Anda di halaman 1dari 64

REKONDISI DAN PEMBUATAN SOP PERAWATAN

MESIN FRAIS LAGUN SERI 17

PROYEK AKHIR

Laporan akhir ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung

Disusun Oleh :

Kasih Nurinda NIRM: 0011918


Djon Waletan Fukcan NIRM: 0011941

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI


BANGKA BELITUNG
TAHUN 2022
ii
PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa 1 : Kasih Nurinda NIRM: 0011918


Nama Mahasiswa 2 : Djon Waletan Fukcan NIRM: 0011941

Dengan Judul : REKONDISI DAN PEMBUATAN SOP PERAWATAN


MESIN FRAIS LAGUN SERI 17

Menyatakan bahwa laporan akhir ini adalah hasil kerja kami sendiri dan bukan
merupakan plagiat. Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan bila ternyata
dikemudian hari melanggar pernyataan ini, kami bersedia menerima sanksi yang
berlaku.

Sungailiat, 1 April 2022

Nama Mahasiswa Tanda Tangan

1. Kasih Nurinda

2. Djon Waletan Fukcan

iii
ABSTRAK

Bengkel mekanik Polman Babel mempunyai beragam jenis mesin perkakas, salah
satunya adalah Mesin frais Lagun seri 17 yang termasuk jenis mesin frais
universal. Mesin ini digunakan sebagai fasilitas pembelajaran praktikum
mahasiswa dan juga digunakan untuk keperluan produksi. Kurangnya perawatan
pada mesin menyebabkan kerusakan di beberapa bagian mesin. Setelah melalui
tahapan analisa, perencanaan dan perbaikan mesin, dilakukan tahap pengujian
yang meliputi pengujian fungsi, geometri, uji jalan dengan beban benda kerja dan
pengujian getaran. Hasil dari beberapa pengujian tersebut masih dalam nilai
standar, hasil pengujian geometri terdapat penyimpangan sebesar 0,195 mm pada
kesejajaran permukaan meja gerak melintang sepanjang 100 mm. Hasil pengujian
getaran pada sumbu poros variable speed masih dalam toleransi ISO 18016. Selain
melakukan tindak perbaikan, di buatlah SOP perawatan mesin yang terdiri dari
inspection, small repair dan medium repair dengan tujuan perawatan mesin lebih
diperhatikan dan terlaksana sesuai dengan jadwal perawatan yang ada.

Kata kunci : Mesin frais Lagun, Perbaikan, Uji Geometri, Uji Getaran, SOP
Perawatan.

iv
ABSTRACT

Polman Babel's mechanical workshop has various types of machine tools, one of
which is the Lagun 17 series milling machine which is a type of universal milling
machine. This machine is used as a student practicum learning facility and is also
used for production purposes. The lack of maintenance on the engine leads to
damage in some parts of the machine. After going through the stages of analysis,
planning and repair of the machine, a testing stage is carried out which includes
testing functions, geometry, road tests with workpiece loads and vibration testing.
The results of some of these tests are still in the standard values, the geometry test
results have a deviation of 0.195 mm in the alignment of the surface of the
transverse motion table along 100 mm. The vibration test results on the axis of the
variable speed shaft are still within ISO 18016 tolerance. In addition to making
repair actions, machine maintenance SOP are made consisting of inspection, small
repair and medium repair with the aim of machine maintenance being paid more
attention to and carried out in accordance with the existing maintenance schedule.

Keywords: Lagun milling machine, Repair, Geometry Test, Vibration Test,


Maintenance SOP.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Proyek Akhir ini
dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat wajib kelulusan
Diploma III di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. Dengan adanya
makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan memahami gambaran
proyek akhir yang dibuat oleh penulis. Makalah proyek akhir ini dibuat berdasarkan
analisa dan pelaksanaan pengujian yang penulis lakukan dalam waktu kurang lebih
4 bulan. Penulis mencoba menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
kurang lebih 3 tahun menempuh pendidikan di Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung dalam pelaksanaan proyek akhir ini. Selain itu, penulis juga
mendapatkan informasi berupa data-data pendukung seperti metode analisa dan
pelaksanaan dari makalah-makalah proyek akhir mahasiswa Politeknik Manufaktur
Negeri Bangka Belitung tahun-tahun sebelumnya.
Selama menyusun makalah proyek akhir ini penulis mendapatkan banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proses penulisan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, kasih, dan
dukungannya sehingga penulis dapat memberikan hasil yang memuaskan.
2. Bapak I Made Andik Setiawan, M.Eng., Ph.D, selaku Direktur Utama
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.
3. Bapak Pristiansyah, S.S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung sekaligus Dosen
Pembimbing 1 dalam proyek akhir ini.
4. Bapak Masdani, S.S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing 2 dalam proyek
akhir ini.

vi
5. Bapak Angga Sateria, S.S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi D-III
Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung.
6. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung.
7. Rekan - rekan mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
yang telah membantu dalam penyelesaian proyek akhir ini.
8. Seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian proyek akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk perbaikan dan pengembangan penulisan makalah yang lebih baik lagi
kedepannya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan khususnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada umumnya.

Sungailiat, 3 Agustus 2022


Penyusun

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT ................................................................ iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 2
1.4 Tujuan Proyek Akhir ................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
DASAR TEORI ................................................................................................... 4
2.1 Perawatan (Maintenance) ........................................................................... 4
2.1.1 Tujuan Utama Perawatan ............................................................................ 4
2.1.2 Jenis – jenis perawatan ................................................................................ 4
2.1.3 Bentuk – bentuk perawatan terencana ...................................................... 4
2.2 Mesin Frais ................................................................................................... 5
2.2.1 Jenis mesin .................................................................................................... 5
2.2.2 Bagian utama mesin .................................................................................... 6
2.3 Analisa kerusakan ........................................................................................ 7
2.3.1 Analisa 5 Why .............................................................................................. 7
2.4 Pengujian....................................................................................................... 7
2.4.1 Pengujian visual ........................................................................................... 8

viii
2.4.2 Pengujian geometri ...................................................................................... 8
2.4.3 Pengujian fungsi........................................................................................... 9
2.4.4 Pengujian kinerja ......................................................................................... 9
BAB III .............................................................................................................. 11
METODE PELAKSANAAN ............................................................................ 11
3.1 Pengumpulan Data ..................................................................................... 12
3.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 12
3.3 Perencanaan Perbaikan ............................................................................. 13
3.4 Proses Perbaikan ........................................................................................ 13
3.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) ...................................................... 13
3.6 Pengujian..................................................................................................... 14
3.7 Kesimpulan ................................................................................................. 14
BAB IV .............................................................................................................. 15
PEMBAHASAN ............................................................................................... 15
4.1 Pengumpulan Data ..................................................................................... 15
4.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 16
4.3 Analisa Kerusakan ..................................................................................... 22
4.4 Rancangan Perbaikan ................................................................................ 24
4.5 Proses Perbaikan ........................................................................................ 26
4.6 Standar Operasional Prosedur (SOP) ...................................................... 30
4.7 Pengujian..................................................................................................... 39
BAB V ............................................................................................................... 44
PENUTUP ......................................................................................................... 44
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 44
5.2 Saran ............................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46
LAMPIRAN ................................................................................................................ 47

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Mesin Frais Lagun 17 ......................................................................... 2


Gambar 2. 1 Mesin Frais Universal ........................................................................ 6
Gambar 2. 2 Bagian utama mesin frais ................................................................... 6
Gambar 2. 3 Tabel standar getaran ......................................................................... 9
Gambar 3. 1 Diagram alir...................................................................................... 11
Gambar 4. 1 Pemeriksaan pompa oli slider .......................................................... 17
Gambar 4. 2 Pemeriksaan motor penggerak utama .............................................. 17
Gambar 4. 3 Penggerak pada variable speed ........................................................ 18
Gambar 4. 4 Pengambilan data pengujian suhu .................................................... 20
Gambar 4. 5 Mapping pengukuran benda kerja .................................................... 22
Gambar 4. 6 Analisa kerusakan pompa oli slider ................................................. 23
Gambar 4. 7 Analisa kerusakan motor penggerak ................................................ 23
Gambar 4. 8 Analisa kerusakan variable speed .................................................... 23
Gambar 4. 9 Analisa backlash eretan memanjang ................................................ 24
Gambar 4. 10 Benda kerja uji jalan ....................................................................... 40

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Wawancara teknisi ............................................................................... 16


Tabel 4. 2 Temuan kerusakan pompa oli eretan ................................................... 16
Tabel 4. 3 Hasil pengujian geometris .................................................................... 19
Tabel 4. 4 Hasil pengujian suhu ............................................................................ 21
Tabel 4. 5 Temuan penyebab kerusakan mesin frais Lagun seri 17 ..................... 24
Tabel 4. 6 Rancangan perbaikan ........................................................................... 25
Tabel 4. 7 Perbaikan kelistrikan ............................................................................ 26
Tabel 4. 8 SOP perbaikan kelistrikan .................................................................... 26
Tabel 4. 9 SOP perbaikan kelistrikan.................................................................... 27
Tabel 4. 10 Perbaikan transmisi ............................................................................ 28
Tabel 4. 11 SOP perbaikan transmisi .................................................................... 29
Tabel 4. 12 Perbaikan eretan meja ........................................................................ 29
Tabel 4. 13 SOP perbaikan eretan meja ................................................................ 30
Tabel 4. 14 Pengujian fungsi ................................................................................. 39
Tabel 4. 15 Pengujian ketelitian benda kerja ........................................................ 40
Tabel 4. 16 Pengujian getaran ............................................................................... 41

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 : Gambar Benda Kerja

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung atau yang sering dikenal
dengan sebutan Polman Babel merupakan satu-satunya Politeknik di Bangka
Belitung yang mempunyai Jurusan Teknik Mesin. Polman Babel memiliki bengkel
mekanik yang menjadi tempat praktikum bagi mahasiswanya. Bengkel mekanik
Polman Babel mempunyai beragam jenis mesin perkakas seperti mesin bubut,
mesin frais, mesin sekrap, mesin bor, bahkan mesin CNC dan beberapa jenis mesin
lainnya. Selain digunakan untuk keperluan praktikum, mesin-mesin ini juga
digunakan untuk memproduksi berbagai macam permintaan komponen mesin atau
perbaikan komponen mesin dari dalam maupun luar kampus Polman Babel.
Setiap hari mesin-mesin tersebut beroperasi menyesuaikan jadwal praktik
mahasiswa atau permintaan produksi. Seiring dengan usia dan waktu pemakaian
mesin, kerusakan-kerusakan pada mesin pun tidak dapat dihindari. Waktu
pemakaian yang berlebihan menyebabkan berkurangnya performa mesin, oli mesin
berkurang, mesin yang berisik, penyimpangan geometri, dan lain-lain. Hal ini juga
disebabkan karena kurangnya perawatan yang dilakukan secara terjadwal oleh PLP,
tetapi produktivitas mesin meningkat setiap harinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan perbaikan dan pembuatan
SOP perawatan mesin, khususnya pada mesin Frais Lagun Seri 17. Kondisi mesin
yang kerusakannya tidak terlalu parah memungkinkan untuk dilakukan perbaikan
kecil dan pembuatan SOP perawatan, sehingga mesin dapat bekerja secara optimal
dan mendapatkan perawatan berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan
berkelanjutan. Oleh sebab itu, dilaksanakanlah Proyek Akhir dengan judul
“Rekondisi dan Pembuatan SOP Perawatan Mesin Frais Lagun Seri 17” ini dalam
jadwal pelaksanaan Tugas Akhir mengingat tanggung jawab sebagai salah satu
mahasiswa Perawatan dan Perbaikan Mesin di Polman Babel untuk dapat merawat
dan memperbaiki mesin tersebut. Adapun kerusakan yang telah teridentifikasi dan
kondisi mesin frais Lagun seri 17 pada Gambar 1.1, sebagai berikut :

1
1. Suara motor penggerak utama mesin berisik.
2. Pompa sistem pelumas eretan tidak berfungsi.
3. Belt pada variable speed dalam kondisi tertentu mengalami slip.

Gambar 1. 1 Mesin Frais Lagun 17

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa saja kerusakan pada mesin frais Lagun seri 17?
2. Bagaimana cara memperbaiki kerusakan pada mesin frais Lagun seri 17?
3. Bagaimana membuat SOP perawatan pada mesin frais Lagun seri 17?

1.3 Batasan Masalah


Untuk pembatasan pokok masalah lebih difokuskan pada
1. Perbaikan sistem kelistrikan pompa oli slider,
2. Perbaikan motor penggerak utama,
3. Perbaikan variable speed,
4. Kalibrasi mesin,
5. Pembuatan SOP inspection, small repair dan medium repair.

2
1.4 Tujuan Proyek Akhir
Adapun Adapun tujuan proyek akhir ini adalah
1. Memperbaiki pompa oli slider yang tidak berfungsi,
2. Menghilangkan bunyi berisik pada motor penggerak utama,
3. Menghilangkan slip yang terjadi pada variable speed,
4. Melakukan kalibrasi pada penyimpangan-penyimpangan geometri,
5. Membuat SOP pada mesin frais Lagun seri 17.

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Perawatan (Maintenance)


Perawatan atau pemeliharaan merupakan suatu kombinasi dari beberapa
tindakan yang dilakukan untuk menjaga dan memperbaiki suatu barang hingga pada
suatu kondisi yang bisa diterima (Simanungkalit et al., 2016).

2.1.1 Tujuan Utama Perawatan


Tujuan dilakukan perawatan menurut Corder 1992, antara lain :
1. Memperpanjang umur penggunaan aset.
2. Mendukung ketersediaan optimum peralatan yang dipasangkan untuk
produksi dan dapat diperoleh laba maksimal.
3. Mendukung kesiapan operasional pada seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Mendukung keselamatan operator saat menggunakan peralatan.

2.1.2 Jenis – jenis perawatan


Secara umum ditinjau pada saat pelaksanaan pekerjaan, perawatan dapat
dibagi menjadi dua cara sebagai berikut (Ardian, 2010):
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned maintenance)

2.1.3 Bentuk – bentuk perawatan terencana


Bentuk-bentuk perawatan sebagai berikut:
1. Perawatan korektif (Corrective Maintenance)
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan secara berulang
atau perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk
penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi
yang bisa diterima. Perawatan ini meliputi reparasi minor, terutama untuk

4
rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana (Suzen & Feriadi, 2018).

2. Perawatan pencegahan (Preventive Maintenance)


Perawatan pencegahan dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir
terjadinya kerusakan yang tidak direncanakan pada mesin. Pekerjaan
perawatan biasanya dilakukan pada interval waktu yang terencana. Jarak
interval ini ditentukan dari tingkat peralatan dan kondisi beban.
Perbaikan yang dilakukan pada interval waktu yang direncanakan pada
perawatan preventif umumnya dikategorikan atas empat tingkat sesuai
dengan volume pekerjaan yaitu: Inspeksi (I), Perbaikan Ringan (S), Perbaikan
Sedang (M) dan Overhaul (O). Beban pekerjaan perawatan bertambah mulai
dari inspeksi hingga ke tingkat overhaul (Asyari Daryus, 2014).

2.2 Mesin Frais


Mesin frais digunakan untuk membentuk benda kerja dengan prinsip kerja
alat potong berputar dan benda kerja diam. Mesin frais adalah mesin perkakas yang
digunakan untuk menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda. Benda
kerja diletakkan pada meja kerja mesin atau dicekam pada sebuah alat pencekam
khusus yang dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja dikontakkan
dengan pemotong yang bergerak maju mundur (Pristiansyah & Feriadi, 2019).
Mesin frais merupakan mesin pemotong yang dapat digunakan untuk
berbagai macam operasi pemotongan benda kerja seperti benda datar dan
permukaan yang memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi, kepala baut,
drilling dan pekerjaan lainnya (ansyori, 2015).

2.2.1 Jenis mesin


Mesin frais Lagun seri 17 merupakan jenis mesin frais universal. Mesin frais
universal ini adalah gabungan antara mesin frais vertikal dan horizontal. Memiliki
spindel dengan posisi tegak dan mendatar. Kelebihan mesin frais ini adalah
mejanya dapat digeser atau diputar secara horizontal sebesar 45°, ke kiri atau ke

5
kanan. Mesin frais universal juga dapat menggunakan tambahan perlengkapan
tertentu. Berikut ini merupakan bentuk dari mesin frais universal pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Mesin Frais Universal

2.2.2 Bagian utama mesin


Mesin frais pada umumnya terdiri dari lima bagian utama yaitu :

Overhanging arm

Spindle Arbor Support

Table
Column
Table Traverse Cross Feed
Hand Wheel Hand Wheel

Knee
Base Vertical Knee
Traverse Crank

Vertical Positioning Screw

Gambar 2. 2 Bagian utama mesin frais

6
1. Spindle utama berfungsi untuk mencengkam alat potong dan dibagi menjadi
tiga jenis yaitu horizontal, vertikal dan juga universal.
2. Meja berfungsi sebagai clamping device atau tempat meletakkan benda kerja
yang akan diproses dan memiliki tiga jenis. Pertama adalah fixed table, kedua
compound table, dan terakhir swivel table.
3. Knee berfungsi sebagai penopang atau penahan meja mesin.
4. Column merupakan tempat menempelnya bagian – bagian mesin lainnya.
5. Base yang terletak dibagian paling bawah mesin. Berfungsi sebagai penopang
knee dan column. Bagian ini juga menjadi tempat penampung dromus.

2.3 Analisa kerusakan


Setiap mesin pastinya memiliki resiko kerusakan atau penurunan performa
yang bisa terjadi kapan pun. Ada 3 jenis penyebab kerusakan mesin yaitu human
error, faktor usia dan kurangnya perawatan.
Ketika mesin telah mengalami kerusakan, harus segera dilakukan tindakan
perbaikan agar tidak menghambat proses produksi. Agar proses perbaikan
terlaksana dengan baik, dilakukan terlebih dahulu tindak analisa kerusakan. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam proses perbaikan dan tidak terjadi
proses perbaikan berulang.

2.3.1 Analisa 5 Why


Analysis 5 Why adalah suatu pendekatan terstruktur di mana mengajukan
pertanyaan mengapa berulang kali untuk menentukan akar penyebab masalah dan
untuk menghasilkan tindakan korektif yang efektif untuk mengurangi terjadinya
kesalahan, dan mencegah kejadian kecelakaan terjadi kembali (Kuswardana, 2017).

2.4 Pengujian
Pengujian merupakan penilaian yang dimaksudkan untuk mengukur
pengetahuan atau kemampuan dari responden (produk / benda yang diuji).

7
2.4.1 Pengujian visual
Pengujian visual merupakan pengujian dengan teknik yang tergolong
konvensional dan sederhana. Proses pengujian ini juga merupakan proses pengujian
tercepat karena hanya melihat kondisi benda secara fisik (permukaan, dimensi, dll).

2.4.2 Pengujian geometri


Pengujian geometri adalah pengujian kesejajaran atau kesebarisan mesin.
Komponen mesin perkakas yang perlu di uji adalah komponen – komponen yang
apabila komponen tersebut mengalami perubahan dimensi, bentuk, kekasaran
permukaan, dan posisi maka berdampak negatif terhadap hasil produknya. Aspek
geometrik yang menjadi penentu adalah sebagai berikut :
1. Kelurusan (straightness), sebuah garis dianggap lurus pada panjang
keseluruhan, apabila variasi jarak bidang yang saling tegak lurus dan sejajar
tidak berubah, dan berada didalam toleransi yang diberikan untuk setiap
bidang.

2. Kerataan (flatness), sebuah permukaan dianggap rata berdasarkan daerah


pengukuran. Apabila variasi dari jarak tegak lurus pada posisinya terhadap
bidang geometri.

3. Kesejajaran (parallelisme), sebuah garis yang dianggap sejajar terhadap


sebuah bidang, apabila pengukuran jarak dari garis tersebut terhadap bidang
pada beberapa posisi sama.

4. Kesilindrisan (cylindrisitas), pengukuran kebulatan merupakan pengukuran


yang ditunjukkan untuk memeriksa kebulatan suatu benda.

5. Ketegaklurusan (squareness), dua bidang, dua garis lurus, atau sebuah garis
lurus dan sebuah bidang dikatakan tegaklurus apabila penyimpangan
kesejajaran yang berhubungan dengan sebuah penyiku standar tidak melebihi
nilai yang ditentukan.

8
2.4.3 Pengujian fungsi
Pengujian fungsional atau yang dikenal dengan istilah pengujian fungsi
merupakan proses pengujian terhadap fungsi sistem atau bagian mesin untuk
memastikan bahwa sistem atau bagian tersebut bekerja dengan baik.

2.4.4 Pengujian kinerja


Beberapa pengujian yang dilakukan dalam pengujian kinerja mesin, sebagai
berikut :
1. Pengujian Kecepatan (RPM)
Pengujian kecepatan ini dilakukan untuk menyelaraskan tuas kontrol dan
panel terhadap kecepatan yang dihasilkan oleh mesin pada saat mesin
dioperasikan.

2. Pengujian Getaran
Pengujian getaran dilakukan untuk menganalisa kerusakan pada mesin.
Jika mesin mengalami getaran diatas standar dan tidak mendapatkan
penanganan, maka akan terjadi keausan dan menimbulkan kerusakan serta
akan berpengaruh pada proses produksi. Berikut merupakan tabel standar
getaran yang disarankan ISO 10816 dalam Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Tabel standar getaran

9
3. Pengujian Suhu
Pengujian ini dimaksudkan untuk mencari sumber masalah yang terdapat
pada mesin. Ketika mesin dioperasikan selama 8 jam (maksimal) per
harinya, mesin akan mengalami peningkatan suhu pada bagian tertentu.
Jika suhu yang dihasilkan mesin masih dalam batas normal, maka mesin
masih bisa dikatakan dalam keadaan baik. Namun, ketika suhu yang
dihasilkan mesin terlalu tinggi atau overheat, maka harus memeriksa
bagian yang mengalami kenaikan suhu. Bisa saja terdapat trouble pada
bagian tersebut.

4. Pengujian Dengan Benda Kerja


Uji benda kerja adalah pengerjaan benda kerja yang dilakukan pada proses
permesinan dengan melakukan feeding. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui ketegaklurusan benda kerja yang dihasilkan kesejajaran dan
kedalaman benda kerja yang dihasilkan.

10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Untuk menyelesaikan Proyek Akhir dan menyusun laporan ini, dirancanglah


kegiatan-kegiatan dalam bentuk diagram alir dengan tujuan agar tindakan yang
dilakukan lebih terarah dan terkontrol sehingga target-target yang diharapkan dapat
tercapai. Diagram alir dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut :

Start
Pengujian Awal (uji
visual, fungsi, geometri,
getaran, kinerja)
Pengumpulan
Data Wawancara Teknisi
Manual Book

Identifikasi Masalah Metode 5 W

Perencanaan Perbaikan

Proses Perbaikan

Standar operasional Small Repair dan


prosedur perawatan Medium Repair

Tidak
Pengujian Akhir (uji
Pengujian fungsi, suhu, getaran,
jalan)
Berhasil

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram alir

11
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa medote yang bertujuan untuk
memperoleh data-data yang menjadi pendukung untuk melakukan proses perbaikan
mesin Frais Lagun 17. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan sebagai
berikut :
1. Pengujian Awal
Tindakan ini merupakan pengujian secara langsung pada mesin. Beberapa
jenis pengujian yang dilakukan pada saat pengujian awal diantaranya, uji
visual, uji fungsi, uji geometri mesin dan uji jalan mesin.

2. Wawancara Teknisi
Metode ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah didapatkan
pada saat pengujian awal. Selain mempermudah untuk mendapatkan
informasi dasar tentang pemesinan, melakukan wawancara dengan teknisi
juga menjadi sarana diskusi langsung terkait perbaikan mesin yang akan
dilaksanakan.

3. Manual Book
Buku panduan ini menjadi acuan dasar operasi mesin serta sumber
informasi mengenai spesifikasi standar mesin, komponen-komponen
pendukung mesin, rangkaian kelistrikan dan sebagai referensi pembuatan
sparepart jika diperlukan.

3.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah merupakan kegiatan mengidentifikasi penyebab
kerusakan yang terjadi pada mesin. Mulai dari inspeksi mesin, menemukan
permasalahan atau kerusakan pada mesin, mencari sumber dan penyebab kerusakan
serta pengambilan dokumentasi data yang diperlukan . Kegiatan ini juga menjadi
awal untuk mempermudah dalam membuat perencanaan perbaikan mesin. Metode
analisa yang digunakan dalam identifikasi masalah yaitu analisa 5 why.

12
3.3 Perencanaan Perbaikan
Perencanaan perbaikan merupakan rangkaian aktivitas atau tindakan yang
akan dilakukan pada saat proses perbaikan pada mesin. Rangkaian tindakan ini
disesuaikan dengan data kerusakan yang diperoleh pada saat identifikasi masalah
agar pada saat proses perbaikan tidak terjadi downtime mesin. Adapun langkah-
langkah dalam perencanaan perbaikan, sebagai berikut :
1. Pembuatan jadwal
Pembuatan jadwal dalam perencanaan perbaikan sangatlah penting, karena
penjadwalan ini akan membuat proses perbaikan lebih terarah. Dengan
adanya jadwal dalam perencanaan, bisa dihitung estimasi proses perbaikan
yang akan di laksanakan nantinya.

2. Pengadaan suku cadang


Pengadaan suku cadang bertujuan untuk menyediakan komponen-
komponen mesin yang hilang atau rusak. Suku cadang dapat di beli atau
jika memungkinkan bisa dibuat melalui proses pemesinan.

3.4 Proses Perbaikan


Proses perbaikan adalah tindakan yang dilakukan untuk melakukan perbaikan
atau penggantian suku cadang dengan mengikuti jadwal perencanaan perbaikan
yang sudah ditentukan dan langkah pengerjaannya telah diketahui dengan jelas.
Proses perbaikan ini mencakup penggantian suku cadang, reparasi dan assembly.

3.5 Standar Operasional Prosedur (SOP)


Standar Operasional Prosedur merupakan alur atau cara kerja yang sudah ter-
standarisasi dan digunakan sebagai panduan. SOP mencakup langkah-langkah
kegiatan yang akan mempermudah proses kerja agar pekerjaan yang dilakukan
tidak menyebabkan downtime. Adapun SOP yang akan dibuat sebagai berikut :
1. SOP perawatan mesin
SOP ini merupakan panduan untuk para teknisi pada saat melakukan
perawatan mesin agar kegiatan perawatan lebih terjadwal.

13
2. SOP penggunaan mesin
SOP ini merupakan panduan tata cara penggunaan mesin untuk operator
yang akan melakukan proses permesinan.

3.6 Pengujian
Pengujian merupakan proses pengecekan kondisi akhir mesin yang telah
diperbaiki, apakah mesin dapat beroperasi dengan baik atau tidak. Pada tahap ini
merupakan penentuan keberhasilan dalam perbaikan yang telah dilaksanakan.
Adapun tahapan pengujian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Uji Geometri, pengujian ini mencakup kegiatan pemeriksaan kesebarisan
dan kesejajaran sumbu mesin. Pengujian ini biasanya mengacu pada
standar yang ada, standar yang ditetapkan mesin atau standar umum.

2. Uji Fungsi, pemeriksaan fungsi dari setiap komponen yang digunakan


sebagai pengontrol, pengatur, penggerak dan lain sebagainya untuk
mengetahui apakah komponen tersebut sudah berfungsi sesuai dengan
kegunaannya atau belum.

3. Uji Jalan. dalam pengujian ini mencakup uji getaran dan pengujian dengan
menggunakan benda kerja.
Tahapan pengujian yang dilakukan adalah bahan evaluasi sekaligus penentu
keberhasilan terhadap proses perbaikan mesin yang telah terlaksana. Jika pada
tahap ini mesin tidak dapat beroperasi dengan baik, maka hal yang dilakukan adalah
menganalisa kembali masalah dan penyebabnya. Sebaliknya, jika mesin beroperasi
dan dalam keadaan baik maka proses perbaikan berakhir dan selesai. Selanjutnya
adalah penarikan kesimpulan.

3.7 Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir, dimana dalam kesimpulan ini
mencakup seluruh pembahasan informasi berupa data, analisa dan proses yang telah
dilakukan pada rekondisi mesin frais lagun seri 17.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data


Saat pelaksanaan pengumpulan data, ada beberapa metode yang diterapkan
untuk mengetahui masalah dan kerusakan yang terjadi pada mesin frais Lagun Seri
17. Metode yang diterapkan ini adalah pengujian awal yang mencakup pengujian
visual, uji fungsi, uji geometri dan pengujian jalan mesin, kemudian dengan metode
wawancara teksini dan study literature. Adapun data awal yang telah didapatkan
pada penerapan metode tersebut, sebagai berikut :
1. Pengujian awal.
Data yang diperoleh :
 Pompa oli slider tidak berfungsi
 Belt variable speed slip
 Backlash pada eretan memanjang

2. Wawancara teknisi
Data yang diperoleh :
 Referensi perbaikan pompa oli slider

3. Manual book
Data yang diperoleh :
 Referensi perbaikan geometri

Dari ketiga metode tersebut dapat diketahui bahwa beberapa bagian dari
mesin frais Lagun seri 17 mengalami kerusakan dan masalah. Untuk mengetahui
lebih lanjut penyebab dari permasalahan yang dialami mesin tersebut, dilakukanlah
identifikasi masalah agar mesin dapat segera diperbaiki. Berikut hasil wawancara
teknisi yang dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

15
Tabel 4. 1 Wawancara teknisi

Pertanyaan Jawaban Tindakan


Ketika mesin dinyalakan
Kendala apa yang Periksa kelistrikan
pompa tidak berfungsi
terjadi pada pompa pada sistem pompa
dan lampu indikator
oli slider? slider table.
menyala warna merah

4.2 Identifikasi Masalah


Tindakan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui lebih
lanjut kerusakan pada mesin yang telah di temukan pada saat pengumpulan data.
Adapun identifikasi masalah atau kerusakan yang dialami mesin frais Lagun seri 17
antara lain identifikasi kerusakan kelistrikan, identifikasi kerusakan transmisi,
identifikasi backlash eretan serta identifikasi geometri mesin.

4.2.1 Identifikasi kerusakan pompa oli slider


Kerusakan pada kelistrikan mesin frais Lagun seri 17 ini terdapat pada bagian
pompa oli slider yang tidak berfungsi pada saat mesin dihidupkan. Setelah
dilakukan identifikasi, terdapat beberapa temuan kerusakan pada rangkaian pompa
seperti yang dijabarkan dalam Tabel 4.2 dan Gambar 4.1

Tabel 4. 2 Temuan kerusakan pompa oli eretan

Temuan kerusakan Tindak perbaikan


Lampu indikator merah hilang Ganti
Rangkaian tidak sesuai diagram Sesuaikan
Relay hangus Ganti

16
Tidak ada tegangan
masuk ke motor
Relay hangus

Lampu indikator
tidak terpasang

lampl

Gambar 4. 1 Pemeriksaan pompa oli slider

4.2.2 Identifikasi kerusakan motor penggerak utama


Setelah dilakukan identifikasi, kebisingan yang timbul bukanlah dari motor
penggerak melainkan berasal dari sistem pengereman pada motor pengggerak.
Kondisi sistem pengereman kotor dan usang menyebabkan timbulnya suara yang
kasar pada saat mesin di operasikan. Rangkaian sistem pengereman pada motor
penggerak yang telah diidentifikasi dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.

Permukaan yang
tergesek pada sistem
pengereman

Gambar 4. 2 Pemeriksaan motor penggerak utama

17
4.2.3 Identifikasi kerusakan variable speed
Belt yang menghubungkan motor dengan perpindahan percepatan putaran
mesin pada kondisi tertentu terjadi selip dan pemberhentian tidak normal. Setelah
diidentifikasi, ternyata slip tersebut terjadi akibat permukaan piringan yang
menekan belt sudah tidak rata. Sehingga pada saat mesin dimatikan, motor masih
pada sistem pengereman dan piringan masih berputar tetapi belt sudah berhenti
berputar (slip) karena tersangkut pada permukaan piringan yang tidak rata. Berikut
kondisi belt pada variable speed dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Belt variable speed

Gambar 4. 3 Penggerak pada variable speed

4.2.4 Kalibrasi mesin


Setelah dilakukan beberapa tahapan identifikasi visual pada mesin, kemudian
dilanjutkan dengan kalibrasi mesin. Kalibrasi ini mencakup beberapa pengujian
atau tindakan pengukuran geometris yang terjadi pada mesin seperti pengukuran
penyimpangan kesejajaran dan kesebarisan mesin. Komponen mesin perkakas yang
perlu diuji adalah komponen-komponen yang apabila komponen tersebut
mengalami perubahan dimensi, bentuk, kekasaran permukaan dan posisi. Maka
akan berdampak negatif pada produknya. Adapun hasil uji penyimpangan geometri
pada mesin frais Lagun seri 17 dalam Tabel 4.3 berikut.

18
Tabel 4. 3 Hasil pengujian geometris

Jenis Pemeriksaan Skema Batas yang Hasil


No Kesimpulan
pengukuran diizinkan pengujian

Penyimpangan putaran
spindel arah radial.
1.01 mm 0.00 mm Masuk toleransi
1 a. Dekat spindle nose
b. Pada jarak 100 mm 1.02 mm 0.06 mm Masuk toleransi

dari spindle nose.

Kesejajaran permukaan
meja.
a. Pada gerakan
Masuk toleransi
memanjang 0.025 mm 0.01 mm
2
b. Pada gerakan Penyimpangan
0.025 mm 0.22 mm
sebesar 0.195 mm
melintang
Pada gerakan pengukuran
100 mm.

Kesejajaran sumbu
spindel dengan
3 0.025 mm 0.00 mm Masuk toleransi
permukaan meja
Diukur sejauh 100 mm.

Kesejajaran alur T meja

4 pada arah memanjang. 0.025 mm 0.00 mm Masuk toleransi


Diukur sejauh 300 mm.

Ketegaklurusan gerakan
vertikal meja.
a. Pada posisi
0.025 mm 0.00 mm Masuk toleransi
5 simetris mesin
b. Pada posisi tidak 0.025 mm 0.02 mm Masuk toleransi

simetris mesin
Panjang gerakan 100 mm

19
4.2.5 Identifikasi kerusakan melalui pengujian kinerja mesin
Pengujian kinerja pada mesin frais Lagun seri 17 ini mencakup beberapa
pengujian yang bertujuan untuk menemukan kerusakan yang tidak dapat diperiksa
secara visual. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan pada uji kinerja sebagai
berikut.

4.2.5.1 Pengujian suhu


Pengujian ini dilakukan selama 7 jam pengoperasian pada 3 mesin frais
universal. Dimana data dari 2 mesin diantaranya diambil sebagai data pembanding
terhadap data mesin frais Lagun seri 17. Pengambilan data dilakukan dibeberapa
titik pada bagian mesin yang rentan aus karena panas, speed dari masing-masing
mesin 200 rpm. Titik pengambilan data suhu dan perbandingan data suhu mesin
dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan tabel 4.4 berikut.

Belt variable speed

Bearing 1 Poros
variable speed Bearing 2 Poros
variable speed

Motor penggerak

Gambar 4. 4 Pengambilan data pengujian suhu

20
Tabel 4. 4 Hasil pengujian suhu

Nama Mesin
Jam
Frais Lagun 17 Frais Lagun 18 Frais Ajax 2
1 34,5 32,8 39,7
Motor penggerak
2 35,0 33,2 56,1
3 37,2 34,2 61,7
4 37,8 34,5 51,7
5 37,1 34,5 50,3
6 36,0 33,8 59,2
7 36,6 33,9 53,7

1 50,4 40,3 39,1


Belt Variable speed

2 52,0 40,2 39,8


3 63,3 42,0 40,1
4 63,8 44,2 42,6
5 66,1 43,8 42,0
Bagian yang diuji

6 67,0 41,7 43,1


7 67,2 47,4 42,4

1 31,5 32,8 29,1


2 35,2 35,0 28,9
Bearing 1

3 37,9 37,0 30,4


4 36,7 40,1 31,4
5 37,2 39,3 31,3
6 38,1 41,2 31,8
7 39,5 41,7 31,4

1. 40,0 34,8 40,3


2. 42,3 40,8 37,1
Bearing 2

3. 51,3 41,6 38,1


4. 50,9 40,8 42,7
5. 51,4 44,7 44,0
6. 54,0 45,4 43,7
7. 50,7 45,7 42,8

Berdasarkan tabel pengujian suhu di atas, dapat disimpulkan bahwa suhu


bearing yang ada pada mesin frais Lagun seri 17 masih < 80° dan bearing dalam
kondisi baik. Pengukuran suhu bearing ini menggunakan alat ukur suhu yaitu
thermometer infrared.

21
4.2.5.2 Pengujian dengan benda kerja
Pengujian benda kerja awal dilakukan untuk melihat relevansi kinerja dari
mesin terhadap kerusakan geometris mesin. Adapun proses pengambilan data
dengan melakukan proses permesinan frais pada benda kerja dengan spesifikasi
material baja ST-37, putaran spindel 700RPM dan variasi kedalaman pemotongan
sebesar 1.80 mm dan 2.08 mm dengan bentuk benda kerja seperti pada Gambar 4.5.
D
A

L
B
C

Gambar 4. 5 Mapping pengukuran benda kerja

Kerusakan geometri mesin sangat berpengaruh pada hasil benda kerja. Pada
saat dilakukan pengujian geometri mesin, hasil dari pengujian menunjukan bahwa
terjadi penyimpangan pada kesejajaran permukaan meja pada gerak melintang.
Maka dilakukan pengujian benda kerja untuk melihat seberapa besar pengaruh
penyimpangan tersebut terhadap hasil benda kerja.

4.3 Analisa Kerusakan


Sebelum menindaklanjuti kerusakan, dilakukanlah tindak analisa kerusakan
atau penyebab terjadinya masalah agar pada saat proses perbaikan tidak berulang
dan memakan waktu yang cukup lama. Dalam menganalisa kerusakan ada beberapa
metode yang digunakan, salah satunya adalah metode 5 why yang diterapkan pada
rekondisi mesin frais Lagun seri 17 seperti pada Gambar 4.6 - 4.9.

22
Masalah Mengapa 1 Mengapa 2
Pompa oli slider Tidak ada voltage Kelistrikan pompa
table tidak berfungsi ke pompa bermasalah

Mengapa 4 Mengapa 3
Relay hangus Tegangan berlebih
atau tidak stabil

Penanggulangan:
Pengecekan supplay arus yang masuk ke pompa dan mengganti relay

Gambar 4. 6 Analisa kerusakan pompa oli slider

Masalah Mengapa 1
Suara berisik pada Suara berasal dari
saat mesin beroperasi sistem pengereman

Penanggulangan:
Periksa bagian sistem pengereman mesin

Gambar 4. 7 Analisa kerusakan motor penggerak

Masalah Mengapa 1 Mengapa 2


Belt slip pada Flywheel aus Gesekan dari
kecepatan tertentu membentuk step putaran belt

Penanggulangan:
Meratakan permukaan flywheel yang bergesekan langsung
dengan belt

Gambar 4. 8 Analisa kerusakan variable speed

23
Masalah Mengapa 1 Mengapa 2
Backlash pada eretan Pengunci bearing Baut pengunci
memanjang skala eretan kendor hilang

Penanggulangan:
Kencangkan pengunci bearing dan ganti baut pengunci

Gambar 4. 9 Analisa backlash eretan memanjang

Berdasarkan analisa masalah yang telah dilakukan dengan metode 5 why,


didapatlah data kerusakan dan penyebab kerusakan mesin frais Lagun seri 17 yang
dirangkum pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4. 5 Temuan penyebab kerusakan mesin frais Lagun seri 17

No. Masalah/Kerusakan Penyebab Kerusakan


1. Pompa oli slider tidak berfungsi Relay pada rangkaian hangus

2. Suara berisik pada saat mesin Sistem pengereman pada motor


beroperasi
3. Belt slip Flywheel aus
Baut pengunci bearing pada skala
4. Backlash pada eretan memanjang
handle tidak ada

4.4 Rancangan Perbaikan


Setelah menyelesaikan identifikasi penyebab kerusakan mesin, maka
didapatlah akar masalah yang akan ditindaklanjuti dengan proses perbaikan. Agar
proses perbaikan lebih terarah dibuatlah rancangan perbaikan. Langkah-langkah
dalam rancangan perbaikan ini berisikan jadwal perbaikan, pengadaan suku cadang
serta alat-alat yang akan digunakan untuk membantu jalannya tindak perbaikan.
Rancangan perbaikan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.

24
Tabel 4. 6 Rancangan perbaikan

No. Bagian Alat dan bahan Rencana perbaikan


A Pompa oli slider
Tang potong, isolasi
Lampu indikator kabel, lampu indikator
A.1 Ganti komponen
pompa merah 12V 10 mm, obeng
+.
Alat solder lengkap,
kunci L, obeng – kecil,
A.2 Relay hangus Ganti komponen
obeng +, relay omron
G2R-1 24VDC.
B Motor penggerak
Obeng, kunci L set, kunci Bersihkan bagian
Motor penggerak
B.1 ring pas, amplas, yang korosi dan
utama
kotor
C Variable speed
Piringan variable Obeng, amplas Meratakan
C.1
speed permukaan piringan
D Kalibrasi mesin
Kunci L, tang lancip, baut Perbaikan backlash
D.1 Eretan memanjang M3, Baut M5 custom. dan mengganti baut
yang hilang
E Perbaikan tambahan
Material ST37, alat dan
E.1 Kepala tuas spindle Membuat kepala tuas
proses permesinan bubut
lengkap, jangka sorong,
E.2 Tuas pengunci meja alat tap, mata bor, sisir Membuat tuas
ulir

25
4.5 Proses Perbaikan
Proses perbaikan dilakukan berdasarkan hasil dari jadwal perencanaan yang
telah dibuat sebagai acuan untuk melakukan perbaikan. Adapun kegiatan yang
dilakukan berupa :

4.5.1 Perbaikan pompa oli slider


Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, perbaikan ini
difokuskan pada sistem atau rangkaian kelistrikan dan penambahan lampu indikator
pompa oli slider. Hasil perbaikan dan langkah-langkah perbaikan dapat dilihat pada
Tabel 4.7 dan 4.8 berikut.
Tabel 4. 7 Perbaikan kelistrikan

Sebelum perbaikan Tindakan perbaikan Setelah perbaikan

Mengganti lampu
indikator baru dengan
spesifikasi 12V 10mm.

Mengganti relay 2 unit


dengan spesifikasi Relay
OMRON G2R-1 24V DC

Tabel 4. 8 SOP perbaikan kelistrikan

Langkah-langkah perbaikan
Penggantian relay dan lampu indikator pompa slider.
 Buka baut penutup rangkaian kelistrikan pompa slider.
 Lepaskan baut bingkai PCB, kemudian lepaskan PCB dari socket.

26
 Cairkan timah solder pada pin relay yang akan diganti. Kemudian lepaskan
relay dan bersihkan kotoran area relay pada PCB.
 Pasangkan relay baru pada PCB. Kemudian lakukan penyolderan pada pin
relay yang sudah terpasang di PCB.
 Bersihkan sisa-sisa penyolderan yang menempel pada PCB menggunakan
sikat plastik atau sikat khusus. Pastikan hasil solder tidak menempel satu
sama lainnya.
 Pasangkan kembali PCB pada socket dan dudukannya, kemudian pasang
bingkai.
 Periksa jalur kabel-kabel yang ada pada rangkaian, kabel harus sesuai dengan
diagram.
 Pisahkan kabel lampu indikator yang hilang.
 Pasang lampu indikator pada dudukannya, kemudian sambungkan kabel ke
lampu sesuai (+) dan (–) nya.
 Amankan sambungan kabel ke lampu untuk menghindari kontak satu sama
lain. Kemudian cocokkan lampu pada dudukannya.
 Pasang kembali penutup rangkaian kelistrikaan pompa.
 Bersihkan area sekitar pompa.

4.5.2 Perbaikan motor penggerak utama


Berdasarkan perencanaan perbaikan motor penggerak sebelumnya, proses
perbaikan yang akan dilakukan adalah menghaluskan permukaan flywheel dan
menyeting pegas yang ada pada sistem pengereman. Langkah-langkah perbaikan
terdapat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4. 9 SOP perbaikan kelistrikan

Langkah-langkah perbaikan
Perbaikan sistem pengereman pada motor penggerak
 Buka cover body bagian belakang mesin.
 Lepaskan baut pengikat saluran pompa oli, kemudian pisahkan rangkaian
saluran oli dari motor penggerak.

27
 Buka cover motor penggerak
 Lepaskan baut pengunci cooling fan, kemudian buka cooling fan.
 Lepaskan mur pengikat magnet, kemudian tarik keluar magnet.
 Lepaskan mur pengunci pegas, kemudian tarik keluar pegas.
 Lepaskan kampas rem, periksa media gesek kampas.
 Ratakan permukaan media gesek kampas rem, periksa kondisi kampas.
 Pasang kembali kampas rem.
 Pasang pegas dan mur pengunci, setel jarak renggang pegas.
 Pasang magnet, kemudian kunci dengan mur pengikat.
 Pasang cooling fan dan mur pengikat.
 Pasang cover motor penggerak.
 Pasang rangkaian saluran oli dan baut pengikat.
 Pasang cover body dan baut pengunci.

4.5.3 Perbaikan variable speed


Slip pada belt variable speed disebabkan oleh flywheel yang aus karena
gesekan dari belt pada saat mesin beroperasi. Gesekan ini membuat permukaan
flywheel aus sehingga pada saat mesin hendak berhenti beroprasi, belt tersangkut
dan terhimpit pada step di permukaan flywheel. Hasil perbaikan dan langkah-
langkah perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.10 dan 4.11 berikut.

Tabel 4. 10 Perbaikan transmisi

Sebelum perbaikan Tindakan perbaikan Setelah perbaikan

Menghaluskan
-
permukaan flywheel

28
Tabel 4. 11 SOP perbaikan transmisi

Langkah-langkah perbaikan
1. Perbaikan slip pada variable speed
 Buka tutup pelindung belt pada sisi kiri mesin.
 Lepaskan tuas pemutar variable speed dan setiap komponen penghubung
antara tuas pemutar dengan flywheel, kemudian pisahkan poros dari flywheel.
 Keluarkan flywheel melalui sisi kiri mesin.
 Ratakan permukaan flywheel.
 Masukkan kembali flywheel yang sudah diperbaiki melalui sisi kiri mesin.
 Rakit kembali poros penghubung dengan flywheel.
 Pasang setiap komponen penghubung antara poros dengan tuas pemutar.
 Pasang tuas pemutar.
 Bersihkan area sekitar rangkaian variable speed.

4.5.3 Kalibrasi mesin


Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, pada meja eretan terdapat
backlash pada eretan memanjang meja. Hasil perbaikan dan langkah-langkah
perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.12 dan 4.13 berikut.
Tabel 4. 12 Perbaikan eretan meja

Sebelum perbaikan Tindakan perbaikan Setelah perbaikan

Mengencangkan
pengunci bearing dan
baut pengikat

29
Tabel 4. 13 SOP perbaikan eretan meja

Langkah-langkah perbaikan
Perbaikan backlash pada eretan memanjang.
 Lepaskan tuas pemutar eretan.
 Kendorkan atau lepaskan baut pengikat yang ada di antara pengunci bearing.
 Kencangkan pengunci bearing (yang ditunjukkan tanda panah tabel 4.10)
dengan cara memutar seraca bersamaan kedua lubang pengunci.
 Pasang atau kencangkan baut pengikat.
 Pasang tuas pemutar, kemudian periksa backlash yang tersisa

4.6 Standar Operasional Prosedur (SOP)


Setelah pelaksanaan proses perbaikan, mesin perlu diperiksa kembali dan
dilakukan perawatan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi
pada saat mesin telah beroperasi. Saat akan dilakukan tindak inspeksi, lembar
inspeksi mesin tidak ada. Maka tindak inspeksi dilakukan hanya berdasarkan
pengetahuan tanpa acuan yang terstandar.
Setelah dirasakan kurang efektif, dibuatlah SOP berdasarkan tingkatan
perawatan pencegahan yaitu inspection, small repair dan medium repair. Adapun
bentuk lembar standar operasional prosedur yang dibuat sebagai acuan untuk
melakukan inspeksi, perbaikan kecil dan perbaikan sedang pada mesin frais Lagun
seri 17 sebagai berikut :

30
4.6.1 Inspection

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 1-2

Mesin : Frais Tipe : No. Mesin :


Klasifikasi Inspection
Kegiatan Tindakan Keterangan
Inspeksi mesin frais:
1. Periksa keseluruhan bagian body
dan komponen pada mesin (tanpa
membongkar).
2. Periksa kondisi tutup panel
kelistrikan dan rangkaian kabel.
3. Periksa jarak bebas antara ulir dan
mur pengikat dari slides, saddle dan
traverses.
4. Periksa kondisi spindle, bersihkan
spindle.
5. Periksa keakuratan dari putaran
Prosedur
spindle dengan posisi handle.
6. Periksa kondisi kebersihan meja.
7. Periksa kehalusan pergeseran meja,
slides, saddle, traverses, carriages,
blocks slide, slotter ram.
8. Periksa kondisi pegangan landasan,
carriage traverses dan permukaan
yang begesekan lainnya. Periksa
bekas goresan dan kerusakan
lainnya.
9. Periksa dan kencangkan pengikat
yang sudah longgar atau usang (pin,
mur, sekrup, baut dan sebagainya).

31
10. Periksa fungsi proporsional dari
limit, reverses, dan stoppers.
11. Periksa dan bersihkan belts, linings.
12. Periksa kondisi sistem pendingin.
13. Periksa kondisi baut penutup tangki
pelumas.
14. Periksa kondisi sistem pelumas dan
sistem hidrolik.
15. Periksa kembali komponen yang
belum terpasang pada saat inspeksi.
16. Buatlah daftar komponen yang
harus diganti pada saat perencanaan
perbaikan selanjutnya (S,M,O).

Tanggal inspeksi : Durasi : menit


Pelaksana : Penanggungjawab :

Tanda tangan Tanda tangan

32
4.6.2 Small repair

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 1-3

Mesin : Frais Tipe : No. Mesin :


Klasifikasi Small repair
Kegiatan Tindakan Keterangan
Perbaikan mesin frais:
1. Lakukan pembongkaran pada
beberapa komponen dari mesin.
Kemudian periksa dan bersihkan.
2. Lakukan pembongkaran pada
spindle dan bersihkan kotoran dari
batang spindle. Bersihkan bantalan
bearing. Kemudian rakit kembali
spindle dan bantalan bearing.
Selama pelaksanaan perbaikan,
komponen spindle yang presisi,
besar, berat, sangat berat dan
Prosedur
komponen khusus tidak perlu
dibongkar.
3. Bersihkan area antara bantalan dan
poros. Lakukan penggantian pada
bantalan dan bearing yang rusak.
4. Bersihkan dan kikis bagian yang
bergesekan dengan cakram gesek.
Setting gesekan kopling dan rem.
5. Bersihkan bagian tajam pada roda
gigi. Lakukan penggantian pada
roda gigi yang rusak.
6. Bersihkan handle pemakanan dan
pelat penjepit.

33
7. Bersihkan ulir slide, carriage,
traverses dan lain sebagainya.
Lakukan penggantian pada mur
pengunci yang rusak.
8. Lakukan pemeriksaan fungsi dan
pengaturan pada handle gerak bolak
balik, emergency, fixator,
mekanisme keamanan dan limit lain
sebagainya.
9. Lakukan penggantian pada
komponen yang akan rusak sebelum
waktu perawatan selanjutnya
(S,M,O).
10. Bersihkan bekas goresan dan
kerusakan pada permukaan bed
guides, carriages, slides, traverses,
columns dan lainnya.
11. Lakukan perbaikan pada penutup v
belt, panel kelistrikan dan juga
bagian lainnya untuk melindungi
bagian mesin tersebut dari debu dan
serpihan sisa pemakanan.
12. Lakukan perbaikan pada sistem
pelumasan dan sistem hidrolik.
Ganti oli pada seluruh tanki.
13. Periksa gerak pergeseran pada
meja, slides, carriages, slide blocks.
Lakukan pengencangan pada baji
dan pelat penjepit.
14. Periksa dan atur ketegangan pegas
dan mekanisme serupa lainnya.

34
15. Lakukan pemeriksaan kinerja
fungsi dari limits, reverses, dan
stoppers.
16. Periksa dan lakukan kebocoran
yang ada pada pipa, sambungan
pipa dan cocks pada sistem
pendingin.
17. Buatlah daftar kerusakan bagian
yang perlu diganti pada rencana
perbaikan selanjutnya (M,O).
18. Bersihkan area kerja pada
permukaan meja.
19. Periksa keakuratan mesin sesuai
dengan grafik uji akurasi.
20. Jalankan mesin menggunakan
beban dan tanpa beban pada semua
kecepatan dan pemakanan,
kemudian periksa keakuratan dan
permukaan contoh yang telah
selesai (setelah proses permesinan).
Tanggal perbaikan : Durasi : menit
Pelaksana : Penanggungjawab :

Tanda tangan Tanda tangan

35
4.6.3 Medium repair

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 1-3

Mesin : Frais Tipe : No. Mesin :


Klasifikasi Medium repair
Kegiatan Tindakan Keterangan
Perbaikan mesin frais:
1. Periksa keakuratan mesin sebelum
membongkar.
2. Lakukan pengukuran keausan
pada permukaan yang bergesekan
sebelum dilakukan perbaikan
(geometri mesin).
3. Lakukan pembongkaran pada
bagian-bagian utama mesin.
4. Lakukan pembersihan bagian pada
komponen yang dibongkar.
Bersihkan bagian yang kotor dari
Prosedur
komponen yang tersisa.
5. Pemeriksa kerusakan dan cacat
bagian pada komponen yang
dibongkar.
6. Buatlah daftar kerusakan dan
waktu perbaikannya.
7. Putar batang spindle dan
ganti/kikis rumah bantalan.
8. Lakukan penggantian shafts.
9. Lakukan penggantian pada rumah
bnatalan dan bearing.
10. Lakukan penggantian piringan
gesek, kopling gesek mesin,

36
lapisan pengikat keling pada
piringan gesek dan rem.
11. Lakukan penggantian pada roda
gigi yang rusak dan roda gigi
cacing.
12. Lakukan penggantian ulir dan mur
yang rusak pada pemakanan
memanjang dan melintang.
13. Lakukan penggantian pada
komponen pengencang dan
bersihkan satu persatu yang
tersisa.
14. Lakukan penggantian dan
pengikisan pada pengatur baji dan
pelat penjepit.
15. Lakukan pemeriksaan akurasi
pada setiap ulir mesin dengan
kinerjanya.
16. Lakukan pemeriksaan dan
pembersihan pada bagian yang
masih layak yang tertinggal
dimekanisme mesin.
17. Lakukan perbaikan pada pompa
sistem pendingin dan pipa
sambungannya.
18. Lakukan perbaikan pada pompa
oli dan sistem hidrolik. Ganti oli.
19. Lakukan pengikisan pada
permukaan beds, slides, carriage,
traverses, columns, slide block dan

37
lain sebagainya (jika keausan
melebihi batas yang diizinkan).
20. Lakukan perbaikan/penggantian
pada penutup atau pelindung
bagian mesin dari besi kecil dan
debu abrasif (penutup belt
penggerak, casings, shields,
screens).
21. Rakit kembali bagian yang telah
diperbaiki, periksa kinerja saat
pengoprasian antar bagian dan
semua mekanisme mesin.
22. Lakukan pengecatan pada bagian
luar permukaan mesin setelah
didempul.
23. Jalankan mesin tanpa beban pada
semua kecepatan dan pemakanan.
Lakukan pengecekan kebisingan
dan suhu.
24. Lakukan pengecekan akurasi
sesuai grafik uji akurasi. Lakukan
pengecekan akurasi komponen
mesin dimana jigs dan fixtures
dilakukan terus-menerus.

Tanggal perbaikan : Durasi : menit


Pelaksana : Penanggungjawab :

Tanda tangan Tanda tangan

38
4.7 Pengujian
Beberapa pengujian yang dilakukan pada mesin frais Lagun seri 17 untuk
melihat hasil perbaikan yang telah dilakukan apakah berhasil atau tidak. Pengujian
ini meliputi pengujian fungsi, uji jalan dengan benda kerja dan pengujian getaran.

4.7.1 Uji fungsi


Pengujian fungsi bagian dilakukan dengan mengoperasikan mesin untuk
mengetahui kebenaran fungsi tiap komponen setelah dilakukan perbaikan. Hasil
pengujian fungsi mesin frais Lagun seri 17 dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.

Tabel 4. 14 Pengujian fungsi

No. Nama Bagian Standar Sebelum perbaikan Hasil pengujian


Flywheel dan Terpasang, tidak Flywheel aus, belt
1. Belt tidak slip
belt slip slip
Motor Berfungsi, suara Suara motor
2. Suara motor berisik
penggerak motor normal normal
Berfungsi Berfungsi
Tidak menyala ketika
3. Pompa oli slider menyalurkan oli menyalurkan oli
mesin dihidupkan
dengan baik secara manual.
Tuas otomatis Tuas dapat Tuas dapat
4. eretan digerakan kanan- Tuas tidak ada digerakan kanan-
memanjang kiri kiri
Terpasang,
Terpasang dan
mengikat bagian Elemen pengikat di
dapat mengikat
5. Elemen pengikat cover mesin dan beberapa bagian
bagian komponen
komponen mesin banyak hilang
mesin
lainnya
Semua tombol
Panel tombol Tombol penguliran Tombol lengkap
6. lengkap dan
kontrol otomatis hilang (sebagai aksesoris)
berfungsi

39
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil perbaikan fungsi mesin
frais Lagun seri 17 dari list kerusakan yang terdata, persentase keberhasilan
mencapai 95%.

4.7.2 Uji jalan benda kerja


Untuk mengetahui ketelitian geometri adalah dengan melakukan pengujian
benda kerja. Berikut merupakan hasil pengujian ketelitian benda kerja mesin frais
Lagun seri 17 dalam Gambar 4.10 dan Tabel 4.15.

Gambar 4. 10 Benda kerja uji jalan

Tabel 4. 15 Pengujian ketelitian benda kerja

Pergerakan meja Selisih pergerakan


Pengukuran
Pengukuran eretan (mm) meja dengan benda
Titik 1 Titik 2 x y z kerja
A 12.00 12.00 12.00 -
B 10.00 10.00 10.00 -
C 12.50 12.50 12.50 -
D 10.00 10.00 10.00 -

40
Pergerakan meja Selisih pergerakan
Kedalaman
Pengukuran eretan (mm) meja dengan benda
Titik 1 Titik 2 x y z kerja
A 1.80 1.80 1.80 -
B -
C 2.08 2.08 2.08 -
D -

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian


ketelitian benda kerja dengan pergerakan eretan mesin frais Lagun seri 17 masuk
dalam toleransi yang ditetapkan berdasarkan toleransi standar pengujian geometri.

4.7.3 Uji getaran


Getaran adalah gerak dari benda atau suatu media dengan arah bolak balik
yang teratur dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat
dijalankan menggunakan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Hasil
pengujian getaran pada mesin frais Lagun seri 17 dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4. 16 Pengujian getaran

Lembar Inspeksi Getaran


RPM (mm/s)
Posisi
No. Gambar Tanpa Beban Dengan Beban
sensor
500 1000 1500 500 1000 1500
Ch1
0.364 0.612 0.794 0.221 0.370 0.667
Horizontal
1.
Ch2
0.187 0.452 0.625 0.368 0.458 0.630
Vertikal
Ch1
0.360 0.460 0.557 0.231 0.447 0.616
Horizontal
2.
Ch2
0.292 0.397 0.625 0.052 0.685 1.06
Vertikal

41
Berikut adalah grafik hasil pengujian getaran tanpa beban pada mesin frais
lagun seri 17.
No. Horizontal Vertikal

sensor 1 sensor 2
0,9 0,7
0,8 0,79 0,62
0,6
0,7
0,61 0,5
0,6 0,45
1 0,5 0,4
0,4 0,3
0,36
0,3 0,2
0,2 0,18
0,1
0,1
0 0
500 1000 1500 500 1000 1500

sensor 1 sensor 2

0,6 0,7
0,55 0,62
0,5 0,6
0,46 0,5
0,4
0,36 0,4
2 0,39
0,3
0,3 0,29
0,2
0,2
0,1 0,1
0 0
500 1000 1500 500 1000 1500

Berdasarkan grafik pengujian pada posisi sensor 1 dan 2 pada pengujian


getaran tanpa beban dengan arah horizontal dan vertikal, kenaikan nilai getaran
selaras dengan percepatan putaran mesin. Semakin besar percepatan putaran mesin,
semakin besar pula nilai getaran yang terjadi pada mesin.

42
Berikut adalah grafik hasil pengujian getaran dengan beban pada mesin frais
lagun seri 17.
No. Horizontal Vertikal

sensor 1 sensor 2
0,7 0,7
0,66
0,6 0,6 0,63

0,5 0,5
0,45
1 0,4 0,4
0,37 0,36
0,3 0,3
0,2 0,22 0,2
0,1 0,1
0 0
500 1000 1500 500 1000 1500

sensor 1 sensor 2

0,7 1,2

0,6 0,61 1,06


1
0,5
0,8
0,44
2 0,4 0,68
0,6
0,3
0,23 0,4
0,2
0,1 0,2
0 0 0,05
500 1000 1500 500 1000 1500

Pada grafik pengujian getaran dengan beban, hasilnya masih sama dengan
pengujian tanpa beban. Semakin besar percepatan putaran mesin, maka semakin
besar pula getaran yang dialami mesin. Tetapi pada posisi 2 sensor 2 dengan arah
vertikal, getaran yang dialami mesin cukup besar dengan nilai 1,06 mm/s.
Berdasarkan tabel standar ISO 18016 dapat disimpulkan bahwa getaran yang terjadi
pada mesin frais Lagun seri 17 baik tanpa maupun dengan beban masih dalam zona
good.

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, proses analisa dan identifikasi
kerusakan, proses perbaikan hingga pengujian diperoleh kesimpulan antara lain,
sebagai berikut:
1. Setelah proses perbaikan sistem kelistrikan mesin, pompa oli berfungsi
pada saat tombol manual pompa di tekan.
2. Suara abnormal yang ditimbulkan oleh gesekan pada kanvas rem sudah
diperbaiki.
3. Setelah dilakukan proses perbaikan pada pulley penggerak sudah normal
kembali. Slip pada belt sudah tidak ada lagi.
4. Kalibrasi pada mesin meliputi pengujian penyimpangan geometri.
Berdasarkan hasil pengujian yang mengacu pada manual book, terjadi
penyimpangan pada kesejajaran permukaan meja gerakan melintang
sebesar 0.195 mm. Penyimpangan sudah diperbaiki sesuai standar pada
manual book.
5. SOP perawatan yang mencakup inspection, small repair, dan medium
repair telah disusun dan siap di implementasikan.

5.2 Saran
Setelah seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan, ada beberapa saran yang
dapat diterapkan untuk perbaikan dan pengembangan selanjutnya sebagai berikut :
1. Pengujian fungsi dan perbaikan pada panel tombol kontrol sebaiknya
dilakukan lebih spesifik lagi.
2. Perlengkapan atau alat pendukung pada pengujian geometri mesin
sebaiknya dilengkapi. Beberapa pengujian tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan alat.

44
3. Apabila telah dilakukan modifikasi pada mesin, sebaiknya membuat data
perubahan serta cara merawat dan memperbaiki agar pada saat terjadi
kerusakan mudah dilakukan perbaikannya.
4. Selalu melaksanakan perawatan pada mesin sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat.

45
DAFTAR PUSTAKA

Ansyori, Anang. (2015). Pengaruh Kecepatan Potong dan Makan terhadap Umur
Pahat pada Pemesinan Freis Paduan Magnesium. 6, 28–35.
Ardian, A. (2010). Perawatan dan Perbaikan Mesin. Kementrian Pendidikan
Nasional Universitas Yogyakarta Teknik Mesin, December, 1–77.
Asyari Daryus. (2014). Manajemen Perawatan Preventif Menggunakan Metode
Kompleksitas Perbaikan. Rekayasa Teknologi Fakultas Teknik UHAMKA,
1(1), 29–33.
Kuswardana. (2017). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode
RCA ( Fishbone Diagram Method And 5 – Why Analysis ) di PT . PAL
Indonesia. Conference on Safety Engineering and Its Application, 141–146.
Manual Book Frais Ajax Universal Model No. 2A Mark V, 1992.
Pristiansyah, & Feriadi, I. (2019). Rekrontruksi Mesin Frais Ajax Universal Model
No. 2A Mark V Di Bengkel Mekanik Polman Negeri Bangka Belitung.
Manutech : Jurnal Teknologi Manufaktur, 10(02), 53–58.
https://doi.org/10.33504/manutech.v10i02.71
Simanungkalit, P., Yasra, R., & Widiodo, B. W. (2016). PERENCANAAN
SISTEM PERAWATAN ALAT ANGKAT KAPASITAS 5 TON DENGAN
METODE PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi Kasus PT.Trikarya alam
) THE MAINTENANCE SYSTEM PLANNING OF LIFT TOOL WITH
CAPACITY 5 TON USING PREVENTIVE MAINTENANCE METHOD
(Case Study PT.TRIKARYA ALAM. Profisiensi, 4(1), 47–57.
Suzen, Z. S., & Feriadi, I. (2018). Pembuatan Program Aplikasi Laporan
Perawatan. 53–57.

46
LAMPIRAN 1

47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi
Nama Lengkap : Kasih Nurinda
Tampat & Tanggal Lahir : Lampur, 11 Februari 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Mendanau No. 20 Air ruai
Pemali, Bangka
No. Hp : +62 877 9912 6870
E-mail : kasihnurinda7@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan
Riwayat Pendidikan Tahun Lulus
SD Muhammadiyah Sungailiat, Bangka 2013
SMP Negeri 1 Sungailiat, Bangka 2016
SMK Muhammadiyah Sungailiat, Bangka 2019
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung 2022

3. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Industri Tahun
PKL Honda Niaga Bangka, Pangkal Pinang 2018
PKL PT. Selamat Sempurna Tbk. ADR GROUP 2021

Sungailiat, 3 Agustus 2022

Kasih Nurinda
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi
Nama Lengkap : Djon Waletan Fukcan
Tampat & Tanggal Lahir : Tempilang, 17 Juni 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Harapan, Bokor
Pemali, Bangka
No. Hp : 0812 7814 7649
E-mail : djonwaletan00@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan
Riwayat Pendidikan Tahun Lulus
SD Negeri 11 Tempilang 2013
SMP Negeri 1 Tempilang 2016
SMK YAPENSU Sungailiat 2019
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung 2022

3. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Industri Tahun
PKL Toko Kite 2018
PKL PT. Dak Balai Karya 2021

Sungailiat, 3 Agustus 2022

Djon Waletan Fukcan


LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai