Anda di halaman 1dari 23

Analisa Hasil Uji Visual Pengelasan di PT.

Janata Marina Indah Unit II

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inspeksi Las

Disusun Oleh :

Denny Prayoga 40040417060037

Muhammad Rif’an 40040417060038

M Noval Mardiyanto 40040417060039

Dosen Pengampu :

Suharto AT, MT

PSD III TEKNIK PERKAPALAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Puji
dan syukur kehadirat yang diberikan-Nya sehingga tugasmakalah yang berjudul “Analisa
Hasil Uji Visual di PT. Janata Marina Indah Unit II” ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu dan sistematis. Laporan ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Makalah
Inspeksi Las.

Dengan menerapkan teori yang diajarkan pada mata kuliah inspeksi las diharapkan
mahasiswa dapat memberikan gambaran mengenai cacat pengelasan di lapangan langsung
secara tertulis dengan jelas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
laporan ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan laporan ini penulis sangat hargai.

Semarang, 15 September 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Pengujian............................................................................................1
1.2 Tujuan Pengujian.........................................................................................................1
1.3 Kegunaan Pengujian....................................................................................................1
1.4 Tempat & Tanggal Pelaksanaan Pengujian.................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................2
2.1 Pengujian Visual..........................................................................................................2
2.2 Spesimen & Peralatan..................................................................................................2
2.3 Prosedur Pengujian......................................................................................................3
2.4 Macam – Macam Cacat Pengelasan............................................................................3
BAB III LAPORAN HASIL PENGUJIAN...............................................................................4
3.1 Hasil Pengujian............................................................................................................4
3.2 Jenis – Jenis Cacat Yang Ditemukan...........................................................................4
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................................16
4.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
ABSTRAK

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara melihat
dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar dari produk
tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan dari inspektor,
sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat. Untuk pengaplikasian uji
visual, maka saya melakukan pengujian – pengujian visual pada galangan JMI unit II.

Dengan memperhatikan sambungan – sambungan las pada tiap – tiap konstruksi kapal
di building berth dan pada bengkel machining, saya menemukan berbagai macam cacat las,
seperti undercut, porosity, cold lap, stop start, pin hole, excessive. Hal ini menandakan masih
kurang nya pengawasan pada saat pengelasan oleh welder inspectornya. Akan tetapi setiap
cacat las yang ditemukan di tiap konstruksi sudah ada prosedur sendiri dalam
penanganannya. JMI Unit II memiliki Weld Prosedur Repair untuk cacat las. Jadi tidak
sembarangan memperbaiki cacat las. Akan tetapi ada prosedur – prosedur yang haraus
dilakukan dan juga diawasi saat melakukan proses reparasi.

Kata kunci : cacat las, uji visual

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengujian

Suatu alternatif teknik penyambungan yang banyak digunakan dewasa ini adalah
pengelasan, yang merupakan suatu proses penggabungan dua logam sejenis maupun lain
jenis. Dengan teknik ini diharapkan kekuatan logam hasil pengelasan minimum sama dengan
kekuatan logam induknya. Hasil pengelasan banyak digunakan dalam bidang industri dan
memiliki banyak keuntungan dibandingkan teknik penyambungan lain seperti keling atau
mur – baut, antara lain dari segi teknis, pengelasan memiliki banyak variasi posisi pengelasan
dan pengoperasian. Selain itu lebih cepat dan singkat dari segi ekonomi.

Akan tetapi hasil pengelasan di lapangan masih banyak mengalami kecacatan.


Kecacatan pada pengelasan dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan welder,
area pengelasan, alat yang digunakan, dan lain – lain. Hasil pengelasan yang kurang menarik
kurang rapi dapat menjadi pemicu munculnya cacat las. Untuk mengidentifikasi kecacatan
pengelasan pada hasil sambungan las dapat dilakukan beberapa pengujian pada sambungan
las, salah satunya adalah pengujian visual.

1.2 Tujuan Pengulisan


a. Mengidentifikasi cacat pengelasan pada sambungan las di lapangan.
b. Dapat menjelaskan penyebab cacat pengelasan yang ditemukan.
c. Memberikan solusi pada cacat pengelasan yang ditemukan di lapangan.

1.3 Kegunaan Penulisan


a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis cacat pengelasan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis cacat pengelasan.
c. Selain itu, mahasiswa dapat memberikan solusi pada cacat pengelasan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengujian Visual

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara melihat
dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar dari produk
tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan dari inspektor,
sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat.

2.2 Spesimen & Peralatan

a. Penggaris, sebagai sarana mengukur posisi defect

Gambar Jangka Sorong, Busur, Mal

b. Alat ukur kedalaman takik

Gambar Alat ukur Kedalaman Takik

2
c. Kaca pembesar

Gambar Kaca Pembesar

d. Kertas, sebagai sarana menggambar sketsa pengujian

2.3 Prosedur Pengujian

Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih
dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan. Dalam
melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan
antara lain :

 Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji.
 Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris,  kaca pembesar,
alat ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
 Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan dengan
memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan referensi yang
ada.

3
BAB III
LAPORAN HASIL PENGUJIAN

3.1 Hasil Pengujian

Penemuan cacat – cacat pengelasan di galangan JMI unit II banyak ditemukan pada
sambungan plat baja untuk konstruksi lambung pembangunan kapal baru dan pada bagian
machining.

kesalahan – kesalah umum yang menyebabkan terjadinya cacat pada pengelasan di galangan
JMI unit II :

a. Daerah sambungan yang sulit dicapai welder;


b. Elektroda lembab;
c. Ampere mesin las terlalu tinggi
d. Kondisi galangan yang kotor;
e. Area kampuh las / sambungan logam kotor; dan lain – lain.

3.2 Jenis – Jenis Cacat Yang Ditemukan

1. Pin Hole

Gambar Cacat Pin Hole

 Salah satu cacat las yang sering terjadi, terutama terjadi didaerah terbuka. Pin hole itu
seperti lubang jarum satu titik pada daerah lasan.

Penyebab :
- Terkontaminasi karena udara luar
- Base metal lembab
- Kawat las tidak dioven
- Tidak dipreheating

Perbaikan :

- Digerinda sampai bersih dan dilas ulang sesuai wps repair

4
2. Imperfect shape ( pengelasan tidak sempurn

Imperfect shape pada pengelasan mengakibatkan hasil pengelasan terlihat


berantakan dan tidak rapi karena hasil las berbentuk tak beraturan dan terlihat
tidak menarik.
Penyebab :
- Travel speed terlalu tinggi
- Sudut pengelasan terlalu rapat
- Pengayunan las tidak berirama
- Ampere las tidak sesuai
Penanggulangan :
- Sesuaikan travel speed saat mengelas bahan
- Ikuti sudut pengelasan standar atau pedoman WPS
- Berlatih untuk mengayunkan las agar tidak kaku
- Gunakan amper yg sesuai dengan elektroda dan bahan
- Perbaiki posisi saat mengelas
Perbaikan :
- Digerinda rata pada permukaan
- Sudut pengelasan 11 – 15˚
- Saat pengayunan pada proses las harus teratur

5
- Menggunakan amper yg sesuai dengan elektroda dan bahan sesuai wps repair

3. Retak (crack)

Sebuah cacat las berupa retakan. Cacat ini termasuk cacat fatal, jadi harus
diulang. Disebabkan keetidaksesuaian material, tegangan, lembab, ampere
terlalu besar.

Penyebab :
- Cooling rate terlalu besar
- Arus pengelasan terlalu rendah
- Travel speed terlalu tinggi
- Tidak dilakukan pemanasan awal
- Material las tidak sesuai dengan base metal

Peanggulangan :
- Perlambat pendinginan setlah proses pengelasan
- Panas yang diterima sesuaikan WPS
- Gunakan arus yang sesuai yg direkomendasi
- Travel speed las tidak terlalu tinggi

Perbaikan :
- Digerinda ulang pada area crack
- Jika area panjang maka di fit-up ulang dan dibuat kampuh baru
- Pada saat pengelasan kembali disesuaikan dengan wps repair

4. Start – Stop

6
Di indikasikan cacat las start – stop karena adanya cekungan pada lajur las.
Cekungan tersebut muncul dikarenakan saat proses penetrasi, busur las (elektroda)
habis dan saat pergantian elektroda dan akan melanjutkan proses penetrasi ulang, start
pengelasan terlalu jauh dari lajur pengelasan sebelumnya. Sehingga muncul cekungan
yang tidak homogen dengan lajur las sebelumnya.
 Cacat start – stop menyebabkan mulainya retak (crack) pada lajur las dan logam induk
karena tebal manik las yang berbeda.

7
Cara memperbaiki :
Cacat start – stop dapat dihilangkan dengan melakukan penggerindaan sampai
cekungan hilang, lalu dilakukan pengelasan ulang sesuai dengan prosedur WPS
repair.

Cara penanggulangannya yakni

 Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.


 Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian di isi las sesuai WPS
Repair

8
5. Underfill

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal :

 Suhu metal terlalu rendah.


 Amper capping terlalu rendah.
 Sisi kampuh kotor
 Ayunan tidak sempurna
 High Low ( penyetelan tinggi rendah )

Akibat dari cacat las ini adalah :

 Timbul takik ( notch ) yang berpotensi retak


 Melemahkan sambungan.
 Mengawali karat permukaan.

Cara memperbaikinya : yakni gerinda takiknya hingga sisa slag hilang, dan diisi stringer
sesuai WPS Repair.

9
6. Over Lap

Cacat ini dikarenakan:

 Arus terlalu rendah


 Kecepatan pengelasan rendah
 Kesalahan teknik mengelas

Dimana logam las mengendap sehinggga endapan las menumpuk di permukaan logam
dasar, terjadi pada permukaan atau pada las terakhir.

Cara memperbaikinya cacat las tersebut di gerinda 10-15cm, terus di las ulang lagi

10
7. Undercut

11
Suatu cacat las yang terjadi apabila ada alur yang mencair kedalam logam induk yang
berdekatan dengan takik logam lasan, atau termakannya dinding samping alur las.
Hilangnya groove/alur ini akan membentuk suatu lekukan yang tajam pada dinding
samping dimana lapisan atau bead berikutnya akan meleleh. Undercut akan
memperkecil penampang melintang dan terjadi retak, karena menjadi letak
konsentrasi tegangan. Undercut ini akan menimbulkan masalah yang serius terutama pada
konstruksi-konstruksi yang mendapat pembebanan berulang, kelelahan atau
pengaruhtemperature yang rendah dalam pemakaiannya.
Penyebab Undercut
a. Arus Pengelasan yang terlalu besar (heat input besar)
b. Elektroda terlalu besar
c. Sudut elektroda yang kurang tepat.
d. Jalannya elektroda terlalu cepat, tidak diayun.
Solusi Pencegahan.
a. Menyetel arus yang tepat
b. Mengurangi kecepatan mengelas
c. Mempertahankan panajang busur nyala yang tepat
d. Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur
Akibat dari cacat Undercut
a. Melemahkan sambungan
b. Mengawali karat permukaan

12
c. Menimbulkan tegangan geser yang berpotensi retak
Penanggulangan
Cukup dengan membersihkannya dengan wire brush dan kemudian mengisinya
dengan stringer / pengelasan lajur tunggal tanpa digoyang sesuai WPS repair.

8. Porosity

Porosity adalah salah satu jenis cacat pada las yang dimana ada sekelompok
gelembung gas yang terjebak di dalam lasan. Porosity bisa terjadi karena proses
pemadatan yang terlalu cepat. Porosity berupa rongga-rongga kecil berbentuk bola
yang mengelompok pada lokasi-lokasi lasan.

Penyebab:

13
 Ampere terlalu tinggi
 Tidak menggunakan bilik
 Elektroda tidak dioven dulu
 Benda kerja kotor.
 Elektroda basah/lembab

Akibat:

 Tampak jelek
 Melemahkan sambungan
 Mengawali karat permukaan

Pencegahan:

Pencegahan yang dapat dilakukan supaya tidak terjadi porosity antara lain:

 Jaga sudut selalu tepat.
 Bersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat, debu, lapisan, slag, embun, dan
kotoran sebelum melakukan pengelasan

Penanggulangan:

Hasil lasan digerinda hingga habis hingga cacat hilang kemudian dilas kembali
sesuai dengan WPS

9. Spatter

14
Spatter adalah bintik-bintik kecil logam las akibat cairan elektroda yang diteteska berpa
semprotan (spray).

Penyebab Spatter atau percikan las berlebih:

 Ampere terlalu tinggi.


 Jarak elektroda dengan base metal terlalu jauh.
 Elektroda lembab.
Cara mencegah terjadinya cacat pengelasan Over Spatter:

 Arus diturunkan sesuai dengan rekomendasi.


 Panjang busur ( 1,5 x diameter Elektroda ).
 Elektroda dioven sesuai dengan handbook (khususnya kawat las low hidrogen).
Akibatnya

15
Akibat dari cacat las ini adalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan

Cara penanggulangan

 Cukup dichip (pahat) atau di kikir kasar tidak boleh digerindra karena akan memakan
permukaan base metalnya.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Setelah melakukan pengujian visual pada galangan JMI unit II ditemukan beberapa jenis
cacat pengelasan, antara lain :
 Start Stop
 Over Lap
 Surface Concavity
 Crack
 Pin hole
 Imperfect shape
 Undercut
 Spatter
 High Low
b. Cacat yang banyak ditemukan di galangan JMI unit II adalah cacat las Spatter dan
Undercut.
c. Cacat tersebut banyak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah posisi
tempat pengelasan dan juga kemampuan welder sendiri.
d. Proses reparasi pengelasan (WPS repair) pada jenis – jenis cacat hampir sama, yaitu
dengan penggerindaan area cacat las lalu dilakukan pengelasan ulang (reweld). Untuk
daerah – daerah yang rawan (lambung, alas, tangki kedap) di usahakan prosedur
penggerindaan dilakukan sedikit mungkin
e. Pengawas / inspector menemukan cacat las pada sambungan las, cacat pengelasan
biasanya akan di beri tanda repair (GR / W+).

4.2 Saran

Untuk meminimalisir terjadinya cacat pengelasan di galangan JMI unit II bisa dilakukan
dengan pengadaan juru las (welder) yang lebih terampil / dengan memberi teori – teori
mengenai cacat pengelasan pada juru las, sehingga dapat menghindari tindakan – tindakan
yang akan menyebabkan cacat pengelasan

17
DAFTAR PUSTAKA

Materi Kuliah “uji visual” oleh Suharto AT, MT.

Materi Kuliah “Inspeksi las” oleh Sulaiman AT, MT.

http://operator-it.blogspot.co.id/2014/03/cacat-las-visu
1

Anda mungkin juga menyukai