Anda di halaman 1dari 33

Laporan Praktikum

Laboratorium Teknik Material I


Modul A Uji Tarik (Static Tension Test)

oleh:

Nama : M.Putra Perdana M.


NIM : 13715033
Kelompok :5
Anggota (NIM) : Wahyu Fiardhi (13714049)
Abdullatief Zuhdy (13715002)
Maradhana Agung M. (13715023)
M. Putra Perdana M. (13715033)
Emia Yoseva Tarigan (13715036)

Tanggal Praktikum : 7 Maret 2017


Tanggal Penyerahan Laporan : 11 Maret 2017
Nama Asisten (NIM) : Sella Aprilia Irawan (13713007)

Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material


Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uji tarik merupakan pengujian berupa pemberian regangan terhadap
spesimen sehingga spesimen merasakan gaya. Uji tarik merupakan pengujian
yang paling luas digunakan di industri dan kemudahan analisis data yang
didapatkan dari pengujian tarik ini. Pengujian tarik berguna untuk mengetahui
sifat-sifat suatu material khususnya sifat mekanik dari suatu spesimen logam yang
diuji. Pada pengujian kali ini, kelompok kami diberikan spesimen berupa material
logam ST-37.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi pada pengujian tarik
2. Menentukan yield strength dari spesimen
3. Menentukan ultimate tensile strength dari spesimen
4. Menentukan nilai dari modulus elastisitas dari spesimen
5. Menentukan konstanta kekerasan dari spesimen
6. Menentukan koefisien strain hardening dari spesimen
7. Menentukan % elongation dari spesimen

8.
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Uji Tarik (Putra/13715033)


Salah satu pengujian mekanik stress-strain yang paling umum digunakan
adalah pada pengujian tarik. Pengujian tarik dapat digunakan untuk mengetahui
beberapa sifat-sifat mekanik suatu material dan hal ini sangat penting dalam
desain. Spesimen akan mengalami deformasi hingga akhirnya mengalami fracture
dengan bertambahnya kekuatan tarikan. Spesimen yang digunakan pada pengujian
tarik ini harus sesuai dengan ASTM E8/E8M.(1)

2.2 Prinsip dan Prosedur Uji Tarik (Dana/13715023)

(Sumber : Callister, William D. “Materials and Science Engineering An


Introduction”, 6th edition. John Wiley & Sons, Inc. 2003.)
Gambar 2.2.1. Skema Alat Uji Tarik
Pada pengujian tarik, setelah persiapan spesimen sesuai standar ASTM E8,
diameter dan gage length awal dari spesimen diukur dan dicatat. Setelah itu,
periksa kondisi mesin uji tarik dan catat voltase maksimum, gaya maksimum, dan
kecepatan tarik dari mesin uji tarik. Jepit ujung spesimen ke bagian crosshead,
yaitu bagian yang akan bergerak dengan ulir untuk memberi regangan pada
spesimen. Nyalakan mesin uji tarik, perhatikan perubahan pada gaya aksial yang
diterima spesimen serta perubahan diameter spesimen. Perubahan diameter
spesimen dapat diukur dengan menggunakan extensometer, namun bisa juga
dengan metode yang lebih sederhana (tetapi kurang akurat) dengan menggunakan
jangka sorong. Dalam metode menggunakan jangka sorong, perubahan diameter
dicatat setelah skala menunjukkan 10 kN, dan kembali dicatat setiap kali spesimen
mengalami perubahan gaya sebesar 1 kN. Amati perubahan hingga spesimen
mengalami fracture. Setelah fracture, ambil spesimen dari mesin uji tarik, lalu
ukur gage length dan diameter di bagian necking. Setelah mendapatkan data,
lakukan pengolahan data dan analisis terhadap hasil pengujian.

2.3 Material Spesimen (Putra/13715033)


Baja ST-37 merupakan salah satu jenis baja yang paling sering digunakan
dalam pengujian tarik. Berdasarkan literatur (2), Nilai modulus elastisitas baja ST37
adalah 207 GPa. Baja ini mempunyai nilai kekuatan luluh (yield strength) sebesar
280-1500 MPa, nilai dari kekuatan tarik (ultimate tensile strength) sebesar 340-
1900 MPa. %elongasi sebesar 36%, konstanta kekerasan material sebesar 500-
1000 dan strain hardening (n) sebesar 0,25-0,5.
Adapun profil dari spesimen uji tarik yang sesuai dengan ASTM E8 dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.2.3 (Spesimen ASTM-E8)(3)


2.4 Kurva Stress – Strain (Latief/13715002)
Tegangan adalah kekuatan bentuk suatu material jika dikenai gaya dalam suatu
area tertentu. Sedangkan regangan adalah perubahan panjang dari suatu material
dibandingkan panjang awalnya.

Dalam percobaan uji tarik dapat diketahui kurva stress-strain dari


spesimen yang diuji coba dengan cara mengolah data hasil percobaan ke dalam
stress dan strain. Stress dan strain dibagi menjadi dua, yaitu engineering stress-
engineering strain dan true stress-true strain

1. Engineering stress-engieering strain


Jenis stress-strain ini adalah suatu jenis tegangan dan regangan
yang perhitungannya tidak memperhatikan perubahan geometri setiap
waktunya, contohnya luas penampang yang terus digunakan adalah
luas penampang awal, padahal pada kenyataannya luas penampang
dari spesimen terus berubah seiring dengan perubahan beban yang
dirasakan.

Untuk mengetahui nilai Engineering stress,

F
σ=
A0

Dengan :

σ =¿ engineering stress (N/m2)

F=¿ beban yang dirasakan spesimen (N)

A0 =¿ luas penampang awal spesimen (m2)

Untuk mengetahui nilai Engineering strain,

li −l o ∆ l
ε= =
lo lo

Dengan :

ε =¿ engineering strain
∆ l=¿ perubahan panjang spesimen (m)

l o=¿ panjang awal spesimen (m)

2. True stress-true strain


Jenis stress-strain ini adalah jenis tegangan dan regangan yang
memperhitungkan perubahan geometri dari spesimen saat pembebanan
dirasakan tiap waktunya. Untuk mencari nilai true stress-true strain
bisa didapat dari nilai engineering stress-engineering strain.

Untuk mengetahui true stress,

Sesaat sebelum necking,

F
σ t= ( ε +1 )=σ (ε +1)
A0

Setelah terjadi necking,

F
σ t=
Ai

Dengan:

σ t=¿ true stress (N/m2)

σ =¿ engineering stress (N/m2)

ε =¿ engineering strain

F=¿ beban yang dirasakan spesimen (N)

Ai=¿ luas penampang spesimen pada pembebanan tertentu (m2)

Untuk mengetahui true strain,

Sesaat sebelum necking,

ε t=¿ ln(ε +1)


Setelah terjadi necking,

Ao
ε t=ln
Ai

Dengan:

ε t=¿ true strain

ε =¿ true strain

Ao =¿ luas penampang awal spesimen (m2)

Ai=¿ luas penampang spesimen pada pembeban tertentu (m2)

Pebedaan dari kurva yang dihasilkan oleh engineering stress-engineering strain


dan true stress-true strain.

(Sumber slide mata kuliah MT-2101 Sifat Mekanik Material)

Gambar 2.4.1 Kurva engineering stress-engineering strain dan true stress-


true strain
2.5 Fenomena dan Sifat Mekanik dari Uji Tarik (Way/13714049)
Hasil pengujian uji tarik berupa informasi didapat dari
menginterpretasikan data dari kurva Stress – Strain. Informasi dapat berupa
fenomena yang terjadi dengan spesimen material dan sifat mekanik
spesimen material.
Fenomena pada pengujian tarik di antaranya adalah:
a. Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah ketika terjadi tegangan yang
sebanding dengan regangan pada material. Kurva stress – strain
menunjukkan hasil dengan hubungan yang linear. Deformasi
elastis bersifat tidak permanen. Ketika pembebanan dilepaskan,
material akan kembali ke bentuk asalnya.[CITATION Cal17 \l
1057 ]
b. Deformasi Plastis
Pada umumnya, deformasi elastis terjadi hingga regangan
0,005. Setelah berdeformasi melewati batas tersebut, tegangan
tidak lagi akan sebanding dengan regangan, bersifat permanen,
dan tidak dapat kembali ke bentuk asalnya, serta diiringi dengan
pergerakan atom secara permanen. Hal tersebut dinamakan
sebagai deformasi plastis. [ CITATION Cal17 \l 1057 ]
c. Necking
Necking biasanya muncul pada saat pembebanan selama
deformasi tarikan material yang ulet. Necking mulai muncul
ketika pembebanan maksimum, di mana kenaikan tegangan
yang disebabkan oleh penurunan luas penampang spesimen
menjadi lebih besar daripada kenaikan kemampuan spesimen
dalam menerima beban karena strain hardening. [ CITATION
Geo88 \l 1057 ]
Gambar 2.5.1 Fenomena pada uji tarik

(Sumber: Callister, 2011, dengan penyesuaian)

Dari fenomena-fenomena tersebut di atas dan dari pembacaan kurva


Stress – Strain dapat ditentukan sifat mekanik material spesimen. Sifat
mekanik material yang dimaksud adalah respon dari material ketika diberi
gaya. Sifat mekanik material tersebut antara lain:

a. Yield Strength
Yield strength adalah tegangan pada saat deformasi plastis
dimulai, yaitu pada perbatasan antara keadaan elastis dan
keadaan plastis.
Pada kebanyakan material, terdapat transisi yang bertahap
dari keadaan elastis ke keadaan plastis, tetapi titik di mana
deformasi plastis dimulai sulit didapat secara presisi. Terdapat
beberapa kriteria untuk menentukan letak yield strength, antara
lain:
1. True elastic limit
Yaitu berdasarkan perhitungan pada saat
regangan bernilai 2x10-6. Batas elastis ini bernilai
sangat rendah dan terkait dengan pergerakan dislokasi.
2. Proportional limit
Yaitu tegangan tertinggi di mana tegangan
sebanding dengan regangan. Didapatkan dengan cara
mencara deviasi pada garis lurus yang ditarik dari kurva
stress – strain.
3. Elastc limit
Yaitu tegangan tertinggi yang dapat diterima
material tanpa adanya regangan permanen saat beban
dilepaskan.
4. Ofset yield strength
Yaitu tegangan pada perpotongan antara kurva
stress – strain dengan garis yang sejajar dengan daerah
elastis dengan regangan tertentu. Regangan tersebut
disepakati bernilai 0,2%.

[ CITATION Geo88 \l 1057 ]

Gambar 2.5.2 Penentuan yield strength (Sumber: slide kuliah Sifat Mekanik
Material)

b. Ultimate Tensile Strength


Ultimate tensile strength atau tensile strength adalah
beban maksimum dibagi dengan luas awal penampang
spesimen. Pada material ulet, tensile strength merupakan beban
maksimum yang dapat diterima dengan pembebanan uniaksial.
[ CITATION Geo88 \l 1057 ]
c. Fracture Stress
Fracture stress adalah tegangan yang dirasakan material
sesaat sebelum patah.
d. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan tegangan dengan
regangan ketika berdeformasi elastis. Modulus elastisitas
juga dapat dinyatakan sebagai kekakuan material.
[ CITATION Cal17 \l 1057 ]. Dapat dihitung dengan cara
mengetahui kemiringan atau gradien pada kurva stress –
strain pada garis linear daerah elastis.
e. Resilience
Resilience merupakan kemampuan material dalam
menyerap energi ketika berdeformasi elastis dan untuk kembali
setelah pembebanan dilepaskan. [ CITATION Geo88 \l 1057 ]

f. Toughness
Toughness merupakan kemampuan material dalam
menyerap energi dan berdeformasi plastis sebelum patah.
[ CITATION Cal17 \l 1057 ]
g. Ductility
Ductility merupakan kemampuan material berdeformasi
plastis hingga patah. Ductility dapat dinyatakan juga sebagai
percent elongation atau percent reduction in area. [ CITATION
Cal17 \l 1057 ]

2.6 Patahan (Emia/13715036)


Adapun jenis-jenis perpatahan yang dapat terjadi pada spesimen uji dalam
pengujian impak antara lain(4) :
1. Patah ulet (Ductile Fracture) Patah ulet adalah patahan disertai perubahan
bentuk plastis (plastis deformation).

Gambar 2.6.1 (Patah Ulet)(4)


Secara makroskopis, ciri-ciri patah ulet antara lain :
 Terjadi deformasi plastis yang cukup besar sebelum patah
 Bidang geser (shear lip) biasanya tampak atau diketemukan pada akhir
patahan
 Permukaan patahan berserat (fibrous) atau silky texture, tergantung pada
jenis material
 Penampang melintang di daerah patahan biasanya berkurang karena
pengecilan penipisan (necking)
 Pertumbuhan retak berjalan lambat

2. Patah Getas (Brittle fracture)

Gambar 2.6.2 (Patah Getas)(4)


Patah rapuh terjadi apabila material logam pada saat patah tidak mengalami
perubahan bentuk plastis atau pengecilan penampang. Secara makroskopis, ciri-
ciri patah rapuh antara lain :
 Tidak ada atau terjadi sedikit deformasi plastis
 Permukaan patahan umumnya datar dan tegak lurus terhadap permukaan
komponen
 Struktur patahan bentuk granular atau kristalin dan merefisikan cahaya
Retak tumbuh/menjalar cepat, dan sering disertai suara keras.
2.7
BAB III
DATA PERCOBAAN

3.1 Data
Jenis mesin tarik : Universal Testing Machine - Tarno Grocki
Beban skala : 40.000 N
Kecepatan tarik : 5 mm/min = 0,08333 mm/s
Voltase maksimum : 4038 mV

Material spesimen : ST-37


Gauge length awal, L0 : 25,04 mm
Gauge length akhir, Li : 33,31 mm
Diameter awal, D0 : 6,26 mm
Diameter akhir (patahan), Di : 3,86 mm

Tabel 3.1.1 (Beban terhadap perubahan diameter)

Pi (N) Di (mm)
0 6.26
10000 6.22
11000 6.22
12000 6.22
13000 6.18
13000 6.15
14000 6.13
14000 6.12
16000 5.94
16000 5.73
12000 4.55
Gambar 3.1.1 (Bentuk Patahan)

3.2 Pengolahan Data


Voltase Maksimum = 4038 mV
Gaya Maksimum = 16400 N
Tabel 3.2.1 (Data komputer dan pengolahannya)
Waktu (s) Voltase (mV) F (N) ΔL (mm) εe (mm/mm) σe (MPa)
0 0 0 0 0 0
2 83 337.0976 0.16666 0.006656 10.95815
4 262 1064.091 0.33332 0.013312 34.59079
6 412 1673.304 0.49998 0.019967 54.39467
8 582 2363.744 0.66664 0.026623 76.83908
10 766 3111.045 0.8333 0.033279 101.1318
12 938 3809.609 0.99996 0.039935 123.8403
14 1094 4443.19 1.16662 0.04659 144.4363
16 1292 5247.35 1.33328 0.053246 170.5775
18 1407 5714.413 1.49994 0.059902 185.7604
20 1554 6311.441 1.6666 0.066558 205.1683
22 1739 7062.803 1.83326 0.073213 229.593
24 1857 7542.051 1.99992 0.079869 245.1721
26 2043 8297.474 2.16658 0.086525 269.7289
28 2179 8849.827 2.33324 0.093181 287.6844
30 2306 9365.627 2.4999 0.099836 304.4517
32 2482 10080.44 2.66656 0.106492 327.6883
34 2600 10559.68 2.83322 0.113148 343.2674
36 2795 11351.66 2.99988 0.119804 369.0124
38 2883 11709.06 3.16654 0.126459 380.6307
40 3059 12423.87 3.3332 0.133115 403.8672
42 3186 12939.67 3.49986 0.139771 420.6345
44 3391 13772.26 3.66652 0.146427 447.6998
46 3548 14409.91 3.83318 0.153082 468.4279
48 3118 12663.5 3.99984 0.159738 411.6568
50 3049 12383.26 4.1665 0.166394 402.547
52 3140 12752.85 4.33316 0.17305 414.5613
54 3040 12346.71 4.49982 0.179705 401.3588
56 3149 12789.4 4.66648 0.186361 415.7496
58 3030 12306.09 4.83314 0.193017 400.0385
60 3140 12752.85 4.9998 0.199673 414.5613
62 3186 12939.67 5.16646 0.206328 420.6345
64 3255 13219.91 5.33312 0.212984 429.7443
66 3294 13378.31 5.49978 0.21964 434.8933
68 3352 13613.87 5.66644 0.226296 442.5508
70 3382 13735.71 5.8331 0.232951 446.5116
72 3431 13934.72 5.99976 0.239607 452.9809
74 3477 14121.55 6.16642 0.246263 459.0541
76 3538 14369.29 6.33308 0.252919 467.1077
78 3558 14450.52 6.49974 0.259574 469.7482
80 3626 14726.7 6.6664 0.26623 478.7259
82 3654 14840.42 6.83306 0.272886 482.4227
84 3675 14925.71 6.99972 0.279542 485.1952
86 3685 14966.32 7.16638 0.286197 486.5155
88 3724 15124.72 7.33304 0.292853 491.6645
90 3782 15360.28 7.4997 0.299509 499.322
92 3801 15437.44 7.66636 0.306165 501.8305
94 3822 15522.73 7.83302 0.31282 504.603
96 3850 15636.45 7.99968 0.319476 508.2997
98 3870 15717.68 8.16634 0.326132 510.9403
100 3881 15762.36 8.333 0.332788 512.3925
102 3901 15843.59 8.49966 0.339443 515.0331
104 3910 15880.14 8.66632 0.346099 516.2213
106 3919 15916.69 8.83298 0.352755 517.4095
108 3927 15949.18 8.99964 0.359411 518.4657
110 3949 16038.53 9.1663 0.366066 521.3703
112 3929 15957.31 9.33296 0.372722 518.7298
114 3948 16034.47 9.49962 0.379378 521.2383
116 3959 16079.15 9.66628 0.386034 522.6906
118 3976 16148.19 9.83294 0.392689 524.935
120 3998 16237.54 9.9996 0.399345 527.8396
122 4018 16318.77 10.16626 0.406001 530.4801
124 4026 16351.26 10.33292 0.412657 531.5363
126 4027 16355.32 10.49958 0.419312 531.6683
128 4036 16391.88 10.66624 0.425968 532.8566
130 4036 16391.88 10.8329 0.432624 532.8566
132 4038 16400 10.99956 0.43928 533.1206
134 4031 16371.57 11.16622 0.445935 532.1964
136 4026 16351.26 11.33288 0.452591 531.5363
138 4008 16278.16 11.49954 0.459247 529.1598
140 3989 16200.99 11.6662 0.465903 526.6513
142 3978 16156.32 11.83286 0.472558 525.1991
144 3959 16079.15 11.99952 0.479214 522.6906
146 3929 15957.31 12.16618 0.48587 518.7298
148 3872 15725.8 12.33284 0.492526 511.2043
150 3792 15400.89 12.4995 0.499181 500.6422
152 3744 15205.94 12.66616 0.505837 494.305
154 3675 14925.71 12.83282 0.512493 485.1952
156 3538 14369.29 12.99948 0.519149 467.1077
158 3479 14129.67 13.16614 0.525804 459.3181
160 3323 13496.09 13.3328 0.53246 438.7221
162 3176 12899.06 13.49946 0.539116 419.3143
164 2981 12107.08 13.66612 0.545772 393.5692

Jadi diketahui bahwa nilai volt tertinggi adalah 4038 mV yang menghasilkan gaya
16400. Untuk mengkonversi nilai gaya lainnya pada tegangan tertentu dapat
menggunakan perbandingannya yaitu:

Vi
F= x Fmax
Vmax

Sehingga didapatkan kurva F dengan l.


Kurva Gaya - Perubahan Panjang
18000
16000
14000
12000
10000
F (N)

8000
6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
ΔL (mm)

Gambar 3.2.1 (Kurva gaya terhadap perubahan panjang spesimen)

Dari kurva gaya – regangan, kita bisa mendapatkan kurva engineering stress-
engineering strain dengan cara membagi gaya dengan luas awal dan l dengan
panjang awal sehingga didapat kurva sebagai berikut.

Engineering Stress -- Engineering Strain


600
500
400
Stress (MPa)

300
200
100
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Strain (mm/mm)

Gambar 3.2.2 (Kurva Engineering stress-Engineering strain)


Kurva engineering stress – strain dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah elastis –
sebelum plastis, plastis – ultimate tensile strength (necking), dan necking –
fracture.
Dalam konversi kurva engineering stress – strain menuju kurva true stress –
strain, pada daerah elastis – sebelum plastis, digunakan data kurva engineering
stress –strain. Hal ini karena diasumsikan perubahan luas yang terjadi sangat
kecil.
Pada daerah plastis - sebelum necking, ada terjadi perubahan diameter (luas),
namun tidak terjadi perubahan volume. Sehingga, dengan pendekatan, didapatkan
rumus

F
σ t= ( ε +1 )=σ (ε +1)
A0

ε t=ln ( ε +1 )

Setelah terjadinya proses necking, maka rumus yang digunakan adalah

F
σ t=
Ai
A0
ε t=ln
A

Dari ketiga rumus tersebut dapat diperoleh tabel true stress – true strain dan
logaritma nya sebagai berikut:
Tabel 3.2.2 (True stress-True strain)

ε (mm/mm) σ (MPa) log ε log σ


0 0 0 0
0.0066558 10.95815 -2.1768 1.039737
0.0133115 34.59079 -1.87577 1.53896
0.0199673 54.39467 -1.69968 1.735556
0.026623 76.83908 -1.57474 1.885582
0.0332788 101.1318 -1.47783 2.004888
0.0399345 123.8403 -1.39865 2.092862
0.0465903 144.4363 -1.3317 2.159676
0.053246 170.5775 -1.27371 2.231922
0.0599018 185.7604 -1.22256 2.268953
0.0665575 205.1683 -1.1768 2.31211
0.0732133 229.593 -1.13541 2.360959
0.079869 245.1721 -1.09762 2.389471
0.0865248 269.7289 -1.06286 2.430928
0.0931805 287.6844 -1.03067 2.458916
0.0998363 304.4517 -1.00071 2.483518
0.106492 327.6883 -0.97268 2.515461
0.1131478 343.2674 -0.94635 2.535633
0.1198035 369.0124 -0.92153 2.567041
0.1264593 380.6307 -0.89805 2.580504
0.133115 403.8672 -0.87577 2.606239
0.1397708 420.6345 -0.85458 2.623905
0.1464265 447.6998 -0.83438 2.650987
0.1424386 540.1359 -0.84637 2.732503
0.1481941 477.414 -0.82917 2.678895
0.1539167 469.5283 -0.81271 2.671662
0.1596068 486.301 -0.79695 2.686905
0.1652646 473.485 -0.78182 2.675306
0.1708907 493.2291 -0.76728 2.693049
0.1764852 477.2526 -0.75329 2.678748
0.1820486 497.3379 -0.73981 2.696652
0.1875813 507.4233 -0.72681 2.70537
0.1930835 521.273 -0.71425 2.717065
0.1985555 530.4132 -0.70212 2.724614
0.2039979 542.6981 -0.69037 2.734558
0.2094107 550.5271 -0.679 2.740779
0.2147944 561.5183 -0.66798 2.749364
0.2201493 572.102 -0.65728 2.757473
0.2254757 585.2478 -0.6469 2.76734
0.2307738 591.6827 -0.63681 2.772089
0.236044 606.1772 -0.62701 2.7826
0.2412866 614.0689 -0.61747 2.788217
0.2465018 620.8274 -0.60818 2.792971
0.25169 625.7549 -0.59913 2.796404
0.2568514 635.6499 -0.59032 2.803218
0.2619863 648.8733 -0.58172 2.81216
0.267095 655.4732 -0.57333 2.816555
0.2721777 662.4531 -0.56515 2.821155
0.2772347 670.6893 -0.55715 2.826521
0.2822663 677.5741 -0.54934 2.830957
0.2872726 682.9104 -0.54171 2.834364
0.2922541 689.8576 -0.53424 2.838759
0.2972108 694.885 -0.52694 2.841913
0.3021431 699.9282 -0.51979 2.845053
0.3070512 704.8078 -0.51279 2.848071
0.3119353 712.2264 -0.50594 2.852618
0.3167957 712.0718 -0.49922 2.852524
0.3216325 718.9845 -0.49264 2.85672
0.3264461 724.4666 -0.48619 2.860018
0.3312366 731.0714 -0.47986 2.86396
0.3360043 738.6297 -0.47366 2.868427
0.3407494 745.8554 -0.46756 2.872655
0.345472 750.8782 -0.46159 2.87557
0.3501725 754.6034 -0.45572 2.877719
0.3548509 759.8364 -0.44995 2.88072
0.3595076 763.383 -0.44429 2.882742
0.3641427 767.3096 -0.43873 2.884971
0.1049422 591.0821 -0.97905 2.771648
0.176929 623.8577 -0.7522 2.795086
0.240765 617.2758 -0.61841 2.790479
0.638106 744.9842 -0.19511 2.872147

Dengan catatan warna hijau adalah daerah sebelum tercapainya yield strength
(daerah elastis), warna biru adalah daerah setelah batas elastis – ultimate tensile
strength, dan merah setelah mengalami ultimate tensile strength – fracture
(periode necking)

Dari tabel tersebut, dapat dibuat kurva true stress – true strain:
True Stress - True Strain
900
800
700
600
Stress (MPa)

500
400
300
200
100
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Strain (mm/mm)

Gambar 3.2.3 (Kurva True Stress-True Strain)

Kemudian dari kurva true stress-strain ini kita dapat mencari nilai kekuatan (K)
dan nilai strain hardening (n) dengan cara melakukan log pada persamaan
S= K × e n sehingga didapat rumus dan kurva sebagai berikut

log ( S)=log ⁡( K )+n × log (e)

Kurva Log True Stress - True Strain


3.5
f(x) = 0.91 x + 3.35 3
R² = 0.95 2.5
2
1.5
1
0.5
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0

Gambar 3.2.4 (Kurva Log True stress-True strain)


Diagram pada daerah elastis engineering stress - strain dan persamaan regresinya

Kurva Engineering Stress - Strain Daerah Elastis


500
450 f(x) = 3068.91 x − 1.33
400 R² = 1
350
Stress (MPa)

300
250
200
150
100
50
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Strain (mm/mm)

Gambar 3.2.5 (Kurva daerah elastis)


Dari pengolahan data di atas dapat dicari nilai dari sifat mekanik dari material
yang mengalami uji tarik sebagai berikut :
-Modulus Elastisitas
Dark kurva engineering stress – strain didapatkan nilai modulus elastisitas
(gradien kurva engineering daerah elastis): 3068,9 MPa
-Yield Strength
Dari kurva engineering stress didapatkan nilai yield strength (titik sesaat
sebelum terjadinya penuruan ke lower yield point): 468.4279 MPa
-Ultimate Tensile Strength
Dari kurva engineering stress didapatkan nilai ultimate tensile strength
(titik tertinggi pada grafik) : 533,1206 MPa
-Resilience
Dari kurva engineering stress didapatkan modulus resillience yaitu luas
kurva dibawah daerah elastis :
1
Resilience= σε
2
1
¿ x ( 468,4279 ) x 0,153082
2
Maka didapatkan hasil resilience = 35,8539 MPa

- Ductility
Dari kurva engineering stress didapatkan kriteria ductility material tersebut
secara kuantitatif dengan meninjau nilai dari persen elongasi dan persen
area reduction terbesar yang dapat dilakukan material

Lf −Lo
%EL= x 100 %
Lo
Ao− Af
%AR= x 100 %
Ao
Maka didapatkan hasil %EL = 33,0271%, dan %AR = 61,9595%

- Modulus of Rupture
Dari kurva engineering stress didapatkan modulus of rupture (stress
terakhir sebelum material mengalami fracture): 393,5692 MPa

- Nilai konstanta kekuatan (K) (pada grafik logaritma true stress – strain, c=
log K): log K = 3,3503 ; K = 2240.26

- Nilai konstanta strain hardening (n) (pada kurva logaritma true stress –
strain, nilai m=n): 0,9095
3.3
BAB IV
ANALISIS DATA

Prosedur dari praktikum ini adalah pertama-tama kita menyiapkan


spesimen berupa spesimen logam yaitu logam ST-37 sesuai dengan ASTM E8.
Lalu setelah itu spesimen diukur diameter awal dan panjangnya (gauge length).
Setelah melakukan pengukuran terhadap spesimen, kita menyiapkan mesin
universal untuk melakukan pengujian tarik. Sebelum meletakkan spesimen pada
mesin,kita hendaknya mencatat kondisi dari mesin uji tarik tersebut. Yang perlu
dicatat seperti jenis mesin, skala penuh, dan kecepatan tarik dari mesin.

Setelah itu, letakkan spesimen yang telah disiapkan pada mesin sesuai
dengan daerah yang telah ditentukan. Nyalakan mesin dan selama proses uji tarik
ini kita mencatat gaya, perubahan diameter, dan perubahan panjang dari spesimen
tersebut. Perhatikan baik-baik dan catat keadaan seperti gaya, diameter dan
panjang spesimen ketika spesimen mengalami necking. Setelah spesimen patah,
ukur juga hal yang sama sperti yang disebut sebelumnya yaitu panjang dan
diameter. Selanjutnya data-data tersebut diolah untuk mendapatkan data dan hasil
dari tujuan percobaan ini.

Adapun hasil-hasil yang didapatkan dari pengujian tarik ini adalah yield
strength yang didapatkan dari percobaan adalah 468,4279 MPa, sedangkan pada
literatur sebesar 280-1500 MPa. Ultimate Tensile Strenght (UTS) yang didapatkan
dari percobaan adalah 533,1206 MPa, sedangkan pada literatur sebesar 340-1900
MPa. Modulus elastisitas yang didapatkan dari percobaan adalah 3068,9 MPa
sedangkan pada literatur adalah 207 GPa. % elongasi yang didapatkan dari
percobaan adalah 33,0271%, sedangkan pada literatur adalah 36%. Konstanta
kekerasan material (K) yang didapatkan dari percobaan adalah 2240,26 sedangkan
pada literatur adalah 500-1000. Strain hardening (n) yang didapatkan dari hasil
percobaan adalah 0,9095 sedangkan pada literatur adalah 0,25-0,5.
Dari hasil di atas, ada beberapa data yang tidak sesuai dengan literatur
seperti pada modulus elastisitas, konstanta kekerasan dan strain hardening (n).
Hal tersebut karena pengaruh dari luar yang mungkin terjadi adalah kesalahan
praktikan dalam melakukan pengukuran pada beberapa tahap percobaan dan bisa
juga karena pengaruh lingkungan percobaan seperti temperatur ruangan dan lain-
lain.

Bentuk patahan dari spesimen dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Dapat dilihat patahan dari spesimen tersebut membentuk sudut sekitar 450
terhadap sumbu normal spesimen sehingga spesimen dapat dikategorikan bersifat
ulet. Hal itu juga karena pada spesimen terjadi pengecilan penampang yang tidak
terdapat pada material getas apabila di uji tarik sampai patah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Fenomena-fenomena yang terjadi pada pengujian tarik adalah deformasi


elastis, deformasi plastis, strain hardening, pertambahan panjang (elongation),
necking, reduction area, dan patah (fracture).

Dari hasil percobaan, didapatkan besaran-besaran sifat mekanik dari baja


ST-37 yaitu yield strength sebesar 468,4279 MPa, ultimate tensile strength
sebesar 533,1206 MPa, modulus elastisitas sebesar 3068,9 MPa, konstanta
kekerasan material (K) sebesar 2240,26 dan strain hardening (n) sebesar 0,9095
dan % elongasi spesimen sebesar 33,0271%.

5.2 Saran
Saran pada praktikum ini adalah sebaiknya dilakukan sosialisasi lagi
mengenai peraturan-peraturan di lab setiap akan dilaksanakannya praktikum agar
praktikan bisa lebih waspada saat melakukan suatu percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Callister, William D. “Materials and Science Engineering An Introduction”,


8th edition. John Wiley & Sons, Inc. 2003. Halaman 152
[2] http://gangsteel.net/product/alloy/din17100/ST37/2/steel/plate.html,diakses
pada 10 Maret (10:00)
[3] http://files.distrodoc.com/content/htmldoc/2015-06-02/378619/bg4.png,
diakses pada 10 Maret (10:30)
[4] http://teknikmesin.org/jenis-jenis-perpatahan/, diakses pada 10 Maret
[5] http://sti.srs.gov/fulltext/tr2000232/image372.gif, diakses pada 10 Maret
(23:30)
[6] Dieter.E Harmer, George Earl Troxell, George F.W.Hauck. The Testing of
Engineering Materials., 4th ed. Halaman 17-30 dan 125-146
LAMPIRAN A
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

1. Fenomena apa saja yang terjadi dalam pengujian tarik ini?


2. Jelaskan yang dimaksud dengan yield point phenomenon pada baja karbon
rendah!
3. Kenapa necking terjadi di pengujian tarik?

Jawaban:

1. Fenomena-fenomena yang terjadi adalah adanya deformasi elastis,


deformasi plastis, strain hardening, pertambahan panjang (elongation),
necking, reduction area, dan akhirnya patah (fracture).
2. Yield point phenomenon adalah fenomena dimana terbentuknya 2 titik
yield point pada kurva uji tarik baja karbon rendah. Yaitu upper yield
point dan lower yield point. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar
di bawah ini.

Gambar (Yield Point Phenomenon)(5)

3. Necking terjadi pada pengujian tarik karena spesimen telah melewati


(Ultimate Tensile Strengt ) yang dimilikinya. Necking ini merupakan
deformasi plastis yang terlokalisasi. Pada daerah deformasi plastis ini,
timbul cacat sehingga tengangan terkonsentrasi di daerah tersebut. Maka,
terbentuklah fenomena yang disebut necking pada daerah tersebut.
4.
LAMPIRAN B
TUGAS TAMBAHAN

1. Kenapa pada metode offset yield strength ditarik garis pada 0,2%?
2. Kenapa modulus elastisitas pada baja karbon rendah, baja karbon medium,
dan baja karbon tinggi sama?
3. Soal Bab 6 Callister Ed.8 nomor 6.29 (untuk tambahan nilai tes awal)

Jawaban

1. Karena garis 0,2% elongation adalah elongasi pada batas yang masih
di tolerir untuk mencari yield strength dan mudah ditentukan.
Kekuatan luluh yang diperoleh dari metode offset ini biasanya
dipergunakan untuk keadaan tertentu seperti untuk perancangan dan
spesifikasi.(6)
2. Baja terdiri atas unsur besi (Fe) dan karbon (C). Dimana pada baja,
unsur besi (Fe) yang lebih dominan daripada karbon (C). unsur karbon
adalah penguat dari baja. Hal ini mengakibatkan pada saat dilakukan
uji tarik, pada daerah yang elastis, yang berpengaruh adalah unsur besi
(Fe) sedangkan karbon pengaruhnya sangat sedikit sehingga modulus
elastisitas pada baja karbon tinggi, medium dan rendah akan tetap
sama.
3. Data dari Soal Nomor 6.29 Callister Ed.8

Stress
F(N) Lo (mm) ΔL Strain(mm/mm) (Mpa)
0 50.8 0 0 0
7330 50.851 0.051 0.001004 56.9920631
15100 50.902 0.102 0.002008 117.405205
23100 50.952 0.152 0.002992 179.606638

30400 51.003 0.203 0.003996 236.365446


34400 51.054 0.254 0.005 267.466162
38400 51.308 0.508 0.01 298.566879
41300 51.816 1.016 0.02 321.114898
44800 52.832 2.032 0.04 348.328025
46200 53.848 3.048 0.06 359.213276
47300 54.864 4.064 0.08 367.765973

47500 55.88 5.08 0.1 369.321009

46100 56.896 6.096 0.12 358.435758


44800 57.658 6.858 0.135 348.328025
42600 58.42 7.62 0.15 331.222631
36400 59.182 8.382 0.165 283.016521

a. Kurva Engineering stress-Engineering strain

Kurva Engineering Stress-Engineering Strain

400
350
300
250
Stress (MPa)

200
150
100
50
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Strain (mm/mm)
b. Modulus elastisitas

Regresi Dari Kurva pada Garis Linier


300
f(x) = 55417.34 x + 4.43
250

200
stress (Mpa)

150

100

50

0
0 0 0 0 0 0.01 0.01
strain (mm/mm)

Pada persamaan di atas (y = 55417x+4,4292) yaitu regresi dari garis linier


(daerah elastis) pada kurva. Maka, nilai modulus elastisitasnya sekitar
55.417 MPa atau 55,4 GPa.

c. Yield Strenght at a strain offset 0,002


Yield Strenght Sekitar 280 MPa pada offset 0,002 strain.

d. Tensile Strenght
Tensile strength sekitar 369 MPa sesuai pada tabel yaitu tengangan
tertinggi yang mampu di terima oleh spesimen.

e. Approximate ductility,in percent elongation


Elongasi terbesar pada data di atas oleh spesimen adalah 0,165 atau dalam
persen elongasi adalah 16,5% elongation

f. Modulus of resilience
( σy )2
Ur=
2E
2852
Sehingga Ur = ¿ MPa = 0,7 N/mm2
¿
(2)(55.417 MPa)

Anda mungkin juga menyukai