Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTEK

ILMU PENGETAHUAN BAHAN


(LIQUID PENETRANT TEST)

Disusun oleh:
Kelompok 3
Khoirul Fikri (0320040001)

Dosen pembimbing
Budi Prasojo, ST.MT
Pekik Mahardhika, SST.,MT

Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal


Jurusan Teknik Permesinan Kapal
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
III LIQUID PENETRANT TEST 2
3.1. Sub Kompetensi
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah melakukan
praktikum adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu komponen dapat diuji
dengan Liquid Penetrant Test.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis cacat yang mampu dideteksi
dengan dengan Liquid Penetrant Test.
3) Mahasiswa mampu menentukan kelulusan hasil pengujian dengan Liquid
Penetran Test.

3.2. Uraian Materi


Inspeksi cacat perlu dilakukan terhadap konstruksi maupun komponen
mesin secara kontinu. Dengan mengetahui terjadinya cacat sejak dini selain
akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan juga akan
memudahkan perawatan yang imbasnya pada penekanan nilai ekonomi akibat
kerusakan alat. Dengan mengetahui kerusakan suatu komponen sejak awal
akan mengurangi dampak yang merusak terhadap komponen lain. Untuk
keperluan inspeksi cacat tersebut diperlukan suatu pengujian yang mampu
mendeteksi keberadaan suatu cacat. Uji Liquid Penetrant merupakan salah
satu jenis NDT (Non Destructive Test) yang relatif mudah dan cepat
pelaksanaannya serta murah biayanya dibandingkan dengan uji NDT yang
lain. Pengujian ini adalah cara yang paling peka untuk menentukan adanya
cacat halus pada permukaan seperti retak, lubang halus atau kebocoran. Pada
dasarnya pengujian ini adalah pemakaian cairan penembus (Liquid Penetrant)
berwarna yang mampu menembus cacat. Setelah cairan yang ada di
permukaan dibersihkan maka cacat akan kelihatan jelas karena cairan yang
berada di dalam cacat ditarik oleh cairan pengembang (Developer) yang
warna kontras dengan warna Liquid Penetrant sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 3.1.

1
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

Gambar 3.1 Dasar Pengujian dengan Liquid Penetrant

Cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang bersifat
mikro. Yaitu keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Deteksi keretakan dengan cara ini tidak tergantung pada ukuran, bentuk, arah
keretakan, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid Penetrant dapat
meresap ke dalam celah retakan yang sangat kecil bahkan ke dalam keretakan
yang hanya sedalam 4 mikron (4x10-6 m). Penyerapan Liquid Penetrant ke
dalam celah retakan terjadi karena daya kapiler. Proses ini banyak digunakan
untuk menyelidiki keretakan permukaan (Surface Cracks), kekeroposan
(Porosity), lapisan-lapisan bahan, dll. Sedangkan seberapa dalam keretakan
tersebut tidak mampu dideteksi dengan uji ini. Penggunaan Uji Liquid
Penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja, tetapi juga
pada keramik, plastik, gelas, dan benda-benda hasil Powder Metallurgy.

2
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
3.2.1 Lingkup Pemakaian Uji Liquid Penetrant 2
Penggunaan uji Liquid Penetrant ini sangat terbatas yakni :
1. Keretakan atau kekeroposan yang diselidiki dapat dideteksi apabila
keretakan tersebut terjadi sampai ke permukaan benda. Keretakan
di bawah permukaan (Subsurface Cracks) tidak dapat dideteksi
dengan cara ini.
2. Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori.
3. Juga dapat mengakibatkan indikasi yang palsu.
4. Tidak dianjurkan menyelidiki benda-benda hasil Powder
Metallurgy karena kurang padat (Berpori-Pori).
3.2.2 Klasifikasi Liquid Penetrant Sesuai Cara Pembersihannya
Ada tiga macam sistem Liquid penetrant yang dapat digunakan
ketiganya memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu
system bergantung pada faktor-faktor :
1. Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki.
2. Karakteristik umum keretakan logam.
3. Waktu dan tempat penyelidikan.
4. Ukuran benda kerja.
Ketiga sistem liquid penetrant yang dapat digunakan adalah :
1. The Water Washable Penetrant System
Direncanakan agar Liquid Penetrant dapat dibersihkan dari sistem
serupa. Sistem ini dapat berupa Fluorecent atau Visibledye. Prosesnya
cepat dan efisien. Pembasuhan harus dilakukan secara hati-hati, karena
liquid penetrant dapat terhapus habis dari permukaan yang retak.
Derajat dan kecepatan pembasuh untuk proses ini tergantung pada
karakteristik dari Spray Nozzle, tekanan, temperatur air selama
pembasuhan, kondisi permukaan benda kerja, dan karakteristik liquid
penetrant sendiri.

3
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2. The Post Emulsifisible System 2
Untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, digunakan
Penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air (Not Water Washable).
Hal ini penting agar tidak ada kemungkinan penetran terbasuh oleh air.
Penetran jenis ini dilarutkan dalam oli dan membutuhkan langkah
tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier
dibiarkan pada permukaan benda kerja, harus dibatasi waktunya agar
Penetrant yang berada di dalam keretakan tidak menjadi Water
Washable agar tidak ikut terbasuh.
3. The Solvent Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah yang sempit
pada permukaan benda kerja yang penyelidikannya dilakukan di
lapangan. Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan
benda kerja ini dari lapangan ketempat penyelidikan adalah relative
mahal. Untuk situasi seperti ini solvent removable system digunakan
pada saat pembersihan pendahuluan (Pre Cleaning) dan pembasuhan
penetrant. Proses seperti ini sesuai dan sangat luas digunakan untuk
inspeksi lapangan. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan
pelarut secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap
permukaan benda kerja dari penetrant dengan lap yang dibasuhi
solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain kering.
Penetrant dapat pula dibasuh dengan cara membanjiri permukaan
benda kerja dengan solvent. Cara ini diterapkan pada benda kerja yang
besar. Tetapi pelaksanaannya harus berada dalam keretakan tidak ikut
tebasuh. Proses seperti ini biasanya dilakukan untuk aplikasi yang
khusus, karena prosesnya memakan tenaga yang relatif banyak dan
tidak praktis untuk diterapkan sebagai inspeksi pada hasil produksi.
Proses ini merupakan proses Liquid Penetrant Inspection yang paling
sensitive bila dilakukan dengan cara yang baik.

4
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
3.2.3 2
Klasifikasi Liquid Penetrant Berdasarkan Pengamatannya
Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu :
1. Visible Penetrant
Pada umumnya Visible Penetrant berwarna merah. Hal ini
ditunjukkan pada penampilannya yang kontras terhadap latar belakang
warna Developer. Proses ini tidak membutuhkan cahaya ultraviolet,
tetapi membutuhkan cahaya putih yang cukup untuk pengamatan.
Walaupun sensitivitas penetrant jenis ini tidak setinggi jenis
Fluorecent, tetapi cukup memadai untuk berbagai kegunaan.
2. Fluorecent Penetrant
Liquid Penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat
berkilau bila disensitivitas. Fluorecent penetrant bergantung pada
kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet
yang lemah pada ruangan gelap. Ada tiga tingkatan sensitivitas, yaitu:
1. Sensitivtas normal (cahaya normal)
2. Sensitivitas tinggi (cahaya gelap)
3. Sensitivitas ultra tinggi (infra merah)
Pemilihan penggunaan sensitivitas penetran bergantung pada
kekritisan inspeksi, kondisi permukaan yang diselidiki, jenis proses
(system), dan tingkat sensitivitas yang diinginkan.
3. Dual Sensitivity Penetrant
Ini adalah gabungan dari Visible Penetrant dan Fluorecent
Penetrant, maksudnya adalah benda kerja mengalami dua kali
pengamatan yaitu : Visible Penetrant dan Fluorecent Penetrant,
sehingga dengan dual sensitivity dapat diperoleh hasil yang lebih teliti
dan akurat.

5
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
3.2.4 Evaluasi indikasi menurut ASME (American2 Society of
Mechanical Engineers) Section VIII Division I edisi 2010
MANDATORY APPENDIX 8
Sebuah indikasi adalah bukti suatu ketidaksempurnaan mekanik.
Evaluasi indikasi menurut standard ASME Section VIII Division I
edisi 2010 berdasarkan ukuran:
1. Indikasi relevan yaitu indikasi yang mempunyai ukuran (dimensi)
lebih besar dari 1/16” (1,5 mm)
2. Indikasi non-relevan yaitu indikasi yang mempunyai ukuran
(dimensi) lebih kecil dari atau sama dengan 1/16” (1,5 mm)
Evaluasi indikasi menurut standard ASME section VIII Division I
edisi 2010 berdasarkan bentuk:
1. Indikasi Linier jika indikasi berbentuk garis yang memiliki
panjang lebih besar dari tiga kali lebarnya.
2. Indikasi Rounded,indikasi yang berbentuk melingkar atau
menyerupai elips yang memiliki panjang kurang dari atau sama
dengan tiga kali lebarnya.
3. Indikasi-indikasi lain yang masih diragukan/dipertanyakan akan
diuji kembali untuk menentukan apakah diterima atau tidak.
3.2.5 Kriteria penerimaan pengujian menurut standart ASME Section
VIII Division I edisi 2010 MANDATORY APPENDIX 8 :
Penerimaan standar ini akan berlaku jika tidak ada standar lain
yang lebih spesifik lagi dalam hal penerimaan material yang spesifik.
Hanya indikasi yang mempunyai ukuran (dimensi) lebih besar dari
1/16 inchi (1,5 mm) yang akan dipertimbangkan. Pada proses
pengujian, permukaan material harus terbebas dari hal-hal berikut :
1. Indikas Linier yang relevan.
2. Indikasi Rounded yang relevan yang memiliki ukuran lebih besar
dari 5 mm (3/16”)

6
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2
3. Memiliki empat atau lebih indikasi Rounded yang relevan dalam
satu garis yang jarak antar tepinya masing-masing 1/16 inchi (1,5
mm) atau kurang (diukur dari tepi ketepi).
3.3 Alat
1. Lampu 13 watt
2. Light meter
3. Stopwatch
4. Digital Camera
5. Sikat Baja
6. Mistar
3.4 Bahan
1. Cleaner (Magnalux SKC-S) berwarna bening
2. Penetrant (Magnalux SKL-SP1) berwarna merah
3. Developer (Magnalux SKD-S2) berwarna putih
4. Tisu/kain
3.5 Langkah Kerja
1) Penentuan metode dan tipe penetran.
Tipe Penetran yang digunakan adalah visible penetrant karena
pengamatan yang diamati cukup dengan mata telanjang dengan
membutuhkan cahaya lampu yang cukup untuk proses pengamatannya.
Metode yang digunakan adalah solvent removable system karena
digunakan pada saat pembersihan pendahuluan (Pre-cleaning) dan
pembasuhan penetran yaitu cleaner.

Gambar 3.2 Penentuan metode dan tipe penetran

7
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2) Menentukan dwell time penetration & developing 2
Material yang digunakan adalah steel dan formnya welds maka Dwell
times penetrant minimum yang digunakan adalah 5 menit interpretasi.
Interpretasi akhir (Developing) harus dilakukan dalam waktu minimal 10
menit menurut standart ASME Section V Article 6. Intrepetasi
menggunakan intensitas cahaya memiliki cahaya minimal 100 fc (1000
lux) diperlukan untuk memastikan sensitivitas yang memadai selama
pemeriksaaan dan evaluasi indikasi.
3) Pembersihan permukaan (Pre Cleaning)
Pada dasarnya seluruh permukaan benda kerja yang akan diuji harus
bersih. Langkah awal adalah membersihkan permukaan benda kerja dari
kotoran dengan menggunakan sikat baja yang berupa karat, lemak, cat,
dll. Letakkan benda uji pada bidang yang datar, lalu berikan pencahayaan
dengan lampu. Ukur pencahayaan dengan light meter. Pencahayaan pada
saat pengujian tersebut adalah 251 lux . Selanjutnya benda uji disemprot
dengan cleaner untuk membersihkan kotoran- kotoran yang masih tersisa
pada pembersihan sebelumnya dan ditunggu selama 4 menit . Ambil foto
benda kerja sebelum pengujian dengan kamera.

Gambar 3.3 Pembersihan permukaan (Pre Cleaning)


4) Aplikasi Penetran
Dalam pengaplikasian cairan penetran ada tiga cara yang bisa dilakukan
yaitu pengolesan,penyemprotan, dan pencelupan. Semprotkan liquid
penetrant ke dalam wadah, lalu oleskan cairan pada daerah yang akan
diselidiki dan membiarkannya selama 5 menit untuk memberikan
kesempatan liquid penetrant memasuki celah-celah retakan.

8
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

Gambar 3.4 Aplikasi Penetran metode pengolesan


5) Pembersihan
Bersihkan Liquid Penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain
kering kemudian menggunakan kain yang dilembabkan dengan cleaner.
Berhati-hatilah jangan sampai Liquid Penetrant yang telah masuk ke
dalam celah retakan ikut hilang.

Gambar 3.5 (Pembersihan)


6) Aplikasi Cairan Pengembangan (developing)
Semprotkan developer pada permukaan benda kerja dan
membiarkannya selama 16 menit agar liquid penetrant yang sudah berada
di dalam celah-celah retakan keluar sehingga tampak retakan sesuai
dengan pola warna merah Liquid Penetrant yang timbul pada developer
yang berwarna putih.

9
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

Gambar 1.6 Aplikasi Cairan Pengembangan (developing)


7) Interpretasi dan evaluasi
Amati permukaan benda kerja yang telah disemprot dengan developer
tersebut apakah timbul bercak-bercak merah yang berupa garis-garis
merah, atau bentuk yang lain. Bila tidak ada berarti pada benda kerja tidak
terdapat retak yang timbul sampai permukaan. Bila terdapat garis merah
atau bentuk yang lain maka berarti terdapat indikasi cacat sebagaimana
bentuk yang tampak. Gambarkan dan foto benda kerja tersebut. Ukur dan
catat hasil pengamatan yang telah diperoleh pada lembar kerja sesuai
dengan ukuran dimensi dan letak kerusakan yang terjadi pada benda kerja.
Kelompokkan indikasi tersebut sesuai bentuk dan ukuran sesuai ASME
Section VIII Division I Edisi 2010 serta tentukan kriteria penerimaan.

Gambar 3.7 Interpretasi dan evaluasi


8) Pembersihan Akhir
Bersihkan kembali benda kerja yang telah diuji dengan
menyemprotkan cleaner keseluruh permukaan benda kerja untuk
menghilangkan developer dan sisa-sisa liquid penetrant. Setelah bersih,
keringkan dengan kain dan letakkan kembali pada tempat semula.

10
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

Gambar 3.8 Pembersihan Akhir


3.6. Hasil Pengujian dan Pembahasan
3.6.1 Hasil Pengujian

Gambar 3.9 Dalam satuan (mm)

3.6.1. Tabel hasil pengujian


Tabel hasil pengujuan dari gambar 3.9
Size Type of Result
NO Part/ Item Remark
(mm) Discontinuity Accepted Reject

1 Weld Part 1 3 mm linear √


2 Weld Part 2 15 mm linear √
3 Weld Part 3 5 mm linear √
4 Weld Part 4 6 mm linear √
5 Weld Part 5 2 mm linear √
6 Weld Part 6 5 mm linear √
7 Weld Part 7 4 mm linear √
8 Weld Part 8 13 mm linear √
Lighting Equipment : Light meter, lampu 13 watt
Light Intensity : 251 lux

11
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
3.6.2 Pembahasan 2
Dari data hasil Liquid Penetrant Test ada 8 indikasi yang
didapatkan, 8 indikasi tersebut berupa 8 indikasi linear. Indikasi –
Indikasi tersebut adalah :
1. Indikasi Weld Part 1 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 3 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
2. Indikasi Weld Part 2 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 15 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
3. Indikasi Weld Part 3 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 5 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
4. Indikasi Weld Part 4 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 6 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
5. Indikasi Weld Part 5 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 2 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
6. Indikasi Weld Part 6 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 5 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena

12
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
7. Indikasi Weld Part 7 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 4 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.
8. Indikasi Weld Part 8 merupakan indikasi linear yang memiliki
ukuran panjang 13 mm sehingga dinyatakan ditolak (reject) karena
merupakan indikasi linear yang relevan yang memiliki ukuran
lebih besar dari dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki panjang 3x
lebarnya.

3.7. Kesimpulan
Liquid Penetrant Test merupakan salah satu uji NDT (Non Destructive
Test) yang dapat mendeteksi cacat yang ada di permukaan pada benda uji.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap benda uji hasil
pengelasan, didapatkan 8 indikasi linear yang relevan dengan keterangan
ukuran Weld Part 1 panjangnya 3 mm, Weld Part 2 panjangnya 15 mm, Weld
Part 3 panjangnya 5 mm, Weld Part 4 panjangnya 6 mm, Weld Part 5
panjangnya 2 mm, Weld Part 6 panjangnya 5 mm, Weld Part 7 panjangnya 4
mm, Weld Part 8 panjangnya 13 mm. Dari keterangan tersebut dapat
disimpulkan bahwa benda uji ditolak (rejected) karena terdapat indikasi linear
yang relevan (memiliki ukuran lebih dari 1/16 inchi (1,5 mm) dan memiliki
panjang lebih dari 3 kali lebarnya), sehingga tidak memenuhi kriteria
penerimaan berdasarkan kriteria penerimaan ASME VIII Division 1 edisi
2010. Oleh karena itu, hasil pengelasan pada spesimen ini tidak dapat diterima
dan perlu dilakukan perbaikan (reparasi) atau pengelasan ulang agar layak
digunakan sebagai bahan konstruksi.

13
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012

DAFTAR PUSTAKA 2

 ASME Section V Article 6. Liquid Pentrant Examination. 2010 Edition.


 ASME Section VIII Division 1, Mandatory Appendix 8 Methods for Liquid
Penetrant Examination (PT). 2010 Edition.
 Budi Prasojo, ST.,MT. (2012). Modul Ajar Ilmu Pengetahuan Bahan, Jurusan
Teknik Perpipaan, PPNS
 Harsono, Dr. Ir. & T. Okumura, dr. (1991), Teknologi Pengelasan Logam, PT.
Pradya Paramita, Jakarta.
 M.M. Munir, [2009], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik
Bangunan Kapal, PPNS

14
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
Lembar kerja 2

15
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

16
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
Laporan Pendahuluan 2

17
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

18
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
Post test tulis 2

19
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

20
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

21
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

22
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020
D4-TEKNIK
POLITEKNIK PERMESINAN
PERKAPALAN KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME42012
2

23
KHOIRUL FIKRI (0320040001) D4 ME 1A 2020

Anda mungkin juga menyukai