IMPACT TEST
Disusun Oleh :
M. Choiruddin (6210030002)
Danang Dwi H. (6210030004)
Jaenal Ghofur (6210030007)
Moh. Syarif H. (6210030020)
I.1 Tujuan
I.1.1 Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian beban mendadak (Impact
test) terhadap suatu material.
I.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh takikan (notch) terhadap
kekuatan material.
Mahasiswa mampu menganalisa energi dan kekuatan impact dari hasil
pengujian suatu material.
Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh temperatur terhadap beban
kejut/ impack suatu material. .
Mahasiswa mampu menganalisa temperatur transisi suatu material.
Mahasiswa mampu menganalisa jenis patahan suatu material.
Bandul
Starting Position
Scale
Pointer
Specimen
Anvile
α
β
h0
h1
Besarnya energi impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji. Sedangkan
besarya energi impact dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Eo = W.ho………....(1)
E1 = W.h1………...(2)
∆E = Eo - E1
= W (ho- h1)… .(3)
dari gambar 1.2 didapatkan ho = ℓ - ℓcos α
= ℓ (1 - cos α)……(4)
h1 = ℓ - ℓcos β
= ℓ (1 - cos β)…...( 5)
dengan subtitusi persamaan 4 dan 5 pada 3 di dapatkan :
∆E = W ℓ( cos β - cos α )……… (6)
dimana: Eo = Energi awal (J)
E1 = Energi akhir (J)
W = Berat bandul (N)
ho = Ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = Ketinggian bandul setelah dilepas (m)
ℓ = panjang lengan bandul (m)
α = sudut awal (o)
β = sudut akhir (o)
Untuk mengetahui kekuatan impact /impact strength (Is) maka energi impact
tersebut harus dibagi dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W ℓ( cos β - cos α )/A……… (7)
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau nocth memegang peranan yang amat
berpengaruh terhadap kekuatan impact. Adanya takikan pada kerja yang salah seperti
diskotinuitas pada pengelasan, atau korosi lokal bisa bersifat sebagai pemusat tegangan
(stress concentration). Adanya pusat tegangan ini dapat menyebabkan material brittle
(getas), sehingga patah pada beban di bawah yield strength.
Ada tiga macam bentuk takikan menurut standart ASTM pada pengujian impact
yakni takikan type A (V), type B (key hole) dan type C (U) sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:
Gambar 1.3 Macam-macam Bentuk Takikan Pada Spesimen Uji Impact
Fracture atau kepatahan pada suatu material dapat digolongkan sebagai brittle (getas) atau
ductile (ulet). Suatu material yang mengalami kepatahan tanpa mengalami deformasi
plastis dikatakan patah secara brittle. Sedangkan apabila kepatahan didahului dengan suatu
deformasi plastis dikatakan mengalami ductile Fracture. Material yang mengalami brittle
Fracture hanya mampu menahan energi yang kecil saja sebelum mengalami kepatahan.
Perbedaan permukaan kedua jenis patahan sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah
ini :
NDT FDT
100
Fracture appearance
% cleavage fracture
50
Cv
0
T5 T4 T3 T2 T1
m
Temperature
II.1 Peralatan
☺ Mesin Uji Impact
☺ Cooling Chamber
☺ Thermo Couple
☺ Kompor Listik
☺ Panci
☺ Jangka Sorong
☺ Tang
☺ Stamping
☺ Palu
☺ Kikir
☺ Amplas
II.2 Bahan
☺ Spesimen uji impact untuk temperatur panas (2 buah)
☺ Spesimen uji impact untuk temperature kamar (2 buah)
☺ Spesimen uji impact untuk temperature dingin (2 Buah)
3.1 Perhitungan
3.1.1 Menurut Percobaan
Spesimen suhu kamar 28.9oC (G)
Diket : E = 144 joule
A = 83,28 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
= 144/83,28
= 1,73 J/mm2
Spesimen suhu kamar 28.9oC (H)
Diket : E =150 joule
A = 78,85 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
= 150/78,85
= 1,9 J/mm2
Spesimen suhu panas 72,3oC (i)
Di ket : E = 149 joule
A = 80,98 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
= 149/80,98
= 1,84 J/mm2
Spesimen suhu panas 70,2oC (J)
Diket : E = 149 joule
A = 78,24 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
= 149/78,24
= 1,9 J/mm2
Spesimen suhu dingin 11,4 oC (K)
Di ket : E = 92 joule
A = 79,8 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
=92/79,8
= 1,15 J/mm2
Spesimen suhu dingin 8oC (L)
Di ket : E = 138 joule
A = 78.61 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
= 138/78,61
= 1,76 J/mm2
3.1.2 Menurut Teori
Mencari panjang lengan (ℓ)
Periode (T) = 90 detik
Periode tiap detik (T50) = 90/ 50 = 1,8 detik
T50 = 2. ( / g )
1,8s = 2. ( / 10 m s 2 )
(1,79s)2 = 42. 10 m s 2
ℓ = 0,82 m
Benda uji I
Lateral Expansion = 11,55 - width
2
= 11,55 – 9.5
2
= 1,025 mm
Benda uji J
Lateral Expansion = 11,45 - width
2
= 11,45 – 9.75
2
= 0,85 mm
Benda uji pada suhu dingin
Benda uji K
Lateral Expansion = 11 - width
2
= 11– 9.5
2
= 0,75 mm
Benda uji L
Lateral Expansion = 11,55 - width
2
= 11,55 – 9.5
2
= 1,025 mm
Data Percobaan
Is Transisi = (Is tertinggi + Is terendah) / 2
= (1,87 + 1,45) / 2
= 1.66 J/mm2
Data Perhitungan
Is Transisi = (Is tertinggi + Is terendah) / 2
= (1.92+1.48) / 2
= 1.7
Temperatur transisi tersebut diperoleh dengan cara menarik garis hasil dari
menjumlahkan kekuatan impact tertinggi dengan kekuatan impact terendah kemudian
dibagi dua. Lebih singkatnya dapat dicari melalui rumus :
Dari hasil Is transisi tersebut barulah ditarik garis kebawah sehingga didapat
temperatur transisinya.
Gambar 3.2 Patahan Ulet (ductile) Pada Spesimen G dan Spesimen H Suhu kamar 28.9oC
Ciri – ciri Ductile :
1. Spesimen pada umumnya tidak putus dengan permukaan patahan yang
kasar
2. Permukaan patahannya terlihat buram.
3. Terdapat serabut-serabut kasar pada permukaan patahannya.
3.2.2 Pada temperatur 70,2 oC (panas)
Jenis patahan yang ditimbulkan adalah ulet (ductile) seperti yang
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Patahan Ulet (ductile) Pada Spesimen I dan Spesimen J Suhu Panas 70,2oC
Gambar 3.4 Patahan Brittle Pada Spesimen K dan Spesimen L Suhu Dingin
IV.1 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan dapat di simpulkan bahwa:.
Kekuatan impact pada hasil perhitungan atau teori lebih besar dari hasil percobaan
dengan selisih 0.01 %.
Lateral expansión pada hasil percobaan ada perbedaan. Pada material suhu kamar
dan panas lateral expansión lebih lebar dibandingkan dengan material K dan L pada
suhu dingin.
Permukaan kasar patahan pada material suhu kamar dan panas bersifat ductile,
sedangkan permukaan kasar pada material suhu dingin bersifat brittel.
Material mempunyai temperatur transisi pada suhu 200C dan pada kekuatan
impact sebesar 1.7 J/mm2.
IV.2 Saran
Kami selaku pembuat laporan memberikan saran kepada pembaca agar benar –
benar membaca dengan baik, sehingga dapat mengerti Uji Impact.
Daftar Pustaka
Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin FTI,ITS
Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS
M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan Kapal,
PPNS
Budi Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan
Kapal, PPNS