b. Metode Izod
Pada percobaan ini salah satu bagian benda uji dijepit pada
bibir takikan dan posisi takik berhadapan dengan pendulum
yang akan memberi beban kejut.
Pembebanan izod
Mahal
3. Pengujian Puntir
Dalam percobaan ini salah satu ujung spesimen dijepit dan
pada ujung lainnya diberi beban punter secara kejut. Dalam hal ini
masih ada batas mulur dan batas pecah (rapture).
2. Kadar Karbon
Material yang memiliki kadar karbon tinggi akan bersifat
keras dang getas sehingga membutuhkan energi yang besar
sedangkan material yang kadar karbonnya rendah memiliki sifat
yang ulet dan lunak sehingga membutuhkan energi yang besar
dalam perpatahan benda tersebut.
3. Beban
2. Homogenitas
Homogenitas suatu material akan berrpengaruh terhadap
ikatan antar atom. Sehingga berpengaruh tehadap impact
strenghnya. Semakin tinggi nilai homogenitasnya semakin tinggi
pula impact strenghtnya.
3. Ukuran Butir
Ukuran butir berpengaruh pada kerapuhan, sesuai dengan
ukuran besarnya. Semakin lurus ukuran butirnya maka bahan
tersebut akan semakin rapuh, sedangkan apabila semakin besar
ukuran butirnya maka akan semakin ulet.
Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2012/2013
83
Laboratorium Pengujian Bahan
4. Perlakuan Panas
Perlakuan panas umumnya dilakukan untuk mengetahui atau
mengamati besar kecilnya butir dan benda uji dan untuk
menghaluskan butir.
5. Tensile Strenght
Suatu material dengan tensile strenght tinggi akan memiliki
impact strength yang rendah. Hal ini menunjukan tensile strength
berbanding terbalik dengan harga impact strenghtnya.
2. Kertas Gosok
Digunakan untuk membersihkan spesimen dari kotoran dan
terak
%C = (TCx%C) = (840x0,37)+(720x0,76)+(730x0,76)
TC (840+720+730)
= 0,617%
Keterangan : Fe Fe3C
Pergeseran Titik Eutektoid
Gambar 3.18 : Pergeseran Titik Eutektoid
3.4 Hipotesa
Kekuatan impact salah satunya dipengaruhi oleh perlakuan panas.
Proses perlakuan yang berbeda-beda akan menghasilkan impact yang
berbeda-beda pula. Kekuatan impact jika diurutkan dari yang paling besar
yaitu annealing, normalizing, tanpa perlakuan, martempering dan
hardening. Hal ini berkaitan dengan laju pendinginan pada perlakuan
panas. Jika laju pendinginan lambat, seperti pada annealing maka material
Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2012/2013
87
Laboratorium Pengujian Bahan
akan bersifat ulet karena ukuran butirnya semakin besar dan
homogenitasnya semakin tinggi sehingga kekuatan impactnya semakin
tinggi.
= 9,38 kg.mm/mm2
normalizing 950C 20 udara (0 = 4 ; 1 = 9 ; = 90)
a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = G x R x {cos (90 - 1) cos }
= 24 x 600 x {cos (90 - 9) cos 90)
= 14400 x {cos 81 - cos 90)
= 2252,656 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = G x R x {cos 90 - 0) cos }
= 24 x 600 x {cos 90 - 4) cos 90}
= 14400 x { cos 86 - cos 90}
= 1004,49 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 F
= 2252,656 1004,49
Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2012/2013
89
Laboratorium Pengujian Bahan
= 1248,166 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak =
= 15,602 kg.mm/mm2
= 22,9645 kg.mm/mm2
Hardening 950C 20 air (0 = 8 ; 1 = 10 ; = 90)
a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = G x R x {cos (90 - 1) cos }
= 24 x 600 x {cos (90 - 10) cos 90)
Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2012/2013
90
Laboratorium Pengujian Bahan
= 14400 x {cos 80 - cos 90)
= 2500,5337 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = G x R x {cos 90 - 0) cos }
= 24 x 600 x {cos 90 - 8) cos 90}
= 14400 x { cos 82 - cos 90}
= 2004,093 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 F
= 2500,5337 2004,093
= 496,4407 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak =
= 6,2055 kg.mm/mm2
Martempering 950C 20 air (0 = 9 ; 1 = 13 ; = 90)
a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = G x R x {cos (90 - 1) cos }
= 24 x 600 x {cos (90 - 13) cos 90)
= 14400 x {cos 73 - cos 90)
= 3239,295 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = G x R x {cos 90 - 0) cos }
= 24 x 600 x {cos 90 - 9) cos 90}
= 14400 x { cos 81 - cos 90}
= 2252,656 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 F
= 3239,295 2252,656
= 986,639 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak =
= 12.332 kg.mm/mm2
Gambar 3.16 Diagram Hubungan Antara Perlakuan Panas Normalizing 950C 20' udara dan Tanpa Perlakuan dengan Energi Patah
93
Laboratorium Pengujian Bahan
3.6 Pembahasan
a. Grafik energi patah pada perlakuan panas normalizing 950C 20' udara
dan Tanpa Perlakuan
Pada grafik dapat dilihat bahwa perlakuan noemalizing memiliki
kekuatan impact yang lebih besar dari spesimen tanpa perlakuan. Energy
patah pada spesimen dengan perlakuan panas normalizing 950C 20'
udara adalah 15,602 kg.mm/mm2 , sedangkan pada spesimen tanpa
perlakuan adalah 9,38 kg.mm/mm2.
Berdasarkan hipotesa yang telah dibuat, hasil pengujian ini sesuai
dengan teori dan hipotesa yang telh dibuat, yaitu normalizing memiliki
kekuatan impact yang lebih besar dibandingkan tanpa perlakuan. Hal ini
dikarenakan normalizing sendiri bertujuan untuk menghilangkan
tegangan dalam, sehingga kekerasannya menurun dibandingkan dengan
sebelum diberi perlakuan normalizing.
Homogenitas juga mempengaruhi kekuatan impact suatu material.
Pada perlakuan panas normalizing tingkat homogenitasnya lebih merata
sehingga impact strength-nya lebih tinggi disbandingkan spesimen tanpa
perlakuan. Selain itu juga disebabkan ukuran butir yang lebih bessar,
sehingga memiliki gaya ikatan antar atom yang lebih kecil, sehingga
impact strength-nya tinggi.
3.7 Kesimpulan
3.7.1 Kesimpulan
1. Pada pengujian impact ini, nilai energi patah yang diperlukan
spesimen kelompok kami yaitu dengan perlakuan normalizing
950C 20 sebesar 15,602 kgmm/mm2. Sedangkan untuk
spesimen tanpa perlakuan, energi patah yang diperlukan 9,38
kgmm/mm2. Hasil ini sesuai dengan teori dan hipotesa dimana
normalizing memiliki kekuatan impact lebih tinggi dibanding
tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan normalizing sendiri
bertujuan untuk menghilangkan tegangan dalam.
2. Dari data hasil pengujian impact dapat kita urutkan spesimen
dengan kekuatan impact yang tinggi ke rendah yaitu annealing
950C 20' dapur, normalizing 950C 20' udara, martempering
500C 20' udara, tanpa perlakuan, hardening 950C 20' air. Hal
ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesa dimana urutan yang
seharusnya adalah annealing 950C 20' dapur, normalizing 950C
20' udara, tanpa perlakuan, martempering 500C 20' udara,
hardening 950C 20' air. Hal ini terjadi karena beberapa faktor,
yaitu :
1. Homogenitas
2. Ukuran butir
3. Dari hasil pengujian impact secara keseluruhan. Dapat
diketahui bahwa hasil pengujian tidak sesuai dengan hipotesa
yang dibuat. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan impact tidak
hanya ditentukan oleh faktor perlakuan panas, temperatur
pemanasan, dan kecepatan pendinginan, melainkan juga faktor
homogenitas dan ukuran butir.
3.7.2 Saran
Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2012/2013
97
Laboratorium Pengujian Bahan
1 Laboratorium hendaknya membeli alat baru agar tidakterjadi
kesalahan hasil dalam praktikum.
2 Setidaknya alat yang ada di laboratorium dikalibrasi agar alat
kembali normal.
3 Asisten diharapkan memberikan waktu untuk maju secara individu
sehingga laporan cepat selesai.
4 Asisten diharapkan membuat peraturan agar laporan diketik supaya
ada waktu untuk belajar dan efisiensi waktu.
5 Praktikan diharapkan mencatat hal penting selama asistensi dan
praktikum.
6 Praktikan diharapkan datang tepat waktu.