Anda di halaman 1dari 30

D4 TEKNIK

POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
I UJI TARIK (TENSILE TEST)

1.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi laporan ini adalah sebagai
berikut:
1) Mahasiswa mampu membuat diagram tegangan-regangan teknik dan sebenarnya berdasarkan
diagram beban-pertambahan panjang yang didapat dari hasil pengujian.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan menganalisa sifat-sifat mekanik material yang terdiri dari kekuatan
tarik maksimum, kekuatan tarik luluh, reduction of area, elongation dan Modulus Elastisitas.

1.2 Uraian Materi


Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan dalam suatu perancangan mesin, konstruksi
dan proses manufaktur adalah kekuatan tarik (tensile strength). Kekuatan tarik adalah kemampuan
suatu bahan untuk menerima beban atau tegangan tanpa menyebabkan material tersebut menjadi patah.
Kekuatan tarik suatu bahan didapat dari hasil uji tarik (tensile test) yang dilaksanakan berdasarkan
standart pengujian yang telah baku seperti ASTM, JIS, DIN dan yang lainnya. Untuk melakukan
pengujian tarik, dibuat spesimen dari material yang akan diuji terlebih dahulu sesuai standart yang
digunakan. Bentuk spesimen sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.1, sedangkan gambar 1.2
menunjukkan pengambilan spesimen untuk pengujian hasil pengelasan.

Gambar 1.1 Macam-macam spesimen tensile test

1
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar1.2 Pengambilan
spesimen untuk pengujian hasil pengelasan

Gambar 1.3 Sketsa tensile test machine

2
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 1.4 Grafik P- hasil pengujian tarik beberapa logam

Pada pengujian tarik, spesimen diberi beban yang semakin besar secara kontinu dengan arah tegak

lurus penampang melintangnya, Sebagai akibat pembebanan tersebut, spesimen mengalami perubahan

panjang. Perubahan beban (P) dan perubahan panjang ( ) akan tercatat pada mesin uji tarik berupa

grafik yang merupakan fungsi beban dan pertambahan atau lebih dikenal sebagai grafik P-
Dari gambar 1.4 di atas tampak bahwa sampai titik p perpanjangan sebanding dengan pertambahan
beban. Pada daerah inilah berlaku hukum Hooke, sedangkan titik p merupakan batas berlakunya
hukum tersebut. Oleh karena itu titik p disebut juga batas proporsional. Sedikit di atas titik p terdapat
titik e yang merupakan batas elastis dimana bila beban di hilangkan maka belum terjadi pertambahan
panjang permanen dan spesimen kembali ke panjang semula. Daerah di bawah titik e disebut daerah
elastis. Sedangkan di atasnya disebut daerah plastis.
Di atas titik e terdapat titik y yang merupakan titik yield (luluh) yakni dimana logam mengalami
pertambahan panjang tanpa pertambahan beban yang berarti. Dengan kata lain titik yield merupakan
keadaan dimana spesimen terdeformasi dengan beban minimum. Deformasi yang dimulai dari titik y
ini bersifat permanen sehingga bila beban dihilangkan masih tersisa deformasi yang berupa
pertambahan panjang yang disebut deformasi plastis. Pada kenyataannya karena perbedaan antara ke
tiga titik p, e dan y sangat kecil maka untuk perhitungan teknik seringkali keberadaan ke tiga titik
tersebut cukup diwakili dengan titik y saja. Dalam kurva titik y ditunjukkan pada bagian kurva yang
mendatar atau beban relatif tetap. Penampakan titik y ini tidak sama untuk semua logam. Pada material

3
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
yang ulet seperti besi murni dan baja karbon rendah, titik y tampak sangat jelas. Namun pada umumnya
penampakan titik y tidak tampak jelas. Untuk kasus seperti ini cara menentukan titik y dengan
menggunakan metode offset.
Metode offset dilakukan dengan cara menarik garis lurus yang sejajar dengan garis miring pada daerah
proporsional dengan jarak 0,2% dari regangan maksimal. Titik y didapat pada perpotongan garis

tersebut dengan kurva P- (gambar 1.5)

Gambar 1.5 Metode offset untuk menentukan titik yield

Kenaikan beban lebih lanjut akan menyebabkan deformasi yang akan semakin besar pada keseluruhan
volume spesimen. Beban maksimum ditunjukkan dengan puncak kurva sampai pada beban maksimum
ini. Deformasi yang terjadi masih homogen sepanjang spesimen. Pada material yang ulet (ductile),
setelahnya beban maksimum akan terjadi pengecilan penampang setempat (necking) sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 1.6. Setelah necking, beban turun sampai akhirnya spesimen patah.
Sedangkan pada material yang getas (brittle), spesimen akan patah sesaat setelah tercapai beban
maksimum.

4
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 1.6 Spesimen yang mengalami necking

1.2.1 Grafik Tegangan-Regangan Teknik


t t
Hasil pengujian yang berupa grafik atau kurva P tersebut sebenarnya belum menunjukkan
kekuatan material, tetapi hanya menunjukkan kekuatan spesimen saja. Untuk mendapatkan kekuatan

materialnya maka grafik P tersebut harus dikonversikan ke dalam tegangan-regangan teknik

(grafik
t t ). Grafik
t t dibuat dengan asumsi luas penampang spesimen konstan selama
pengujian. Oleh karena itu penggunaan grafik ini terbatas pada konstruksi atau komponen mesin, yang
mana deformasi permanen tidak diperbolehkan terjadi. Berdasarkan asumsi luas penampang konstan
tersebut maka persamaan yang digunakan adalah :

t = P/Ao ...
(1.1)

t 100 .......
(1.2)

dimana :
t tegangan teknik (kN/mm2, MPa, psi)
P = tegangan teknik (kN, kg)
Ao = luas penampang awal spesimen (mm2, in2)

t = regangan teknik (%)


5
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
= panjang awal spesimen (mm, in)

' = panjang spesimen setelah patah (mm, in)

= pertambahan panjang (mm, in)

'
=

Adapun langkah-langkah untuk mengkonversikan kurva P menjadi grafik


t t adalah
sebagai berikut:

1) Ubahlah kurva P menjadi grafik P dengan cara menambahkan sumbu tegak sebagai P

dan sumbu mendatar sebagai .


2) Tentukan skala beban (p) dan skala pertambahan panjang pada grafik P . Untuk
menentukan skala beban bagilah beban maksimal yang didapat dari mesin dengan tinggi kurva
maksimal, atau bagilah beban yield (bila ada) dengan tinggi yield pada kurva. Sedangkan untuk
menentukan skala pertambahan panjang, bagilah panjang setelah patah dengan panjang pertambahan
panjang plastis pada kurva. Nilai pertambahan panjang plastis adalah pertambahan panjang total
dikurangi pertambahan panjang elastis (pertambahan panjang sampai titik p atau titik y). Dari
perhitungan tersebut akan didapatkan data skala :
a. Skala beban (P) 1 mm : ........... kN

Contoh : Skala beban 1 mm : 10 kN (baca : 1 mm panjang P pada kurva P senilai dengan

beban 10 kN)

b. Skala pertambahan panjang 1 mm : ........... mm

Contoh : Skala pertambahan panjang 1 mm : 0,567 mm (baca : 1 mm pertambahan panjang pada

kurva P senilai pertambahan panjang0,567 mm)

3) Ambillah 3 titik di daerah elastis, 3 titik di sekitar yield ( termasuk y), 3 titik di sekitar beban
maksimal (termasuk titik ultmate) dan satu titik patah (f). Tentukan besar beban dan pertambahan
panjang ke sepuluh titik tersebut berdasarkan skala yang telah dibuat di atas. Untuk membuat
tampilan yang baik, terutama pada daerah elastis, tentukan terlebih dahulu kemiringan garis

proporsional dengan memakai persamaan Hooke di bawah ini:

6
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
.........................................................................................................................................
(1.3)

dimana : = tegangan/ stress (kg/mm2, MPa, psi)


= modulus elastisitas (kg/mm2, MPa, psi)
= regangan/strain (mm/mm, in/in)
dari persamaan 1.3 didapatkan

= tg ....

(1.4)

4) Konversikan kesepuluh beban (P) tersebut menjadi tegangan teknik


t dengan menggunakan

persamaan 1.1 dan konversikan pertambahan panjangnya menjadi regangan teknik


t
dengan memakai persamaan 1.2.

5) Buatlah grafik dengan sumbu mendatar


t dan sumbu tegak
t berdasarkan ke sepuluh titik acuan

tersebut. Grafik yang terjadi (gambar 1.7) akan mirip dengan kurva P , karena pada dasarnya

grafik
t t dengan kurva P identik, hanya besaran sumbu-sumbunya yang berbeda.

7
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 5.7 Grafik


t t hasil konversi grafik P

1.2.2 Grafik Tegangan-Regangan Sebenarnya


s s
Grafik tegangan-regangan sebenarnya s s
dibuat dengan kondisi luas penampang yang terjadi
selama pengujian. Penggunaan grafik ini khususnya pada manufaktur dimana deformasi plastis yang
terjadi menjadi perhatian untuk proses pembentukkan. Perbedaan paling menyolok grafik ini dengan

dengan grafik
t t terletak pada keadaan kurva setelah titik ultmate (tegangan ultimate). Pada

grafik
t t setelah titik ultmate, kurva akan turun sampai patah di titik f (frakture), sedangkan pada

grafik
s s kurva akan terus naik sampai patah di titik f. Kenaikkan tersebut disebabkan tegangan
yang terjadi diperhitungkan untuk luas penampang sebenarnya sehingga meskipun beban turun namun
karena tingkat pengecilan penampang yang terjadi lebih besar, maka tegangan yang terjadi juga lebih
besar. Hubungan tegangan teknik dan tegangan sebenarnya serta regangan teknik (t) dan tegangan
sebenarnya (s) dinyatakan pada persamaan 1.5 dan 1.6 :

s t (1 t ) ..............................................................................................................................
(1.5)
s ln( 1 t ) ................................................................................................................................
(1.6)

Adapun langkah-langkah untuk mengkonversikan garfik


t t ke dalam grafik
s s adalah
sebagai berikut:
1) Akibat adanya beban, maka spesimen akan mengalami deformasi berupa pertambahan panjang,
dengan volume tetap. Sebagai akibat pertambahan panjang dengan kondisi volumenya tetap tersebut
maka luas penampangnya akan berkurang, sehingga pertambahan panjang yang terjadi sebanding
dengan beban yang bekerja dan berbanding terbalik dengan luasan penampang spesimen. Korelasi
ini berlaku sampai kondisi sesaat sebelum terjadi necking (titik ultmate) atau sampai titik ke
delapan (titik ultmate) saja. Untuk mengonversikannya maka ambil kembali kedelapan titik

8
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
tegangan teknik (t) tersebut dan ubah ke dalam tegangan sebenarnya ( s) dengan persamaan 1.5 di
atas. Sedangkan untuk mengubah regangan teknik ke regangan sebenarnya dengan persamaan 1.6.
2) Untuk titik 10, konversikan nilai tegangan dan regangan teknik ke dua titik tersebut menjadi
tegangan dan regangan sebenarnya dengan menggunakan persamaan berikut:

s P As .....................................................................................................................................
(1.7)
dimana AS = Luas penampang sebenarnya.
Untuk titik ke-10, A10 adalah luas penampang setelah patah, sedangkan untuk titik ke-9, A9 nilainya
intra polasi antara A8 dengan A10.

3) Buatlah grafik dengan sumbu mendatar


s dan sumbu tegak
s berdasarkan kesepuluh titik acuan
tersebut. Sebagaimana gambar 1.8.

1.8 Grafik tegangan dan regangan sebenarnya


s s
Gambar

1.2.3 Sifat Mekanik yang didapat dari uji tarik

9
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

1) Tegangan Tarik Yield


y

y Py A

y
dimana : = tegangan yield (kN/mm2, MPa)
Py = beban yield (kN, kg)

2) Tegangan Tarik Maksimum/ Ultimate


u
u Pu A

dimana :
u = tegangan ultimate (kg/mm2)
Pu = beban ultimate (kg)

maks
3) Regangan maksimum

maks maks 100 0 0


dimana : = regangan (%)
= pertambahan panjang (mm)


= panjang awal spesimen (mm) nilai regangan semaikin ulet
Nilai regangan menunjukkan nilai keuletan suatu material, semakin tinggi nilai regangan, semakin
ulet material tersebut.
4) Modulus Elastisitas (E)
Kalau regangan menunjukkan keuletan, maka modulus elastisitas menunjukkan kekakuan suatu
material. Semakin besar nilai E, menandakan semakin kakunya suatu material. Harga E ini
diturunkan dari persamaan hukum Hooke sebagaimana telah diuraikan pada persamaan 1.3 dan 1.4.
Dari persamaan tersebut juga nampak bahwa kekakuan suatu material relatif terhadap yang lain

dapat diamati dari sudut kemiringan pada garis proporsional. Semakin besar , semakin kaku
material tersebut.
5) Reduksi Penampang/Reduction of Area (RA )
RA=[(A0-A)/A0] 100% .........................................................................................................
(1.8)
dimana A = luas penampang setelah patah (mm2)

10
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Reduksi penampang dapat juga digunakan untuk menetukan keuletan material. Semakin tinggi nilai
RA, semakin ulet material tersebut.
6) Resilien(Resilience)
Resilien didefinisikan banyaknya energi yang diperlukan untuk meregangkan satu satuan volume
bahan hingga sampai batas elastik. Dimana:
1
U R= x y x y
2
keterangan :
y = tegangan tarik yield
y = regangan tarik yield
Dimana y =tegangan
y

Gambar 1.9 Grafik stress strain dan proses deformasi pada spesimen

1.3 Alat
1)1 set Mesin uji tarik
2) 1 Kikir
3) 1 Jangka sorong
4) 1 Ragum

11
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
5) 1 Penitik
6) 1 Timbangan digital

1.4 Bahan
1) 1 spesimen uji tarik plat
2) 1 spesimen uji tarik round bar
3) 1 spesimen uji tarik deformat
4) 1 lembar kertas milimeter

1.5 Prosedur Keselamatan


Sebelum praktikum pengujian bahan dilaksanakan, mahasiswa harus meyakinkan dahulu telah
melengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri) sebagai berikut :
1) Pakaian dan celana bengkel
2) Safety shoes
3) Kaca mata pelindung harus digunakan bila melaukan penggerendaan dengan gerenda mesin

1.6 Prosedur Kerja


1) Menyiapkan spesimen
a. Ambil spesimen tensile test plat dan jepit pada ragum.
b. Ambil kikir, dan kikir bekas machining pada spesimen yang memungkinkan menyebabkan salah
ukur.
c. Ulangi langkah di atas untuk spesimen tensile test berbentuk round bar dan deformat.

12
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 1.10 Pengikiran bekas machining

2) Pembuatan gauge length


a. Ambil penitik dan tandai spesimen tensile test plat dengan dua titikan sejuh 50 mm.
b. Posisikan gauge lenght tepat di tengah-tengah spesimen.
c. Ulangi langkah di atas untuk spesimen tensile test berbentuk round bar.
d. Untuk specimen deformat, gauge lenght-nya sebesar 8xD

Gambar 1.11 Pembuatan gauge length


3) Pengukuran dimensi
a. Ambil spesimen tensile test plat dan ukur dimensinya jangka sorong. Parameter yang harus
diukur meliputi panjang spesimen, panjang gauge length, diameter (spesimen round bar), tebal
dan lebar (spesimen plat).

13
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
b. Khusus untuk spesimen berbentuk deformat, timbang terlebih dahulu beratnya dengan timbangan
digital. Luas penampang deformat ditentukan dari persamaan berikut :

W = V.
W = (A0.L).
A0 = W/(L.)
dimana W = berat spesimen (kg)
V = Volume spesimen (m3)
L = panjang spesimen (m)
= berat jenis baja (kg/m3 )
= 7.850 kg/m3
Diketahui :
W = 0,13657 kg
L = 0,2470 m
= 7.850 kg/m3

A0 = W/(L.)
A0 =

0,13657
(0,2470 x 7.850)
A0 = 7,0435 x 10-5 m
1
A0 = 70,435 mm A0 = x 3,14 x D2
4
1
70,435 = x 3,14 x
4
D2
d2 = 89,600 mm

a. Pengukuran panjang b. Pengukuran lebar spesimen c. Pengukuran tebal spesimen


spesimen sebelum patah sebelum patah (diuji) sebelum patah (diuji)
(diuji)
14
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Gambar 1.12 Pengukuran pada spesimen plat

Gambar 1.13 Pengukuran berat spesimen deformat

15
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
4) Catat hasil pengukuran pada lembar pengamatan yang ada.
5) Pengujian pada mesin uji tarik.
a. Nyalakan mesin
b. Ambil kertas milimeter dan letakkan pada tempatnya.
c. Ambil spesimen tensile test plat pada ragum penarik.
d. Berikan beban secara proporsional.
e. Sambil memperhatikan beban pada display, amati grafik yang terjadi dan terekam pada kertas
milimeter.
f. Pada saat grafik di kertas milimeter menunjukkan yield, yang ditandai dengan mulai
membeloknya grafik dari garis lurus, maka lihat nilai beban saat itu dan catat pada lembar
pengamatan sebagai beban yield.
g. Saat grafik pada kertas milimeter mencapai puncak dan diperkuat dengan nilai beban yang
maksimal pada display beban, catat nilai beban tersebut pada lembar pengamatan sebagai beban
maksimal atau ultmate.
h. Amati terus grafik dan ketika mulai menunjukan tanda-tanda akan turun, amati terus beban pada
display, kemudian catat beban yang tampak pada display pada saat spesimen patah.
i. Ulangi langkah tersebut untuk spesimen round bar dan spesimen deformat.

Gambar 1.14 Mesin uji tarik

6) Pengukuran dimensi setelah patah.


a. Ambil spesimen plat yang telah mengalami tensile test, satukan lagi tepat pada patahannya,
kemudian dengan jangka sorong.
b. Ukur lebar dan tebal pada daerah necking. Catat hasilnya pada lembar pengamatan.
c. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada lembar pengamatan.
d. Ambil spesimen round bar yang telah menglami tensile test, satukan lagi tepat pada patahannya,
kemudian ukur dengan jangka sorong .
e. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada lokasi yang berbeda, rata-
rata hasilnya serta catat pada lembar pengamatan.
f. Ukur gauge length setelah patah dan cata hasilnya pada lembar pengamatan.

16
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
g. Ambil spesimen deformat yang telah menglami tensile test, satukan lagi tepat pada patahannya,
kemudian ukur dengan jangka sorong.
h. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada lokasi yang berbeda, rata-
rata hasilnya serta catat pada lembar pengamatan.
i. Ukur gauge length setelah patah dan cata hasilnya pada lembar pengamatan.

a. Pengukuran L pada round bar b. Pengukuran diameter c. Pengukuran L pada spesimen plat
setelah patah

d. Pengukuran tebal setelah patah e. Pengukuran diameter . f. Pengukuran Lpada deformat


pada spesimen plat pada spesimen deformat

Gambar 1.15 Pengukuran setelah spesimen uji tarik


7) Bersihkan ruangan, kembalikan peralatan pada tempatnya dan asistensikan hasil pengujian pada
dosen pengampu.

1.7 Hasil pengujian dan Analisa


1.7.1 Spesimen Plat
Hasil Pengujian

Skala beban (y) = Sudah diatur oleh mesin uji tarik sebesar
1 mm = 0,500 kN
Skala beban (x) =
Pertambahan setelah spesimen patah
Pertambahan panjang plastis pada kurva P l
22,050 mm 17
=
26,00 mm
= 0,848 mm 1 mm 0,848 mm
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Tabel 1.1 Data Analisa Spesimen Plat

P Ao t t s A'
No X Y Skala X Skala Y lo s (MPa)
(mm) (kN) (mm2) (MPa) (mm/mm2) (mm/mm) (mm2)

109.74
0 0.000 0.000 0.848 0.500 49.550 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 109.740
0
109.74
1 1.448 21.000 0.848 0.500 49.550 1.228 10.500 95.681 0.025 98.052 0.024 107.086
0
109.74 127.57
2 1.931 28.000 0.848 0.500 49.550 1.638 14.000 0.033 131.791 0.033 106.229
0 4
109.74 150.35
3 2.276 33.000 0.848 0.500 49.550 1.930 16.500 0.039 156.212 0.038 105.626
0 5
109.74 173.13
4 2.621 38.000 0.848 0.500 49.550 2.223 19.000 0.045 180.902 0.044 105.029
0 7
109.74 195.91
5 2.966 43.000 0.848 0.500 49.550 2.515 21.500 0.051 205.862 0.050 104.439
0 8
109.74 223.25
6 3.379 49.000 0.848 0.500 49.550 2.866 24.500 0.058 236.168 0.056 103.740
0 5
109.74 246.03
7 3.724 54.000 0.848 0.500 49.550 3.158 27.000 0.064 261.719 0.062 103.164
0 6
109.74 264.26
8yield 4.000 58.000 0.848 0.500 49.550 3.392 29.000 0.068 282.353 0.066 102.708
0 1
109.74 268.81
9 5.000 59.000 0.848 0.500 49.550 4.240 29.500 0.086 291.820 0.082 101.090
0 7
109.74 271.09
10 6.000 59.500 0.848 0.500 49.550 5.088 29.750 0.103 298.933 0.098 99.521
0 5
109.74 273.37
11 6.500 60.000 0.848 0.500 49.550 5.513 30.000 0.111 303.787 0.105 98.754
0 3
109.74 273.37
12 7.500 60.000 0.848 0.500 49.550 6.361 30.000 0.128 308.466 0.121 97.256
0 3
109.74 268.81
13 8.000 59.000 0.848 0.500 49.550 6.785 29.500 0.137 305.625 0.128 96.524
0 7
109.74 291.59
14 13.000 64.000 0.848 0.500 49.550 11.024 32.000 0.222 356.474 0.201 89.768
0 8
109.74 296.15
15 ult 18.000 65.000 0.848 0.500 49.550 15.265 32.500 0.308 387.394 0.269 83.894
0 5
109.74 287.04
16 24.000 63.000 0.848 0.500 49.550 20.354 31.500 0.411 404.951 0.344 77.787
0 2
109.74 241.48
17 28.000 53.000 0.848 0.500 49.550 23.744 26.500 0.479 530.000 0.391 50.000
0 0
109.74 173.13
18 30.000 38.000 0.848 0.500 49.550 25.442 19.000 0.513 615.086 0.414 30.890
0 7

18
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Grafik Tegangan - Regangan Plat

615.086

530.000

Teg - Reg Teknik

404.951
387.394

356.474

308.466
305.625
303.787
298.933
291.820
282.353 292 296
287
261.719 271
273
273
269
264 269
236.168246 Teg - Reg Sebenarnya
241
205.862223

180.902196

156.212173 173

131.791150
128
98.052
96

Gambar 1.16 Grafik tegangan - regangan spesimen plat


19
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Beberapa sifat mekanik yang di dapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik plat adalah sebagai
berikut :
1) Penghitungan di daerah elastis
Py
a. Tegangan teknik di titik yield (ty ) =
Ao
29,000 kN
= 2
109,740 mm

kN
= 0,264261
mm2
l y
b. Regangan teknik di titik yield ( ty ) = x 100
Lo
3,392mm
= x 100
49,55 mm
c. Tegangan sebenarnya di titik yield (sy ) == ty (1+ ty )
6,8
= 264,261(1+0,068)
= 282,353 MPa

d. Regangan sebenarnya di titik yield ( sy ) = (1+ ty )


= (1+0,068)
= 6,6

y
e. Modulus elastisitas ( E ) =
y
264,261 MPa
= mm
0,068
mm

1
f. Resilien ( U r ) = x ty x ty
2
1 mm
= x 264,261 MPa x 0,068
2 mm
= 9,044 MPa
2) Penghitungan di daerah plastis
Pu
a. Tegangan teknik di titik ultimate (tu ) =
Ao
32,500 kN
= 2
109,740 mm
Ao A '
b. Reduksi penampang (R A ) = x kN
100
Ao
= 0,296155
mm 2
(109,74030,89)mm
2
= x 100
20 109,740 mm2

2
78,85 mm
= 2
x 100
109,740 mm
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

l maksimum
c. Regangan maksimum teknik ( maks ) = x 100
Lo
25,442mm
= x 100
49,550 mm
= 51,3
Pf
d. Tegangan tarik maksimum sebenarnya (maks ) =
A 'f
19,000 mm
=
30,890 mm
= 0,615085
= 615,086 MPa

21
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
1.7.2 Spesimen Round Bar
Hasil Pengujian

Skala beban (y) = Sudah diatur oleh mesin uji tarik sebesar
1 mm 0,500 kN
Skala beban (x) =
Pertambahan setelah spesimen patah
Pertambahan panjang plastis pada kurva P l
18,500 mm
=
25,000 mm Tabel 1.2 Data Analisa
= 0,740 mm 1 mm 0,740 mm
Spesimen Round Bar
X Y Skala Skala lo P (kN) Ao (mm2) t t (mm/mm2) s A'
No s (MPa)
X Y (mm) (MPa) (mm/mm) (mm2)
0 0.000 0.000 0.740 0.500 51.000 0.000 0.000 123.640 0.000 0.000 0.000 0.000 123.640
1 0.732 8.000 0.740 0.500 51.000 0.541 4.000 123.640 32.352 0.011 32.695 0.011 122.341
2 1.921 21.000 0.740 0.500 51.000 1.421 10.500 123.640 84.924 0.028 87.291 0.027 120.288
3 3.476 38.000 0.740 0.500 51.000 2.572 19.000 123.640 153.672 0.050 161.422 0.049 117.704
4 4.390 48.000 0.740 0.500 51.000 3.249 24.000 123.640 194.112 0.064 206.477 0.062 116.236
5 5.671 62.000 0.740 0.500 51.000 4.196 31.000 123.640 250.728 0.082 271.358 0.079 114.240
6yield 7.500 82.000 0.740 0.500 51.000 5.550 41.000 123.640 331.608 0.109 367.695 0.103 111.506
7 8.500 81.000 0.740 0.500 51.000 6.290 40.500 123.640 327.564 0.123 367.963 0.116 110.065
8 10.000 82.000 0.740 0.500 51.000 7.400 41.000 123.640 331.608 0.145 379.724 0.135 107.973
9 10.000 80.000 0.740 0.500 51.000 7.400 40.000 123.640 323.520 0.145 370.462 0.135 107.973
10 12.000 90.000 0.740 0.500 51.000 8.880 45.000 123.640 363.960 0.174 427.332 0.161 105.305
11 13.000 95.000 0.740 0.500 51.000 9.620 47.500 123.640 384.180 0.189 456.647 0.173 104.019
12 14.500 100.000 0.740 0.500 51.000 10.730 50.000 123.640 404.400 0.210 489.482 0.191 102.149
13 17.000 105.000 0.740 0.500 51.000 12.580 52.500 123.640 424.620 0.247 529.359 0.220 99.176
14 20.000 109.000 0.740 0.500 51.000 14.800 54.500 123.640 440.796 0.290 568.713 0.255 95.830
15ul
25.000 111.000 0.740 0.500 51.000 18.500 55.500 123.640 448.884 0.363 611.714 0.310 90.729
t
16 30.000 107.000 0.740 0.500 51.000 22.200 53.500 123.640 432.708 0.435 668.750 0.361 80.000
17 32.000 90.000 0.740 0.500 51.000 23.680 45.000 123.640 363.960 0.464 750.000 0.381 60.000
18 33.000 80.000 0.740 0.500 51.000 24.420 40.000 123.640 323.520 0.479 866.176 0.391 46.180

22
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Grafik Tegangan - Regangan Round Bar

866.176

750.000
Teg - Reg Teknik

668.750

611.714

568.713

529.359

489.482
456.647
427.332 441449433
425
379.724 404
370.462 384
367.963
367.695
Teg
364- Reg Sebenarnya
364
332
332
328
324 324
271.358

251
206.477
194
161.422
154

87.291
85
32.695
32

Gambar 1.17 Grafik tegangan - regangan spesimen round bar


23
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Beberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik round bar adalah
sebagai berikut :
1. Penghitungan di daerah elastis
Py
a. Tegangan teknik di titik yield (ty ) =
Ao
41,000 kN
= 2
123,640 mm

kN
= 0,331608
mm 2l y
b. Regangan teknik di titik yield ( ty ) = x 100
Lo
5,550 mm
= x 100
c. Tegangan sebenarnya di titik yield (sy ) 51,000
= mm
ty (1+ ty )
= 10,9
= 31,608(1+0,109)
d. Regangan sebenarnya di titik yield ( sy ) (1+ MPa
== 367,695 ty ) 324, 047 MPa
= (1+0,109)
y
= 10,3
e. Modulus elastisitas ( E ) =
y
331,607 MPa
= mm
0,10882
mm

1
f. Resilien ( U r ) = x ty x ty
2
1 mm
= x 331,607 MPa x 0,10882
2 mm

2. Penghitungan di daerah plastis


Pu
a. Tegangan teknik di titik ultimate (tu ) =
Ao
55,500 kN
=
123,64 mm2

Ao A ' kN
c. Reduksi penampang (R A ) == 0,448884x 1002
Ao mm
2
(123,6446,18)mm
= x 100
123,64 mm2

77,46 mm2
= x 100
24 123,64 mm2
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
l maksimum
d. Regangan maksimum teknik ( maks ) = x 100
Lo
24,420 mm
= x 100
51,000 mm

Pf
e. Tegangan tarik maksimum sebenarnya (maks ) =
A 'f
40 mm
=
46,180 mm
= 0,866175
= 866,176 MPa

1.7.3 Spesimen Deformat


Hasil Analisa

Skala beban (y) = Sudah ditentukan oleh mesin uji tarik sebesar
1 mm 1,00 kN

25
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Skala beban (x) =


Pertambahan setelah spesimen patah
Pertambahan panjang plastis pada kurva P l
21,200 mm
=
49,00 mm
= 0,433 mm 1 mm 0,433 mm Tabel 1.3 Data Analisa Spesimen
Deformat

s
Skala Ao 2
No X Y Skala Y lo P (kN) t (MPa) t (mm/mm ) s (MPa) (mm/mm A' (mm2)
X (mm) (mm2)
)
0 0.000 0.000 0.433 0.500 76.800 0.000 0.000 70.400 0.000 0.000 0.000 0.000 70.400
1 1.114 7.000 0.433 0.500 76.800 0.482 3.500 70.400 49.716 0.006 50.028 0.006 69.961
18.00
2 2.864 0 0.433 0.500 76.800 1.239 9.000 70.400 127.841 0.016 129.903 0.016 69.282
23.00
3 3.659 0 0.433 0.500 76.800 1.583 11.500 70.400 163.3523 0.021 166.7195 0.020 68.978
28.00
4 4.455 0 0.433 0.500 76.800 1.927 14.000 70.400 198.864 0.025 203.8541 0.025 68.677
34.00
5 5.409 0 0.433 0.500 76.800 2.340 17.000 70.400 241.477 0.030 248.8356 0.030 68.318
44.00
6yield 7.000 0 0.433 0.500 76.800 3.029 22.000 70.400 312.500 0.039 324.8233 0.039 67.729
10.00 45.50
7 0 0 0.433 0.500 76.800 4.327 22.750 70.400 323.153 0.056 341.3583 0.055 66.646
12.00 46.00
8 0 0 0.433 0.500 76.800 5.192 23.000 70.400 326.705 0.068 348.7904 0.065 65.942
18.00 53.00
9 0 0 0.433 0.500 76.800 7.788 26.500 70.400 376.420 0.101 414.5906 0.097 63.918
28.00 58.00
10 0 0 0.433 0.500 76.800 12.114 29.000 70.400 411.932 0.158 476.9092 0.146 60.808
36.00 60.00 15.57
11Ult 0 0 0.433 0.500 76.800 6 30.000 70.400 426.136 0.203 512.5594 0.185 58.530
51.00 59.00 22.06
12 0 0 0.433 0.500 76.800 5 29.500 70.400 419.034 0.287 578.4314 0.253 51.000
55.00 39.00 23.79
13 0 0 0.433 0.500 76.800 6 19.500 70.400 276.989 0.310 606.5319 0.270 32.150

26
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Grafik Tegangan - Regangan Deformat

606.532
578.431

512.559
476.909
426 419
414.591
Teg - Reg Teknik 412 Teg - Reg Sebenarnya

348.790 376
341.358
324.823
327
323 277
313

248.836
241
203.854
166.720 199
163
129.903
128

50.028
50

Gambar 1.18 Grafik tegangan - regangan spesimen deformat

Beberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik deformat adalah
sebagai berikut :
1. Penghitungan di daerah elastis
Py
a. Tegangan teknik di titik yield (ty ) =
Ao
22,00 kN
= 2
70,400 mm

kN
= 0,3125
mm 2
l y
b. Regangan teknik di titik yield ( ty ) 27 = x 100
Lo
3,029 mm
= x 100
70,400 mm
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

c. Tegangan sebenarnya di titik yield (sy ) = ty (1+ ty )


= 312,500(1+0,039)
d. Regangan sebenarnya di titik yield ( sy ) (1+ tyMPa
== 324,8233 )
= (1+0,039)
= 3,9
y
e. Modulus elastisitas ( E ) =
y
325,94 MPa
= mm
0,04302
mm

1
f. Resilien ( U r ) = x ty x ty
2
1 mm
= x 312,500 MPa x 0,04302
2 mm
= 6,721 MPa

2. Penghitungan di daerah plastis


Pu
a. Tegangan teknik di titik ultimate (tu) =
Ao
30,000 kN
=
70,400 mm2

kN
= 0,426136 2
mm

Ao A '
b. Reduksi penampang ( R A ) = x 100
Ao
(70,40032,150)mm2
= x 100
70,400 mm2

38,25 mm2
= l maksimum 2 x 100
c. Regangan maksimum teknik ( maks ) = 70,400 mmx 100
Lo
23,796 mm
= x 100
70,400 mm
28
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Pf
d. Tegangan tarik maksimum sebenarnya (maks ) =
A 'f
19,500 mm
=
32,150 mm
= 0,6065319
= 606,5319 MPa

1.8 Kesimpulan
Dari hasil penghitungan di atas, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1.4 Sifat Mekanik
No Spesimen ty (MPa) tu (MPa) E (MPa) maks (%) RA (%)
1 Plat 246,261 296,155 3860,682 51,3 71,851
2 Round bar 331,608 448,884 3047,298 47,9 62,649
3 Deformat 312,500 426,136 7576,476 31,0 54,332

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa spesimen 1 (plat) mempunyai keuletan
paling besar, karena mempunyai regangan paling besar. Spesimen yang mempunyai kekakuan paling
tinggi adalah spesimen 3 (deformat), karena mempunyai nilai modulus elastisitas paling tinggi.
Spesimen yang mempunyai kekuatan paling besar adalah spesimen 2 (Round bar), karena mempunyai
nilai ultimate paling tinggi.

29
D4 TEKNIK
POLITEKNIK
PERMESINAN
PERKAPALAN
NEGERI
LAB. UJI BAHAN KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A
Daftar Pustaka

- Prasojo Budi, ST.,MT. 2012. Modul Ajar Ilmu Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Perpipaan. PPNS
- Prasojo Budi, ST. 2002. Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal. PPNS
- Dosen Metalurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI. ITS
- Ferdinand L.Singer.1985. Kekuatan Bahan (Teori Kokoh-Strength of Material).Jakarta: Erlangga
- Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT. Pradya Paramita
- M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan Kapal. PPNS
- SNI, 07-2052-2002, Baja Tulangan Beton
- SNI, 07-0408-1989, Cara Uji Tarik Logam
- SNI, 07-0371-1998, Batang Uji Tarik Untuk Logam

30

Anda mungkin juga menyukai