Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TEORI DASAR

Bending Testing Machine


Bending Testing Machine adalah alat pengujian yang berfungsi untuk menguji tegangan
tarik (tensile test), uji tekan (compression test) dan uji lengkung (bending test) suatu material agar
dapat mengetahui karakteristik atau seberapa kuat material tersebut. Alat ini biasanya digunakan
pada berbagai bidang industri seperti logam, otomotif, riset, plastik, karet, composite, tekstil, bahan
perekat, petrokimia, dan lainnya.
Uji tekuk atau uji tarik tekuk adalah metode uji yang terbukti dalam pengujian destruktif
bahan. Berbagai jenis uji tekukan biasa dilakukan dalam praktik. Mereka terutama berbeda dalam
penyimpanan sampel dan jumlah input beban. Hasil yang dihasilkan adalah nilai gaya bending,
defleksi dan tegangan regangan dari benda uji material. Penting untuk memiliki pengaturan
pengujian yang sesuai standar untuk mendapatkan hasil yang dapat direproduksi.
Prinsip Kerja Universal Testing Machine Uji tarik (Tensile Test) Biasanya material yang
dipakai pada metode ini adalah material yang mempunyai ukuran yang panjang. Cara
menggunakannya adalah meletakkan material yang akan diuji tepat pada bagian atas UTM tepatnya
di bawah top plate. Kemudian material tersebut dikunci dengan cara memutar bagian handwheel
hingga bisa dipastikan bahwa kuncian itu tidak akan terlepas. Setelah itu kita bisa menyalakan
Universal Testing Machine.

Uji Tekan (Press Test/ Compression Test) Dalam metode ini anda menggunakan material yang memiliki
volume yang tebal. Cara menggunakannya material tersebut diletakan pada bagian lower plate pada mesin,
kemudian UTM akan memberi gaya tekan pada material tersebut. Setelah material ditekan, parameter data
pada monitor akan menampilkan hasil dari proses pengujian tersebut. Dan anda dapat membandingkan
material dari sebelum dan sesudah diuji.
Uji Lengkung (Bending Test) Uji bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara di tekan
untuk mendapatkan hasil berupa data tentang kekuatan lengkung (bending) suatu material yang di uji.
Proses pengujian bending memiliki 2 macam pengujian, yaitu 3 point bending dan 4 point bending.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Bending Testing

Bending Testing Machine ini digunakan untuk mengetahui sifat mampu lengkung
dari logam atau material hasil las yang dipakai sebagai bahan specimen serta menguji
keuletan material atau kemulusan sambungan pengelasan dari benda uji berbentuk pelat
atau pipa. Spesimen standar dibengkokkan melalui busur tertentu. Tujuan dari pegujian
kelengkungan adalah untuk mengetahui sifat – sifat mekanik dari suatu material
(Metalinfo.com, 2002).
Gambar 1. Bending testing machine
(Carlo Boldetti Academia, 2006)

B. Spesifikasi Bend Test

Gambar 2. Spesifikasi bend test


(Carlo Boldetti Academia, 2006)

1. Former, merupakan komponen yang akan memberi tekanan terhadap spesimen,


sehingga spesimen melengkung. Former ini dapat divariasikan berdasarkan jenis dan
metode spesimen bend test.
2. Jig, merupakan tempat meletakkan spesimen, dapat bergerak cepat, dan jaraknya dapat
diatur.
3. Krup penahan, berfungsi untuk menahan spesimen.
Gambar 3. Tes spesimen
(Carlo Boldetti Academia, 2006)

C. Standar Pengujian yang Dipakai

Standar pengujian yang dipakai dalam bending testing ini adalah ASTM A370,
ASTM E190-97a, ASTM E290-97a, AWS D1.1, AWS D1.6, ASME IX, API 1104 dan
metode yang serupa (Nefab group, 2009).

D. Jenis – Jenis Sampel Bend Test

1. Tranversal side bend


Pengujian bend test dengan arah pemotongan specimen tegak lurus terhadap arah
pengelasan dan saat pengujian bagian sisi pengelasan mengarah bagian dalam jig
soulders.
W

Gambar 4. Transversal side Bend


(Andreas Viklund, 2010)

2. Tranversal face bend


Pengujian bend test dengan arah pemotongan specimen tegak lurus terhadap arah
pengelasan dan saat pengujian bagian cap pengelasan mengarah bagian dalam jig
soulders.
W P

Gambar 5. Transversal face


Bend (Andreas Viklund, 2010)

3. Tranversal root bend


Pengujian bend test dengan arah pemotongan specimen tegak lurus terhadap arah
pengelasan dan saat pengujian bagian root pengelasan mengarah bagian dalam jig
soulders.
W P

L t

Gambar 6. Transversal root Bend


(Andreas Viklund, 2010)

4. Longitudinal face bend


Pengujian bend test dengan arah pemotongan specimen sejajar terhadap arah
pengelasan dan saat pengujian bagian cap pengelasan mengarah bagian dalam jig
soulders.
P

t
L

Gambar 7. Longituinal face Bend


(Andreas Viklund, 2010)

5. Longitudinal root bend


Pengujian bend test dengan arah pemotongan specimen sejajar terhadap arah
pengelasan dan saat pengujian bagian root pengelasan mengarah bagian dalam jig
shoulder.
W
P

Gambar 8. Longitudinal root Bend


(Andreas Viklund, 2010)

E. Jenis – Jenis Metode Pengujian Bending

Pengujian bending pada spesimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah spesimen yang
digunakan tersebut bagus atau tidak. Jenis – jenis dari metode pengujian bending yaitu:

1. Guided bend test


Guided bend test dilakukan dengan menumpu specimen pada ujung pin, roll atau
radius plat dan memberikan beban melewati plunger di tengah-tengah antara kedua
penumpu sampai mencapai lengkungan yang diinginkan.

Force

Spesimen
w

Force Force

Gambar 9. Guided Bend test


(Syfer Technology Limited,
2001)

2. Semi guided bend test


Semi guided bend test dilakukan dengan menjepit satu sisi specimen dan
memberikan beban yang mendesak di tengah specimen dan diberikan sampai specimen
melengkung seperti yang diinginkan.

Force Reaction pin

Spesimen

Clamp Force

Gambar 10. Semi guided bend test


(Syfer Technology Limited, 2001)

3. Free bend test


Free bend test tidak dilakukan dengan 13ember eksternal force pada bagian dalam
specimen, tapi dilakukan dengan 13ember beban pada kedua ujung dari specimen.

Force Force
Spesimen

w
Force

Gambar 11. Free bend test


(Syfer Technology Limited,
2001)

4. Bend and flatten


Bend and flatten dilakukan mula-mula seperti pada free bend test, setelah itu gaya
diteruskan sampai kedua sisi dari lengkungan merapat.
Force

Spesimen

Force

Gambar 12. Bend and flatten


(Syfer Technology Limited,
2001)

F. Instruksi Kerja Pengoperasian Peralatan

Instruksi Kerja Pengoperasian Gotech Universal Testing Machine untuk Bend


Test.
Cara Pengoperasian Gotech Bend Machine :
1. Tekan saklar [power] gotech universal testing machine untuk menyalakannya.
2. Pilih former dan pasangkan pada mesin sesuai dengan persyaratan dan standar
pengujian yang digunakan.
3. Atur jarak dari jig dengan mengikuti langkah-langkah berikut :
a) Gunakan kaliper yang telah dikalibrasi untuk memastikan jarak jig yang akan
dipergunakan.
b) Atur pengunci dari kedua penumpu kemudian dikencangkan.
c) Letakkan jig sejajar dengan panjang former.
d) Atur posisi jig sampai garis tengah former dan tengah-tengah jig pada garis yang
sama.
4. Letakkan spesimen menurut pada tipe bend test yang akan dilakukan.
Penting ! :
Untuk bend test spesimen hasil pengelasan dipastikan posisi pengelasan berada di
tengah-tengah dari spesimen uji yang dilengkungkan.
5. Lengkungkan spesimen uji dengan menekan tombol [start] untuk menggerakkan meja
uji naik dengan kecepatan yang sesuai sampai melengkung mencapai sudut yang
diinginkan.
6. tekan tombol [return] untuk mengembalikan meja uji turun.
7. Keluarkan spesimen dari jig.
8. Evaluasi hasil dari spesimen yang dilengkungkan.
9. Matikan power dengan menekan saklar [power] dari Gotech Universal Testing
Machine.

G. Instruksi Kerja Pelaksanaan Bend Test

Pemeriksaan Spesimen.
1. Sebelum melaksanakan pengujian, perika hal-hal berikut :
a) Pengenal/ tanda pada spesimen uji.
b) Tipe dari test, grade meterial dasar dan standar pengujian yang menjadi acuan.
c) Tinjau kembali tipe dari pengujian apakah pengujian yang diminta dapat
dilaksanakan sesuai dengan standar pengujian.
2. Spesimen pengujian bend test harus disiapkan dan diidentifikasi menurut prosedur.
3. Identifikasi dari spesimen telah di stamp atau di pahat secara baik.
4. Periksa spesimen bend test yang telah dipersiapkan apakah ukurannya sesuai dengan
spesifikasi yang di tetapkan.

H. Instruksi Kerja Penyiapan Spesimen Bend Test

Dokumen Referensi
ASTM A370-97a; ASTM E190-97a; ASTM E290-97ª; API 1104:2005; AWS D1.1:2006;
ASME IX:2007; ABS Part 2 :2008.

 Pemberian Tanda pada Benda Uji


Pemberian tanda pada benda uji ini tergantung pada costumer yang meminta
melakukan pengujian bend test itu sendiri. Langkah – langkahnya sebagai berikut:
1. Setelah menerima benda uji dari customer, lakukan pengecekan berikut :
a) Identifikasi dan tanda pada benda uji dan dokumen perintah atau permintaan
kerja.
b) Jika customer tidak memberi identifikasi pada benda uji atau tidak menerima
dokumen perintah kerja, hubungi customer untuk mendapatkan identifikasi
yang sejelasnya secara tertulis atau melalui media elektronik.
c) Tipe dari pengujian dan standar pengujian yang akan digunakan untuk benda
uji.
d) Tinjau tipe dari pengujian jika pengujian yang dibutuhkan dapat dilakukan
sesuai dengan standar pengujian.
2. Identifikasi customer atau dari PT.Hi-Test untuk penelusuran diberikan pada benda
uji untuk mencegah terjadi kebingungan dalam penanganan benda uji saat persiapan
spesimen pengujian.

 Penentuan Lokasi Pemotongan Benda Uji.


Penentuan lokasi pemotongan pada benda uji ini juga tergantung pada permintaan
costumer. Caranya yaitu:
1. Identifikasi arah pengelasan pada plat atau pipa (trnsversal atau longitudinal).
2. Tandai lokasi pengembilan spesimen sesuai dengan standar atau sesuai instruksi
costumer.

 Pembuatan Spesimen untuk Pengujian.


1. Tentukan lokasi pemotongan untuk mempersiapkan spesimen bend test dengan
memberikan tanda sebelum dipotong.
2. Potong benda uji sesuai jumlah dan ukuran spesimen kasar yang dibutuhkan oleh
standar pengujian. Prosedur pemotongan harus mengikuti cara pengoperasian mesin
potong.
3. Pelihara tanda pengenal pada setiap potongan spesimen untuk memberikan
ketelusuran dari setiap spesimen yang sedang dikerjakan. Beri tanda pengenal juga
pada setiap sisa potongannya.
4. Buang bagian akar dan muka dari pengelasan dengan miling maupun grinda tangan
(yang dapat memberikan penyelesaian lebih cepat).
5. Ratakan kedua sisi dari spesimen dengan mesin miling untuk mendapatkan spesimen
bend test yang rata dan paralel dan memiliki ukuran yang dipersyaratkan oleh standar
pengujian.
6. Untuk pengerjaan root bend atau fase bend specimen, miling juga dilakukan untuk
mengurangi ketebalannya bila dupersyaratkan oleh spesifikasi. Jika ketebalan sesuai
dengan persyaratan tidak perlu ada pengurangan maka cukup mengrinda permukaan
root dan fase welding hingga rata dan halus.
7. Buat lengkungan pada sisi-sisi spesimen bend test sesuai standar pengujian
menggunakan grinda tangan sehingga sisi-sisinya menjadi bentuk radius dan tidak
tajam.

 Identifikasi dari Spesimen Bend Test.


Tandai atau pahatkan identifikasi pada ujung dari spesimen. Pemberian tanda identifikasi
harus sesuai dengan yang diberikan costumer atau mengikuti aturan laboratorium.

I. Proses Pengujian

1. Kenali tipe dari pengujian bend test yang akan dilakukan (longitudinal atau
transversal untuk lengkung sisi, muka atau akar spesimen). Untuk bend test hasil
pengelasan, sketsa dulu spesimen untuk mengenali daerah pengelasan.
2. Kenali lokasi lengkungan, tandai lokasi lengkungan dengan spidol (untuk spesimen
sambungan pengelasan, sketsa spesimen uji lengkung untuk menampakkan
pengelasan).
3. Pilih sudut lengkungan dan diameter former sesuai dengan persyaratan standar
pengujian.
4. Tetapkan radius dari plunger dan jarak dari celahnya.
5. Lengkungkan spesimen uji menurut sudut lengkungan yang disyaratkan (bila
lengkungan muka, lengkungan akar untuk menempakkan muka dan juga sebaliknya).
Penting : Yakinkan pengelasan yang diperhatikan pada tengah lengkungan spesimen
uji.
6. Evaluasi dan rekam semua kerusakan dan ukuran kerusakan yang ditemukan pada
permukaan lengkungan.
Catatan : Bend test dapat dilaksanakan dengan lebih dari satu spesimen uji dalam
sekali proses melengkungkan.

J. Hasil Pengujian Bend Test

1. Tranversal side bend


Test reference : ASTM A370, ASTM E 190-92
Test method : AWS D1.1
Material : A 36
Former diameter : 38 mm
Shoulder distance : 60 mm
Bend Angle : 180
Test Specimen width : 10 mm
Test Specimen thickness : 16
mm
Observation after bend : No discontinuities was observed
Result : Accepted

Penjelasan:
Pada pengujian Bend Test dengan arah pemotongan spesimen tegak lurus terhadap b
pengelasan ( transversal side bend ) ini menggunakan standar pengujian ASTM A370,
ASTM E 190-92 dengan metode pengujian AWS D1.1. Bahan yang digunakan adalah A
36, diameter formernya yaitu 38 mm, dengan jarak soulder nya 60 mm. Sudut yang

digunakan adalah . Spesimen tersebut mempunyai lebar 10 mm dan ketebalan 16

mm. Hasil dari pengujian spesimen ini dapat diterima.

2. Tranversal face bend


Test reference : ASTM A370, ASTM E 190-92
Test method : AWS D1.1
Material : A 36
Former diameter : 38 mm
Shoulder distance : 60 mm
Bend Angle : 180
Test Specimen width : 40 mm
Test Specimen thickness : 10.24 mm
Observation after bend : No discontinuities was observed
Result : Accepted

3. Tranversal root bend


Test reference : ASTM A370, ASTM E 190-92
Test method : AWS D1.1
Material : A 36
Former diameter : 38 mm
Shoulder distance : 60 mm
Bend Angle : 180
Test Specimen width : 40 mm
Test Specimen thickness : 10.55 mm
Observation after bend : Discontinuities 9.5 mm of opening was observed
Result Rejected

4. Longitudinal face bend


Test reference : ASTM A370, ASTM E 190-92
Test method : AWS D1.1
Material : A 36
Former diameter : 38 mm
Shoulder distance : 60 mm
Bend Angle : 180
Test Specimen width : 40 mm
Test Specimen thickness : 10.35mm
Observation after bend : No discontinuities was observed
Result : Accepted

5. Longitudinal root bend


Test reference : ASTM A370, ASTM E 190-92
Test method : AWS D1.1
Material : A 36
Former diameter : 38 mm
Shoulder distance : 60 mm
Bend Angle : 180
Test Specimen width : 40 mm
Test Specimen thickness : 10.55 mm
Observation after bend : Sum discontinuities 4.0 mm of opening was observed
Result : Rejected

K. Contoh Hasil Pengujian Bend Test

Spesimen sebelum dilakukan pengujian


(Omer W. Blodgett, 2006)

L. Interpretasi Data

Input dari pengujian menggunakan Bend Test ini berupa sampel zat padat seperti besi,
baja, dll. Dari pengujian tersebut diperoleh output nya berupa data kualitatif. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa jika besi atau baja yang telah di uji mengalami keretakan, maka besi
atau baja tersebut tidak bagus, tapi jika tidak ada keretakan maka besi atau baja itu bisa
dikatakan kualitasnya bagus.
M. Video

https://www.youtube.com/watch?v=njg86iOqm0A&t=8s

N. Artikel

http://ojs.politeknikjambi.ac.id/inovator/article/view/90/70
DAFTAR PUSTAKA

http://metals.about.com/library/bldef-Bend-Test.htm “Definition of Bending Test”. (Akses


tanggal 9 Maret 2010)

http://en.wikipedia.org/wiki/Three_point_flexural_test “Three Point Flexural Test”. (Akses


tanggal 10 Maret 2010)

http://www.syfer.com/category_docs/AN0002_Bend_Testing.pdf “Understanding Bend Test”.


(Akses tanggal 16 Maret 2010)

http://one.indoskripsi.com/node/12136 “Analisa Uji Alat Bending”. (Akses tanggal 19 Maret


2010)

http://images.google.co.id/imglanding?q=bending
%20test&imgurl=http://www.keramverband.de/pic/ebild212.gif&imgrefurl=http://ww
w.keramverband.de/brevier_engl/10/5/1/10_5_1_1.htm&usg= Janb4D3qodtC1Bbm
XLJt6IMG5Ok=&h=374&w=500&sz=11&hl=id&um=1&itbs=1&tbnid=ayoaVOzXr8
IzaM:&tbnh=97&tbnw=130&prev=/images%3Fq%3Dbending%2Btest%26um
%3D1%26hl%3Did%26sa%3DX%26tbs
%3Disch:1&um=1&sa=X&tbs=isch:1&start=0#tbnid=rfE6j4N1XEdJTM&start=118
“Gambar Alat Bending Testing”. (Akses tanggal 19 Maret
2010) http://gurulas.wordpress.com/materi-smaw-lanjut/
Nefab, dkk. 2009. “Standar Pengujian Bahan
Kemasan” .http://www.nefab.com/Packaging_Material_Testing.aspx. (Akses tanggal 19
Maret 2010)
http://www.syfer.com/category_docs/AN0002_Bend_Testing.pdf

Bending Testing Machines - FORM+TEST. Formtest.de. Published 2023. Accessed February 8,


2023. https://www.formtest.de/en/Material-Testing/Products/Bending-Test-Machines.php?
gclid=EAIaIQobChMIrtvw9JqG_QIVCplmAh3-KQJVEAAYASAAEgICGfD_BwE (Akses
tanggal 8 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai