Oleh:
FAJAR ABDUL MALIK
NIM. 361522401041
Proyek Akhir Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Program Studi Diploma III Teknik Sipil Dan Mencapai Gelar
Ahli Madya (A.Md)
Oleh:
FAJAR ABDUL MALIK
NIM. 361522401041
Mengetahui /Menyetujui:
1. Zulis Erwanto, S.T., M.T. 1. Dora Melati Nurita Sandi, S.T., M.T
NIP. 198505172015041003 NIP. 199011212019032012
2. Dadang Dwi Pranowo, S.T., M.Eng. 3. Wahyu Naris Wari, S.T., M.T.
NIP. 198210142014041001 NIP. 198612312019032016
1
iii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
BAB 2 Tinjauan Pustaka .......................................................................................3
2.1 Bangunan Gedung Hijau ........................................................................... 3
2.2 Sistem Rating Bangunan Hijau ................................................................. 4
2.3 Pengelolaan Tapak .................................................................................... 9
2.4 Efisiensi Penggunaan Energi................................................................... 13
2.5 Efisiensi Penggunaan Air ........................................................................ 18
2.6 Kualitas Udara dalam Ruang .................................................................. 20
2.7 Pengendalian Penggunaan Material ........................................................ 21
2.8 Pengelolaan Sampah ............................................................................... 22
2.9 Pengelolaan Air Limbah ......................................................................... 24
2.10 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 25
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................27
3.1 Waktu Penelitian ..................................................................................... 27
3.2 Diagram Alir Penenlitian ........................................................................ 27
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 28
3.4 Jadwal Pelaksanaan................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 kriteria dan jumlah syarat untuk tahap perencanaana teknis .................. 5
Tabel 2.2 Rekap nilai-nilai tiap indikator untuk pengelolaan tapak ....................... 6
Tabel 2.3 Rekap nilai-nilai tiap indikator untuk efisiensi energi............................ 7
Tabel 2.4 Rekap nilai-nilai tiap indikator efisiensi penggunaan air ................................. 7
Tabel 2.5 Rekap nilai-nilai tiap indikator kualitas udara dalam ruangan .............. 7
Tabel 2.6 Rekap nilai-nilai tiap indikator penggunaan material ............................ 7
Tabel 2.7 Rekap nilai-nilai tiap indikator pengelolaan sampah ............................. 8
Tabel 2.8 Rekap nilai-nilai tiap indikator pengelolaan limbah .............................. 8
Tabel 2.9 Sistem penilaian peringkat kehijauan tahap perencanaan ...................... 8
Tabel 2.10 Predikat Bangunan Hijau..................................................................... 9
Tabel 2.11 Saniter Hemat Air (Water Fixtures) ................................................... 19
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Proyek Akhir....................................................... 28
v
DAFTAR GAMBAR
Hal
Tabel 3.1 Diagram alir penyusunan proyek akhir ................................................ 26
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dalam pelaksanaan proyek akhir ini
terdapat permasalahan, bagaimana dan seperti apa desain homestay IBI
Banyuwangi yang menerapkan konsep green building berdasarkan Permen PUPR
nomor 02 tahun 2015?
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penyusunan proyek akhir
ini adalah untuk mengetahui desain homestay IBI Banyuwangi yang menerapkan
konsep green building berdasarkan Permen PUPR nomor 02 tahun 2015.
1.4 Manfaat
Proyek akhir ini memberikan manfaat, antara lain :
1. Menghasilkan desain homestay IBI Banyuwangi yang menerapkan Permen
PUPR nomor 02 tahun 2015
2. Sebagai bahan referensi untuk membangun homestay IBI Banyuwangi dan
akan diterapkan pada pembangunan homestay IBI Banyuwangi
3. Ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Nilai indikator adalah hasil kali antara level indikator yang dicapai dengan
bobot indikator sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Nilai total adalah
penjumlahan dari semua nilai indikator. Jumlah kriteria yang diperiksa adalah
tujuh dengan jumlah syarat adalah 28. Pengelolaan tapak memiliki 9 syarat,
efisiensi penggunaan energy memiliki 6 syarat, efisiensi penggunaan air memiliki
3 syarat, kualitas udara dalam ruang memiliki 3 syarat, penggunaan material
ramah lingkungan memiliki 2 syarat, pengelolaan sampah dan polusi memiliki 3
syarat sementara pengelolaan air limbah memiliki 2 syarat. Total syarat untuk
perencanaan adalah 28 syarat. Dari syarat tersebut kemudian diuraikan ke dalam
indikator-indikator yang mewakili kehijauan sebuah syarat. Sebagai contoh adalah
kriteria pengelolaan tapak memiliki kriteria Ruang Terbuka Hijau Privat. Kriteria
ini akan bernilai 1 jika luas RTH 10%, bernilai 3 jika luas RTH 30% dan bernilai
5 jika luas RTH >50%. Untuk dapat menentukan nilai tersebut perlu dilakukan
pemeriksaan dokumen perencanaan.
Tabel 2.1 Kriteria dan jumlah syarat untuk tahap perencanaana teknis
Kriteria Jumlah syarat
A. Pengelolaan Tapak 9 32%
B. Efisiensi Penggunaan Energi 6 21%
C. Efisiensi Penggunaan Air 3 11%
D. Kualitas Udara dalam Ruang 3 11%
E. Penggunaan Material Ramah 2 7%
Lingkungan
F. Pengelolaan Sampah dan Polusi 3 11%
G. Pengelolaan Air Limbah 2 7%
TOTAL 28 100%
Sumber: pedoman rating bangunan hijau Indonesia, 2013
4
Bagian dari gedung mana saja kah yang akan menjadi RTH dan
berapa luasanya. Berikut adalah salah satu contoh dokumen perencanaan
mengenai lanskap.
5
Tabel 2.2 Rekap nilai-nilai tiap indikator untuk pengelolaan tapak
No Pengelolaan Tapak Utama Capaia
. n
1. Pengolahan tapak 5 0
2. Orientasi Bangunan 5 0
3. Ruang Terbuka Hijau Privat 5 0
4. Penyediaan Jalur Pejalan Kaki 13 0
5. Penyediaan Jalur Kendaraan Tidak 5 0
Bermotor
Pembangunan bangunan atas atau bawah
6. tanah 4 0
dan air
7. Penyediaan Lahan Parkir 5 0
8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar 5 0
Pengelolaan
9. memiliki) Tapak atauTapak Basement jika 5 0
TOTAL 52
Sumber: pedoman rating bangunan hijau Indonesia, 2013
Dengan penyajian rekap nilai ini maka akan tampak jika ingin
mendapatkan nilai RTH privat di angka 5 maka gedung harus direncanakan
memiliki RTH lebih dari 50% dari total lahan.Berikut ini adalah rekapitulasi nilai-
nilai tiap indikator untuk menentukan tingkat greenship bangunan menurut
Puskim, 2013.
7
Tabel 2.9 Sistem penilaian peringkat kehijauan tahap perencanaan
Hijau
Kriteria Gedun Hijau
utama
g Pratama
A. Pengelolaan Tapak 52 43 28
B. Efisiensi Penggunaan 44 40 28
Energi
C. Efisiensi Penggunaan Air 36 28 20
8
2. Orientasi, bentuk massa, dan penampilan bangunan gedung hijau harus
disesuaikan dengan bentuk lahan, jalan, bangunan sekitarnya, pergerakan
matahari tiap tahun, arah angin, curah hujan, dan debu serta kelembaban
udara sekitar.
9
2.3.4 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat menurut permen PUPR nomor 02
(2015) yang meliputi:
1. Penyediaan RTH privat dalam persil bangunan gedung hijau dimaksudkan
untuk menjaga keanekaragaman hayati dan potensi resapan air dengan cara
menyediakan nisbah (rasio) yang cukup tinggi pada tapak bangunan.
2. RTH bangunan gedung hijau privat adalah area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam
dalam persil bangunan yang diperhitungkan bebas dari struktur utama
bangunan gedung dan struktur lain bangunan atau perkerasan di atas
permukaan dan/atau di bawah permukaan tanah.
3. RTH privat harus diupayakan semaksimal mungkin dapat menjadi area
resapan air hujan, dengan menempatkan cekungan (swale) atau resapan
setempat, yang berfungsi untuk menyimpan air hujan dalam waktu
sementara, kecuali untuk tapak dengan kondisi tanah tertentu yang tidak
memungkinkan untuk dijadikan resapan air hujan.
4. Persyaratan RTH privat untuk bangunan gedung hijau harus sesuai dengan
peruntukan dan memenuhi ketentuan intensitas bangunan gedung (KDB,
KLB, dan KDH) dalam rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan,
ditambahkan 10% dari luas tapak bangunan.
5. Dalam hal luasan RTH tersebut sebagaimana disebut pada poin 4 tidak
memadai atau tidak dapat dilakukan penambahan, maka dapat
ditambahkan dalam bentuk lain misalnya seperti taman pada atap
bangunan gedung (roof garden), taman di teras bangunan gedung (terrace
garden), atau taman di dinding/tanaman rambat (vertical garden) sehingga
memenuhi jumlah total luasan yang diatur pada poin 4).
11
2.4.1 Selubung Bangunan
Selubung Bangunan menurut permen PUPR nomor 02 (2015) yang
meliputi:
1. Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang membungkus bangunan
gedung, berupa dinding dan atap transparan atau yang tidak transparan
tempat sebagian besar energi termal berpindah lewat elemen tersebut.
2. Komponen dalam selubung bangunan yang harus di desain untuk
mencapai efisiensi penggunaan energi yang diinginkan meliputi dinding,
atap, pembukaan celah, ventilasi, akses bangunan gedung, cahaya alami,
kaca, peneduh, dan kekedapan udara.
3. Efisiensi penggunaan energi pada bangunan gedung hijau secara akurat
harus mempertimbangkan nilai akumulasi Roof Thermal Transfer Value
(RTTV) dan/atau Overall Thermal Transfer Value (OTTV).
4. Nilai akumulasi RTTV dan OTTV yang diperkenankan adalah maksimum
35 Watt/m2, yang dapat dicapai secara bertahap.
5. Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan, ukuran, dan detail penerapan
selubung bangunan mengikuti SNI 6389:2000 tentang Konservasi Energi
untuk Selubung Bangunan Gedung atau edisi terbaru.
12
5. Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan, ukuran, dan detail penerapan
sistem ventilasi bangunan gedung hijau mengikuti SNI 6572:2001 tentang
Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada
Bangunan Gedung atau edisi terbaru.
13
pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan yang digunakan
apabila sistem pencahayaan alami tidak mampu mencapai tingkat
pencahayaan minimal yang dipersyaratkan (iluminasi). Sistem
pencahayaan alami harus direncanakan melalui pengolahan bukaan secara
maksimal guna meneruskan cahaya ke ruang dalam bangunan gedung.
3. Sistem pencahayaan buatan harus mempertimbangkan fungsi ruangan,
tingkat pencahayaan minimal.
4. Zonasi pengelompokan lampu memperhatikan ketersediaan pencahayaan
alami (daylighting).
5. Perencanaan sistem pencahayaan buatan tidak boleh melebihi daya listrik
maksimum per meter persegi kecuali untuk fungsi ruangan dan/atau
fasilitas tertentu sebagaimana dipersyaratkan.
6. Untuk meningkatkan efisiensi energi pada sistem pencahayaan buatan
bangunan gedung hijau, dapat direncanakan menggunakan dimmer
dan/atau sensor photoelectric untuk sistem pencahayaan alami pada
eksterior dan interior bangunan gedung.
7. Sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung hijau harus sesuai
dengan:
a. daya listrik maksimum per m2 kecuali terhadap fungsi dan/atau
fasilitas tertentu sebagaimana dipersyaratkan;
b. luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk satu macam
pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan;
c. penggunaan sensor/pengendali pencahayaan dalam fungsi tertentu,
sebagaimana dipersyaratkan dalam SNI 6197:2000 tentang Konservasi
Energi Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung atau edisi
terbaru.
8. Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan, ukuran dan detail penerapan
sistem pencahayaan pada bangunan gedung hijau mengikuti SNI
2396:2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami
pada Bangunan Gedung atau edisi terbaru.
14
2.4.5 Sistem Kelistrikan
Sistem Kelistrikan menurut permen PUPR nomor 02 (2015) yang
meliputi:
1. Perencanaan sistem kelistrikan pada bangunan gedung hijau dimaksudkan
untuk menghindari potensi pemborosan energi melalui:
a. pengelompokan beban listrik harus direncanakan untuk setiap ruangan,
atau kelompok beban listrik; dan
b. pemasangan alat ukur energi listrik atau kWh meter terpisah untuk
setiap kelompok beban listrik untuk memantau penggunaan daya listrik
tiap kelompok beban listrik dalam satu sistem utilitas.
2. Untuk bangunan gedung hijau dengan fungsi dan luasan tertentu harus
menggunakan Building Management System (BMS) guna mengendalikan
konsumsi listrik pada bangunan gedung.
3. Perencanaan sistem kelistrikan harus menyediakan sub meter energi listrik
untuk kelompok daya listrik utama yang lebih besar dari 100 kVa seperti
pada:
a. sistem pengondisian udara, misalnya chiller, dan air handling unit
(AHU)
b. sistem transportasi vertikal, misalnya lif.
4. Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan, ukuran, dan detail penerapan
sistem kelistrikan dalam gedung mengikuti SNI 0225:2011 tentang
Persyaratan Umum Instalasi listrik atau edisi terbaru.
15
penumpang, dan waktu tempuh yang diperlukan.
3. Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan, ukuran, dan detail penerapan
sistem tansportasi dalam gedung mengikuti SNI 6573:2001 tentang Tata
Cara Penerapan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung atau edisi
terbaru.
16
2.5.2 Pemakaian Air
Pemakaian Air menurut permen PUPR nomor 02 (2015) yang meliputi:
1. Pemakaian air diperhitungkan berdasarkan kebutuhan air untuk
penghuni/pengguna bangunan gedung, kebutuhan air dingin dan/atau air
panas, kebutuhan air untuk peralatan dan mesin yang memerlukan
penambahan air secara teratur atau terus menerus, kebutuhan air untuk
muka air kolam, dan kebutuhan air lainnya.
2. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, perlu dipasang alat ukur
penggunaan air (submeter) pada:
a. sistem pemakaian air dari penyedia air;
b. sistem pemakaian air daur ulang; dan
c. sistem pasokan air tambahan lainnya apabila kedua sistem di atas tidak
memadai maka dilakukan penyediaan air secara mandiri.
3. Pemakaian sumber air primer yang berasal dari penyedia jasa dan air
tanah, diperhitungkan maksimum 90% dari total kebutuhan air tanpa
mengurangi kebutuhan air per orang.
4. Pemenuhan kebutuhan air yang tidak bisa dipenuhi oleh sumber air primer
sebagaimana di atas harus diperoleh penyediaan air secara mandiri.
17
Tabel 2.11 Saniter Hemat Air (Water Fixtures)
18
2.6.2 Pengendalian Penggunaan Bahan Pembeku (Refrigerant)
1. Penggunaan bahan bahan pembeku (refrigerant) tata udara yang digunakan
harus mengandung material aman dan tidak berbahaya bagi penghuni dan
lingkungan.
2. Bahan pembeku (refrigerant) tata udara harus menggunakan bahan yang
tidak mengandung Chloro Fluoro Carbon (CFC).
3. Ketentuan penggunaan bahan pembeku (refrigerant) pada bangunan
gedung hijau mengikuti standar teknis.
19
2.7.2 Penggunaan Material Bersertifikat Ramah Lingkungan (eco labeling)
Penggunaan Material Bersertifikat Ramah Lingkungan (eco labeling)
menurut permen PUPR nomor 02 (2015) yang meliputi:
1. Bangunan gedung hijau dibangun dengan semaksimal menggunakan
material bangunan yang bersertifikat ramah lingkungan berupa:
a. Material bangunan yang bersertifikat eco-label; dan
b. Material bangunan lokal.
2. Bangunan gedung hijau yang mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan
bangunan gedung adat atau yang menggunakan elemen dengan langgam
tradisional wajib menggunakan material lokal atau substitusi yang berasal
dari sumber legal.
3. Material lokal atau substitusinya sebagaimana dimaksud di atas dibuktikan
dengan keterangan legal dan mempertimbangkan telapak ekologis terkecil
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
20
2.8.2 Penerapan Sistem Penanganan Sampah
Penerapan sistem penanganan sampah pada bangunan hijau terdiri atas
pemilahan, pengumpulan, dan pengolahan sampah yang dimaksudkan untuk
menambah nilai manfaat dari sampah dan mengurangi dampak lingkungan.
Sistem penanganan sampah pada bangunan gedung hijau menurut permen PUPR
nomor 02 (2015) terdiri atas:
1. Penyediaan fasilitas pemilahan sampah dengan pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
2.9.2 Daur Ulang Air yang Berasal dari Air Limbah (Grey Water)
Daur Ulang Air yang Berasal dari Air Limbah (Grey Water) menurut
permen PUPR nomor 02 (2015) yang meliputi:
1. Air limbah (grey water) dari bangunan gedung hijau dapat digunakan
kembali setelah diproses melalui sistem daur ulang air (water recycling
system).
2. Sisa air limbah (grey water) yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dan
dibuang ke saluran pembuangan kota harus memenuhi standar baku mutu
sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domesik atau edisi terbaru.
3. Air daur ulang yang digunakan kembali harus memenuhi standar baku
mutu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
4. Air daur ulang yang dimaksud di atas digunakan sebagai air sekunder
misalnya untuk penggelontoran (flushing), penyiraman tanaman, irigasi
lahan, dan penambahan air pendingin (make-up water cooling tower).
Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan, ukuran, dan detail penerapan
mengikuti ketentuan perundang-undangan bidang pengelolaan air limbah.
22
terhadap 6 kriteria green building yang dianggap paling utama menurut
para akademisi dapat disimpulkan bahwa tingkat rating sertifikasi green
building pada gedung Teknik Sipil ITS adalah sebesar 43%.
4. Penelitian “Evaluasi Aspek Green Building pada Gedung Andi Hakim
Nasoetion Rektorat IPB” (Enrizal, dkk. 2019). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi penerapan Green Building di gedung AHN
dengan melakukan penilaian aspek green building berdasarkan Greenship
GBCI untuk gedung terbangun versi 1.0
23
24
BAB 3
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
De Desain 2D dan 3D
selesai
25
3.3 Prosedur Penelitian
Dengan mengikutu prosedur pennelitian yang telah dirancang pada
Gambar 3.1 maka hasil penelitian akan sesuai dengan yang diinginkan.
26
3.3.4 Desain
Proses pengerjaan desain dilakukan dengan mengacu pada Permen PUPR
nomor 02 tahun 2015, desain 2D menggunakan program software Auto-CAD
2008 sedangkan untuk pemodelan 3D menggunakan Sketchup pro 8, daftar
gambar sebagai berikut:
1. Lay out
2. Denah lantai 1
3. Denah lantai 2
4. Tampak depan
5. Tampak belakang
6. Tampak kanan
7. Tampak kiri
8. Potongan 1-4
9. Detail
10. 3D
27
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Proyek Akhir
28
29