Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

BUKU CATATAN DESTRUCTIVE TEST

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengujian Pengelasan Merusak dan
Pemeriksaan Hasil Las
Dosen Pembimbing: Dr. Mujiyono M.T.

Disusun Oleh :
Vivy Citra Sari
19503244011/ C1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. Pemeriksaan Hasil Pengelasan

Pemeriksaan proses pengelasan dilakukan untuk menjamin kualitas hasil lasan


yang dibuat sesuai dengan ketentuan, dan standard yang digunakan. Pemeriksaan tersebut
dilakukan selama proses pengelasan (sebelum pengelasan, selama pengelasan dan setelah
pengelasan). Pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan diantaranya :

1. Pemeriksaan pada kesiapan peralatan las, seperti pada sumber listrik, aksesoris
yang diperlukan, alat bantu pengelasan, dan lainnya.
2. Memastikan penggunaan elektroda atau logam pengisi yang akan digunakan sudah
sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada WPS, termasuk memastikan
kesesuaian gas selubung yang akan digunakan pada proses pengelasan apabila akan
melakukan pengelasan menggunakan proses yang mengharuskan penggunaan gas
selubung.
3. Persiapan desain pengelasan (sudut bevel, root opening, root face), kebersihan atau
kehalusan permukaan benda kerja, welding fitup.
4. Memastikan persiapan untuk pengkondisian lasan, seperti pemanasan mula,
pemanasan akhir, dan perlakuan panas setelah las yang akan dilakukan.
5. Pemeriksaan pada persiapan juru las yang akan melakukan proses pengelasan.
Pemeriksaan ini termasuk pada status kualifikasi, kemampuan, dan pengalaman
juru las.

Keseluruhan persiapan sebelum pengelasan diperiksa dan pelaksanaannya harus


diobservasi. Selama proses pengelasan, pemeriksaan yang harus dilakukan yaitu :

1. Kesesuaian penerapan proses pengelasan terhadap variabel WPS seperti perlakuan


panas, parameter las (arus, tegangan, kecepatan pengelasan, tahapan jalur las, dan
posisi pengelasan) pengerjaan pengelasan.
2. Dilakukan observasi pada tiap lapisan jalur las untuk melihat tampilan hasil lasan
dan memeriksa kemungkinan munculnya distorsi pada lasan.

Pemeriksaan pada hasil akhir pengelasan yang paling dasar dilakukan adalah
dengan pemeriksaan visual (VT). Pemeriksaan visual dilakukan dengan mengobservasi
hasil tampilan dan bentuk lasan. Pemeriksaan tersebut diantaranya pada bentuk manik las,
bentuk dan kedalaman penetrasi las, cacat yang mungkin terbentuk, dan kesempurnaan
fusi.

B. Pengujian Hasil Pengelasan

Setelah proses pemeriksaan visual, perlu dilakukan pengujian pada hasil lasan.
Pengujian tersebut terbagi dalam dua proses utama yaitu proses destruktif dan proses non-
destruktif.

Pengujian Destruktif.

Pengujian destruktif dilakukan dengan pengambilan spesimen uji dari produk hasil
lasan, tidak pada produk keseluruhan (kecuali pada produk berukuran kecil) dan dilakukan
pengujian yang bersifat merusak terhadap spesimen uji tersebut.

• Pengujian Kimia (Chemical Tests).

Pengujian kimia dilakukan untuk mengetahui sifat logam las dengan


metode analisis kimia kandungan logam, uji korosi, dan uji hidrogen terfusi.

• Pengujian Mekanikal (Mechanical Tests).


Pengujian mekanikal dilakukan untuk mengukur sifat dari logam yang telah dilas:
a. Uji Tarik (Tensile Test);
Pengujian untuk mengukur kekuatan akhir dari sambungan las kampuh.
Pengujian Tarik adalah tes di mana sampel dipersiapkan ditarik sampai
benda uji patah. Uji Pengukuran dicatat dalam PSI (pounds (pounds per
square inch) E7018 = 70 000 . PSI Sampel uji tarik dalam pengelasan dapat
mengungkapkan kekuatan tarik lasan, batas elastis, titik luluh, dan
daktilitas. Batas elastis logam adalah batas tegangan (beban) yang menahan
dan masih kembali ke panjang aslinya setelah beban dilepaskan. Kekuatan
tarik lasan terjadi saat benda uji tidak kembali ke panjang aslinya. Daktilitas
adalah kemampuan logam untuk meregangkan atau memanjang sebelum
rusak.

b. Uji Tekan (Bend Test);

Dilakukan untuk mengukur tingkat kebaikan struktur dan elastisitas


sambungan las kampuh. Uji lengkung digunakan untuk mengevaluasi
keuletan sambungan las. y Pengujian lengkung dipisahakan menjadi 3 jenis
pengujian : Pengujian root bend , Pengujian face bend, dan Pengujian side
bend. y Bentuk spesimen uji root bend, face bend dan side bend yang
disertai dengan ukuran spesimen sesuai standar ASME seperti pada gambar
35. y Uji face bend, spesimen uji diletakkan dengan bagian cover pass
diletakkan menghadap ujung plunger, Uji root bend spesimen uji diletakkan
sebaliknya.

c. Uji Kekerasan (Hardness Test);

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kekerasan, baik ketahanan


terhadap pemakaian mekanis maupun keelastisan material. Terdapat empat
jenis metode untuk mengukur kekerasan, yaitu : Brinell, Rockwell, Vickers,
and Shore.
d. Uji Tumbuk (Impact Test);
Kekuatan logam las untuk mencapai titik rusaknya dapat diketahui dengan
melakukan uji tumbuk. Pengujian yang umum digunakan yaitu dengan
metode Charpy V-notch. Uji lengkung digunakan untuk mengevaluasi
keuletan sambungan las. y Pengujian lengkung dipisahakan menjadi 3 jenis
pengujian : Pengujian root bend , Pengujian face bend, dan Pengujian side
bend. y Bentuk spesimen uji root bend, face bend dan side bend yang
disertai dengan ukuran spesimen sesuai standar ASME seperti pada gambar
35. y Uji face bend, spesimen uji diletakkan dengan bagian cover pass
diletakkan menghadap ujung plunger, Uji root bend spesimen uji diletakkan
sebaliknya.

• Pengujian Struktural (Struktural Tests).


Pengujian struktural pada benda uji dilakukan untuk mengetahui struktur
yang terbentuk pada benda uji.

• Pengujian Struktur Makro.


Pengujian ini dilakukan langsung dengan mata telanjang untuk memeriksa
penetrasi lasan, bentukan lapisan las, ukuran dari daerah pengaruh panah (HAZ),
dan kemungkinan munculnya cacat las. Spesimen uji diambil dari potongan benda
kerja dengan permukaan halus yang dilapis cairan asam yang sesuai (sebagai
contoh, 5 % picric acid atau nitric acid untuk baja karbon dab baja paduan rendah).
• Pengujian Struktur Mikro.
Pada pengujian struktur mikro, potongan spesimen uji yang dipoles halus
dan dilapisi cairan asam dianalisis strukturnya menggunakan mikroskop optik
dengan pembesaran 100 sampai 1000 kali. Pengujian dengan menggunakan
mikroskop elektron dapat dilakukan pemeriksaan dengan pembesaran diatas 1000
kali sampai jutaan kali. Dengan pengujian ini dapat dilihat struktur mikro yang
terkristalisasi, retak kecil, dan inklusi pada spesimen uji.

Anda mungkin juga menyukai