semua spesimen memiliki tipe fraktur yaitu ductile untuk ke – 2 spesimen
13
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Uji kekuatan tumbuk ( impact test ) merupakan salah satu cara untuk mengukur
kekuatan material terhadap beban mendadak. Percobaan ini dilakukan pada satu
keadaan yakni pada temperatur kamar (27.60) dan Semua spesimen memiliki tipe
fraktur yaitu ductile untuk ke – 2 spesimen
4.2 Saran
Ketidaksesuaian data hasil pengujian disebabkan karena ketidaktelitian ketika
dalam penentuan indikasi dan ukuran indikasi yang masuk kriteria atau tidak, karena
indikasi yang muncul memiliki kepekaan tanda yang berbeda beda.
14
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
1
Kelompok 1 (D4 DC 3A) IMPACT TEST
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM A370
2. ASME Section IX Tahun 2013
3. Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, (1991) Teknologi Pengelasan Logam, PT
Pradya Parammita, Jakarta.