Oleh:
Shift 34
Gibran Raditya 13122016
Nyoman Surya 13122049
Ezra Noveraldo 13122082
A. Data Kuantitatif
Pada pengujian tarik terdapat data yang perlu diketahui dan dipersiapkan sebelum
praktikum dimulai. Data tersebut diperlakukan sebagai benchmark terhadap hasil
kuantitatif yang diperoleh setelah melakukan suatu praktikum. Berikut ini merupakan
data-data yang diperoleh dari suatu spesimen:
• Mesin pengujian: Universal Testing Machine (UTM) Instron 5985
• Material: Spesimen Baja ST-37
• Gauge length: 26,2 mm
• Initial diameter: 6,55 mm
• Maximum load: 19 kN
• Speed: -
• Displacement: -
• Final gauge length: 35,22 mm
• Final diameter: 4,92 mm
• Initial hardness: 27 HRC
• Hardness initial after necking: 35 HRC
• Hardness initial after pressure: -
Kemudian, terdapat data berbentuk tabel mengenai gaya yang diberikan pada
suatu spesimen Ketika dilakukan pengujian tarik dan diameter sebagai reaksi dari
gaya yang diberikan terhadap spesimen.
Setelah mendapat data-data tersebut nilai dari Ultimate Tensile Strength spesimen
tersebut terjadi jika suatu spesimen diberikan beban pada kisaran 19 kN.
B. Pengolahan Data
Dalam praktikum pengujian tarik terhadap suatu spesimen data-data yang telah
disebutkan di atas dapat diproses dan diolah menghasilkan suatu data-data baru yakni,
Modulus Elastisitas (E), Kekuatan Luluh (Yield Stregth), Ultimate Tensile Strength,
% Elongasi, % Reduction of Area hingga penentuan parameter-parameter K dan n
pada daerah plastis suatu spesimen. Data-data baru yang diperoleh sebagai berikut:
a. Engineering Stress-Strain
Dari data besaran gaya dan perubahan panjang dari pengolahan data
sebelumnya, dapat dihitung besaran engineering stress dan engineering strain
dengan formula:
𝐹 ∆𝑙
𝜎= 𝜀=
𝐴0 𝑙0
Dimana:
σ: Stress
F: Beban/Gaya
A: Luas penampang
ε: Strain
∆𝑙: Perubahan Panjang
l0 : Panjang awal
Dengan pengujian tarik yang dilakukan maka dapat diperoleh suatu grafik
Engineering Stress-Strain. Grafik tersebut berasal dari data-data yang telah
dilampirkan di lampiran. Keterwakilan data-data ini sangat berguna untuk
menentukan grafik dari Engineering Stress-Strain. Tampilan grafiknya sebagai
berikut.
Engineering Stress-Strain
700
600
500
Stress (MPa)
400
300
200
100
0
-0,05 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
Strain
Grafik ini didapatkan dari persamaan yang telah dijabarkan sebelumnya melalui
data-data yang tersedia pada lampiran. Pada grafik ini didapatkan informasi bahwa
terjadi deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi elastis terjadi pada awal
grafik yang berbentuk linear sampai mencapai suatu titik Yield Stress, dimana titik
tersebut merupakan suatu titik penurunan nilai stress sesaat yang dikenal sebagai
Yield Stress. Setelah melewati titik itu maka terjadi deformasi plastis hingga suatu
spesimen akan mengalami fraktur atau patah. Deformasi plastis sendiri terdiri dari 2
fase yaitu deformasi plastis uniform dan non uniform. Perubahan deformasi ini dapat
ditentukan jika melewati suatu titik yang dinamakan Ultimate Tensile Strength.
b. True Stress-Strain
Selain mendapatkan data dan kurva dari Engineering Stress-Strain, kurva
tersebut dapat dikonversi menjadi kurva True Stress-Strain. Tujuan dari kurva ini
untuk mendekati kondisi sebenarnya dari material saat mengalami deformasi.
Oleh karena itu konversi dari Engineering Stress-Strain menuju True Stress-
Strain sebagai berikut.
𝐹
𝜎𝑇 = = 𝜎(1 + 𝜀)
𝐴𝑖
𝑙𝑖
𝜀𝑇 = 𝑙𝑛 = ln (1 + 𝜀)
𝑙𝑜
Dimana:
𝜎𝑇 : True Stress
𝜎 : Engineering Stress
𝜀𝑇 : True Strain
𝜀: Engineering Strain
𝐴 : Luas penampang sesudah dikenakan beban
𝐹 : Beban/ Gaya
𝑙𝑜 : Panjang awal
𝑙𝑖 : Panjang akhir
c. Modulus Young
Engineering Stress-Strain juga memuat informasi berupa Modulus Elastisitas.
Modulus ini merupakan gradien dari stress dan strain. Dengan kata lain Modulus
Elastisitas adalah suatu nilai yang didapat dari gradien stress dan strain untuk
menunjukkan bahwa suatu material itu elastis atau tidak. Modulus Elastis dapat
ditentukan melalui persamaan berikut.
𝜎
𝐸=
𝜀
Dimana:
E: Modulus Elastisitas
𝜎: Stress
𝜀: Strain
Dengan persamaan gradien ini maka didapat informasi grafik sebagai berikut.
Modulus of Elasticty
450
400 y = 46499x + 5,6923
R² = 0,9941
350
300
250
200
150
100
50
0
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007 0,008 0,009
d. Yield Stregth
Engineering Stress-Strain
700
600
500
Stress (MPa)
400
300
200
100
0
-0,05 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
Strain
f. Percent of Elongation
Ketika dilakukan uji tarik pada sebuah spesimen, maka spesimen tersebut
akan mengalami perpanjangan atau elongasi. Persentase dari elongasi dapat
ditentukan melalui persamaan berikut.
𝑙𝑓 − 𝑙0
%𝐸𝐿 = ( ) × 100%
𝑙0
Dimana:
𝑙𝑓 : the fracture length
𝑙0 : original gauge length
Dengan persamaan di atas maka diperoleh nilai persentase dari elongasi yang
terjadi pada spesimen sebesar 34,43%.
𝐴𝑓 − 𝐴0
%𝑅𝐴 = ( ) × 100%
𝐴0
Dimana:
𝐴𝑓 : cross sectional area at the point of fracture
𝐴0 : original cross section area
Dari persamaan di atas maka diperoleh nilai reduction in area sebesar 33,13%.
Sehingga didapatkan:
n = 0,4185
log K = 3,2121
K = 1629,6712 MPa
Analisis Data
Pada pengujian tarik, baik itu pada grafik engineering stress-strain maupun pada
grafik true stress-strain memuat informasi tentang modulus elastisitas, kekuatan yang
meliputi yield strength dan ultimate tensile strength. Selain itu, pada pengujian tarik ini juga
menghasilkan data-data lainnya yakni persentase elongasi dan reduction of area. Semua ini
merupakan sifat-sifat mekanik yang didapatkan dari pengujian tarik pada suatu spesimen.
Berbicara mengenai sifat-sifat mekanik, terlebih lagi tentang yield strength terdapat suatu
fenomena discontinuous yielding. Apakah fenomena itu ada atau tidak sama sekali?
Fenomena ini ada karena nyatanya ketika melihat grafik yang ada, terjadi nilai penurunan
stress pada suatu spesimen. Namun sesuai namannya yakni discontinue, hal ini tidak terjadi
terus menerus karena yield strength hanya mengalami penurunan stress sesaat dan setelah
mengalami waktu sesaat itu maka stress akan Kembali naik sehingga dapat dikatakan bahwa
yield strength terjadi dalam waktu yang singkat.
Kemudian, jika mengacu pada hasil praktikum terdapat banyak perbedaan dengan
literatur. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Dari tabel ini diperoleh galat yang cukup variative jika dibandingkan dengan literatur.
Bahkan galat yang diperoleh cenderung cukup besar dari nilai modulus elastisitasnya.
Kemudian, jika ditilik lebih jauh spesifikasi dari baja ST-37 memiliki spesifikasi
berupa densitas sebesar 7,8 𝑔/𝑐𝑚3 dengan poisson ratio sebesar 0,3.
Pada praktikum Uji Tarik ini dapat disimpulkan bahwa hasil dari fraktur pada baja
ST-37 adalah ulet. Hal ini dapat terlihat pada grafik stress-strain yang melewati UTS
sehingga strain yang dihasilkan lebih Panjang maka diperoleh bahwa material tersebut ulet.
Ditambah lagi dengan kandungan karbon yang ada pada baja itu rendah sehingga menjadikan
baja cukup ulet karena kandungannya yang rendah memungkingkan untuk adanya
pembentukan ikatan atom lainnya sehingga dapat dikatakan ulet.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
7. En 1020-1 Grade ST 37-3. Matmatch. (n.d). Retrieved November 14, 2023, from
https://matmatch.com/materials/minfm31317-en-10210-1-grade-st-37-3
8. FEM DataBase. Retrieved November 14, 2023, from
https://www.ssinst.com/ssi/s540/FEMDB/Modulus%20of%20Elasticity.html
Lampiran
Tabel 3. Data Praktikum Bagian 1