Anda di halaman 1dari 19

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT. LANGIT BUMI BAHAGIA

Industri Makanan Pembuat Roti Kering


BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Roti kering adalah makanan yang cukup sederhana, tetapi sangat cocok menjadi
makanan atau snack konsumsi untuk hari hari santai dan liburan. Selain itu roti
kering memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan berbagai jenis
makanan, dalam kondisi kedap udara dan tersegel roti kering dapat bertahan
hingga bertahun tahun. Roti kering dari PT. LANGIT BUMI BAHAGIA
diproduksi di Surabaya dan memiliki kualitas yang bagus, higenis, serta akan
dijual dengan harga yang terjangkau sebagai MRE (Meal Ready to Eat) dalam
kondisi darurat. Kondisi geografis Indonesia yang kurang menguntungkan, berada
di lintasan cincin api menjadikan risiko terjadi bencana alam sangat tinggi, maka
tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat untuk membelinya. keberadaan
Roti kering langit bumi bahagia sebagai salah satu makanan siap santap dalam
kondisi darurat di Indonesia memiliki rasa yang enak, nikmat, manis dan gurih,
mengandung karbohidrat dan juga lezat memasuki pasar makanan siap santap di
Indonesia, untuk itu akan di kembangkan dan di promosikan ke masyarakat,
sehingga usaha ini dapat berkembang menjadi salah satu usaha makanan kondisi
darurat terkenal di Indonesia.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disingkat


SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Peranan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja pada perusahaan ini adalah sebagai media analisa
kemungkinan timbulnya risiko bahaya pada lingkungan kerja, sehingga
optimalisasi implementasi budaya K3 di industri dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada
perusahaan merupakan salah satu persyaratan yang disebutkan dalam UU no 39
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan diatur dalam Peraturan Pemerintah No
50 tahun 2012.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penerapan SMK3 meliputi struktur organisasi, perencanaan,


tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan K3 milik PT. LANGIT BUMI BAHAGIA dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegitan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan efektif.

1.3 Referensi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan


Kerja

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.4 Istilah dan Definisi

Audit Proses sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk


memeriksa kesesuaian kinerja terhadap sistem yang telah
dirancang (ditetapkan).

Bahaya Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi


menimbulkan kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja
(PAK) atau kombinasi keduanya.

Catatan Dokumen yang menunjukkan pencapaian hasil ataupun


menyediakan bukti aktivitas kerja.

Dokumen Informasi dan media-media pendukungnya.

Hampir Celaka Insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit ataupun


kematian.
Identifkasi Bahaya Proses untuk menemukan, mengenali dan mengetahui adanya
bahaya serta karakteristiknya.

Insiden Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana dapat terjadi


cedera, penyakit, kematian, termasuk situasi/kondisi darurat.

Kebijakan K3 Keseluruhan arah dan intensitas Perusahaan terkait Penerapan


K3 yang disampaikan secara resmi oleh Pimpinan Perusahaan.

Kecelakaan Kerja Insiden yang menimbulkan cedera, penyakit ataupun kematian.

Keselamatan dan Semua kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau dapat
Kesehatan Kerja mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
(K3) pekerja lainnya (kontraktor), pemasok, tamu, pengunjung dan
orang lain di tempat kerja.

Ketidaksesuaian Tidak terpenuhinya sebuah persyaratan.

Kinerja K3 Hasil yang dapat diukur dari pengelolaan risiko K3.

Penilaian Risiko Proses evaluasi risiko yang ditimbulkan oleh bahaya,


menghitung ketersediaan adanya pengendalian dan menentukan
apakah suatu risiko dapat diterima.

Penyakit Akibat Gangguan kesehatan baik fisik maupun mental yang


Kerja (PAK) disebabkan atau diperparah oleh aktivitas kerja ataupun kondisi
yang berkaitan dengan pekerjaan.

Perbaikan Pengulangan proses peningkatan Sistem Manajemen K3 untuk


Berkelanjutan mencapai Perbaikan Kinerja K3 secara keseluruhan searah
dengan Kebijakan K3.

Pengusaha Direktur ataupun Pemilik Usaha/Kegiatan atau orang yang


ditunjuk sebagai perwakilannya.

Perusahaan PT. LANGIT BUMI BAHAGIA

Pihak Lain Perorangan atau kelompok baik dari dalam ataupun dari luar
tempat kerja yang berkaitan dengan atau dipergunakan oleh
Kinerja K3 Perusahaan.

Pimpinan Orang yang ditunjuk oleh Pengusaha untuk memimpin


Perusahaan Usaha/kegiatan.

Prosedur Cara spesifik untuk menangani sebuah aktivitas ataupun proses.

Risiko Kombinasi dari tingkat keseringan terjadinya kejadian


berbahaya ataupun paparan bahaya dengan tingkat keparahan
dari suatu cedera atau penyakit yang dapat disebabkan oleh
paparan bahaya.

Risiko yang dapat Risiko yang sudah diredam ke tingkat yang dapat ditoleransi
diterima oleh Perusahaan berdasarkan peraturan resmi Perusahaan dan
Kebijakan K3 Perusahaan.

Sistem Manajemen Bagian dari sistem manajemen perusahaan termasuk struktur


K3 organisasi, perencanaan aktivitas, tanggung jawab, penerapan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dipergunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 Perusahaan
dan mengelola Risiko K3 Perusahaan.

Target K3 Cita-cita (sasaran) K3 yang akan dicapai Perusahaan.

Tempat Kerja Lokasi manapun dimana aktivitas kerja dilaksanakan di bawah


kendali Perusahaan.

Tindakan Tindakan untuk menghilangkan potensi penyebab


Pencegahan ketidaksesuaian serta kondisi tidak diinginkan lainnya.

Tindakan Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang


Perbaikan ditemukan ataupun kondisi lain yang tidak diinginkan.
BAB 2

Persyaratan Umum, Kebijakan K3, Visi, Misi, Komitmen

2.1 Persyaratan Umum

Secara umum SMK3 PT. LANGIT BUMI BAHAGIA adalah tergambar dalam
skema berikut :

Peningkatan
Penetapan
yang
Kebijakan K3
Berkelanjutan

Peninjauan
dan Perencanaan
Peningkatan K3
K3

Pemantauan
Pelaksanaan
dan Evaluasi
Rencana K3
K3

2.2 Kebijakan K3

Visi

Menjadi industri penyedia kebutuhan darurat

Misi

Menyediakan kebutuhan untuk keadaan darurat

Mengembangkan sikap profesionalisme dengan produk yang higenis dan efektif

Komitmen

PT. LANGIT BUMI BAHAGIA berkomitmen untuk menyediakan kebutuhan


darurat yang dapat memudahkan dalam proses pengiriman logistik, memiliki gizi
sesuai yang dibutuhkan, dan efektif penggunaannya tidak perlu banyak perlakuan
BAB 3

Sistem Manajemen K3

3.1 Perencanaan

3.1.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian, Dan Pengendalian

Identifikasi bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di


lingkungan Perusahaan. Identifikasi bahaya ditujukan pada segala sumber, situasi
maupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera ataupun penyakit akibat
kerja.Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional
Perusahaan di tempat kerja meliputi :

1. Aktivitas kerja rutin dan non-rutin.


2. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu.
3. Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.
4. Bahaya dari lingkungan luar tempat kerja yang dapat mengganggu
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja
5. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan/material di tempat kerja baik yang
disediakan Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan
Perusahaan.
6. Perubahan ataupun usulan perubahan dalam Perusahaan baik perubahan
aktivitas maupun bahan/material/mesin yang digunakan.
7. Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan sementara dan
dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
8. Penerapan perundang-undangan, persyaratan dan peraturan yang berlaku.
9. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur
operasional, struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap
kemampuan manusia.
10. Keseluruhan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
didokumentasikan dan diperbarui sebagai acuan penerapan K3 di
lingkungan Perusahaan.
3.1.2 Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya

Perusahaan menjamin kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan


persyaratan lain dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja secara menyeluruh. Peraturan perundang-undangan dapat berupa undang-
undang yang dikeluarkan oleh pemerintah, keputusan menteri ataupun pejabat
terkait mengenai peraturan K3 di perusahaan, perizinan yang diwajibkan maupun
peraturan-peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi resmi pemerintah.
Sedangkan persyaratan lain dapat berupa persyaratan kontrak & kerjasama,
maupun perjanjian-perjanjian lainnya dengan pihak ke tiga. AK3U/SMK3/M-001
Rev 0 01 Januari 2014 Halaman 6 dari 27 Perusahaan menjamin peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lain dapat dengan mudah diidentifikasi,
dievaluasi kesesuaiannya, diakses dan merupakan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang terbaru dan absah berlaku. Perusahaan menjamin
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya sesuai dengan sektor
bisnis yang dijalankan, aktivitas operasional perusahaan, produk, proses, fasilitas,
peralatan/mesin, bahan/material, tenaga kerja dan lokasi perusahaan. Perusahaan
menginformasikan dan mengomunikasikan kepada seluruh pihak yang
berhubungan dengan penerapan K3 di perusahaan (termasuk tenaga kerja,
kontraktor, pemasok, pengunjung, dan tamu) mengenai peraturan perundangan-
undangan dan persyaratan lain yang digunakan oleh perusahaan dalam
menerapkan K3 di lingkungan perusahaan.

3.1.3 Tujuan dan Sasaran

Perusahaan menetapkan target dan program-program K3 berdasarkan kebijakan


K3 yang ditetapkan, hasil identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
serta identifikasi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
diperlukan guna penerapan K3 di lingkungan perusahaan. Tujuan dan sasaran K3
perusahaan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Teknologi yang digunakan.


2. Finansial/keuangan.
3. Persyaratan bisnis/usaha dan operasional.
4. Tinjauan pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.

3.1.4 Program Manajemen K3

3.2 Penerapan dan Operasi

3.2.1 Sumber Daya, Peran, Fungsi, Wewenang, dan Tanggung Jawab

Direktur Utama

Direktur
Keuangan

Direktur
Operasional

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Personalia Pemasara Produksi HSE Logistik Administrasi
n

1. Direktur Utama
Wewenang dan tanggungjawab direktur utama adalah sebagai berikut:
a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan
b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan
c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan
termasuk juga keuntungan perusahaan
d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan
dan pembelanjaan kekayaan perusahaan
e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya
dengan dunia luar perusahaan
f. Menetapkan strategi-strategi stategis untuk mencapakai visi dan
misi perusahaan
g. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan,
mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
h. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan
2. Direktur Keuangan
Wewenang dan tanggungjawab direktur keuangan adalah sebagai berikut:
a. Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk merencanakan serta
meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk
perencanaan umum keuangan perusahaan.
b. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan se-
efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan
manajer lainnya.
c. Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai
pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
d. Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana
perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan
dapat diperdagangkan.
e. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan, serta
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat
waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
f. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran
perusahaan, serta mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk
memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan operasional perusahaan.
g. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat.
h. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem serta
prosedur keuangan dan akuntansi. Selain itu juga mengontrol
pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi
keuangan berjalan dengan tertib dan teratur.
i. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh
perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan.
j. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas
perusahaan (cash flow), terutama pengelolaan piutang dan utang.
Sehingga, hal ini dapat memastikan ketersediaan dana untuk
operasional perusahaan dan kondisi keuangan dapat tetap stabil.
3. Direktur Operasional
Wewenang dan tanggungjawab direktur operasional adalah sebagai
berikut:
a. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi
perusahaan
b. Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak
menguntungkan perusahaan
c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi
d. Mengawasi produksi barang atau penyediaan jasa
e. Mengawasi tata letak operasional , persediaan dan distribusi barang
f. Membuat atau merencanakan pengembangan operasi dalam jangka
pendek maupun panjang
g. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam
mendukung visi dan misi perusahaan
h. Melakukan pertemuan rutin dengan direktur eksekutif secara berkala
i. Melakukan pencairan cek untuk biaya agen
j. Mengatur anggaran dan mengelola biaya
k. Mengelola program jaminan kualitas
4. Manajer Personalia
Wewenang dan tanggungjawab manajer personalia adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja perusahaan yang
hanya mempekerjakan karyawan yang berbakat
b. Menjadi penghubung antara Manajemen dengan karyawannya
c. Melakukan pelayanan karyawan
d. Memberi masukan pada manajer mengenai kebijakan perusahaan,
seperti kesempatan yang sama pada karyawan atau apabila terjadi
pelecehan seksual.
e. Mengkordinir dan mengawasi pekerjaan para pegawai khusus dan
staf pendukung
f. Mengawasi proses perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan
penempatan karyawan baru.
g. Menangani isu-isu ketenagakerjaan, seperti memediasi pertikaian
dan mengarahkan prosedur kedisiplinan.
5. Manajer Pemasaran
Wewenang dan tanggungjawab manajer pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran perusahaan.
b. Berwenang untuk memutuskan harga jual hasil produksi.
c. Pada kondisi tertentu, berwenang untuk menolak permintaan order
dari konsumen.
d. Berwenang untuk melakukan penyempurnaan pola kerja di
Departemen Marketing.
e. Berwenang untuk melakukan koreksi terhadap harga CN Kontrak
apabila terjadi kesalahan.
f. Bertanggung jawab terhadap strategi pemasaran yang telah disusun
g. Bertanggung jawab atas efisiensi dan efektivitas kerja di Departemen
Marketing.
h. Bertanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan
konsumen.
i. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Direktur
Operasional.
j. Bertanggung jawab atas konsistensi pelaksanaan prosedur yang
berlaku di Bagian Marketing dan melakukan analisa atas efisiensi
prosedur tersebut.
k. Bertanggung jawab atas kedisiplinan kerja bawahan sesuai dengan
ketentuan perusahaan yang berlaku.
6. Manajer Produksi
Wewenang dan tanggungjawab manajer produksi adalah sebagai berikut:
a.Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi
b.Menentukan standar kontrol kualitas
c.Mengawasi proses produksi
d.Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian
e.Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi
f.Mengawasi proses produksi, menyusun jadwal produksi
g.Memutuskan sumber apa yang diperlukan
h.Menyusun skala waktu untuk pekerjaan
i.Memantau proses produksi dan menyesuaikan jadwal yang
diperlukan
j. Memantau standar produk dan melaksanakan program kontrol
kualitas
k. Memastikan bahwa pedoman kesehatan dan keselamatan diikuti
7. Manajer HSE
Wewenang dan tanggungjawab manajer HSE adalah sebagai berikut:
a. HSE Manager harus memastikan bahwa perusahaan secara efektif
melaksanakan program K3. Karena itulah, dalam prakteknya,
manajer harus mengecek prinsip plan, do, check, dan act berjalan
secara efektif. Selain itu, manajer juga harus mengintegrasikan
prinsip K3 ini ke dalam praktek manajemen standar perusahaan.
b. Tujuan utama pelaksanaan semua program K3 dalam perushaan
adalah untuk memastikan bahwa sistem K3 bekerja dengan baik.
Sehingga kerugian yang diakibatkan kecelakaan kerja dapat
dihindari.
c. HSE Manager bukan hanya memastikan kontrol yang tepat untuk
tindakan pencegahan kecelakaan di tempat kerja, namun juga
mengeluarkan kebijakan yang tepat, proses yang efektif, orang yang
kompeten, budaya kerja yang benar. Sehingga semuanya
berkontribusi dalam penciptaan lingkungan kerja yang aman.
d. Untuk mengelola program K3 secara efektif, manajer harus
melibatkan semua unsur dalam perusahaan. Penting diingat, bahwa
kesuksesan pelaksanaan program K3 ini hanya dapat dilakukan
bersama semua orang. Melibatkannya secara efektif akan membuat
proses pelaksanaannya menjadi lebih dinamis dan konstruktif.
e. Mematuhi hukum penting, namun tetap lebih dari itu program K3
perlu dilihat sebagai bagian kinerja bisnis utama, bukan hanya
tambahan atau sekedar mematuhi peraturan yang dikeluarkan
pemerintah. Untuk itu, tugas HSE manajer serta manajer lainnya
perlu mengelolanya seperti hasil bisnis lainnya, dengan melakukan
langkah-langkah yang mendukung peningkatan kinerja, dengan
menciptakan
8. Manajer Logistik
Wewenang dan tanggungjawab manajer logistik adalah sebagai berikut:
a. Merekomendasikan jenis transportasi yang optimal berdasar routing,
peralatan, atau frekuensi
b. Membangun atau memantau berbasis rantai sistem pengukuran
kinerja supply tertentu
c. Membuat kebijakan atau prosedur untuk kegiatan logistik
d. Merencanakan atau melaksanakan manajemen sistem arus barang
e. Melatih personil departemen pengiriman tentang peran dan tanggung
jawab dalam strategi logistik global
f. Menjaga matriks, laporan, dokumentasi proses, layanan pelanggan,
pelatihan, dan catatan keselamatan
g. Mengatasi masalah transportasi, sistem logistik, impor atau ekspor,
dan isu-isu pelanggan
h. Berpartisipasi dalam proses manajemen operasional, seperti seleksi,
kualifikasi, dan evaluasi kinerja
i. Menegosiasikan tarif transportasi atau jasa
j. Merancang model untuk digunakan dalam mengevaluasi program
atau jasa logistik
9. Manajer Administrasi
a. Wewenang dan tanggungjawab manajer administrasi adalah sebagai
berikut:
b. Melakukan perencanaan terkait administrasi, misalnya pemeliharaan
sarana prasarana seperti tata ruang, ventilasi, anggaran perusahaan,
dan lainnya.
c. Pengorganisaisan dengan mengelompokkan alat yang dipakai dalam
bidang usaha, tugas, tanggung jawab dan SDM yang terbagi di
dalamnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan organisasi yang
selaras dengan visi perusahaan.
d. Memberikan Dorongan kepada karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi terutama di lingkup administrasi.
e. Melakukan pengawasan terhadap proses administrasi kantor.

3.2.2 Pelatihan, Kompetensi, dan Kepedulian

Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan serta mensyaratkan bahwa semua


pekerja telah memperoleh pelatihan yang memadai. Program pelatihan ini di
masukkan dalam program tahunan, dan dipastikan bahwa semua pekerja yang
kegiatannya menimbulkan dampak penting K3 telah memperoleh pelatihan yang
memadai. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk memastikan bahwa
pekerja pada tiap bagian serta tingkatan yang relevan menyadari :

1. Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan, prosedur K3 dan persyaratan


Sistem Manajemen K3.
2. Dampak penting terhadap K3 yang terjadi atau berpotensi untuk terjadi
akibat kegiatan kerjanya serta manfaat K3 dari peningkatan kinerja setiap
orang .Peran dan tanggung jawab dalam mencapai kesesuaian dengan
kebijakan, prosedur K3, dan persyaratan Sistem Manajemen K3 termasuk
persyaratan kesiagaan dan tanggap darurat.
3. Konsekuensi potensial dari penyimpangan terhadap prosedur operasi yang
ditentukan.

Pekerja yang melaksanakan tugas yang dapat mengakibatkan dampak penting K3


harus berkemampuan atas dasar pendidikan, pelatihan, dan atau pengalaman yang
sesuai.

3.2.3 Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultansi

Dalam hal ini, PT. LANGIT BUMI BAHAGIA menjamin pemenuhan kebutuhan
untuk :

1. Mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, pertemuan audit, dan


tinjauan ulang manajemen pada semua pihak dalam perusahaan yang
bertanggung jawab dan memiliki andil dalam kinerja perusahaan.
2. Komunikasi internal antara berbagai tingkatan dan fungsi dalam
perusahaan.
3. Menjamin bahwa informasi yang terkait dikomunikasikan kepada orang-
orang di luar perusahaan yang membutuhkan.
4. Menerima, mendokumentasi dan mengidentifikasi komunikasi yang
relevan dari pihak-pihak luar yang berkepentingan.
3.2.4 Sistem Dokumentasi SMK3

Manual SMK3 meliputi kebijakan, tujuan, rencana, prosedur


K3, instruksi kerja, formulir, catatan dan tanggung jawab serta
wewenang tanggung jawab K3 untuk semua tingkatan dalam
perusahaan. Secara rincinya :
Manual
SMK3

Prosedur K3

Instruksi K3

Form, Rekaman, Catatan dan


Laporan

Kebijakan K3, Pengumuman, Program K3


dll

Media dokumentasi dapat berupa media kertas (cetak), digital (foto dan file
program komputer), dokumentasi online maupun media-media lain yang
relevan dengan teknologi yang digunakan manajemen Perusahaan. Semua
sistem dokumentasi dikendalikan (diatur dan didistribusikan/diidentifikasi)
oleh Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3.2.5 Pengendalian Dokumen

Seluruh dokumentasi dan informasi yang digunakan dalam


penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu
diidentifikasi dan dikendalikan. Pengendalian dokumentasi termasuk
di dalamnya ialah mengenai tata cara persetujuan, pengeluaran, dan
pengendalian dokumen; perubahan dan modifikasi dokumen; serta
penyimpanan dan pemusnahan dokumen.
Seluruh dokumen dan dokumentasi akan tersedia saat
diperlukan dalam kondisi operasional rutin maupun non-rutin
termasuk saat keadaan darurat. Seluruh dokumentasi akan dimuat
dalam sebuah daftar dokumen resmi yang dikelola oleh Sekretaris
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk
informasi-informasi mengenai wewenang persetujuan dokumen,
penerbitan, penyebaran, revisi, lokasi, penyimpanan dan pemusnahan
dokumen. Dalam hal ini, dokumen K3 harus memiliki identifikasi
status, wewenang, tanggal pengeluaran, dan tanggal modifikasi.
Apabila terjadi perubahan terhadap dokumen K3 maka perlu
dicantumkan alasan mengapa ia perlu dirubah pada dokumen atau
lampirannya dan diinformasikan pada pihak terkait.
3.2.6 Pengendalan Operasi

Setelah seluruh bahaya K3 di tempat kerja telah diidentifikasi


dan dipahami, Perusahaan menerapkan pengendalian operasi yang
diperlukan untuk mengelola resiko-resiko terkait bahaya-bahaya K3 di
tempat kerja serta untuk memenuhi peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya terkait dengan penerapan K3 di tempat kerja.
Keseluruhan pengendalian operasi bertujuan untuk mengelola resiko-
resiko K3 untuk memenuhi Kebijakan K3 Perusahaan. Prioritas
pengendalian operasi ditujukan pada pilihan pengendalian yang
memilikitingkat kehandalan tinggi selaras dengan hierarki
pengendalian resiko/bahaya K3 di tempat kerja.
Pengendalian operasi yang perlu diterapkan meliputi prosedur
keselamatan kerja, desain, tinjauan kontrak, pembelian, costumer
supplied product, perijinan kerja, penyediaan APD (Alat Pelindung
Diri), pengawasan, perijinan masuk, fasilitas kerja, rambu-rambu K3,
pemeliharaan, sarana produksi, LOTO (Lock Out-Take Out),
pelayanan, penanganan manual dan mekanis, pengendalian material,
dan penanganan terhadap B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

3.2.7 Persiapan Tanggap Darurat

Yang dimaksud keadaan (situasi/kondisi) darurat ialah situasi


sulit yang tidak diinginkan yang memerlukan penanganan segera
untuk mencegah terjadinya kefatalan. Sehingga, dalam hal ini
perusahaan menyediakan sarana-prasarana dan fasilitas-fasilitas
keadaan darurat di tempat kerja seperti jalur evakuasi, sarana
pemadam api, tempat aman berkumpul keadaan darurat serta sarana-
sarana keselamatan lain yang diperlukan untuk menanggulangi
keadaan darurat. Seluruh peralatan dan sistem tanda bahaya keadaan
tersebut harus diperiksa, diuji, dan dipelihara secara berkala sesuai
dengan peraturan perundangan, standar, dan pedoman teknis yang
relevan. Perusahaan juga membentuk unit kerja khusus dalam
manajemen perusahaan yang memiliki tugas khusus untuk
menanggulangi keadaan darurat perusahaan yang telah memenuhi
persyaratan dan sertifikasi tertentu.
Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau i luar tempat
erja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat telah
didokumentasikan serta diinformasikan kepada semua orang yang
terdapat di area kerja. Selanjutnya, semua hal berkaitan dengan upaya
tanggap darurat diuji dan ditinjau secara rutin oleh petugas yang
berkompeten dan berwenang. Selain petugas tersebut, tenaga kerja
juga mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan
darurat sesuai dengan tingkat risikonya. Perusahaan juga membentuk
regu P3K apabila terjadi kecelakaan kerja yang memerlukan
pertolongan pertama beserta kotak P3K. Tugas dari Regu P3K antara
lain :
1. Melaksanakan tindakan P3K.
2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan
prasarana P3K di lingkungan Perusahaan kepada
Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap
Darurat.
3. Melaporkan kepada Koordinator ataupun Sekretaris Unit
Tanggap Darurat bilamana terdapat korban yang
memerlukan tindakan medis lanjut pihak ke tiga di luar
Perusahaan.

3.3 Pemantauan dan Pengukuran

3.3.1 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

Membuat dan merawat prosedur untuk pemantauan dan


pengukuran kinerja K3, prosedur tersebut mencakup :
a. Mengukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
b. Memantau kesesuaiannya dengan tujuan atau sasaran yang yang
telah ditetapkan.
c. Mengatur masalah sertifikasi dan perijinan.
d. Melakukan inspeksi dan melaporkan hasil inspeksi sekaligus
rekomendasi kepada P2K3
e. Melakukan pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja yang
teridiri dari faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi
f. Mengukur dan memantau kecelakaan, sakit, insiden, serta
kesehatan dari pekerja itu sendiri.
g. Mencatat semua hasilnya untuk tujuan tindakan perbaikan atau
pencegahan, alat-alat ukur harus dikalibrasi dan dirawat, serta
rekaman medis harus dipelihara.
h. Mendokumentasikan seluruh data, mengumpulkannya, dan
menganalisanya. Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan
disebarluaskan di dalam tempat kerja.

3.3.2 Evaluasi Dan Kepatuhan


3.3.3 Investigasi Kejadian, Ketidak Sesuaian dan Tindakan Pencegahan dan
Perbaikan

3.3.4 Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi, dan Tindakan Pencegahan

Menetapkan dan memelihara prosedur untuk :


1. Melakukan penyelidikan dan pembuatan laporan terhadap
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja oleh pengawas
yang kemudian menyerahkan laoran dan saran-saran terhadap
pengusaha atau pengurus.
2. Penanganan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian, serta
tindakan perbaikan dan pencegahannya.
3. Tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk
menghilangkan akar penyebab terjadinya kecelakaan, insiden,
dan ketidaksesuaian termasuk batas waktunya.
4. Konfirmasi efektifitas tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. Melaporkan setiap potensi bahaya yang berhubungan dengan
K3 dimana prosedur terkait diketahui oleh tenaga kerja.
Menjamin bahwa semua kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran atau
peledakan, serta kejadian berbahaya di tempat kerja lainnya telah dicatat dan
dilaporkan sesuai dengan peraturan perundangan.

3.3.5 Pengendalian Pencatatan

Perusahaan menetapkan dan memelihara pencatatan yang


diperlukan untuk menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan-
persyaratan SMK3 perusahaan dan terhadap standar OHSAS 18001,
dan untuk menunjukkan hasil-hasil yang dicapai. Selain itu,
perusahaan menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi, menyimpan, melindungi, mengakses dan membuang
catatan. Catatan yang ada dijaga agar tetap dapat terbaca, dapat
diidentifikasi dan ditelusuri.

3.3.6 Audit Internal

Audit internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk


memeriksa kesesuaian kergiatan perencanaan dan untuk menentukan
efektifitas kegiatan. Audit ini dilaksanakan oleh petugas yang
independen, berkompeten, dan berwenang. Selanjutnya, laporan hasil
audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus dan petugas lain
yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya
tindakan perbaikan.

Peninjauan Manajemen

Manajemen yang diwakili oleh Direktur Utama secara berkala


setiap 6 bulan akan meninjau SMK3 untuk memastikan pelaksanaan,
kecukupan, dan keefektifannya. Tinajuan terhadap penerapan SMK3
mwliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi yang telah dilakukan yang kemudian dicatat dan
didokumentasikan. Hasil dari tinjauan ini dimasukkan ke dalam
perencanaan tindakan manajemen dan harus dilaksanakan secara
berkala.

Anda mungkin juga menyukai