dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 1 dari 15
1. Pendahuluan
1.1 Umum
Diketahui bahwa kinerja semua pihak saling berhubungan, baik yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam operasi akan mempengaruhi citra PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel maka dipandang perlu diterbitkan Manual SMT sebagai acuan
bagi pihak-pihak terkait dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap kegiatannya.
Pedoman SMT akan dijabarkan kembali dalam dokumentasi sistem yang lebih rinci yaitu
Prosedur yang menjelaskan secara lebih detail tentang tata cara pelaksanaan proses-
proses yang sudah digambarkan dalam Pedoman SMT yang secara garis besar sesuai
dengan SMT yang diterapkan di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel.
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali
dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari
hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung,
perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh
pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada
Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno
membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya
sebesar 157,5 MW saja.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17,
No. dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 2 dari 15
PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan
tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Kantor Induk PT. PLN KITSBS juga memiliki 9 unit Pembangkit, adapun unit tersebut adalah:
1. Sektor Bandar Lampung (SBDL)
2. Sektor Tarahan (STAR)
3. Sektor Bukit Asam (SBAM)
4. Sektor Keramasan (SKRM)
5. Sektor Bengkulu (SBKL)
6. Sektor Bukit Tinggi (SBKT)
7. Sektor Ombilin (SOMB)
8. Sektor Jambi (SJMB)
9. Sektor Teluk Sirih (STIR)
(Lampiran 1)
1.5 Pengecualian
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel menerapkan seluruh klausul dalam Standard
Sistem manajemen terpadu ISO 9001:2008, kecuali :
1. Klausul 7.3 : Desain dan Pengembangan
2. Klausul 7.5.2 : Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa
3. Klausul 7.5.5 : Preservasi Produk
4. Klausul 7.6 : Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran
Hal ini dikarenakan karakteristik proses-proses yang ada dalam sistem manajemen terpadu
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel tidak ada yang sesuai untuk penerapan
klausul-klausul tersebut. Dengan tidak diterapkannya klausul-klausul diatas, PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel menjamin tidak akan mengurangi efektifitas sistem
yang diterapkan dan mutu pelayanan yang diberikan. Apabila di kemudian hari PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel menerapkan klausul di atas, maka akan dilakukan
peninjauan terhadap sistem manajemen terpadu yang diterapkan
No. dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 3 dari 15
2.1.2. Misi
Strategi dalam pencapaian cita cita yang telah tertuang dalam Visi PT PLN (Persero)
ditetapkan sebagai Misi.
Adapun Misi PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel adalah :
1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, handal dan berwawasan
lingkungan.
2. Menerapkan tata kelola pambangkit kelas dunia yang didukung oleh Sumber Daya
Manusia berpengalaman dan berpengetahuan.
3. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab.
2.1.3. Motto
Motto PT. PLN (Persero) adalah LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK.
2.1.4. Kebijakan
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel berkomitmen menjadi produsen tenaga listrik
dengan kinerja kelas dunia. Perusahaan berusaha menyajikan energi listrik yang handal,
senantiasa bekerja sesuai standard dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta selalu
berusaha melakukan perbaikan dan peningkatan yang berkesinambungan dengan cara :
1. Menerapkan Sistem Manajemen Terpadu (SMT) ISO 9001:2008, ISO 14001:2005 dan
SMK3 PP 50/2012 dalam seluruh proses kegiatan bisnis perusahaan.
2. Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
berkaitan dengan Mutu, Lingkungan dan K3.
3. Menetapkan wewenang dan tanggung jawab kepada seluruh jajaran perusahaan untuk
menjamin terpeliharanya SMT.
4. Memelihara dan mengkomunikasikan Kebijakan SMT ini kepada seluruh karyawan dan
pihak eksternal terkait.
5. Melakukan Usaha Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan
Kecelakaan Kerja serta Penyakit Akibat Kerja secara berkelanjutan.
6. Menjalin hubungan yang harmonis dengan Stake holder dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Referensi:
a. ISO 9001:2008, klausul 5.1 Kepemimpinan dan Komitmen, 5.3 Kebijaksanaan
b. ISO 14001:2005, klausul 4.2 Kebijaksanaan
c. PP 50/2012, elemen 1.1 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
No. dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 4 dari 15
Berikut uraian struktur, tanggungjawab dan wewenang tim SMT PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel:
1. Penanggung jawab
1. Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan pengendalian dan pengelolaan
lingkungan, serta melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang sesuai
dengan aturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Menetapkan kebijakan perusahaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Selatan.
3. Memastikan bahwa sasaran perusahaan ditetapkan pada masing-masing fungsi/
tingkatan di dalam organisasi.
4. Menetapkan program management lingkungan dan keselamatan dan kesehatan
kerja.
5. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan.
6. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang masing-masing fungsi.
7. Menyediakan dan mengendalikan sumber daya untuk operasi dan pemeliharaan
kantor.
8. Melakukan tinjauan manajemen secara terencana dan berkelanjutan.
2. Wakil Manajemen
1. Memastikan bahwa proses yang di perlukan untuk sistem manajemen terpadu PT
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan telah ditetapkan,
dilaksanakan dan di pelihara serta ditingkatkan secara berkelanjutan
keefektifannya.
2. Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan yang efektif dari sistem
mutu yang di dokumentasikan.
3. Merencanakan dan memantau program audit internal
4. Mengidentifikasikan dan mengelola program untuk perbaikan sistem mutu yang
berkelanjutan.
5. Menentukan apakah kebijaksanaan dan penerapan yang diajukan telah
memenuhi persyaratan ISO 9001: 2008, sesuai dengan produk layanan yang di
berikan, ditetapkan dengan benar dan ketidaksesuaian telah di perbaiki.
6. Mengkoordinir pelaksanaan rapat tinjauan manajemen.
7. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam hal penerapan sistem manajemen
mutu PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan.
8. Melaporkan kepada General Manager tentang kinerja sistem manajemen terpadu
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan.
No. dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 5 dari 15
Adapun tugas dan wewenang tiap bagian sesuai Struktur Organisasi Perusahaan ditetapkan
dalam Dokumen Internal tugas dan wewenang PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel.
Referensi :
a. ISO 9001:2008, klausul 5.5.1 Tanggungjawab dan wewenang
b. ISO 14001:2005, klausul 4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan wewenang
c. PP 50/2012, elemen 1.2 Tanggung jawab dan wewenang untuk bertindak
2.2 Perencanaan
Perencanaan SMT di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel dilakukan mulai dari
menetapkan proses-proses yang dibutuhkan dalam bisnis dan dituangkan ke dalam
business process dan kemudian mendefinisikan detail proses yang harus dilakukan dalam
prosedur terkait yang terdokumentasi.
Perencanaan SMT dilakukan untuk memastikan pencapaian Sasaran yang ditetapkan dan
memastikan keutuhan SMT ini tetap terpelihara. Pimpinan Bagian bertanggung jawab untuk
membuat rencana mutu atau rencana kerja guna pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan
oleh General Manager.
2.3 Pendukung
2.3.1. Pengelolaan Pembiayaan
Biaya yang digunakan dalam pelaksanaan operasional dituangkan dalam Rencana Kerja
Anggaran Pendapatan (RKAP). Realisasi pengeluarannya dimonitor oleh Bidang Keuangan
melalui mekanisme pengelolaan pembiayaan untuk menghindari pengeluaran biaya diluar
pos biaya atau diatas plafon biaya yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan rekrutmen diatur secara detail dalam keputusan Direksi PT. PLN (Persero)
Nomor. 264.K/DIR/2008 tentang Sistem Rekruitmen Pegawai.
Diklat merupakan salah satu tindakan yang dilakukan terhadap pegawai untuk menutupi gap
(kesenjangan) antara persyaratan jabatan dan kemampuan yang dimiliki pegawai.
Pengelolaan diklat dilakukan oleh Bidang SDM & UMUM melalui UDIKLAT dengan
membuat perencanaan diklat yang bersumber dari usulan masing-masing Bidang atas hasil
evaluasi kompetensi pegawai maupun hasil penilaian MUK.
Pengelolaan Diklat pegawai diatur dalam Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor.
053.K/010/DIR/2002 dan tata caranya dijelaskan dalam Prosedur Operasional Pendidikan
dan Pelatihan (PO-02.SDM/KIT.SBS).
Pengelolaan dokumen yang dipakai sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan dalam
rangka mencapai mutu pelayanan yang ditentukan, merupakan tanggung jawab fungsi
yang berwenang di masing masing Bidang yang bersangkutan, dan pengendaliannya
No. dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 10 dari 15
2.5 Operasional
Kegiatan operasional dalam hal ini berupa proses realisasi pelayanan merupakan proses-
proses yang terkait langsung dengan pelanggan dengan input dari pelanggan dan output
ditujukan untuk pelanggan.
pelaporan sasaran mutu dan K3 diatur dalam Prosedur Pemantauan dan pengukuran
Lingkungan dan Kinerja K3 (PT-KITSBS-10)
Referensi :
Referensi :
No. dokumen :
No. revisi : 00
MANUAL TERPADU Tanggal :
Halaman : 13 dari 15
Setelah teridentifikasi, bagian terkait yang bertanggung jawab untuk menentukan sebab
ketidaksesuaian/masalah/potensi masalah yang mungkin ada, menentukan rencana
tindakan dan melakukan tindakan pada waktu yang direncanakan. Kemudian tindakan dikaji
untuk memastikan bahwa masalah tidak akan terjadi kembali dan penyelesaian masalah
efektif. Semua tindakan yang diambil tercatat.
Lampiran
Lampiran 1 : Peta Kelistrikkan Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel
Lampiran 2 : Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel
Lampiran 3 : Proses Bisnis PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel
Lampiran 4 : Matriks Dokumentasi Sistem Manajemen Terpadu
Lampiran 5 : Kebijakan Perusahaan
Lampiran 6 : Sasaran Perusahaan