Anda di halaman 1dari 21

Laporan Hasil Pengujian Visual Cacat Las

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inspeksi Las

Disusun Oleh :

Mahasin Noor Gumilang 40040417060068

Muhammad Iqbal Novery 40040417060069

Arqhab Walzthy 40040417060070

Dosen Pengampu :

Suharto AT, MT.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Puji
dan syukur kehadirat yang diberikan-Nya sehingga tugas laporan yang berjudul “Laporan Hasil
Pengujian Visual Cacat Las” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan sistematis.
Laporan ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas laporan Praktikum Inspeksi Las.

Dengan menerapkan teori yang diajarkan pada mata kuliah Inspeksi Las, diharapkan
mahasiswa dapat memberikan gambaran mengenai cacat pengelasan di lapangan langsung
secara tertulis dengan jelas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
laporan ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan laporan ini penulis sangat hargai.

Semarang, 18 September 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengujian.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Pengujian.................................................................................................................. 1
1.3 Kegunaan Pengujian ............................................................................................................. 1
1.4 Tempat & Tanggal Pelaksanaan Pengujian ....................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengujian Visual ................................................................................................................... 2
2.2 Spesimen & Peralatan .......................................................................................................... 3
2.3 Prosedur Pengujian .............................................................................................................. 5
2.4 Macam – Macam Cacat Pengelasan .................................................................................... 5
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 28
4.2 Saran .................................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 29

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengujian

Suatu alternatif teknik penyambungan yang banyak digunakan dewasa ini adalah
pengelasan, yang merupakan suatu proses penggabungan dua logam sejenis maupun lain jenis.
Dengan teknik ini diharapkan kekuatan logam hasil pengelasan minimum sama dengan
kekuatan logam induknya. Hasil pengelasan banyak digunakan dalam bidang industri dan
memiliki banyak keuntungan dibandingkan teknik penyambungan lain seperti keling atau mur
– baut, antara lain dari segi teknis, pengelasan memiliki banyak variasi posisi pengelasan dan
pengoperasian. Selain itu lebih cepat dan singkat dari segi ekonomi.

Akan tetapi hasil pengelasan di lapangan masih banyak mengalami kecacatan.


Kecacatan pada pengelasan dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan welder,
area pengelasan, alat yang digunakan, dan lain – lain. Hasil pengelasan yang kurang menarik
kurang rapi dapat menjadi pemicu munculnya cacat las. Untuk mengidentifikasi kecacatan
pengelasan pada hasil sambungan las dapat dilakukan beberapa pengujian pada sambungan las,
salah satunya adalah pengujian visual.

1.2 Tujuan Pengujian


a. Mengidentifikasi cacat pengelasan pada sambungan las di lapangan.
b. Dapat menjelaskan penyebab cacat pengelasan yang ditemukan.
c. Memberikan solusi pada cacat pengelasan yang ditemukan di lapangan.

1.3 Kegunaan Pengujian


a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis cacat pengelasan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis cacat pengelasan.
c. Selain itu, mahasiswa dapat memberikan solusi pada cacat pengelasan.

1.4 Tempat & Tanggal Pelaksanaan Pengujian

Pelaksanaan pengujian visual cacat pengelasan dilaksanakan di :

Tempat : Galangan PT.Janata Marina Indah unit II

Tanggal : 16 – 18 September 2019

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengujian Visual

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara
melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar
dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan
dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat. Langkah
inspeksi las dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

1) Tahap Quality Control ( QC )

Adalah langkah langkah inspeksi pada sambungan las yang bersifat operasional
dilapangan , dengan menggunakan peralatan pemeriksaan , pengujian , dan lain sebagainya
, untuk menentukan / mengendalikan dan menguji suatu tingkat mutu sambungan las , untuk
menentukan bahwa pelaksanaan pengelasan telah memenuhi persyaratan spesifikasi ( WPS
/ PQR ) , desain dan standard yang disepakati antara pihak pelaksana dengan pihak pemilik
/ pemesan . Langkah QC pada inspeksi las terdiri dari : inspeksi visual dan cek dimensi dari
kelainan atau cacat permukaan untuk menentukan :
dapat diterima atau ditolak berdasarkan criteria penerimaan pada standard yang diacu , 2)
untuk menentukan langkah pengujian lebih lanjut untuk menentukan keberadaan , jumlah
, ukuran dan lokasi cacat internal atau non visual ( tersamar ) , serta kemudian menentukan
apakan cacat tersebut dapat diterima atau harus ditolak berdasarkan kriteria penerimaan
pada standard yang diacu .

2) Tahap Quality Assurance ( QA )

Adalah langkah langkah managerial untuk meyakinkan atau memverifikasi langkah


langkah QC yang dilaksanakan oleh pihak lain , dalam rangka mewakili kepentingan
perusahan tempat mereka bekerja atau untuk perusahaan yang menyewa jasanya , guna
memberikan jaminan kepada pimpinan / pelanggan langkah QC tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan spesifikasi ( WPS / PQR ) , desain dan standard yang telah
ditentukan . Langkah QA pada inspeksi las terdiri dari :
1. mereview laporan QC , hasil pengujian tanpa merusak bahan ( NDT ) atau pengujian
6 dengan merusak bahan ( DT ) , mereview prosedur dan kualifikasi prosedur las ( WPS
dan PQR ) yang diacu.
2. mendesain WPS berikut pemilihan material untuk bahan las yang sesuai dengan
bahan baku yang ditentukan dan menyaksikan pembuatan PQR oleh badan yang
berwenang / diakui.
3. menguji juru dan operator las sesuai persyaratan standard yang diacu , dan 4) ikut
menentukan spesifikasi , desain dan standard las yang diacu .

2
PENGERTIAN UJI LAS VISUAL

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara
melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian
luar dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan
penglihatan dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu
terlihat.

 Dalam visual test terdapat beberapa hal penting di antaranya adalah


sebagai berikut :Tampak las biasanya ditunjukkan pada manik las.
Penampakan yang tidak menarik juga memberikan keraguan terhadap
mutu lasan.
 Dalam hal las tembus satu sisi, kepastian tampak las sangat penting.
 Cacat permukaan disamping diperiksa dengan serbuk magnit dan zat
penembus berwarna diperiksa juga dengan amatan.
 Perlakuan las seperti pembersihan terak, pembersihan percikan dan
perlakuan lainnya harus dapat dipastikan dengan pengujian amatan.

Untuk menentukan tingkat mutu sambungan las sesuai dengan persyaratan spesifikasi
, desain dan standard yang telah ditentukan . Inspeksi visual hanya menggunakan kekuatan dan
ketajaman mata untuk mengetahui kelainan kelainan , ketidak sesuaian dan cacat cacat
permukaan pada sambungan las. Oleh karena itu diperlukan persyaratan yang ketat bagi
inspector visual untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan professional dan benar seperti
: kesehatan mata ( tidak buta warna dan tidak rabun ) , pengalaman yang luas tentang cacat
permukaan las khususnya dan tehnologi las pada umumnya . Hal ini penting mengingat
inspeksi visual menentukan dapat diterima atau ditolaknya suatu sambungan las secara
langsung , dan menentukan juga langkah langkah tindak lanjut yang diperlukan untuk dapat
mengetahui lebih lanjut tentang kondisi internal sambungan las tersebut , untuk kemudian
mengambil langkah langkah penanggulangan yang tepat sesuai persyaratan standard yang
diacu sehubungan dengan kondisi internal sambungan las yang dapat diungkapkan.

2.2 Spesimen & Peralatan

a. Penggaris, sebagai sarana mengukur posisi defect

Gambar 2. 1 Jangka Sorong, Busur, Mal

3
b. Brush

Gambar 2. 2 Brush

c. Kamera

Gambar 2. 3 Kamera

d. Kertas, sebagai sarana menggambar sketsa pengujian


e. Materi hasil las

4
2.3 Prosedur Pengujian

Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih
dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan. Dalam
melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan
antara lain :

 Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji.
 Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris, kaca pembesar, alat
ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
 Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan dengan
memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan referensi yang ada.

2.4 Macam – Macam Cacat Pengelasan

1. Porosity (Gelembung Gas)

Gambar Cacat las Porosity

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Lingkungan Basah atau lembab


 Elektroda lembab
 Amper Capping terlalu tinggi
 Timbul gas sewaktu pengelasan
 Lapisan Galvanize digerinda
 Masuk udara ke dalam kolam las
 Kampuh las kotor

Akibat dari cacat las ini adalah :

5
 Tampak jelek
 Melemahkan sambungan
 Mengawali karat permukaan

Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang dan las ulang
sesuai ketentuan WPS Repair.

6
2. Surface Undercut

Gambar Cacat las Surface Undercut

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Suhu metal terlalu tinggi.

 Amper capping tinggi.

 Speed capping terlalu rendah.

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Melemahkan sambungan.

 Mengawali karat permukaan.

 Menimbulkan tegangan geser ( Displacement Stress ) yang berpotensi retak.

Cara penanggulangannya yakni cukup membersihkannya dengan wire brush ( sikat kawat
dan mengisinya dengan stringer ( pengelasan lajur tunggal tanpa digoyang ) sesuai WPS
Repair .

7
3. Surface Crack (Retak)

Gambar Cacat las Surface Crack

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :


 Takik / notch
 Tegangan ( stress )
 C equivalent < 0.41 %
 Penghilangan tegangan ( stress relief ).
 Martensit di h.a.z
 Pertumbuhan kristal ( crystal growth )
 Kandungan ferrite < 5% dan > 12 % ( untuk stainless steel )
 Ketidak sesuaian material ( reheat crack )
 Stress Corrosion Cracking ( S.C.C ) ,Cl2 , C, H2 , caustic
 Shrinkage ( pengkerutan )

Akibat dari cacat las ini adalah fatal.

Cara penanggulangannya yakni:

 Diadakan analisa kegagalan ( failure analysis ) untuk mengetahui penyebab


retaksecaraakurat.
 Jika retak berada didalam jalur las , digouging , di kampuh ulang . distel dan dilas sesuai
wps repair (disesuaikan dengan hasil F.A)
 jika retak keluar kampuh, maka seluruh material ( base metal ) diganti baru, weld repair
disesuaikan dengan hasil F.A.

8
4. Stop Start (Salah Penggantian Elektroda)

Gambar Cacat las Stop Start

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur sehingga


terjadi overlapping yang menonjol.
 Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh penggantian
elektroda yang terlalu maju.

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien.


 Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak .

Cara penanggulangannya yakni

 Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.


 Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian di isi las sesuai WPS
Repair

9
5. Spatters / Percikan Las

Gambar Cacat las Spatters

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Lingkungan yang basah atau lembab


 Elektroda lembab
 Angin masuk ke kolam las
 Busur terlalu panjang
 Arus Capping terlalu tinggi
 Salah jenis arus
 Salah jenis polaritas
 Lapisan Galvaniza belum digerinda

Akibat dari cacat las ini adalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan. Cara
penanggulangannya yakni cukup dengan dichip / pahat saja atau dikikir kasar, namun tidak
boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya.

10
6. Pin Hole / Lubang Jarum

Gambar Cacat las Pin Hole

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Terbentuk gas selama pengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2


 Udara merasuk kedalam kolam las.

Akibat dari cacat las ini adalah kemungkinan bocor sangat tinggi di lokasi cacat.
Cara penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian diisi las sesuai
WPS Repair.

11
7. Surface Cold Lap

Gambar Cacat las Surface Cold Lap


cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Suhu metal rendah.


 Amper capping rendah.
 Ayunan ( sway ) tidak tetap
 Permukaan bahan kotor.

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Terjadi incomplete fusion ( fusi tidak sempurna ) yang berpotensi retak.


 Timbul kecurigaan bahwa seluruh lajur las dilaksanakan dengan amper rendah sehingga
dapat mengakibatkan fusi antar bahan dasar dengan bahan las atau antar lajur tidak
sempurna.

Cara penanggulangannya yakni :

 Jika kecurigaan tidak terbukti , maka cold lap cukup digerinda saja drhing gs sisi jalur
uniform.

12
 Jika kecurigaan terbukti maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar, dikampuh
ulang dan dilas kembali sesuai WPS Asli. Juru las yang bermasalah diganti dengan yang
lebih qualified ( baik ).

13
8. Surface Underfill

Gambar Cacat las Surface Underfill

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Suhu metal terlalu rendah.


 Amper capping terlalu rendah.
 Sisi kampuh kotor
 Ayunan tidak sempurna
 High Low ( penyetelan tinggi rendah )

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Timbul takik ( notch ) yang berpotensi retak


 Melemahkan sambungan.
 Mengawali karat permukaan.

Cara penanggulangannya yakni gerinda takiknya hingga sisa slag hilang, dan diisi stringer
sesuai WPS Repair.

14
9. Imperfect Shape

Gambar Cacat las Imperfect Shape

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.


 Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
 Busur nyala yang terlalu panjang.
 Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
 Ukuran elektroda yang salah.
 Arus yang terlalu tinggi
 Sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
 Welder yang tidak terampil

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Bentuk manik las yang tidak rapi

Cara penanggulangannya yakni :

 Pada bagian yang imperfect di gerinda sampai ke akar baru kemudian di las ulang,
karena pada bagian yang cacat tersebut tidak terjadi fusi sempurna antara logam induk
dengan bahan pen

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Setelah melakukan pengujian visual pada galangan JMI unit II ditemukan beberapa jenis
cacat pengelasan, antara lain :
 Imperfect Shape
 Spatter
 Overlap
 Pin hole
 Undercut
 Underfill
 High low
 Crack
 Start Stop
b. Cacat tersebut banyak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah posisi tempat
pengelasan dan juga kemampuan welder sendiri.
c. Proses reparasi pengelasan (WPS repair) pada jenis – jenis cacat hampir sama, yaitu dengan
penggerindaan area cacat las lalu dilakukan pengelasan ulang

16
DAFTAR PUSTAKA

Materi Kuliah “uji visual” oleh Suharto AT, MT.

http://operator-it.blogspot.co.id/2014/03/cacat-las-visual.html

Sri widharto. 2013. Welding inspektor Chef. Jakarta: Mitra Warana Media

17

Anda mungkin juga menyukai