Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Puji
dan syukur kehadirat yang diberikan-Nya sehingga tugas laporan yang berjudul “Laporan Hasil
Pengujian Visual Cacat Las” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan sistematis.
Laporan ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas laporan Praktikum Inspeksi Las.
Dengan menerapkan teori yang diajarkan pada mata kuliah Inspeksi Las, diharapkan
mahasiswa dapat memberikan gambaran mengenai cacat pengelasan di lapangan langsung
secara tertulis dengan jelas.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
laporan ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan laporan ini penulis sangat hargai.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu alternatif teknik penyambungan yang banyak digunakan dewasa ini adalah
pengelasan, yang merupakan suatu proses penggabungan dua logam sejenis maupun lain jenis.
Dengan teknik ini diharapkan kekuatan logam hasil pengelasan minimum sama dengan
kekuatan logam induknya. Hasil pengelasan banyak digunakan dalam bidang industri dan
memiliki banyak keuntungan dibandingkan teknik penyambungan lain seperti keling atau mur
– baut, antara lain dari segi teknis, pengelasan memiliki banyak variasi posisi pengelasan dan
pengoperasian. Selain itu lebih cepat dan singkat dari segi ekonomi.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara
melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar
dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan
dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat. Langkah
inspeksi las dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
Adalah langkah langkah inspeksi pada sambungan las yang bersifat operasional
dilapangan , dengan menggunakan peralatan pemeriksaan , pengujian , dan lain sebagainya
, untuk menentukan / mengendalikan dan menguji suatu tingkat mutu sambungan las , untuk
menentukan bahwa pelaksanaan pengelasan telah memenuhi persyaratan spesifikasi ( WPS
/ PQR ) , desain dan standard yang disepakati antara pihak pelaksana dengan pihak pemilik
/ pemesan . Langkah QC pada inspeksi las terdiri dari : inspeksi visual dan cek dimensi dari
kelainan atau cacat permukaan untuk menentukan :
dapat diterima atau ditolak berdasarkan criteria penerimaan pada standard yang diacu , 2)
untuk menentukan langkah pengujian lebih lanjut untuk menentukan keberadaan , jumlah
, ukuran dan lokasi cacat internal atau non visual ( tersamar ) , serta kemudian menentukan
apakan cacat tersebut dapat diterima atau harus ditolak berdasarkan kriteria penerimaan
pada standard yang diacu .
2
PENGERTIAN UJI LAS VISUAL
Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara
melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian
luar dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan
penglihatan dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu
terlihat.
Untuk menentukan tingkat mutu sambungan las sesuai dengan persyaratan spesifikasi
, desain dan standard yang telah ditentukan . Inspeksi visual hanya menggunakan kekuatan dan
ketajaman mata untuk mengetahui kelainan kelainan , ketidak sesuaian dan cacat cacat
permukaan pada sambungan las. Oleh karena itu diperlukan persyaratan yang ketat bagi
inspector visual untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan professional dan benar seperti
: kesehatan mata ( tidak buta warna dan tidak rabun ) , pengalaman yang luas tentang cacat
permukaan las khususnya dan tehnologi las pada umumnya . Hal ini penting mengingat
inspeksi visual menentukan dapat diterima atau ditolaknya suatu sambungan las secara
langsung , dan menentukan juga langkah langkah tindak lanjut yang diperlukan untuk dapat
mengetahui lebih lanjut tentang kondisi internal sambungan las tersebut , untuk kemudian
mengambil langkah langkah penanggulangan yang tepat sesuai persyaratan standard yang
diacu sehubungan dengan kondisi internal sambungan las yang dapat diungkapkan.
3
b. Brush
Gambar 2. 2 Brush
c. Kamera
Gambar 2. 3 Kamera
4
2.3 Prosedur Pengujian
Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih
dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan. Dalam
melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan
antara lain :
Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji.
Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris, kaca pembesar, alat
ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan dengan
memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan referensi yang ada.
5
Tampak jelek
Melemahkan sambungan
Mengawali karat permukaan
Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang dan las ulang
sesuai ketentuan WPS Repair.
6
2. Surface Undercut
Melemahkan sambungan.
Cara penanggulangannya yakni cukup membersihkannya dengan wire brush ( sikat kawat
dan mengisinya dengan stringer ( pengelasan lajur tunggal tanpa digoyang ) sesuai WPS
Repair .
7
3. Surface Crack (Retak)
8
4. Stop Start (Salah Penggantian Elektroda)
9
5. Spatters / Percikan Las
Akibat dari cacat las ini adalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan. Cara
penanggulangannya yakni cukup dengan dichip / pahat saja atau dikikir kasar, namun tidak
boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya.
10
6. Pin Hole / Lubang Jarum
Akibat dari cacat las ini adalah kemungkinan bocor sangat tinggi di lokasi cacat.
Cara penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian diisi las sesuai
WPS Repair.
11
7. Surface Cold Lap
Jika kecurigaan tidak terbukti , maka cold lap cukup digerinda saja drhing gs sisi jalur
uniform.
12
Jika kecurigaan terbukti maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar, dikampuh
ulang dan dilas kembali sesuai WPS Asli. Juru las yang bermasalah diganti dengan yang
lebih qualified ( baik ).
13
8. Surface Underfill
Cara penanggulangannya yakni gerinda takiknya hingga sisa slag hilang, dan diisi stringer
sesuai WPS Repair.
14
9. Imperfect Shape
Pada bagian yang imperfect di gerinda sampai ke akar baru kemudian di las ulang,
karena pada bagian yang cacat tersebut tidak terjadi fusi sempurna antara logam induk
dengan bahan pen
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Setelah melakukan pengujian visual pada galangan JMI unit II ditemukan beberapa jenis
cacat pengelasan, antara lain :
Imperfect Shape
Spatter
Overlap
Pin hole
Undercut
Underfill
High low
Crack
Start Stop
b. Cacat tersebut banyak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah posisi tempat
pengelasan dan juga kemampuan welder sendiri.
c. Proses reparasi pengelasan (WPS repair) pada jenis – jenis cacat hampir sama, yaitu dengan
penggerindaan area cacat las lalu dilakukan pengelasan ulang
16
DAFTAR PUSTAKA
http://operator-it.blogspot.co.id/2014/03/cacat-las-visual.html
Sri widharto. 2013. Welding inspektor Chef. Jakarta: Mitra Warana Media
17