FLUID

MECHANICS
2008/2009
 Bahan Kuliah
(sampai dengan UTS)

TEAM PENGAJAR :
Siti Murniningsih
Herr Suryantono
Dwinanti
 CHAPTER 1 : BASIC CONSIDERATION
1.1. INTRODUCTION
1.2. DIMENSIONS, UNITS AND PHYSICAL
QUANTITIES
1.3. CONTINUUM VIEW of GASES and LIQUIDS
1.4. PRESSURE and TEMPERATURE SCALES
1.5. FLUID PROPERTIES
1. DENSITY and SPECIFIC WEIGHT
2. VISCOSITY
DYNAMIC
KINEMATIC
3. COMPRESSIBILITY
4. SURFACE TENSION
5. VAPOR PRESSURE
1.6. CONSERVSTION LAWS
 1.1. INTRODUCTION
Mekanika fluida adalah bagian daripada mekanika
terapan (applied mechanics) yang mempelajari
statika dan dinamika dari cairan (fluida) dan gas.
Fluida adalah benda yang tidak memberikan
perlawanan terhadap perubahan bentuk geometris.
Supaya bentuknya tetap fluida harus dibatasi
dengan dinding kedap, dan jika dinding ini diubah
maka bentuk geometri fluida akan berubah
menyesuaikan diri.
Ketidak mampuan fluida mempertahankan bentuk
geometrisnya disebabkan oleh lemahnya gaya
kohesi antar molekul.
Berdasarkan kohesinya fluida dibagi menjadi benda
gas dan benda cair (liquid).
1.2. DIMENSIONS, UNITS AND PHYSICAL QUANTITIES
(Symbol, units system foot,metric,SI-)
MASA (MASS)
M, slug, gram, kilogram
GAYA (FORCE)
F, lbf, kgf, dyne, Newton (kgm/det2)
KERAPATAN (MASS DENSITY)
, slug/ft3, gm/cc, kg/m3
BERAT SPECIFIC (SPECIFIC WEIGHT)
w = = g, lbf/ft3, dyne/cm3
SPECIFIC GRAVITY (RELATIVE DENSITY)
fluida / water, tidak berdimensi
KEKENTALAN KINEMATIK
, lbf.sec/ft2, dyne-sec/cm2, Newton sec/m2
KEKENTALAN DINAMIK
= / , ft2/sec, cm2 /sec, m2/sec
1.3.Perbedaan antaran benda padat,
benda cair dan benda gas :
Pada benda padat adhesi antar molekul sedemikian
kuatnya sehingga letak relative antar partikel adalah
tetap.
Pada benda cair adhesi antar molekul tidak begitu
kuat maka letak relative antar partikel selalu
berubah.
Jika dibandingkan dengan benda gas maka adhesi
antar molekul benda cair jauh lebih besar, sehingga
molekul pada benda cair masih saling melekat
sementara pada benda gas tidak.
Dengan demikian molekul2 benda cair masih
mengelompok sehingga batas ruang yang
ditempatinya dapat didefinisikan. Sedangkan
molekul pada benda gas tidak mengelompok
sehingga batas ruang yang ditempatinya hanya
dapat didefinisikan melalui bentuk wadahnya
 Perbedaan antara benda padat dengan benda
cair ditinjau dari Regangan (strain) dan
Tegangan (stress) yang terjadi :
Pada batas elastisitas tertentu, perubahan benda
padat sedemikian rupa sehingga regangan (strain)
berbanding lurus dengan tegangan
(stress).Regangan pada benda padat tidak
tergantung waktu lamanya gaya bekerja akan tetapi
jika batas elastisitas benda padat tsb tidak dilampaui
maka pada saat gaya tidak bekerja lagi benda
kembali ke bentuk semula.
Pada zat cair perubahan bentuk akan terus
berlangsung pada saat gaya bekerja dan pada saat
gaya tidak bekerja lagi cairan tsb tidak akan kembali
kebentuk semula.
 PRAKTIKUM MEKANIKA
FLUIDA
MANOMETER
TEKANAN HIDROSTATIKA
STABILITAS BENDA APUNG
TEORY BERNOULLY
PENGUKUR ALIRAN
ALIRAN MELALUI LUBANG
KEHILANGAN TEKANAN PADA
ALIRAN DALAM PIPA
PERENCANAAN/PERHITUNGAN
KONSTRUKSI
TANGKI AIR
RESERVOIR BAWAH TANAH
KOLAM RENANG
TEBING SUNGAI
PINTU AIR
BENDUNG
BENDUNGAN
 P O T E N TIAL
M I K R O H Y D R O in WEST JAVA
SMALL WEIR ON IRRIGATION
CHANNEL
WEST JAVA
P O T E N TIAL
M I K R O H Y D R O in WEST JAWA
P O T E N TIAL
M I K R O H Y D R O in Yogyakarta
RETAINING WALL
SHEET PILE
 CHAPTER 2 : FLUID STATIC
2.1. INTRODUCTION
2.2. PRESSURE AT A POINT
2.3. PRESSURE VARIATION
2.4. FLUID AT REST
1. PRESSURE IN LIQUID AT REST
2. PRESSURE IN THE ATMOSPHERIC
3. MANOMETER
4. FORCE ON PLANE AREAS
5. FORCE ON CURVED SURFACES
6. BUOYANCY
7. STABILITY
2.5. LINEARLY ACCELERATION CONTAINER
2.6. ROTATING CONTAINER
 2.1. INTRODUCTION
Fluid Static adalah ilmu yang
mempelajari fluida dengan kondisi
tidak ada pergerakan antar partikel dari
fluida tersebut.
Kondisi ini bisa diartikan, jika tidak ada
pergerakan antara partikel maka tidak
akan timbul gaya geser (shear stress)
sehingga Tegangan yang ada hanyalah
normal stress dan tekanan (pressure).
Ada 3 situasi mengenai fluida diam yang
akan dipelajari lebih lanjut yaitu :

Air yang menekan bangunan misalnya pintu

air, bendung, bendungan (dam)
Cairan yang terletak pada suatu tempat, yang
mana tempat (wadah) tsb mengalami
pergerakan linier (linear acceleration)
Cairan yang terletak di silinder yang berputar
(rotating cylinder)

Pada ketiga kondisi tersebut cairan/fluida

dalam keadaan keseimbangan statis (static
equilibrium).
 2.2. PRESSURE AT A POINT
y
s
p s cos
p s

y
pxy
p s sin

x
g pyx

x
FORCES ACTING ON INFINETESIMAL ELEMENT
IN THE XYZ REFERENCE
Z

1 p 1 p
p dy dxdz p + dy dxdz

p
2 y
2 y

gdxdydz

X V = dxdydz
m = dxdydz
 2.3. PRESSURE VARIATION
Using first order Taylor Series expansion with p(x,y,z)

p p p
dp = dx + dy + dz
x y z

p exist at the center of this element.

 2.4. FLUID AT REST
Pressure differential in x,y,z direction :
dp = ax dx ay dy (az + g)dz
Fluid at rest means that no acceleration :
ax = ay = az = 0
dp = - g dz
dp/dz = - g

No pressure variation in the x,y direction

Pressure varies in the z direction
dp is negative if dz is positive
Pressure decrease as we move up
Pressure increase as we move down
PRESSURE BELOW FREE SURFACE
dp/dz = - g
z
free surface
air
p = 0 gage
liquid
h

z= -h
 2.4.1. PRESSURE IN LIQUID
AT REST
Fluid at rest means that no acceleration:
dp = gdz
p = gz
p = z
p + z = const
p
+ z = const

Expressed that the pressure increases
with depth
(p/+z) = piezometric head
p = h where p = 0 at h = 0
2.4.2. PRESSURE IN THE ATMOSPHERE

Standard Atm Press p gage

Local Atm Press

p abs

p atm = 76 cmhg
 PRESSURE

Tekanan Absolut = Tekanan Atm +

Tekanan yang diukur
p abs = p atm + p gage

p abs = jika tekanan diukur pada

absolut nol

p gage = jika tekanan diukur dari

tekanan atm
 2.4.3. MANOMETER
MANOMETERS ARE INSTRUMENT TO
MEASURE PRESSURES.
BASIC EQUATION FOR MANOMETERS :
p + h = constant
Bentuk sederhana dari manometer yaitu
piezometer :
pA= g h1
pB = g h2
h1
h2 H2O=103kg/m3
 JENIS-JENIS MANOMETER

SMALL PRESSURE
LARGE PRESSURE
MICROMANOMETER : UNTUK
MENGUKUR TEKANAN DENGAN
PERUBAHAN YANG SANGAT KECIL
DALAM PENGUKURAN p ATM
diassumsikan = 0
2.4.4.FORCE ON PLANE AREAS
X

h hdA
h = y sin

dy dA y
C
yp
C.P.

Y
 2.4.4.FORCE ON PLANE AREAS
MAGNITUDE of the FORCE on a PLANE
AREAS :
PRESSURE ACT AT THE CENTROID multiplied
by THE AREA
GENERAL :
Force does not act at the centroid
except on a horizontal area for which y =
center of pressure (C.P.) and the
centroid coincide
FORCE (f)
Pressure Prism acting on the area
FORMULA AND TERMINOLOGI
ON PLANE AREAS
C = centroid
CP = Center of Pressure

y, y , xp, yp,

p = gh

F = p *A
FORCE ON PLANE AREAS WITH
TOP EDGE FREE SURFACE

H
H
H/3 H/3
 X

R h1
P1
P2
H yp
A
P1
R
y
P2
A

Y
2.4.5.FORCE ON CURVED
SURFACES

F1
F2 F2

Fw
 2.4.6. BUOYANCY
THE LAW OF BUOYANCY (ARCHIMEDES
PRINCIPLE) :
BUOYANCY FORCE ON AN OBJECT
EQUAL TO THE WEIGHT OF
DISPLACED LIQUID

TO PROVE THE LAW OF BUOYANCY :

CONSIDER THE SUBMERGED BODY
 F1
h1 Volume

h2
W + Fw

F2

FREE BODY DIAGRAM

FORCES ON FLOATING OBJECT

W = FB
FB = buoyant force

W = weight of floating object

= g * Volume submerged body
CG = Volume

W act through its center of

w
gravity of liquids

Center of Gravity must lie on

the same vertical line as the
FB
centroid of the liquid volume
 HYDROMETER
Hydrometer :
Instrument used to measure the specific
gravity (S) of liquids operates on the
principle of buoyancy.
 2.4.7.STABILITY
w FB
w

G
C G C
C
G
FB
FB w
w FB

C G
C
G

FB
w
UNSTABLE NEUTRAL STABLE
 W

G
C

FB
G = Center of Gravity
C = Centroid (Center of Buoyancy)
W = Weight of Body
FB = Buoyancy Force

Jika letak G diatas C maka benda dalam keadaan

mengapung
Jika letak G coincide dengan C maka dalam
keadaan melayang
Jika letak G dibawah C maka benda dalam keadaan
tenggelam
 METACENTRUM

M
w

G
G
C
C
x C GM
W
FB
FB

(a) Equilibrium Position (b) Rotated Position

GM = Metacentric Height
 METACENTRUM
GM yaitu jarak dari C terhadap titik
perpotongan dari gaya apung dengan
titik metacentrum M sebelum rotasi dan
sesudah rotasi.
Benda berada dalam keadaan stabil
meskipun letak G diatas C, jika tinggi
metacentric GM positive.
Benda dalam keadaan tidak stabil jika
letak titik M dibawah G.
2.5. LINEARLY ACCELERATING CONTAINERS
(without VERTICAL ACCELERATION)

F P1 P2

W =mg
F = m ax
F
P sin = F = m ax
P cos = W = m g

W
m = massa
g = gravitasi
P ax = percepatan linier
 EQUILIBRIUM CONDITION

P sin ma x a x
= =
P cos mg g
ax
tan =
g

P1=TEKANAN HIDROSTATIS PADA BAGIAN BELAKANG TANGKI

P2= TEKANAN HIDROSTATIS PADA BAGIAN MUKA TANGKI
ax = PERCEPATAN LINIER/HORISONTAL
= SUDUT PERMUKAAN CAIRAN DENGAN BIDANG HORISONTAL

TEKANAN YANG TERJADI PADA TANGKI :

P =P1 P2
P = m ax
LINEARLY ACCELERATING CONTAINERS
p p p
dp = dx + dy + dz
x y z
dp = a x dx a y dy ( a z + g ) dz
dp = a x dx ( g + a z ) dz
p 2 p1 = a x ( x 2 x1 ) ( g + a z )( z 2 z1 )

az
ax
1
z1-z2 2
x2-x1

z1 z 2 ax
= tan =
x2 x1 g + az
GAYA2 YANG BEKERJA

Fy
F

Fx

P W
2.6. ROTATING CONTAINERS
NEWTON SECOND LAW :

F r = ma r

p p
drrd dz prd dz ( dr ) 2 d dz
r r
d
+ 2 pdrdz + prd dz = drrd dzr 2

p
= r 2