Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PROYEK AKHIR

PEMETAAN DETAIL SITUASI BUMI PERKEMAHAN


RANCA CANGKUANG DESA MEKARSARI KECAMATAN
PASIRJAMBU KABUPATEN BANDUNG
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Pendidikan Setara Diploma Satu

Disusun oleh Kelompok 4:

Dewi Siti Robiatul Adawiyah B101-081833


Jihan Fitria Rantika Saleh B101-081807
Moch Zia Ul Haq B101-081809
Nanda Suryatika B101-081813
Ridwan Nurseha Ali B101-081816
Riksa Fatma Sidik B101-081817
Vina Sopinah Kurnia Sani B101-081827
Zulyan Ferdyansyah B101-081832

JURUSAN GEOMATIKA
LEMBAGA PELATIHAN KERJA BUDIKARYA MANDIRI
2019
BUDI KARYA MANDIRI

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan
karunianya, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan
Proyek Akhir Dua ini dengan baik. Laporan Proyek akhir dua yang telah kami
susun ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan di LVKP Budikarya Mandiri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan
penting dalam kegiatan Proyek Akhir Dua ini. Dan kami menyadari laporan ini
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami akan menerima kritik
maupun saran terhadap laporan Proyek Akhir Dua yang telah kami susun ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Bandung, Juni 2019

Kelompok 4
Proyek Akhir Dua

KELOMPOK 4 i
BUDI KARYA MANDIRI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan Proyek Akhir Dua....................................................... 2
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................. 2
1.4. Struktur Organisasi ...................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 4
2.1. Pemetaan Situasi ......................................................................................... 4
2.2. Pengukuran Titik Referensi ......................................................................... 4
2.2.1. GPS Tipe Navigasi ......................... Error! Bookmark not defined.5
2.2.2. Prinsip Penentuan Posisi Dengan GPSError! Bookmark not
defined.5
2.3. Kerangka Dasar Pemetaan .......................................................................... 7
2.3.1. Pengukuran Kerangka Dasar HorisontalError! Bookmark not
defined.7
2.4. Pengukuran Jarak ........................................................................................ 9
2.5. Pengukuran Sudut ....................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 11
3.1. Tahap Persiapan ..................................... Error! Bookmark not defined.11
3.1.1. Persiapan Teknis .......................... Error! Bookmark not defined.11
3.1.2. Persiapan Non-Teknis .................. Error! Bookmark not defined.11
3.2. Orientasi Lapang .................................... Error! Bookmark not defined.12
3.3. Pengukuran Titik Referensi .................... Error! Bookmark not defined.12
3.4. Pembuatan dan Pengukuran Poligon ...... Error! Bookmark not defined.12
3.5. Pengukuran Detail Situasi ...................... Error! Bookmark not defined.12
3.6. Tahap Penggabungan dan Pemetaan ...... Error! Bookmark not defined.13
3.7. Tahap Penggabungan Data ..................... Error! Bookmark not defined.14
BAB IV PENGOLAHAN DATA ................... Error! Bookmark not defined.15
4.1. Mengexport Data Dari ETS ke FleshdiskError! Bookmark not
defined.15
4.2. Mengubah Data TXT Menjadi FBK ...... Error! Bookmark not defined.16

KELOMPOK 4 ii
BUDI KARYA MANDIRI

4.3. Ploting Titik............................................ Error! Bookmark not defined.19

BAB V KESIMPULAN DAN HASIL ........... Error! Bookmark not defined.24


5.1. Simpulan................................................. Error! Bookmark not defined.24
5.2. Saran ....................................................... Error! Bookmark not defined.25
5.3. Hasil ....................................................... Error! Bookmark not defined.25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KELOMPOK 4 iii
BUDI KARYA MANDIRI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hasil akhir dari sebuah pengukuran adalah peta. Proses pemetaan tidaklah
mudah, dibutuhkan ilmu, teori, dan pengaplikasian ilmu survei pemetaan. Selama di
perkuliahan seorang mahasiswa/mahasiswi mendapatkan ilmu dan teori, sedangkan
dalam kegiatan Proyek Akhir Dua ini mahasiswa/mahasiswi dituntut untuk
mengaplikasikan semuanya dengan cara terjun langsung ke lapangan.

Kegiatan Proyek akhir dua merupakan salah satu bentuk nyata dari
pelaksanaan atau praktik pengukuran dilapangan karena untuk memahami
keilmuan geomatika tidak cukup hanya dengan pembelajaran diruang
perkuliahan. Mahasiswa yang telah mengikuti Proyek akhir dua ini
diharapkan dapat paham akan profesi yang akan dijalankannya setelah masa
perkuliahan selesai, mampu mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan
selama perkuliahan, mempunyai keterampilan dalam menggunakan alat-alat
pengukuran, dan mampu berinteraksi dengan masyarakat disekitar wilayah
survei.
Pelaksanaan Proyek akhir dua ini bermaksud agar mahasiswa teknik
geomatika memiliki kemampuan dalam melaksanakan pemetaan terestris dan
menerapkan konsep dari disiplin ilmu geomatika, dalam pembuatan peta
topografi suatu daerah.
Proses kegiatan Proyek akhir dua dilakukan sebagaimana halnya
membuat peta yang diawali dengan survei lapangan, persiapan teknik dan
non-teknis, dilanjutan pengukuran langsung dilapangan, pengolahan data dan
analisis, hingga diperoleh hasil akhir berupa peta.
Penyusunan laporan kegiatan Proyek akhir dua merupakan bukti fisik
seseorang mahasiswa telah melaksanakan Proyek akhir dua.

KELOMPOK 4 1
BUDI KARYA MANDIRI

1.2 Maksud dan Tujuan Proyek Akhir Dua


Secara umum Proyek akhir dua bermaksud untuk memberi gambaran
kepada peserta Proyek akhir dua pada saat bekerja dimasa yang akan
mendatang, baik itu disuatu perusahaan ataupun lembaga instansi lainnya.
Adapun kegiatan Proyek akhir dua ini dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Memberikan bekal dan pengalaman bagi mahasiswa
2. Agar mahasiswa teknik geomatika dapat mengaplikasikan ilmunya dalam
hal survei dan pemetaan sehingga dapat mengetahui hambataan yang
dapat terjadi dilapangan.
3. Melatih kemampuan kerjasama dan koordinasi dalam suatu kelompok
maupun antar kelompok.
4. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian, yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang
tinggi.

Adapun tujuan pembuatan laporan adalah:


1. Mahasiswa dapat membuat laporan sesuai dengan aturan yang benar.
2. Dokumentasi sebagai sarana untuk sidang.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Proyek Akhir Dua ini dilakukan di Bumi Perkemahaan


Ranca Cangkuang, Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten
Bandung. Waktu pelaksanaanya dimulai dari tanggal 10 juni 2019 sampai
dengan 14 juni 2019.
Peta Lokasi

KELOMPOK 4 2
BUDI KARYA MANDIRI

1.4 Struktur Organisasi

PENANGGUNG JAWAB
Anne Dess Setiadi, S.E.

DOSEN PEMBIMBING INSTRUKTUR


Andi wiharyanto W., S.T. Disty Siti Munigar
Budi Syihabudin, S.T. Rizki Ahmad F

KETUA
Ridwan Nurseha Ali

BENDAHARA
Jihan Fitria Rantika Saleh

SEKSI LOGISTIK SEKSI KONSUMSI


Jefri Mastary Abiyyah Kultsum
Moch. Raditya Iqbal F Moch. Zia Ul Haq
Syawadz Iqbal F Zulyan Ferdyansyah
Wanda Utama H

SEKSI PERIZINAN SEKSI TRANSPORTASI


Aksal Miftah Ahmad Safar
Ilman Naufal I Saepul Kamal
Nabila Intan Ayu

KELOMPOK 4 3
BUDI KARYA MANDIRI

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pemetaan Situasi

Peta adalah proyeksi bentuk permukaan bumi ke dalam bidang datar


dengan ukuran yang lebih kecil. Keadaan permukaan bumi yang digambarkan
meliputi unsur-unsur alam (misalnya: sungai, gunung, lembah, dll), unsur-
unsur buatan manusia (misalnya: bangunan, jalan, irigasi, batas kepemilikan,
dll), dan bentuk permukaan tanah.

Pada dasarnya pengukuran untuk pemetaan adalah menentukan posisi


horizontal dan posisi vertikal setiap titik di lapangan.Yang dimaksud titik-
titik di sini adalah:
1) Titik-titik yang berfungsi sebagai titik-titik pengontrol pengukuran
lebih lanjut. Titik-titik ini disebut sebagai titik kontrol. Seluruh titik
titik kontrol yang ada (dibuat) merupakan "Kerangka Dasar
Pemetaan". Titik ini di lapangan diberi tanda dengan patok-patok
terbuat dari beton atau kayu.
2) Titik-titik bantu yang berfungsi sebagai titik antara, apabila
pengukuran detail akan dimulai dari satu titik kontrol dan akan
berakhir pada titik konrol lainnya, dimana pengukuran dari titik
kontrol tersebut tidak dapat dicapai dengan satu kali pengukuran (satu
kali berdiri alat). Sebaiknya titik-titik bantu ini ditandai lain dengan
titik titik kontrol (patok dibedakan).
3) Titik-titik detail, merupakan titik-titik unsur alam maupun unsur
buatan manusia, misalnya batas-batas tanah (sawah, Iadang,hutan),
pinggiran sungai, saluran irigasi, pojok-pojok bangunan, jembatan,
jalan, dll. Juga titik-titik lain yang dipilih untuk keperluan pembuatan
garis-garis kontur. Garis kontur ini merupakan suatu cara untuk
menggambarkan bentuk topografi permukaan tanah daerah yang
diukur.

Posisi titik-titik tersebut di atas (titik kontrol, titik bantu, titik detail)
dapat dinyatakan dalam sistem koordinat umum ataupun dalam sistem
koordinat lokal. (J. Andy Hartanto, S.H., M.H.n lr., M,M.T. dan Ir.D.W.
Hendro Kustarto, M.T., 2012).

2.2 Pengukuran Titik Referensi

Titik Referensi adalah Titik-titik yang berfungsi sebagai titik-titik


pengontrol pengukuran lebih lanjut. Pengukuran titik referensi ini dilakukan
menggunakan metode pengukuran GPS/GNSS.

KELOMPOK 4 4
BUDI KARYA MANDIRI

2.2.1 GPS Tipe Navigasi


GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit
navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh
militer Amerika Serikat. Sistem ini dirancang untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa
bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara
simultan. Tujuan utama GPS adalah untuk mewujudkan sistem
penentuan posisi di darat, laut, dan udara bagi pihak tentara
Amerika Serikat dan sekutunya, namun kemudian sistem ini
bebas digunakan oleh semua pengguna. (Abidin, 2006)

2.2.2 Prinsip penentuan posisi dengan GPS


Pada penentuan posisi dengan menggunakan GPS, datum
yang digunakan adalah datum Word Geodetic System 1984
(WGS 84). Datum ini adalah sistem referensi yang digunakan
oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) sebagai
pemilik dan pengelola satelit GPS untuk merepresentasikan
parameter-parameter dari orbit satelit GPS. (Abidin, 2006)

Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan


metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan
secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki
empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter
koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan
waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan
jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal
pengukuran jarak ke empat satelit.

Ketelitian yang dihasilkan pada GPS ini bergantung


kepada empat faktor yaitu : metode penentuan posisi yang
digunakan, geometri dan distribusi satelit yang diamati,

KELOMPOK 4 5
BUDI KARYA MANDIRI

ketelitian data yang digunakan, dan strtegi/pengolahan data


yang diterapkan.

Metode penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi


dua, yaitu metode absolut, dan metode diferensial. Masing-
masing metode kemudian dapat dilakukan dengan cara real
time dan atau post-processing. Apabila objek yang ditentukan
posisinya diam maka metodenya disebut Statik. Sebaliknya
apabila objek yang ditentukan posisinya bergerak, maka
metodenya disebut kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita
akan menemukan metode-metode seperti SPP, DGPS, RTK,
Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go,
serta masih ada beberapa metode lainnya.

Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi


menjadi dua metode yaitu metode absolut dan metode relatif.

Metode absolut atau sering disebut point positioning,


menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima
(receiver) saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter (tidak
berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukkan bagi
keperluan navigasi. Data yang biasa digunakan adalah data
psudorange.

Metode relatif atau sering disebut differential positioning,


menetukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah
receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi
dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam
jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang
lainnya. Metode ini menghasilkan posisi berketelitian tinggi
(umumnya kurang dari 1 meter) dan diaplikasikan untuk
keperluan survei geodesi ataupun pemetaan yang memerlukan
ketelitian tinggi.

KELOMPOK 4 6
BUDI KARYA MANDIRI

2.3 Kerangka Dasaar Pemetaan

Tahap awal sebelum melakukan suatu pengukuran adalah dengan


melakukan penentuan titik-titik kerangka dasar pemetaan pada daerah atau
areal yang akan dilakukan pengukuran yaitu penentuan titik-titik yang ada di
lapangan yang ditandai dengan patok kayu, paku atau patok permanen yang
dipasang dengan kerapatan tertentu, fungsi dari sistem kerangka dasar
pemetaan dengan penentuan titik-titik inilah yang nantinya akan dipakai
sebagai titik acuan (reference) bagi penentuan titik-titik lainya dan juga akan
dipakai sebagai titik kontrol bagi pengukuran yang baru. Pengukuran
dilaksanakan untuk memperoleh data sudut dan jarak dilapangan yang akan
dihasilkan suatu data posisi berupa data koordinat (X,Y) yang dapat
digunakan dalam pembuatan peta dasar teknik, (Brinker.1987).

2.3.1 Pengukuran kerangka Horizontal

Kerangka dasar horizontal merupakan kumpulan titik-titik yang


telah diketahui atau ditentukan posisi horizontalnya berupa koordinat
pada bidang datar (X,Y) dalam sistem proyeksi tertentu. Bila dilakukan
dengan cara teristris, pengadaan kerangka horizontal bisa dilakukan
menggunakan cara triangulasi, trilaterasi atau poligon. Pemilihan cara
dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan dan ketelitian yang
dikehendaki. ( Purworhardjo, 1986 ).

a. Poligon

Metode poligon adalah metode penentuan posisi lebih dari satu


titik dipermukaan bumi, yang terletak memanjang sehingga
membentuk segi banyak, (Wongsotjitro,1977). Unsur-unsur yang
diukur adalah unsur sudut dan jarak, jika koordinat awal diketahui,
maka titik-titik yang lain pada poligon tersebut dapat ditentukan
koordinatnya. Pengukuran dengan metode poligon ini terbagi
menjadi dua bentuk yaitu:

1) Poligon Tertutup

Poligon tertutup adalah poligon dengan titik awal sama dengan


titik akhir, jadi dimulai dan diakhiri dengan titik yang sama.
Secara umum, syarat geometrik bentuk ini adalah sebagai berikut:

 Untuk sudut :

dalam = (m – 2) . 180o
luar = (m + 2) . 180o

KELOMPOK 4 7
BUDI KARYA MANDIRI

 Untuk koordinat :

Xakhir = Xawal
Yakhir = Yawal
di mana :
dalam ; luar = jumlah sudut dalam/luar
m = banyaknya sudut/titik
Xawal , Yawal = koordinat titik awal
Xakhir , Yaakhir = koordinat titik awal

Bila dihubungkan dengan ukuran metoda poligon, maka dapat


ditentukan bahwa :

1. Diketahui ataupun tidak azimuth awal dan azimuth akhir, syarat


geometrik sudut tetap terpenuhi, karena akhir = awal.
2. Diketahui ataupun tidak koordinat titik awal dan koordinat titik
akhir, syarat geometrik koordinat tetap terpenuhi, karena Xakhir =
Xawal dan Yakhir = Yawal
3. Arah hitungan, dapat ditentukan sendiri (sembarang), apakah
searah jarum jam atau sebaliknya. Ingat masalah sudut kiri ataupun
sudut kanan dalam hitungan azimuthnya.
Syarat geometrik poligon, khusus untuk bentuk ini, dapat dituliskan
sebagai berikut :

0 = (m-2).180o  F (untuk sudut dalam)


0 =  (m+2).180o  F (untuk sudut luar), atau
F = (m  2).180o (sudut dalam)

F = (m + 2).180o (sudut luar)

0 =  X  FX ; 0 =  Y  FY atau

FX =  X

FY =  Y
Agoes soedomo, ITB

KELOMPOK 4 8
BUDI KARYA MANDIRI

2.4 Pengukuran Jarak

Jarak yang digunakan untuk menghitung koordinat titik-titik poligon


adalah jarak mendatar. Ada beberapa cara untuk mengukur jarak mendatar.
Dengan ETS (Electronic Total Station) Sebenamya pengukuran jarak dengan
menggunakan ETS merupakan pengukuran yang paling mudah. Hal ini
disebabkan alat ini secara otomatis mengukur jarak mendatar yang diukur
antara alat ke reflektor. Dimana alat ini memanfaatkan gelombang
elektromagnetik dalam mengukur jarak.

2.5 Pengukuran Sudut

Pengukuran sudut ialah pengukuran selisih antara dua arah yang


berlainan satu sama lain dengan besarnya bacaan skala lingkaran horizontal
alat ukur sudut pada waktu teropong diarahkan ke jurusan tertentu. Untuk
mendapatkan besarnya sudut, bacaan arah kanan dikurangi dengan bacaan
arah kiri atau bacaan arah terakhir dikurangi bacaan arah awal.

KELOMPOK 4 9
BUDI KARYA MANDIRI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Diagram Alir Pelaksanaan Kegiatan:


Persiapan :
Teknis
Non-Tenis

Pengukuran Titik Referensi

✓/X

Pembuatan dan Pengukuran Poligon

✓/X

Pengukuran Detail dan Situasi

Pengolahan dan Pemetaan

✓/X

Hasil

KELOMPOK 4 10
BUDI KARYA MANDIRI

3.1 Tahapan Persiapan


3.1.1 Persiapan Teknis
Persiapan ini meliputi:
 Latihan menggunakan alat melalui pengukuran langsung, persiapan
ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan alat serta mengecek kondisi alat yang akan
digunakan.
 Pemantapan teori
 Pengadaan titik kerangka dasar.
 Merencanakan lokasi pemasangan titik bantu dilapangan.
 Orientasi lapangan bagi tiap kelompok.
 Briefing untuk membahas tahapan pelaksanaan pengukuran baik
kerangka dasar, dan detail situasi yang akan diambil.
 Menetapkan strategi kerja berdasarkan situasi dan kondisi
lapangan.
 Pembagian pemetaan per kelompok.

3.1.2 Persiapan Non-Teknis


Persiapan ini berkaitan dengan hal-hal yang dapat membantu
kelancaran pengukuran seperti:
 Menyiapkan surat perizinan.
 Persiapan orientasi tempat untuk penentuan basecamp.
 Sarana pengangkutan barang.
 Perlengkapan tiap individu maupun tiap kelompok untuk keperluan
selama kegiatan Proyek akhir dua berlangsung.
 Pemeriksaan kondisi alat dan kelengkapannya.
 Penyediaan sarana transfortasi dari kampus sampai ke tempat
Proyek akhir dua.
 Penyediaan konsumsi.

KELOMPOK 4 11
BUDI KARYA MANDIRI

3.2 Orientasi Lapangan

Dalam kegiatan orientasi lapangan ini memiliki tujuan untuk mengetahui


situasi dan kondisi lapangan yang akan diukur, hal yang dilakukan antara
lain:

1. Pemeriksaan dan penentuan batas dimana pengukuran akan dilakukan.


Sekaligus pembagian wilayah pengukuran setiap kelompok.
2. Memasang patok yang sudah dilengkapi dengan paku payung untuk titik-
titk poligon utama yang mencakup seluruh wilayah pengukuran.

3.3 Pengukuran Titik Referensi


Dalam menentukan titik referensi yaitu BM (Bench Mark) dan juga CP
(Control Point) dilakukan pengukuran dengan menggunakan RTK (Real Time
Kinematic).
3.4 Pembuatan dan Pengukuran Poligon

Setelah pemasangan patok untuk poligon kita langsung melakukan


pengukuran menggunakan Total Station dan GPS Real Time Kinematic.
Langkah pengukuran poligon utama :
1. Dalam pengukuran poligon utama menggunakan 2 titik referensi yang
diukur menggunakan GPS RTK. Kedua titik tersebut ditandai “CP” dan
“BM”. Sesuai dengan rencana titik poligon berjumlah 10 titik dengan
deskripsi P1-P10.
2. Langkah awal dilakukanlah centering alat TS di titik BM dan melakukan
backsight ke titik CP dan foresight ke titik P1.
3. Langkah selanjutnya berdiri pada titik foresight sebelumnya yakni “P1”
dan melakukan backsight ke titik station sebelunya yakni “BM” dan
foresight ke “P2”
4. Lakukanlah langkah yang sama seperti no.3 sampai ke langkah terakhir
yakni melakukan penutupan poligon dengan station pada titik “BM” dan
melakukan backsight pada titik “P10” dan foresight ke titik “P1”
5. Jika langkah-langkah tersebut dilakukan maka poligon utama akan
terbentuk yakni poligon kring/loop dan dapat mengetahui linier kesalahan
pada pengukuran tersebut.

3.5 Pengukuran Detail Situasi

Setelah melakukan penyebaran titik poligon dilakukan pengukuran detail


situasi seperti pengambilan data sungai, spot, jalan, bangunan, dll. Kita juga
disini melakukan pembuatan titik bantu untuk mengambil titik detail situasi

KELOMPOK 4 12
BUDI KARYA MANDIRI

yang tidak terambil dari titik poligon utama. Pengukuran detail situasi dibagi
menjadi 4 wilayah, Kelompok 4 melakukan wilayah pengukuran di wilayah
2. Pengukuran detail dan situasi dilakukan di titik BM, CP, P04, P09, P10, A4
(titik bantu 1), B4 (titik bantu 2).

Langkah-langkah Pengukuran :

1. ETS diberdirikan di titik BM dan prisma diberdirikan di titik P10. Setelah


keduanya centering maka dilakukan backsight ke titik P10. Selanjutnya
dilakukan pengukuran detail dan situasi.

2. ETS diberdirikan di titik P10 dan prisma diberdirikan di titik BM. Setelah
keduanya centering dilakukan backsight ke titik BM. Selanjutnya
melakukan tembakan foresight ke titik A4 untuk dijadikan titik bantu.
Dan setelah itu dilakukan pengukuran detail situasi yang terlihat
disekitaran titik P10.

3. ETS diberdirikan di titik CP dan prisma diberdirikan di titik BM. Setelah


keduanya centering dilakukan backsight ke titik BM. Selanjutnya
dilakukan pengukuran detail dan situasi.

4. ETS diberdirikan di titik P09 dan prisma diberdirikan di titik P10. Setelah
keduanya centering dilakukan backsight ke titik P10. Selanjutnya
dilakukan pengukuran detail dan situasi.

5. ETS diberdirikan di titik A4 dan prisma diberdirikan di titik P10. Setelah


keduanya centering dilakukan backsight ke titik P10. Selanjutnya
dilakukan pengukuran detail dan situasi.

6. ETS diberdirikan di titik P04 dan prisma diberdirikan di titik P03. Setelah
keduanya centering dilakukan backsight ke titik P03. Selanjutnya
dilakukan pengukuran detail dan situasi.

3.6 Tahap Pengolahan dan Pemetaan

Tahapan pengolahan dimulai dengan transfer data dari alat ke komputer.


Peralatan yang digunakan flashdisk dan komputer. Tahapan pertama
melakukan eksport dari alat ke flashdisk selanjutnya data tersebut diolah
disoftware pcport karena menggunakan alat high target dan kemudian disave
sampai diolah kembali menjadi fieldbook pada software stringer connect dan
data siap diplot di AutoCad Civil 3d. Tahapan pemetaan dengan membuka
fieldbook tersebut di autocad civil 3d untuk melakukan ploting data yang
selanjutnya melakukan penarikan planimetris dari titik-titik yang sama,
Kemudian dibuat konturnya. Untuk rinciannya akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.

KELOMPOK 4 13
BUDI KARYA MANDIRI

3.7 Tahap Penggabungan Data

Setelah melakukan pengolahan dan pemetaan data hasil pengukuran


kelompok masing-masing, kemudian dilakukan penggabungan data hasil
pengukuran seluruh kelompok, agar menjadi satu data ukuran penuh yang
telah di tetapkan. Penggabungan dilakukan pada software AutoCad Civil 3D.

KELOMPOK 4 14
BUDI KARYA MANDIRI

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Export Data dari ETS Hi-Target ZTS 320 R ke Flashdisk

Langkah-langkah pendownloadan data (export) ke flashdisk


1. ETS dinyalakan dan masukan flashdisk ke dalam ETS. Kemudian
tekan tombol Menu, setelah masuk ke Menu kemudian pilih Fileman
dengan menekan tombol 3.

2. Setelah masuk ke menu fileman tekan tombol 3(export), kemudian ada


3 pilihan tekan tombol 2(export to USB).

3. Selanjutnya setelah menekan tombol 2 akan masuk ke pilihan Send


(Mea.) dan Send (Coo.). Yang pertama dilakukan adalah
mendownload data meanya terlebih dahulu (untuk dijadikan data fbk).
Setelah menekan tombol 1 (Send Mea) kemudian akan muncul menu
seperti pada gambar dibawah berikutnya yang berisi tampilan data apa
yang akan di export pastikan file itu yang hendak kita export jika
sudah kemudian tekan enter.

4. Kemudian muncul lagi menu untuk menamai datanya setelah itu


tekan Enter. Akan muncul pilihan Sunway dan SS kemudian pilih

KELOMPOK 4 15
BUDI KARYA MANDIRI

menu Sunway dengan menekan tombol 1. Data sudah tersimpan di


USB.

Kemudian untuk mendownload data koordinat sama halnya seperti


data mea yang membedakan adalah pada pilihan Send Mea dan Send
Coo pilih send Coo dan berinama berbeda dengan file Mea.

4.2 Langkah Mengubah Data dengan Format TXT Menjadi FBK

Untuk mengubah format file dari txt menjadi fbk diperlukan dua software
lainnya yang menunjang (software disesuaikan dengan alatI) untuk alat
Hi-Target ZTS 320R menggunakan software PC-Port dan juga Stringer
Connect, berikut adalah langah-langkahnya.

1. Buka software PC-Port kemudian klik open setelah itu pilih filenya
klik open.

2. Klik save muncul menu seperti pada gambar untuk meubah nama
file ada di kolom fileman, dan ubah format data menjadi GTS-7
kemudian klik save.

KELOMPOK 4 16
BUDI KARYA MANDIRI

3. Akan muncul lagi tampilan seperti pada gambar di bawah pilih


menu “Angle and distance” dan pada distance type pilih SD
kemudian Save.

4. Setelah data tersimpan dengan format GT-7 maka buka software


yang kedua yaitu Stringer Connect. Setelah software dibuka akan
muncul tampilan seperti pada gambar dibawah pilih file yang tadi
kemudian klik Accept Current File. Akan muncul tampilan utuk
menyimpan file dengan format RW5 tekan save.

KELOMPOK 4 17
BUDI KARYA MANDIRI

5. Setelah itu akan muncul tampilan seperti gambar di bawah klik


save dan akan muncul lagi tampilan berinama pada file name dan
untuk kolom save as type pilih format field book file kemudian
save.

Setelah data menjadi format fbk maka dilakukan pengeditan


supaya bisa terbaca pada saat ploting titik.

KELOMPOK 4 18
BUDI KARYA MANDIRI

4.3 Ploting Titik

Ploting titik dilakukan pada software AutoCAD Civil 3D. Berikut


langkah-langkahnya.

1. Buka software Autocad Civil3D, kemudian klik gambar A di


pojok kiri atas lalu pilih Drawing Utilities untuk mengatur
Drawing Setting dan Units. Pengaturan Drawing Setting dilakukan
untuk mengatur datum referensi (UTM WGS 1984) dan zona dari
lokasi pengukuran, sedangkan Units dilakukan untuk mengatur
arah 0̊ menjadi kearah utara dan sudut membesar searah jarum
jam.

KELOMPOK 4 19
BUDI KARYA MANDIRI

2. Setelah pengaturan selesai, langkah berikutnya adalah mengimport


data. Klik toolbar Insert pilih Import Survey Data kemudian klik
Create New Survey DataBase untuk membuat database baru lalu
beri nama (area2) dan klik OK.

3. Setelah itu, klik database yang tadi diberi nama (area2) kemudian
Edit Survey DataBase Settings untuk mengatur kembali datum dan
satuan jarak yang digunakan klik OK dan Next.

KELOMPOK 4 20
BUDI KARYA MANDIRI

4. Setelah itu pilih data FBK yang akan di plot kan kemudian klik
Next.

5. Kemudian Create New Network untuk … lalu beri nama kemudian


klik OK, Next dan Finish.

KELOMPOK 4 21
BUDI KARYA MANDIRI

6. Setelah data di import akan muncul point-point detail pengukuran


kemudian tarik garis planimetris untuk batas pengukuran dan
situasi seperti jalan, bangunan, sungai, dll. Atur juga warna layer
untuk setiap garis planimetris disetiap situasi.
Setelah itu pilih Prospector pada Toolspace kemudian klik kanan
pada surface lalu klik Create Surface untuk membuat surface baru
beri nama (Surface5) dan klik OK.
Kemudian klik Surface5 lalu klik Definition pilih Point Groups
dan klik kanan lalu Add.

7. Kemudian pilih All Point untukmembuat kontur lalu klik OK.

KELOMPOK 4 22
BUDI KARYA MANDIRI

8. Setelah muncul kontur namun tidak sesuai dengan garis


planimetris batas terluar maka harus di Boundaries untuk
mengatur batas kontur sesuai dengan batas pengukuran.
Klik kanan Boundaries kemudian Add lalu beri nama lalu OK.
Klik garis planimetris garis terluar.

9. Setelah itu border kontur hanya akan sampai kepada garis batas
pengukuran saja. Untuk situasi seperti jalan,sungai, bangunan dan
yang lainnya diberi breakline dengan mengklik kanan breakline
lalu add berinama dan klik situasi yang hendak di breakline.
Pengolahan data pun sudah selesai.

KELOMPOK 4 23
BUDI KARYA MANDIRI

BAB V
KESIMPULAN DAN HASIL

5.1. Simpulan

Pada pengukuran pemetaan detail situasi di Bumi Perkemahan Ranca


Cangkuang Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk pembekalan terhadap mahasiswa


agar mengetahui kondisi secara langsung dilapangan dan sangat baik
untuk pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan selama masa
perkuliahan. Dan untuk pembelajaran teknis dan non teknis yang terjadi
pada saat dilapangan.

2. Sangat penting melakukan orientasi lapangan untuk mengetahui area


yang akan diukur dan melakukan pembagia area dengan baik dengan
overlap yang tepat. Sekaligus pematokan untuk dijadikan poligon utama
sebagai kerangka dasar pengukuran.

3. Jumlah patok yang digunakan untuk pembuatan poligon utama yang akan
digunakan untuk pengukuran yaitu 12 patok, yaitu 10 titik poligon, 1 titik
BM (Bench Mark) dan 1 titik CP (Control Point) yang sudah diketahui
koordinatnya sebagai titik ikat dan kontrol. Selain itu kelompok kami
juga mengukur titik bantu yakni A4 dan B4 untuk mendapatkan data
yang tidak didapat dari titik yang sudah ada.

4. Pengukuran detail situasi dilakukan di titik BM, CP, P04, P09, P10, A4
(titik bantu 1), B4 (titik bantu 2). Jumlah keseluhuran titik detail dan
situasi adalah 1071 titik dengan detail diantaranya sungai, bukit,
bangunan, kolam, spot, saluran dll.

5. Kualitas pengukuran sangat tergantung pada perencanaan, kondisi


lapangan, cuaca, kondisi alat, serta kemampuan tiap personil kelompok.

KELOMPOK 4 24
BUDI KARYA MANDIRI

5.2. Saran

1. Meningkatkan komunikasi baik secara internal di dalam tim maupun


eksternal antar tim.

2. Meningkatkan lagi kerja sama dan semangat dalam pengukuran agar


pengukuran bisa lebih cepat dan menghasilkan data yang lebih baik lagi.

3. Pengecekan toleransi data sebaiknya langsung dilakukan di lapangan atau


selambat-lambatnya pada malam harinya sehingga jika ada data yang tidak
sesuai dapat diukur ulang saat itu juga atau keesokan harinya.

4. Kepercayaan team harus lebih ditingkatkan terutama dalam saling


memahami materi dan cara kerja.

5. Sebaikmya alat yang digunakan harus dalam keadaan baik, seharusnya alat
sebalum dipakai terlebih dahulu diperiksa kembali.

5.3. Hasil

Hasil Kelompok 4

KELOMPOK 4 25
BUDI KARYA MANDIRI

Hasil Penggabungan Seluruh Kelompok

KELOMPOK 4 26
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. (2006). Penentuan Posisi dengan GPS & Aplikasinya. Jakarta: PT. Pradnya
Paramitha.

Brinker, R. C. (1987). Dasar Dasar Pengukuran Tanah. Jakarta: Erlangga.

J Andy Hartanto, S. (2012). Ilmu Ukur Tanah Metode dan Aplikasi. Malang: DIOMA.

Purwohardjo, U. (1986). Ilmu Ukur Tanah Seri A Pengukuran Horisontal. Bandung: Dept.
Teknik Geodesi ITB.

Soedomo, A. (2003). Surveying & Mapping. Bandung: Dept. Teknik Geodesi ITB.

Wongsojitro, S. (1977). Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai