Anda di halaman 1dari 11

Pengujian Tarik 2013

BAB I
PENGUJIAN TARIK
(Tension Test)

1.1 Maksud dan Tujuan

Dalam suatu konstruksi yang memakai baja sangat penting sekali untuk
mengetahui kekuatan elastis suatu material. Hal ini dikarenakan karena sifat
material yakni mempunyai yield point (titik luluh). Oleh karena itu tegangan yang
bekerja pada suatu bagian material dari konstruksi tersebut tidak boleh melebihi
tegangan luluh (yield point) dari material yang digunakan karena jika beban yang
bekerja pada konstruksi tersebut besarnya melebihi tegangan luluh (yield point),
maka material tersebut akan mengalami deformasi plastis yang selanjutnya dapat
mengakibatkan terjadinya kepecahan. Sekarang ini untuk mengetahui elastisitas
material tersebut dapat dilakukan dengan pengujian, salah satunya adalah
pengujian tarik.

Tujuan pengujian tarik (tensile test) adalah untuk mengetahui :


(a). Tegangan tarik maksimum (Maximum Tensile Stress)
(b). Tegangan luluh (Yield Strength)
(c). Regangan (Elongation)
(d). Pengurangan luas penampang (Reduction of Area)
(e). Diagram tegangan-regangan (Stress-Strain Diagram)
(f). Lokasi dan mode kepecahan (location and mode of fracture)

1.2 Dasar Teori


Pada saat material uji menerima beban sebesar P kg maka material uji akan
mengalami pertambahan panjang sebesar L mm. Pada saat itu juga pada material
uji bekerja :
F
- Tegangan sebesar :   [kg/mm2]
Ao

Taufik Akbar 4110100013 8


Pengujian Tarik 2013
L ( L  Lo)
- Regangan sebesar :    [%]
Lo Lo
Data yang diperoleh dari mesin tarik masih berupa grafik beban-
pertambahan panjang (grafik F - L). Grafik ini menggambarkan kemampuan
suatu material material uji menerima beban gaya untuk menggambarkan sifat
bahan secara umum maka grafik tersebut diubah menjadi Stress-Strain Diagram.

Elastis Plastis B

Y
M
B
Y
P P

Unit Stress
Unit Stress

R E
O O X Unit Strain
Unit Strain

Grafik 1.1. Stress Strain Diagram untuk


Material Ductile (kiri) dan Material Brittle (kanan)

Ket. P : Titik Batas Proporsional


Y : Titik Batas Luluh (Yield Point)
E : Batas Elastisitas (Elasticity Limit)
M : Titik Batas Maksimum (Ultimate Point)
B : Titik Patah (Break Point)

Pada titik P disebut batas proporsional karena hingga titik ini hubungan
antar tegangan dan regangan adalah sebanding, dan grafiknya berupa garis lurus.
Pada tegangan yang tidak melebihi batas proporsional, secara praktis hanya akan
mengalami deformasi elastis, yaitu regangan akan hilang jika beban ditiadakan.
Bila beban yang bekerja melebihi P, maka hubungan tegangan-regangan
akan menyimpang dari garis lurus dan membentuk kurva. Selanjutnya pada beban

Taufik Akbar 4110100013 9


Pengujian Tarik 2013
tertentu pada diagram terdapat bagian yang mendatar, yang menunjukkan bahwa
beban mengalami perpanjangan (yielding/luluh) walaupun tanpa pertambahan
beban. Dengan demikian tegangan pada titik luluh adalah tegangan minimum
dimana material uji terdeformasi tanpa mengalami pertambahan beban yang
berarti. Di atas yield point, deformasi yang terjadi tidak akan hilang meskipun
beban dihilangkan sehingga daerah diatas titik tersebut dinamakan daerah plastis
dan deformasi yang terjadi disebut deformasi platis.
Kenaikan beban lebih lanjut akan menyebabkan deformasi yang besar
pada keseluruhan volume material uji. Beban maksimum dimana material uji
dapat bertahan tanpa mengalami kepatahan disebut beban ultimate. Sampai
tegangan maksimum, deformasi yang terjadi adalah homogen sepanjang material
uji. Setelah tercapai tegangan maksimum, logam yang ulet akan mengalami
pengecilan penampang setempat, beban turun dan dan akhirnya material uji patah
pada titik B. Pada logam yang getas, material uji akan segera patah begitu
mencapai tegangan maksimum, dengan sedikit atau bahkan tanpa mengalami
pengecilan penampang.

Beberapa contoh standart pengujian tarik antara lain :


 ASME STANDART
Kuat tarik dari sebuah hasil las-lasan tidak boleh kurang dari:
 Minimum tensile strength dari base metal.
 Diambil base metal terendah.
 Minimum tensile strength electrode yang dipakai .
 Patah terjadi diluar weld metal boleh kurang sebesar 5%.
 API 1104 STANDART
 Hasil uji tarik minimum harus sama dengan base metal
 AWS D11 STANDART
 Tensile strength dari hasil lasan tidak boleh lebih rendah dari base
metal
 Selain itu masih ada standart lain yang dapat digunakan seperti DIN,BKI
dll

Taufik Akbar 4110100013 10


Pengujian Tarik 2013
1.2 Spesimen dan Peralatan Uji

Pada percobaan kali ini terdapat 2 buah spesimen, yaitu :


 Spesimen 1 : rectangular/flat specimen (standar BKI)
 Spesimen 2 : round specimen (standar BKI)
Beberapa alat bantu yang digunakan untuk mengukur keakuratan dimensi
material adalah :
 Jangka sorong, untuk mengukur dimensi material uji / spesimen.
 Alat penanda material, agar pengukuran bisa tepat pada saat sebelum dan
sesudah pengujian.
Peralatan utama yang diperlukan untuk pengujian tarik adalah mesin uji tarik.
Mesin yang digunakan ketika pengujian adalah universal testing machine (utm) yang
bisa digunakan untuk pengujian tarik dan tekuk.

Gambar 1.1 Mesin uji tarik

Taufik Akbar 4110100013 11


Pengujian Tarik 2013
1.4 Prosedur Pengujian

Bahan yang akan diuji tarik mula-mula dibuat menjadi batang uji (material uji)
dengan bentuk sesuai dengan suatu standar. Kemudian batang uji tersebut dihaluskan
sampai halus dengan kertas amplas. Pada bagian tengah batang uji (pada bagian yang
paralel) merupakan bagian yang menerima tegangan yang uniform (besarnya sama),
dan pada bagian ini diukurkan “panjang uji” (gauge lenght), yaitu merupakan bagian
yang dianggap menerima pengaruh dari pembebanan, bagian ini yang selalu diukur
perpanjangannya selama proses pengujian. Material uji dipasang pada mesin tarik,
dijepit dengan pencekam dari mesin tarik pada ujung-ujungnya dan ditarik kearah
memanjang secara perlahan - lahan sampai putus. Selama penarikan tercatat dengan
grafik yang tersedia pada mesin tarik, besarnya gaya tarik yang bekerja sebagai akibat
dari gaya tarik tersebut.

Gambar 1.2 Raw material

Gambar 1.3 Material Uji

Taufik Akbar 4110100013 12


Pengujian Tarik 2013

Gambar 1.4 Proses Uji Tarik

Gambar 1.5 Pembuatan stress-strain diagram oleh mesin uji tarik.

Taufik Akbar 4110100013 13


Pengujian Tarik 2013

Gambar 1.6 Material patah saat uji tarik berlangsung

Gambar 1.7 Material setelah mengalami uji tarik.

Taufik Akbar 4110100013 14


Pengujian Tarik 2013
1.5 Data Pengujian
Berikut ini adalah data awal berupa dimensi ukuran spesimen, sebelum
pengujian dilakukan. Pengukuran dilakukan sesuai standar yang digunakan :
 Spesimen 1
t = 11,7 mm
b = 12,15 mm
CSA = t x b = 142,155 mm2
Lo = 50 mm
 Spesimen 2
to = 12,4 mm
Lo = 50 mm
Ao = 1⁄4 x  x d2 = 153,76 mm2

Setelah uji tarik dilakukan hasilnya adalah sebagai berikut :


 Spesimen 1
t1 = 5,9 mm
b1 = 6,8 mm
A1 = 40,12 mm2
L1 = 64,2 mm
F yield = 54 kN
F ult. = 70,2 kN

 Spesimen 2
d1 = 8,2 mm
L1 = 58,6 mm
A1 = 1⁄4 x  x d2 = 52,78 mm2
F yield = 63 kN
F ult. = 66,5 kN

Taufik Akbar 4110100013 15


Pengujian Tarik 2013
1.6 Analisis dan Kesimpulan

Setelah seluruh data selama pengujian sudah dikumpulkan, maka sifat mekanis
(mechanical properties) dari material dapat diketahui dengan melakukan
penghitungan. Dengan diketahuinya sifat mekanis maka kualitas material yang diuji
dapat diketahui. Berikut ini adalah beberapa sifat mekanis yang dihitung :
 Ultimate tensile strength (σ ultimate)
Ultimate tensile strength adalah kekuatan maksimum yang mampu diterima
oleh material sebelum akhirnya mengalami kepecahan atau putus. Besarnya
satuan notasi ini adalah MPa. Jika sebuah material menerima beban ini, maka
material tersebut sedang mengalami deformasi plastis.
 Yield strength (σ yield)
Yield strength adalah kekuatan luluh dari material ketika menerima beban.
Selama material menerima beban sesuai atau kurang dari beban luluh maka
material sedang mengalami deformasi elastis. Jika material mengalami
deformasi elastis maka material ini kembali ke bentuk semula.
 Elongation (ε)
Elongation adalah prosentase perubahan panjang material (regangan) rata-rata
pada material. Pada pengujian tarik ini besarnya diukur dari penanda gage
length.
 Reduction of Area (Ra)
Reduction of area adalah pengurangan luas penampang material setelah
menerima beban hingga mengalami kepecahan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka berikut ini adalah data dari penghitungan
sifat mekanis hasil pengujian tarik :
 Spesimen 1
70,2 x 1000
σ ultimate = = 493,83 N/mm2
142,155
54 x 1000
σ yield = = 379,87 N/mm2
142,155
64,2−50
ε = x 100% = 28,4 %
50
142,155−40,12
Ra = x 100% = 71,78 %
142,155

Taufik Akbar 4110100013 16


Pengujian Tarik 2013
 Spesimen 2
σ ultimate = 432,49 N/mm2
σ yield = 409,73 N/mm2
ε = 17,20 %
Ra = 65,67 %

Berdasarkan hasil pengamatan pada material setelah pengujian (gambar


terlampir) dan perhitungan sifat mekanis, maka dapat disimpulkan bahwa :
 Material yang diuji adalah ductile, karena memiliki ciri-ciri : terjadi deformasi
pada bagian patahan, serta permukaan bidang yang patah terlihat berserat.
 Besarnya tegangan ultimate dan yield tergantung pada besarnya kadar karbon
yang terdapat di dalam material.

Taufik Akbar 4110100013 17


Pengujian Tarik 2013
1.7 Lampiran
 Diagram tegangan-regangan :

Grafik 1.2 Diagram tegangan-regangan spesimen 1

Grafik 1.3: Diagram tegangan-regangan spesimen 2

Taufik Akbar 4110100013 18

Anda mungkin juga menyukai