Anda di halaman 1dari 12

POLITEKNIK TEKNIK

PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

IV LIQUID PENETRANT TEST

4.1 Sub Kompetensi


Kompetensi yang akan dimiliki mahasiswa setelah memahami isi modul ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu komponen dapat diuji dengan Liquid Penetrant.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis cacat yang mampu dideteksi dengan Liquid Penetrant.

4.2 Dasar Teori


Inspeksi cacat perlu dilakukan terhadap konstruksi maupun komponen mesin secara kontinu. Dengan
mengetahui terjadinya cacat sejak dini selain akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja juga
akan memudahkan perawatan yang imbasnya pada penekanan nilai ekonomi akibat kerusakan alat.
Dengan mengetahui kerusakan suatu komponen sejak awal akan mengurangi dampak yang merusak
terhadap komponen lain. Untuk keperluan inspeksi cacat tersebut diperlukan suatu pengujian yang
mampu mendeteksi keberadaan suatu cacat.
Uji liquid penetrant merupakan salah satu jenis NDT (Non Destructive Test) yang relatif mudah dan cepat
pelaksanaannya serta murah biayanya dibandingkan dengan uji NDT yang lain. Pengujian ini adalah
cara yang paling peka untuk menentukan adanya cacat halus pada permukaan seperti retak, lubang
halus atau kebocoran. Pada dasarnya pengujian ini adalah pemakaian cairan penembus (liquid penetrant)
berwarna yang mampu menembus cacat. Setelah cairan yang ada di permukaan dibersihkan maka cacat
akan kelihatan jelas karena cairan yang berada di dalam cacat ditarik oleh cairan pengembang (developer)
yang warna kontras dengan warna liquid penetrant sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.1.

1
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 4.1 Dasar Pengujian dengan Liquid Penetrant


Cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang bersifat mikro. Yaitu keretakan yang
tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Deteksi keretakan dengan cara ini tidak tergantung pada
ukuran, bentuk, arah keretakan, struktur bahan maupun komposisinya. liquid penetrant dapat meresap ke
dalam celah retakan yang sangat kecil bahkan ke dalam keretakan yang hanya sedalam 4 mikron (4x10 -6
m). Penyerapan liquid penetrant ke dalam celah retakan terjadi karena daya kapiler. Proses ini banyak
digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-
lapisan bahan, dll. Sedangkan seberapa dalam keretakan tersebut tidak mampu dideteksi dengan uji ini.
Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja, tetapi juga pada
keramik, plastik, gelas, dan benda-benda hasil powder metallurgi.
1) Lingkup pemakaian uji Liquid Penetrant
Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas yakni :

2
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

a) Keretakan atau kekeroposan yang diselidiki dapat dideteksi apabila keretakan tersebut terjadi
sampai ke permukaan benda. Keretakan di bawah permukaan (subsurface cracks) tidak dapat
dideteksi dengan cara ini.
b) Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi yang palsu.
c) Tidak dianjurkan menyelidiki benda-benda hasil powder metallurgi karena kurang padat (berpori-
pori).
2) Klasifikasi Liquid Penetrant sesuai cara pembersihannya
Ada tiga macam sistem liquid penetrant yang dapat digunakan ketiganya memiliki perbedaan yang
mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergantung pada faktor-faktor :
a) Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki
b) Karakteristik umum keretakan logam
c) Waktu dan tempat penyelidikan
d) Ukuran benda kerja
Ketiga sistem liquid penetrant yang dapat digunakan adalah :
a) The Water Washable Penetrant System
Direncanakan agar liquid penetrant dapat dibersihkan dari sistem serupa. Sistem ini dapat berupa
flucreacont atau fisibledye. Prosesnya cepat dan efisien. Pembasuhan harus dilakukan secara hati-
hati, karena Liquid Penetrant dapat terhapus habis dari permukaan yang retak. Derajat dan
kecepatan pembasuh untuk proses ini tergantung pada karakteristik dari spray nozzle, tekanan,
temperatur air selama pembasuhan, kondisi permukaan benda kerja, dan karakteristik liquid
penetrant sendiri.
b) The Post Emulsifisible System
Untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, digunakan penetrant yang tidak dapat dibasuh
dengan air (not water washable). Hal ini penting agar tidak ada kemungkinan penetrant terbasuh
oleh air. Penetrant jenis ini dilarutkan dalam oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat
penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier dibiarkan pada permukaan benda kerja, harus dibatasi
waktunya agar penetrant yang berada di dalam keretakan tidak menjadi water washable agar tidak
ikut terbasuh.
c) The Solvent Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah yang sempit pada permukaan benda kerja
yang penyelidikannya dilakukan di lapangan. Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos
pemindahan benda kerja ini dari lapangan ke tempat penyelidikan adalah relatif mahal. Untuk

3
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

situasi seperti ini solvent removable system digunakan pada saat pembersihan pendahuluan
(precleaning) dan pembasuhan penetrant. Proses seperti ini sesuai dan sangat luas digunakan
untuk inspeksi lapangan. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan pelarut secara optimum
dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari Penetrant dengan lap yang
dibasuhi solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain kering. Penetrant dapat pula
dibasuh dengan cara membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent. Cara ini diterapkan pada
benda kerja yang besar. Tetapi pelaksanaannya harus berada dalam keretakan tidak ikut tebasuh.
Proses seperti ini biasanya dilakukan untuk aplikasi yang khusus, karena prosesnya memakan
tenaga yang relatif banyak dan tidak praktis untuk diterapkan sebagai inspeksi pada hasil produksi.
Proses ini merupakan proses Liquid Penetrant inspection yang paling sensitive bila dilakukan
dengan cara yang baik.
3) Klasifikasi Liquid Penetrant berdasarkan pengamatannya
Berdasarkan cara pengamatannya ada tiga jenis Liquid Penetrant, yaitu :
a) Visible Penetrant
Pada umumnya visible Penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan pada penampilannya yang
kontras terhadap latar belakang warna developernya. Proses ini tidak membutuhkan cahaya
ultraviolet, tetapi membutuhkan cahaya putih yang cukup untuk pengamatan. Walaupun
sensitivitas Penetrant jenis ini tidak setinggi jenis fluorecent, tetapi cukup memadai untuk
berbagai kegunaan.
b) Fluorecent Penetrant
Liquid Penetrant jenis ini adalah Liquid Penetrant yang dapat berkilau bila disensitivitas.
Fluorecent Penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap cahaya
ultraviolet yang lemah pada ruangan gelap. Ada tiga tingkatan sensitivitas, yaitu :
1. Sensitivitas normal (cahaya normal)
2. Sensitivitas tinggi (cahaya gelap)
3. Sensitivitas ultra tinggi (infra merah)
Pemilihan penggunaan sensitivitas Penetrant bergantung pada kekritisan inspeksi, kondisi
permukaan yang diselidiki, jenis proses (system), dan tingkat sensitivitas yang diinginkan.
c) Dual Sensitivity Penetrant
Ini adalah gabungan dari visible penetrant dan fluorecent penetrant, maksudnya adalah benda
kerja mengalami dua kali pengujian yaitu : visible penetrant dan fluorecent penetrant, sehingga
dengan duel sensitivity dapat diperoleh hasil yang lebih teliti dan akurat.

4
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

4) Evaluasi indikasi menurut ASME (American Society of Mechanical Engineers) Section VIII Division
1 edisi 2010
Sebuah indikasi adalah bukti suatu ketidaksempurnaan mekanik. Hanya indikasi yang mempunyai
ukuran (dimensi) lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) yang akan dipertimbangkan.
5) Evaluasi Indikasi menurut standard ASME :
a) Indikasi linier jika kerusakan memiliki panjang lebih besar dari tiga kali lebarnya.
b) Indikasi rounded jika bentuk keretakan melingkar atau menyerupai elips dan memiliki panjang
kurang dari atau sama dengan tiga kali lebarnya.
c) Indikasi-indikasi lain yang masih diragukan/dipertanyakan akan diuji kembali untuk menentukan
apakah diterima atau tidak.
6) Kriteria penerimaan pengujian menurut standart ASME :
Pengujian harus terbebas dari hal-hal berikut:
a) Indikasi linier yang relevan.
b) Indikasi rounded memiliki panjang lebih besar dari 5 mm
c) Empat atau lebih indikasi rounded yang relevan dalam satu garis yang jarak antar tepinya masing-
masing 1/16 inchi (1,5 mm) atau kurang.

4.3 Peralatan dan Bahan


Bahan
1) Cleaner (Magnalux SKC-S) berwarna bening
2) Penetrant (Magnalux SKL-SP1) berwarna merah
3) Developer (Magnalux SKD-S2) berwarna putih
4) Plat
Peralatan
1) Kain
2) Tissue
3) Lampu 28 watt
4) Visible Light Sensor
5) Light meter
6) Stopwatch
7) Digital camera

5
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 4.2 Pengukuran intensitas cahaya dengan Light Meter

4.4 Langkah Kerja


1) Menyiapkan Permukaan
Pada dasarnya seluruh permukaan benda kerja yang akan diuji harus bersih. Langkah awal adalah
membersihkan permukaan benda kerja dari kotoran yang berupa karat, lemak, cat, dll. Letakkan benda
uji pada bidang yang datar, lalu berikan pencahayaan dengan lampu. Ukur pencahayaan dengan light
meter. Pencahayaan pada saat pengujian tersebut adalah 135,5 fc (sesuai dengan standar minimal 100
fc). Selanjutnya benda uji disemprot dengan cleaner untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih
tersisa pada pembersihan sebelumnya dan ditunggu selama 5 menit .

a. Pembersihan benda uji b. Penyemprotan benda uji c. Pembersihan benda uji


menggunakan sikat menggunakan cleaner menggunakan kain

Gambar 4.3. Pembersihan Permukaan Benda Kerja


2) Aplikasi Penetrant
Semprotkan liquid penetrant pada daerah yang akan diselidiki dan membiarkannya selama 5 menit
untuk memberikan kesempatan liquid penetrant memasuki celah-celah retakan.

6
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 4.4 Penyemprotan Liquid Penetrant


3) Pembersihan
Bersihkan liquid penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain atau tisu yang dilembabkan
dengan cleaner. Berhati-hatilah dan jagalah jangan sampai liquid penetrant yang telah masuk ke dalam
celah retakan ikut hilang, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Pembersihan Liquid Penetrant dengan kain bercampur cleaner


4) Pengembangan
Semprotkan developer pada permukaan benda kerja dan membiarkannya selama 10 menit agar liquid
penetrant yang sudah berada di dalam celah-celah retakan keluar sehingga tampak retakan sesuai
dengan pola warna merah liquid penetrant yang timbul pada developer yang berwarna putih.

7
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 4.6 Penyemprotan Developer


5) Inspeksi
Amati permukaan benda kerja yang telah disemprot dengan developer tersebut apakah timbul
bercak - bercak merah yang berupa garis-garis merah, atau bentuk yang lain. Bila tidak ada berarti
pada benda kerja tidak terdapat retak yang timbul sampai permukaan. Bila terdapat garis merah atau
bentuk yang lain maka berarti terdapat indikasi cacat sebagaimana bentuk yang tampak. Gambarkan
dan foto benda kerja tersebut. Ukur dan catat hasil pengamatan yang telah diperoleh pada lembar kerja
sesuai dengan ukuran dimensi dan letak kerusakan yang terjadi pada benda kerja. seperti ditunjukkan
pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Inspeksi Benda Kerja


6) Pembersihan Akhir
Bersihkan kembali benda kerja yang telah duji dengan menyemprotkan cleaner ke seluruh permukaan
benda kerja untuk menghilangkan developer dan sisa-sisa liquid penetrant. Setelah bersih, keringkan
dengan kain dan letakkan kembali pada tempat semula.

8
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 4.8 Pembersihan Developer Pada Permukaan Benda Kerja

4.5 Hasil Pengujian

Gambar 4.9 Indikasi yang muncul pada benda uji

9
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Gambar 4.10 Skema indikasi yang muncul pada benda uji

Date : 11 November 2013


Material : Plat Carbon Steel
Reference : - ASME Section I
- ASME Section VIII, Div. 1, Appendix 6, 2007 Edition

Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian


Result
No Part / Item Type of Defect Size of defect ( mm ) Remark
Accepted Reject
1. Weld Part Linier 14 √ 1
2. Weld Part Linier 7 √ 2
3. Weld Part Linier 18 √ 3
4. Weld Part Linier 12 √ 4
5. Weld Part Linier 14 √ 5
6. Weld Part Linier 16 √ 6
7. Weld Part Rounded 8x6 √ 7
8. Weld Part Rounded 12 x 10 √ 8
9. Weld Part Rounded 10 x 10 √ 9
10. Weld Part Rounded 6x6 √ 10
11. Weld Part Rounded 6x4 √ 11
12. Weld Part Rounded 4x3 √ 12
13. Weld Part Rounded 10 9 x 9 √ 13
14. Weld Part Rounded 2,5 x 1 √ 14
15. Weld Part Rounded 4x4 √ 15
16. Weld Part Rounded 6x4 √ 16
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

Lighting Equipment : Lampu Philips 10 watt, Light Meter


Light Intensity : 157.8 fc , 180 mm

4.6 Analisa Hasil Pengujian


Dari data hasil liquid penetrant Test ada 16 indikasi yang didapatkan, 10 berupa rounded indication dan 6
linear indication. 3 rounded indication diterima (accepted) karena memiliki panjang kurang dari 5 mm
sedangkan 6 linear indication ditolak (rejected) karena telah memenuhi syarat sebagai linear indication
yang relevan . Hal tersebut sesuai dengan kriteria penerimaan pengujian menurut standard ASME Section
VIII Division 1 edisi 2010, sehingga hasil pengelasan pada spesimen ini tidak dapat diterima dan harus
mengalami perbaikan (reparasi).

4.7 Kesimpulan
1) Hasil pengelasan tidak lolos dari uji liquid penetrant
2) Cacat yang dapat diamati dengan pengujian liquid penetrant adalah cacat pada daerah permukaan
(surface), untuk cacat yang terletak pada daerah sub-surface tidak dapat diamati dengan pengujian
liquid penetrant.
3) Dengan pengujian liquid penetrant, maka letak dan bentuk keretakan pada permukaan suatu spesimen
dapat diketahui, sehingga dapat diketahui apakah spesimen yang telah diuji layak atau tidak layak
digunakan.

Daftar Pustaka

 ASME Section V Article 6. Liquid Penetrant Examination, 2010 Edition.

11
POLITEKNIK TEKNIK
PERKAPALAN PERPIPAAN
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 608217 A

 ASME Section VIII Division 1. Mandatory Appendix 8 Methods for Liquid Penetrant Examination
(PT), 2010 Edition.
 Prasojo Budi, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, PPNS
 Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, [1991], Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya Paramita, Jakarta
 M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, PPNS

12

Anda mungkin juga menyukai