Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

KEGIATAN MAGANG KERJA

Di Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Daerah (ESDMD)

Provinsi Sulawesi Utara

Disusun Oleh:

Nama : Deddy Wolley


NIM : 15 503 021
Jurusan/Prodi : Fisika/Ilmu Fisika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2018

Page 1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG KERJA GEOTERMAL

Di Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Daerah (ESDMD)

Provinsi Sulawesi Utara

Disetujui oleh,

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama,

DR. Donny. R. Wenas, M.Si Prof. Dr. Rolles N. Palilingan, MS


NIP. 19630610 198703 1 002 NIP. 19640511 198803 1 001

Mengetahui,

Program Studi Ilmu Fisika

Ketua

DR. Donny. R. Wenas, M.Si


NIP. 19630610 198703 1 002

Page 2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas perkenanan-Nya
sehingga laporan kegiatan magang ini dapat diselesaikan. Laporan kegiatan
magang ini disusun sebagai bukti tertulis telah menyelesaikan kegiatan magang
untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Magang Geotermal dan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Manado. Kegiatan
magang secara umum bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa
dinamika dunia kerja, melatih dan mempersiapkan mahasiswa menjadi calon
tenaga kerja yang handal dan profesional di bidang eksplorasi, pengembangan dan
pengusahaan panasbumi.

Ucapan terima kasih kepada Gubernur Sulawesi Utara lewat Kepala Dinas
ESDMD Provinsi Sulawesi Utara yang telah menerima kami mahasiswa peserta
magang kerja geotermal UNIMA dengan segala fasilitas pendukung. Ucapan
terima kasih kepadaKepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang
Ketenagalistrikan, Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah, Kepala Bidang
Pertambangan Umum, Kepala Bidang Energi, Kasubag Hukum Kepegawaian,
Kasubag Keuangan dan Perencanaan, Kasubag Umum, Kepala Seksi di tiap
bidang dan semua Staf Pegawai yang telah mendampingi, membimbing, dan
melatih kami.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan magang,


untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian pula dalam
penulisan laporan ini, masih banyak kekurangan dalam hal teknik penulisan,
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar maupun dalam penyajian,
untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kemajuan bersama di masa
depan. Terima Kasih.

Tondano, Oktober 2018

Page 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.1.Latar Belakang Pelaksanaan Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.2. Tujuan Pelaksanaan Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.3. Sasaan Kompetensi yang Ditargetkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II METODE PELAKSANAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.1. Waktu dan Tempat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2. Prosedur Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB III KONDISI LOKASI MAGANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.1. Profil Lokasi Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2. Struktur Organisasi Lokasi Magang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.3. Unit Program Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.1. Hasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.2. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Pelaksanaan Magang Belakang

Dunia kerja merupakan suatu realita hidup yang wajib dijalani setiap insan
untuk mendapatkan penghidupan yang layak sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Ketenagakerjaan. Untuk memasuki dunia kerja setiap warga Negara perlu
dibekali dengan ilmu dan keterampilan yang sinkron.

Pendidikan Tinggi merupakan salah satu gerbang mempersiapkan tenaga


kerja yang kompeten dan profesional. Menjadi seorang mahasiswa berarti siap
menjadi calon pekerja yang mampu untuk berkontribusi di masa depan demi
kemajuan Bangsa dan Negara. Hal demikian dapat dicapai dengan
menyeimbangkan ilmu dan keterampilan yang telah didapat dengan pengalaman
langsung dalam dunia kerja.

Magang kerja merupakan salah satu kegiatan studi dalam bentuk


pengenalan sekaligus penyelenggaraan pendidikan berbasis keahlian yang
berorientasi pada kompetensi yang telah dipelajaridan dapat mendukung
keterampilan dan kemampuan peserta magang pada dunia kerja.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Fisika Peminatan. Geotermal


diikutsertakan dalam kegiatan magang tahun 2018 sesuai dengan kompetensi yang
telah dimiliki peserta magang yakni di bidang eksplorasi dan pengembangan
sumberdaya geotermal, baik di instansi pemerintahan maupun industri swasta.

1.2. Tujuan Pelaksanaan Magang


Kegiatan magang dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
1) Mengenalkan mahasiswa mengenai jenis-jenis pekerjaan, dalam hal
ini berkaitan dengan pengembangan dan pengusahaan sumberdaya
geotermal sesuai dengan kompetensi yang telah didapat dalam
perkuliahan;

Page 5
2) Memperluas wawasan mahasiswa mengenai dinamika dunia kerja
serta melatih tanggung jawab, disiplin dan kreatifitas mahasiswa dalam
berkontribusi terhadap lingkungan pekerjaan;
3) Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga kerja yang profesional dan
siap bersaing dalam dunia kerja era globalisasi baik di instansi
pemerintahan maupun industri swasta.

1.3. Sasaran Kompetensi dan Manfaat Magang

Pelaksanaan magang mahasiswa Program Studi Ilmu Fisika Peminatan.


Geotermal Universitas Negeri Manado tahun 2018 memiliki sasaran kompetensi
yang ditargetkan untuk dicapai diantaranya:

1) Mahasiswa dapat mengenal lingkungan kerja berkaitan dengan


kompetensi keahlian yang telah dipelajari selama mengikuti
perkuliahan;
2) Mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan habitat lingkungan
kerja dan memahami dinamika dalam dunia kerja;
3) Mahasiswa dapat melatih diri bertanggungjawab, berdisiplin dan
berinovasi secara kreatif dengan lingkungan kerja yang dihadapi;
4) Mahasiswa mampu menjadi tenaga kerja yang profesional dibidangnya
dan siap bersaing dalam dunia kerja sesuai dengan kompetensi
keahlian.

Selain untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditargetkan, manfaat


magang bagi mahasiswa antara lain:

1) Mahasiswa dapat membandingkan dan/atau mendapatkan data-data


yang diperlukan untuk penyelesaian Tugas Akhir di tempat magang;
2) Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru baik dalam hal event
yang diikuti, teman baru, ilmu/keterampilan maupun relasi yang baik
untuk mempersiapkan diri setelah lulus dari perkuliahan;

Page 6
3) Mahasiswa mendapatkan suasana dan ritme hidup yang berbeda
ketika keluar dari aktivitas kampus dan menjadi bagian dan
menyesuaikan diri di instansi tempat kerja.

Page 7
BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang


Magang kerja yang dilaksanakan Mahasiswa Program Studi Ilmu Fisika
Peminatan Geotermal tahun 2018 dilakukan di beberapa instansi terkait dan
rentang waktu pelaksanaan yang berbeda, dan untuk penulis dilakukan pada:
Waktu : 2 Juli - 31 Agustus 2018
Tempat : Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara SPPD Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Daerah (DESDMD) Bidang
Ketenagalistrikan, Bidang Geologi, Bidang Energi dan
Bidang Pertambangan Umum

2.2. Prosedur Pelaksanaan


Magang kerja di lingkungan Dinas ESDM Bidang Pertambangan Umum
dilaksanakan dengan prosedur:
1. Wawancara dengan pimpinan Dinas, dilakukan bersama kepala Dinas,
berkaitan dengan permohonan melaksanakan magang sekaligus
penempatan lokasi magang di Bidang-bidang yang ada di ESDMD;
2. Diskusi bersama Kasubag Hukum dan Kepegawaian dan Kasubag
Keuangan dan Perencanaan;
3. Disalurkan di tiap-tiap Bidang.
4. Diskusi bersama Kepala Bidang, dilanjutkan dengan instruksi dan
penugasan oleh Kepala Bidang.

Page 8
BAB III
KONDISI LOKASI MAGANG

3.1. Profil Lokasi Magang


a) Profil Dinas ESDM Prov. Sulawesi Utara
Kantor Dinas ESDM Prov. Sulawesi Utara beralamat lengkap: Jalan
Babe Palar No. 70 Rike Manado.
Nomor Telepon: (0431) 864496
Fax. (0431) 864567.
Secara organisasi, Dinas ESDM Prov. Sulawesi Utara dipimpin oleh 1
orang Kepala Dinas dan memiliki 1 Kesekretariatan, 1 Balai Teknis
UPTD, dan 4 Bidang Teknis (Bid. Geologi, Bid. Ketenagalistrikan,
Bid. Energi, dan Bid. Mineral dan Batu Bara)

b) Sejarah Singkat Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara


Pada tanggal 24 Januari 1978 berdirilah Kantor Wilayah (Kanwil)
yang diresmikan oleh Drs. Soetaryo Sigit selaku Sekretaris Jenderal
Pertambangan Republik Indonesia. Posisi Kanwil kala itu berada
dibawah naungan Pemerintah Pusat. Pada era Otonomi Daerah tahun
2000, Kanwil dilebur menjadi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
dibawah naungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Urutan
Kepala Dinas ESDMD Provinsi Sulut sejak dibentuk pada tahun 2000
adalah sebagai berikut:
1. Ir. W.A.Kamagi
2. R.L.E. Mamesah, BcM
3. Ir. Washington Tambunan
4. R.L.E. Mamesah, BcM
5. Ir. H. Untu
6. Ir. Johny Lolong
7. Ir. F. B. Tamon, M.Si
8. Ir. Marly Gumalag, M.Si

Page 9
9. Ir. Bach A. Tinungki M.Eng
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No 821.2/BKD/SK/613/2017
pada tanggal 10 Juli 2017, Dinas ESDMD Provinsi Sulawesi Utara
dipimpin oleh Ir. Bach A. Tinungki M.Eng sampai pada saat ini.

c) Visi dan Misi Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara


VISI: Terwujudnya pengelolaan energi, Sumberdaya mineral dan air
tanah yang efisien berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kemakmuran rakyat.
MISI: 1. Mewujudkan informasi yang akurat tentang potensi
pertambangan dan energi serta pencadangan wilayah.
2. Memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya mineral,
energi dan air tanah dengan memperhatikan perlindungan
lingkungan.
3. Melaksanakan konservasi sumber daya energi, mineral, air
tanah dan kegunungapian.
4. Meningkatkan pembinaan, perizinan dan pengawasan
sektor pertambangan dan energi serta air tanah.
5. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di sektor
Energi dan Sumber Daya Mineral.
6. Mewujudkan kualitas dan kinerja jajaran Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Utara yang
professional dan akuntabel dengan melaksanakan Good
Governance.

Page
10
3.2. Struktur Organisasi Lokasi Magang

KASIE PEMETAAN GEOLOGI DAN


AIR TANAH Juliana D.
Rumambi ST

3.3. Unit Program Kerja


Pada pelaksanaan magang ini, pertama penulis ditempatkan pada Bidang
Geologi selama 2 Minggu , kemudian penulis di rolling ke bidang yang lain yaitu
Bidang Energi selama 2 minggu , selanjutnya di rolling lagi ke bidang
ketenagalistrikan selama 2 minggu, dan terakhir di bidang minerba selama 3
minggu.

Page
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
TANGGAL KERJA JENIS PEKERJAAN
2 Juli – 6 Juli 2018 - Apel pagi dipimpin oleh Kabid Geologi
- Pengenalan
- Membantu dalam pembuatan surat perjalanan dinas
- Membantu dalam Pembuatan SPPD
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Ketenagalistrikan
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel Sore
9 Juli – 13 Juli 2018 - Apel Pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Berkunjung ke salah satu pegawai bidang Geologi
dalam rangka ulangtahun ibu Sandra bersama
bidang Geologi
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Minerba
- Ibadah oikumene bersama pegawai Dinas ESDMD
- Membantu Pembuatan SKA
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Geologi
- Olahraga pagi di Dinas ESDM
16 Juli- 20 Juli 2018 - Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Membantu dalam pengetikan KAK dan SubKAK
Perencanaan
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Membantu dalam pengetikan surat undangan rapat
- Mengikuti upacara KORPRI
- Olahraga (senam tobelo)
23 Juli- 27 Juli 2018 - Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Membantu dalam pengetikan Daftar Honorium
Perda
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel sore dipimpin oleh ibu Meiti Polii
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas

Page
12
- Apel sore dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Minerba
- Ibadah oikumene bersama pegawai Dinas ESDMD
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Olaraga pagi di Dinas ESDMD
30 Juli – 3 Agustus - Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
2018
- Apel sore dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Mengikuti Rapat monitoring dan evaluasi
- Apel sore dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel pagi
- Mengikuti Pembahasan Peraturan Daerah Prov
Sulut tentang Penyelenggaraan Ketenaga Listrikan
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Ibadah oikumene bersama pegawai Dinas ESDMD
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Geologi
- Olaraga pagi di Dinas ESDMD
6 Agustus – 10 - Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
Agustus 2018
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel Sore dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Energi
- Ibadah oikumene bersama pegawai Dinas ESDMD
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Olaraga pagi di Dinas ESDMD
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Energi
13 Agustus – 17 - Apel pagi dipimpin oleh Sekertaris dinas
Agustus 2018
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Energi
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Energi
- Apel pagi dipimpin oleh Kepala Dinas
- Membantu mengerjakan tupoksi inspektorat
- Apel sore dipimpin oleh Kepala Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Ketenagalistrikan
- Mengikuti rapat bersama pengusaha tambang

Page
13
20 Agustus – 24 - Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
Agustus 2018
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Minerba
- Apel pagi dipimpin oleh sekretaris Dinas
- Apel sore dipimpin oleh Sekertaris dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
27 Agustus – 31 - Apel pagi dipimpin oleh Kabid Listrik
Agustus 2018
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Listrik
- Apel pagi dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel sore dipimpin oleh Sekretaris Dinas
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel sore dipimpin oleh Kabid Geologi
- Apel pagi dipimpin oleh Kabid Energi
- Ibadah oikumene dinas ESDM
- Penarikan oleh Kaprodi Fisika mner Donny Wenas
- Perpisahan bersama pegawai dan staff ESDM

4.2 Pembahasan
 Apel pagi dan apel sore dilaksanakan untuk memenuhi tugas dan
tanggungjawab Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan yang
mengatur tentang tata cara Aparatur Sipil Negara;
 Agenda surat masuk-keluar merupakan mekanisme pencatatan dan
birokrasi disposisi tugas di lingkungan DESDM Prov. Sulut;
 Mengevaluasi laporan, check list serta membuat rekap dokumen-
dokumen (laporan-laporan kerja) merupakan salah satu tugas dari
bidang-bidang yang ada untuk mengontrol dan mengawasi pekerjaan
di lapangan yang berkaitan dengan tugas di bidang masing-masing.
 Rapat Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Usaha adalah
rapat yang dilaksanakan setiap tiga bulan (triwulan) untuk mengetahui
bagaimana keadaan ataupun masalah, yang di diskusikan bersama
dengan dengan semua dinas yang bersangkutan yang ada di semua
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara.

Page
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selama mengikuti program magang kerja geotermal, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
 Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan
sektor energi baik dalam bidang minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan, maupun sumberdaya geologi dan pertambangan
melalui regulasi dan perizinan yang strategis dan tepat.
 Sulawesi Utara kaya akan potensi panasbumi dan sumberdaya geologi
lainnya termasuk potensi air tanah, untuk itu Dinas ESDMD Prov.
Sulawesi Utara memiliki mandat pemerintah untuk melakukan survey
eksplorasi, pemetaan, dan rekomendasi pengembangan.
5.2 Saran
 Pengembangan potensi keenergian dan pertambangantermasuk
sumberdaya panasbumi yang strategis di Sulawesi Utara tidak dapat
dilakukan sepihak tanpa ada dukungan dari pihak pemangku
kepentingan lain (pemerintah, investor, pengembang, swasta, dan
masyarakat), untuk itu perlu dijalin kerjasama yang kuat dan
terstruktur tanpa melibatkan praktik KKN apapun termasuk gratifikasi,
karena Sulawesi Utara merupakan salah satu pelopor Good
Governance.

Page
15
LAMPIRAN

A. TUGAS
NAMA : Deddy Wolley

NIM : 15 503 021

Ringkasan Bahan Ajar Diklat Evaluasi Laporan Eksplorasi Panas Bumi

Sistem panas bumi adalah istilah umum yang digunakan untuk


mendeksripsi transfer panas secara alamiah dikerak bumi umumnya panas
ditransfer dari sumber panas ke permukaan bumi. System panas bumi terdiri dari 4
komponen utama, yaitu sumber panas, reservoir, daerah resapan dan daerah
keluaran panas. Sistem Panas Bumi dibagi menjadi 5 sistem, yaitu system yang
berasosiasi dengan magmatisme dan vukanime mudah, system yang berhubungan
dengan tektonik, system yang dipengaruhi oleh tekanan, system hot dry rock dan
system magma tap.Berdasarkan temperature atau entalpinya, system panas bumi
dibedakan menjadi system bertemperatur tinggi atau entalpi tinggi, system
bertemperatur sedang, atau entalpi menengahdan system bertemperatur renda atau
entalpi rendah. Berdasarkan fasa yang ada di reservoir panas bumi system panas
bumi dapat dibedakan menjadi system dominasi air, dominasi uap dan system 2
fasa. Berdasarkan topografi nya, system panas bumi dibedakan menjadi system
topografi datar dan tinggian.

Manifestasi panas bumi merupakan gejala atau kenampakan panas bumi


yang dapat diamati di permukaan dan dapat memberikan gambaran tentang
kondisi bawah permukaan system panas bumi. Kemunculan manifestasi
dipengaruhi, salah satunya, oleh total panas yang ada di reservoir. Karna itu
manifestasi panas bumi dapat digunakan untuk menghitung hilang panas dengan
panas alamiah suatu system panas bumi. Manifestasi panas bumi di permukaan
dibedakan menjadi manifestasi aktif dan fosil manifestasi. Manifestasi aktif
dibedakan menjadi keluaran langsung, terdifusi, intermiten, katastropik dan
tersembunyi. Fosil manifestasi berupa alterasi batuan yang mencerminkan
aktifitas manifestasi sebelumnya yang telah padam/mati.

Alur kegiatan penyelidikan dan pengembangan panas bumi meliputi


penyelidikan pendahuluan, pendahuluan lanjutan dan rinci, pemboran eksplorasi,
pra-studi kelayakan, pemboran deliniasi, studi kelayakan dan pemboran
pengembangan (sesuai SNI-13-5012-1998). Setiap tahap penyelidikan akan
diperoleh perhitungan besar sumber daya dan cadangan yang lebih baik, yaitu
sumber daya spekulatif dan hipotesis, cadangan terduga, mungkin dan terbukti

Page
16
Cara paling sederhana menghitung sumber daya panas bumi saat tahap eksplorasi
adalah dengan menghitung jumlah panas yang hilang secara alamiah.

Energy panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung, yaitu dengan


memanfaatkan panas sebagai pariwisata, pemanas ruangan, pemanas rumah kaca,
pengeringan hasil pertanian, tambak udang, dll. Pemanfaatan tidak langsung
energy panas bumi menjadi sector listrik memerlukan temperature reservoir yang
menengah hinga tinggi, cadangan yang besar, reservoir yang tidak terlalu dalam,
fluida reservoir yang mempunya pH fluida sekitar netral, tidak memungkinkan
terbentuk scaling, terdapat di daerah yang tidak sulit dicapai dan tidak
memungkinkan terjadi erupsi hidrotermal saat eksploitas. System pembangkit
secara umum, dapat dibedakan menjadi siklus uap kering (direct dry steam cycle),
siklus uap hasil penguapan (flash-steam system) dan siklus biner (binery cicle).

Gunung api dapat diklasifikasikan berdasarkan sejarah erupsinya menjadi


gunung api tipe A, B dan C. gunung api dapat dibedakan menjadi 5 berdasarkan
bentuk atau morfologinya, yaitu gunung api berbentuk cinder, perisai, strato,
kalderan dan kubah lava. Gunung api mempunyai ttipe erupsi yang berbeda. Yang
paling terkenal adalah tipe erupsi merapi yang terdiri dari tipe A, B, C dan D.
vulkanostratigrafi adalah ilmu yang mempelajari urut-urutan kegiatan vulkanisme
berdasarkan susunan batuan produk aktifitas vulkanismenya.

Alterasi hidrotermal terjadi karena adanya perbedaan antara lingkungan


pembentukan mineral primer dengan keadaan lingkungan yang baru. Lingkungan
baru tersebut terjadi terutama karena perubahan temperature dan tekanan, dan
komposisi fluida. Mineral alterasi hidrotermal dapat berupa mineral replacement,
mineral pengisi urat, dan pelarut mineral primer. Mineral ubahan dapat dibentuk
di atau dekat permukaan akibat aktifitas mata air panas dan dibawah permukaan
akibat interaksi fluida panas bumi. Mineral ubahan dapat digunakan sebagai
indicator petunjuk temperature dan keasaman fluida panas bumi.

Air tanah terbentuk jika air yang tidak tertahan di dekat permukaan masuk
ke zona saturasi. Batas antas zona ini disebut muka air tanah. Muka air tanah
umumnya mengikuti permukaan topografi di atasnya. Daerah dimana air hujan
meresap ke bawah sampai ke zona saturasi dinamakan daerah rembesan,
sedangkan daerah dimana air tanah keluar dinamakan daerah keluaran (discharge
area). Semua kondisi dipengaruhi oleh porositas dan premabilitas batuan. Mata air
adalah keluaran air tanah yang terjadi secara alamiah saat muka air tanah
memotong topografi. Porositas adalah perbandingan antara ruang kosong dengan
seluruh volume batuan atau sedimen yang dinyatakan dalam persen. Porositas
menentukan banyaknya air yang dapat dikandung dalam batuan. Premabilitas
adalah daya suatu batuan untuk meloloskan cairan. Premabilitas tergantung pada

Page
17
factor-faktor, seperti besarnya rongga dan derajat hubungan antar rongga. Akuifer
merupakan lapisan pembawa air yang mempunyai porositas dan premabilitas yang
tinggi. Akuifer dibedakan menjadi akuifer tidak tertekan dan akuifer tertekan
(akuifer dangkal dan dalam). Air panas bumi umumnya berasal dari air meteorik.
Air ini meresap kebawah dari daerah resapan. Di bawah permukaan, air dingin ini
akan terpanasi oleh sumber panas. Karena air panas mempunyai densitas rendah,
air ini kemudian dapat naik dan tersimpan di reservoir atau muncul di daerah
keluaran.

Beberapa metode geofisika yang biasa digunakan dalam survei panas bumi
antara lain adalah geolistrik (DC resistivity), gaya berat, geomagnet,
magnetotelluric (MT), dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM). Metode
penyelidikan geolistrik ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi panas bumi dengan dasar pemikiran bahwa bumi merupakan material
yang mempunyai sifat kelistrikan. Tanah jenis semu batuan diadapat dari hasil
pengukuran dengan asumsi bahwa bumi merupakan material yang homogeny
isotropis. Hasil pengukuran setelah melalui proses pengolahan data, menghaislkan
peta sama tahanan jenis semu AB/2 = 250 , 500, 750, dan 1000 meter serta
penampang tahanan jenis semu. (pseudo section dengan AB/44 vs tahanan jenis
semu). Survey gaya berat diharapkan dapat menggambarkan bentuk/struktur
geologi bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi yang muncul
akibat perbedaan densitas batuan (rapat massa), sedangkan daerah prospek panas
bumi yang tersusun dari unsur batuan penudung, reservoir, dan batuan dasar
masing-masing mempunyai densitas yang berbeda. Pengukuran yang dilakukan
umumnya menghasilkan peta anomaly Bouguer, peta anomali Bouguer Regional,
peta anomali Bouguer sisa (residual), dan model gaya berat 2-D.

Penerapan metode geomagnet dalam eksplorasi panas bumi didasarkan


pada perbedaan sifat kemagnetan batuan sevara lateral. Sifat kemagnetan batuan
tersebut akan dikontrol oleh kandungan mineral yang bersifat magnetik
didalamnya. Metode magnetotelluric yang merupakan salah satu metode
elektromagnetik (yang dikembangkan dari survei DC resistivity) dengan cara
mengukur resspon panas bumi dalam besaran medan listrik (E) dan magnet (H)
terhadap medan elektromagnetik (EM) alam. Data yang dihasilkan dari survey
magnetotelluric meliputi peta sebaran tahanan jenis, dan penampang tahanan
jenis/cross section. Dari peta dan penampang tahanan jenis ini dapat
diinterpretasikan lapisan batuan bawah permukaan dan batas sebaran prospek
panas bumi.

Page
18
Metode survey TDEM mendasarkan pada terbangkitnya suatu medan
magnet akibat induksi dari arus listrik dialirkan ke dalam bumi yang bervariasi
terhadap perubahan waktu. Arus listrik ini begitu dialirkan kedalam suatu
material/tanah akan menimbulkan medan magnet, sehingga dapat diketahui
karakteristik dan ciri-ciri batuan bawah permukaan pada presentasi yang sangat
dalam. Metode ini pada daerah panas bumi dapat menduga kedalaman batuan
penudung yang biasanya mempunyai tahanan jenis kecil dan batuan reservoir
yang ada di bawahnya. Hasil yang diharapkan dalam survey TDEM pada panas
bumi adalah peta sebaran tahanan jenis semu dan penampang tahanan jenis/cross
section. Berdasarkan peta dan penampang tahanan jenis ini, kemudian dilakukan
interpretasi sehingga dapat diduga kedalaman lapisan bawah permukaan dan batas
sebaran prospek panas bumi. Metode potensial diri atau self potensial (SP)
digunakan dengan dasar terdapatnya potensial alam yang dimiliki oleh masing-
masing material/batuan bawah permukaan. Selain itu juga merupakan metode
kualitatif yang tidak bisa menghitung volime benda, bentuk volumetric, dan
material tak teratur, konsentrasi/densitas masa yang berbeda-beda dan sifat
kelistrikan dari media penghasil listrik. Pengukuran metode potensial dilapangan
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan salah satu elektroda tetap/stasioner
dan lainya bergerak pada lintasan yang telah ditentukan, atau kedua elektroda
potensinya bergerak bersamaan secara simultan dengan jarak yang tetap.

Secara umum prosedur pengukuran gaya berat di lapangan dapat dibagi


dalam beberapa tahap, yaitu;

1. Persiapan peralatan (pengecekan dan kalibrasi alat)


2. Penentuan titik/stasiun basis (base station)
3. Penentiuan titik ukur
4. Pengambilan data
5. Pengikatan ke jaringan gaya berat nasional
6. Pengolahan data

Kalibrasi peralatan gravitimeter dimaksudkan untuk mengecek ketepatan


alat bila mengacu nilai gaya berat Nasional/Internasional yang telah ditentukan
seperti DG-0 di Museum Geologi Bandung. Pengambilan data terdiri dari
kegiatan penentuan stasiun basis, tatacara pengukuran gaya berat, dan pengikatan
nilai gaya berat ke jaringan Gaya Berat Nasional. Dari pengukuran atau
pengambilan data gaya berat ini didapat bacaan yang kemudian dikoteksi dengan
beberapa metode seperti, koreksi pasang surut (Tidal correction), koreksi
apungan, koreksi gaya berat normal. Koreksi udara bebas atau Free Air
Correction, koreksi Bouguer, dan koreksi modern. Pengolahan data gaya berat
dilakukan dengan berbagai macam koreksi inilah kemudian didapat nilai anomaly
bouguer, anomaly bouguer sisa (residual), dan anomaly Bouguer regional. Nilai

Page
19
anomaly tersebut kemudian diplot dalam peta yang menghasilakan peta-peta
anomaly Bouguer, anomaly Bouguer sisa (residual), dan anomia Bouguer
regional. Dengan membuat satu lisan tertentu (memotong struktur terduga)
kemudian dibuat suatu model gaya berat 2-Dimensi, yang menggambarkan jenis
material/batuan di bawah permukaan dan struktur geologi yang ada.

Beberapa tahapan kegiatan pengukuran geolistrik yang erlu dilaksanakan


meliputi penentuan titik ukur, persiapan peralatan(pengujian,kalibrasi), dan
kegiatan lapangan (pengambilan data. Pengolahan data). Penetuan rencana dan
pengukuran titik-titik ukur geolistrik harus mengikuti persyaratan tertentu dengan
tujuan untuk mendapatkan data yang baik serta mewakili suatu wilayah prospek
panas bumi. Pengolahan data untuk menghitung nilai tahanan jenis dapat
dilakukan di lapangan sedangkan untuk proses pembuatan peta dan pemodelan 1
dimensi.

Secara umum prosedur pengukuran geomagnet di lapngan dapat dibagi


dalam 4 tahap yaitu persiapan pralapangan yang meliputi pengumpulan data
sekunder atau referensi yang dibutuhkan, perencanaan lokasi survei dan titik ukur,
dan persiapan peralata; kegiatan lapngan yang meliputi penentuan titik basis ,
pengukuran posisi titik ukur, pengambilan data magnetic, dan pengambilan
sampel batuan; dan pengolahan data yang dilakukan di lapangan dan di
laboratorium, yang berupa kurva intensitas magnet, peta intensitas magnet total
dan model geomagnet.Pengolahan data geomagnet dilapangan berupa koreksi
varuasi harian, menghitung nilai intensitas magnet total, dan membuat kurva
intensitas magnet total. Adapaun pengolahan data geomagnet yang dapat
dilakukan dilaboratorium antara lain adalah penghitungan keretanan magnet,
filterisasi data magnet, penghitungan intensitas magnet total dan pembuatan peta
intensitas magnet dan pemodelan magnet 2-D.

Penyelidikan geomagnet dimaksudkan untu memetakan “gangguan” lokasi


medan magnetic bumi (atau disebut anomaly geomagnetic) akibat variasi
magnetisasi batuan.Pengukuran anomaly magnetic sangat berguna dalam
penyelidikan system panas bumi. Batuan yang masih segar (belum terubah)
memiliki magnetisasi tinggi karena mengandung mineral-mineral feromagnetik.
Jika batuan sudah teralterasi (oksida-oksida besi seperti magnetite) menjadi
sulfide-sulfida besi (seperti pyrite) yang hamper tak bermagnet(anomaly magnet
negative). Data hasil pengukuran lapangan dikoreksi terhadap efek-efek variasi
diurnalnya. Agar data pengukuran lebih presisi, maka setiap lokasi diukur
minimal 3 kali, atau diambil data baca yang sama dan dicatat. Selain pengukuran
medan magnet di lapangan, dilakukan pengambilan sampel dan prngukuran
kerentanan (suseptbilitas) magnet singkapan batuan dengan menggunakan
susceptibility-bartington.

Page
20
Koreksi terhadap data pembacaan anomaly magnetic dilakukan dengan:

1. Koreksi apungan (drift) biasanya sangat kecil dalam orde 2 sampai 4 nT per
normal hari kerja, sehingga sering tidak diterapkan.
2. Koreksi harian(diurnal correction) berdasarkan hasil perekaman data base
station terhadap perubahan medan magnit akibat pengaruh extra terrestrial
terutama matahari.
3. Koreksi IGRF, hamper sama dengan koreksi latitude dalam pengukuran
gaya berat. Nilai IGRF bias didapatkan dari beberapa sumber sperti USGS
atau NOAA atau NASA.

Pengolahan data geomagnet dibagi dala dua tahap yaitu pengolahan data
awal dilapangan dan dan lanjutan di studio. Pengolahan data dilapangan melalui
koreksi perhitungan anomali magnet dengan variasi harianya dan nilai magnetic
normal daerah tersebut. Pengolahan data upward continuation (pada ketinggian
tertentu) sehingga memberikan respon anomaly yang optimum. Anomaly magnet
juga diproses dengan reduction to pole untuk merotasi arah inklinasi dan deklinasi
magnet yang dapat memberikan respon anomaly magnet ideal agar lebih jelas
untuk interpretasi. Hasil pengolahan data dilapangan atau pengolahan data
lanjutan distudio disajikan dalam peta-peta anomaly magnet total. Secara garis
besar, peta anomaly magnet diinterpretasikan sebagai zona anomaly magnet tinggi
dan zona anomaly magnet rendah.

 Zona anomaly magnet tinggi umumnya bersosialisasi dengan batuan segar


yang belum berubah (belum teralterasi) seperti lava basal dll.
 Zona magnetic rendah terbentuk akibat adanya demagnetisasi akibat
proses alterasi hidrotermal. Tingginya intensitas demagnetisasi umumnya
berasosiasi adanya struktur kaldera dan struktur sesar normal.

Output dari penyelidikan geofisika dengan metode geomagnet adalah


laporan penyelidikan geomagnet yang memuat :

1. Data hasil pengukuran variasi harian (harga intensitas magnet total


terhadap waktu)
2. Data hasil pengukuran lapangan (harga intensitas magnet bumi total)
3. Data hasil pengukuran lapangan terkoreksi
4. Data anomaly magnet total
5. Data kerentanan magnet batuan
6. Peta anomaly magnet total

Pada dasarnya metoda gaya berat adalah mengukur variasi percepatan


gravitasi di permukaan akibat adanya variasi distribusi rapat massa dibawah
permukaan. Nila terukur gaya berat dipengaruhi oleh efek-efek lain seperti efek

Page
21
apungan (drift), efek tarikan bulan(efek pasang surut), perbedaan nilai r(jarak
antara 2 benda) di setiap titik permukaan (pengaruh percepatan bumi bergantung
posisi lintang), pengaruh ketinggian dari permukaan serta pengaruh topografi
permukaan.Sebelum pengukuran gaya berat dilapngan,terlebih dahulu dilakukan:

 Penentuan titik base yang merupakan titik acuan untuk pengukuran


looping.
Titik base ditempatkan di lokasi yang stabil dan diusahakan pada posisi
mendatar dengan tidak terpengaruh oleh perbedaan ketinggian topografi,
mudah dijangkau dan tidak terganggu oleh aktivitas manusia maupun
kendarraan.
 Penentuan densitas batuan dilakukan dengan duacara, yaitu pertama
melalui analisis sampel batuan di laboratorium dari sejumlah contoh yang
dianggap mewakili daerah penelitian. Cara kedua adalah analisa grafik
dengan metode Parasnis. Contoh studi kasus, 33 contoh batuan didaerah
Lampung diperoleh nilai (harga densitas rata-rata 2.5 gr/cm3

Dalam perhitungan anomaly Bouguer menggunakan harga densitas 2,5


gr/cm3, tetapi untuk kesebandingan juga digunakan harga densitas batuan 2,4
gr/cm3 dab 2,46 gr/cm3. Target penyelidikan gaya berat adalah anomaly sisa
(residual) yang didapat dengan menggunakan metode analisis permukaan
polynomial (trend surface) yang memisahkan anomaly Bouguer terhadap
pengaruh struktur dalam (regional), atau mensubtraksi anomaly Bouguer dengan
permukaan polinum. Hasil ekstrasi anomaly Bouguer dengan trend surface ini
adalah anomaly gaya berat local atau residual (sisa). Analisis gradient anomaly
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu analisis gradient horizontal dan analisis
vertical.

 Gradient horizontal disebabkan oleh suatu tubuh yang cenderung


memperjelas efek-efek perubahan lateral, jika tepi tubuh tersebut
berbentuk vertical dan terpisahkan dengan baik satu sama lain.
 Gradient vertical diperlukan untuk melokalisasi batas kontras rapat massa
dari gaya berat secara vertical, dan dapat menunjukan perubahan pada pola
perlapisan..

Pemodelan gaya berat dilakukan dengan membuat penampang-penampang


2-D sesuai dengan karakteristik densitas batuan secara lateral dan vertical,
misalnya dengan penampang A-B ( timur laut – Barat daya) dan penampang C-D
(Barat laut – tenggara), tergantung pola sebaran densitas batuan di daerah survey.
Dengan pemodelan ini, dapat diketahui:

Page
22
 Model vertical susunan batuan (bentuk perlapisan atau blok-blok) di daerah
survey.
 Adanya struktur geologi bawah permukaan (struktur sesar normal, struktur
graben dll).

Metode Magnetotelurik (MT) merupakan metode Geofisika dengan teknik


sounding induktif dan asif yang memanfaatkan sumber-sumber eksitasi
gelombang elektromagnetik alami(frekuensi antar 10-3 hingga 103 Hz) untuk
mendapatkan informasi distribusi konduktivitias bawah permukaan.Berbeda
dengan MT, Time domain Electromagnetik (TDEM) atau transient
electromagnetic (TEM) menggunakan sumber gelombang elektromagnetik buatan
yang dibangkitkan oleh kumparan berdiamater tertentu (misalnya 100m), dialiri
arus yang bervariasi terhadap waktu. Data yang dihasilkan seringkali dinyatakan
dalam kurva nilao resistivitas semu terhadap waktu transient. Penggunaan TDEM
dengan loop arus biasanya untuk aplikasi dangkal (300-500m) dan juga digunakan
untuk proses koreksi static data MT.

Kegiatan eksplorasi panas bumi meliputi eksplorasi permukaan, yaitu


penyelidikan (pemetaan geologi), penyelidikan geokimia dan penyelidikan
geofisika(survei gravity, geomagnet, geolistrik, MT-TDEM) dll) dan eksplorasi
bawah permukaan (pemboran eksplorasi panas bumi).Evaluasi terpadu merupakan
hasil interpretasi terhadap kombinasi data hasil penyelidikan masing-masing
metode survei geologi, geokimia dan geofisika(survei gravity, geomagnet,
geolistrik, MT-TDEM dll) yang dirangkum dalam laporan evaluasi terpadu,
termasuk didalamnya, system panas bumi dalam (termasuk usulan) wilayah kerja
pertambangan (WKP) Panas Bumi.Laporan evaluasi terpadu mencakup evolusi
geologi, karakteristik fluida, dan ubahan hidrotermal, distribusi lateral dan luas
area prospek, besar potensi cadangan terduga (possible reserve), model geologi
system panas bumi (sumber panas, ketebalan reservoir dan clay cap, system
hidrologi panas bumi; upflow,gunungapi, dan usulan WKP (apabila daerah
bersangkutan belum ditetapkan WKP Panas Bumi).

Kumpulan Materi Presentasi Bimbingan Teknis Pengembangan Panas Bumi

Energy panas bumi muncul ke permukaan sebagai fenomena perpindahan


panas dari dalam ke permukaan bumi. Contoh fenomena panas bumi: letusan
gunung berapi, pemunculan mata air panas, fumarole, tanah beruap, dll. Panas
bumi merupakan sumber energy yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetic semuanya
tidak dapat dipisahkan dalam suatu system panas bumi dan untuk pemanfaatannya
diperlukan proses penambangan ( UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi).

Page
23
Sebagai bagian dari system bumi, system panas bumi memiliki (1) bentuk
dan dimensi ( luas, kedalaman) – diketahui dari penelitian geologi bawah
permukaan dan geofisika (2) tersusun atas batuan, cairan, dan gas – diselidiki
secara geologi dan geokimia (3) tidak lepas dari proses endogenic dan eksogenik
– dipahami berdasarkan kaidah-kaidah geologi (4) memiliki sejarah (lahir,
berubah, mati) terekam pada batuan, “dibaca” menggunakan ilmu geologi.

Sebagai sumber daya energy, panas bumi dapat dimanfaatkan secara


langsung (untuk pemanasan, pendinginan) maupun tak langsung (pembangkit
tenaga listrik), untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga
listrik secara ekonomis suatu system panas bumi harus memenuhi syarat: (1)
memiliki reservoir bertemperatur tinggi (>180oC), (2) batuan reservoir memiliki
permeabilitas tinggi, (3) fluida reservoir bersifat netral (tidak korosif). Untuk
menemukan system panas bumi yang memenuhi syarat tersebut diperlukan
penelitian ilmu kebumian yang rinci dan mendalam.

Peranan panas bumi dalam penyelidikan panas bumi (1) Geologi :


menerapkan pengetahuan tentang system bumi untuk mengetahui keberadaan,
komponen dan karakter system panas bumi dan proses-proses yang telah dan
sedang berlangsung di dalamnya, serta meramalkan perilaku system panas bumi
bila dieksploitasi. (2) Geofisika : mencari anomaly (perbedaan sifat fisik antara
suatu objek terhadap lingkungan sekitarnya) yang disebabkan oleh keberadaan
system panas bumi. (3) Geokimia : meneliti fluida dan padatan yang berasal dari
system panas bumi untuk mengetahui kondisi system panas bumi (komposisi
fluida, temperature reservoir) serta meramalkan perilaku system panas bumi bila
dieksploitasi. Dengan demikian ahli ilmu kebumian merupakan ujung tombak
dalam pengembangan sumber daya panas bumi yang berperan penting dalam
proses : Identifikasi sumber daya, karakterisasi sumber daya, penilaian potensi
sumber daya, pengenalan potensi bahaya geologi yang terkait dengan sumber
daya.

Dimensi system panas bumi ditentukan oleh geologi dan topografi, di


daerah volkanik bermedan terjal (Indonesia, Filipina) luas zona upflow umumnya
berkisar antara 1-5 km2, Outflow berkembang secara lateral, dapat mencapai jarak
~ 20km dari pusat upflow.

Macam-macam manifestasi

 Pengeluaran uap: Fumarol, tanah beruap (steaming ground)


 Pengeluaran gas: gas vents – H2S, CO2
 Pengeluaran air dan gas bertekanan tinggi: geyser

Page
24
 Pemunculan kondensat uap: mata air asam sulfat, kolam lumpur gunung
lumpur, mata air bikarbonat dengan/tanpa endapan travertine.
 Pemunculan mata air khlorida dengan/tanpa endapan sinter silica
 Rembasan fluida hidrotermal ke dalam tubuh air permukaan Erupsi
hidrotermal.

Salah satu proses dalam sitem panas bumi yang penting untuk dipelajaari
adalah alterasi hidrotermal – yaitu proses perubahan batuan asal menjadi batuan
yang telah berubah komposisi mineral dan sifat fisiknya akibat berada pada
lingkungan hidrotermal (T<50 – 350oC, fluida hidrotermal ≠ air murni).

Pemunculan system panas bumi tersebar di daerah dengan heat flow tinggi
dan sirkulasi fluida yang besar. Anomaly gradient geothermal berhubungan
dengan : (1) residual magmatic activity (e.g. cooling magmas di kedalaman) (2)
anomalous crustal conditions, seperti pengangkatan tektonik kerak bagian bawah
yang panas mendekati zona air meteoric (contoh: Alpine zone di New Zealand,
atau Himalaya Collision zone). (3) terdapat zona gunung api sepanjang batas
convergence palte, di dalam spereading center dan rift, dan di dalam hot spots.

System gunung api potensial untuk pembentukan system panas bumi,


Gunung api dewasa memungkinkan pembentukan system panas bumi yang bisa
dieksploitasi. Gunung api menyediakan: sumber panas, batuan reservoir, struktur
pembentukan zona permeable dan aktivitas gas sudah berkurang.

Komponen utama penyusun system panas bumi (Goff dan Janik, 2000):
Sumber panas, air bersirkulasi, batuan permeable sebagai reservoir. Karakter
fisika: Suhu lebih tinggi dari pada suhu normal udara sekitar, keluar di
permukaan sebagai air panas atau uap air, di reservoir berupa satu fase air atau
dua fase campuran air dan uap. Karakter kimia: mempunyai kandungan unsur
kimia dalam bentuk aqueous, gas dan isotope, satu unsur mungkin elemen utama
di fluida panas bumi tetapi minor di batuan (Fe, Al), yang mempengaruhi
komposisi kimia fluida geothermal: (1) pelarutan mineral primer (2) presipitasi
mineral sekunder, yang menjadikan fluida panas bumi antar area berbeda: (1)
sumber dari air yang masuk ke system geothermal, (2) kontribusi volatile
magmatic maupun metamorfik, (3) hidrologi : mixing & boiling.

Proses yang mempengaruhi komposisi fluida geothermal adalah pelarutan


mineral primer batuan dan pembentukan mineral sekunder, pelarutan akan
meningkatkan konsentrasi unsur unsur konservatif: Cl, B, Br, dll meningkat.
Pembentukan mineral sekunder akan mengurangi konsentrasi unsur-unsur
reaktif: Al, Mg, Fe. Ratio antar unsur di fluida berbeda dengan ratio unsur di
batuan

Page
25
Jenis fluida panas bumi: (1) Air panas bumi primer: terdapat di bagian
dasar dari system panas bumi yang bisa berasal dari air meteoric, air laut dan gas
vulkanik. Air primer ini bisa berupa air alkali klorida , air asam sulfat dalam dan
air brine. (2)Air panas bumi sekunder: merupakan air primer yang mengalami
perubahan sewaktu naik ke permukaan,

Unsur kimia dan isotope penyusun air geothermal dibedakan menjadi 2:

- Reaktif: disebut juga sebagai geoindikator karena unsur ini cenderung


untuk bereaksi mencapai kesetimbangan dengan unsur lain atau dengan
mineral penyusun batuan di system geothermal. Tritium (3H ), Si, Ca, Na,
K
- Konservatif : non reaktif, atau disebut juga sebagai unsur tracer (sekali
masuk ke komposisi akan tetap di dalam air tersebut). Cl, B, Br, deuterium
(D, 2H).

Identifikasi jenis fluida sangat diperlukan dalam penyelidikan/survey


panas bumi karena jenis fluida panas bumi berasal dari utamanya air meteoric
yang dipanaskan oleh sumber panas melalui pertukaran panas baik dengan
penambahan material magmatic maupun tidak.

Data awal yang diperlukan di dalam survey atau eksplorasi panas


bumi adalah suhu reservoir. Teknik yang secara luas dipergunakan adalah
teknik geotermometri, teknik ini memanfaatkan komposisi kimia fluida panas
bumi yang muncul di permukaan. Manifestasi permukaan yang sering
digunakan adalah mata air panas, fumarole.

Evaluasi Fluida Reservoir

- Permasalahan dalam produksi: pengendapan kerak di dalam pipa fasilitas


produksi, korosi.
- Pengendapan silica amorf di dalam pipa fasilitas produksi di permukaan
- Selain silica kadang bisa dijumpai pula pengendapan oksida besi, besi
silikat, sulfide, kalsit dan magnesium silikat
- Korosi didefinisikan sebagai perusakan kimiawi suatu material
- Bahan yang paling banyak digunakan dalam produksi panas bumi adalah
baja dan ini rentan terjadi korosi.

Perkiraan suhu reservoir sangat penting untuk dilakukan dengan hati-hati


karena digunakan untuk menghitung potensi suatu lapangan panas bumi. Dengan
mempelajari fluida panas dari manifestasi bisa digunakan untuk memperkirakan
kemungkinan permasalahan produksi.

Page
26
Air panas dari reservoir panas bumi mengandung beberapa unsur
berbahaya seperti arsen (As), air raksa (Hg), boron (B). dalam kondisi alami air
panas bumi keluar dari manifestasi sebagai mata air panas. Air dari mata air panas
mengandung unsur berbahaya namun dalam jumlah yang diijinkan. Polusi air (As)
dari pembangkit pernah terjadi di New Zealand di awal penggunaan panas bumi
karena pada saat itu air panas sisa dibuang ke sungai.

Tujuan pemodelan konseptual menggambarkan prediksi keadaan system


panas bumi (pelamparan dan dimensi system, pola aliran panas dan fluida,
penyebaran jenis-jenis fluida panas bumi). Dilaksanakan dengan
mengintegrasikan data geologi, geokimia dan geofisika (“3G”). harus selalu
diperbaharui sejalan dengan kemajuan eksplorasi dan pengembangan untuk
meningkatkan tingkat keterpercayaan.

Resiko utama yang mungkin ditemui dalam sebuah pemboran eksplorasi.

- Pemboran menembus zona fluida asam (khususnya yang berasal dari


sumber magmatic)
- Tidak dijumpainya zona permeable (baik dari segi stratigafi maupun
struktur)
- Pemboran menembus keadaan bawah permukaan yang sulit (missal
formasi batuan yang mudah runtuh, batuan yang amat keras, atau batuan
yang mengembang bila bercampur dengan fluida pemboran)
- Lokasi pemboran ternyata diluar atau dekat dengan batas luar lapangan
(hanya menjumpai outflow, atau temperature rendah).

Pemodelan numerical bertujuan membangun model simulasi yang


mengikutsertakan model konseptual dan sesuai dengan hasil pengukuran dalam
reservoir panas bumi, meramalkan respon reservoir terhadap berbagai scenario
produksi dan reinjeksi, membantu pengambilan keputusan manajemen dalam
tahap pengembangan dengan cara: (1) memperkirakan efek dari sumur-sumur
baru (2) memperkirakan efek produksi dan injeksi (3) memperkirakan masa hidup
reservoir (4) mengurangi resiko dengan menguji/memodelkan hasil keputusan
yang diambil.

Page
27
B. FOTO-FOTO SAAT MAGANG

Foto Kegiatan Apel Bersama Pegawai Dinas ESDMD

Foto Kegiatan Ibadah Oikumene Bersama Pegawai Dinas ESDMD

Page
28
Foto Bersama Seluruh Teman-teman Magang di Dinas ESDMD

Foto Selesai Olahraga Bersama Pegawai serta THL Dinas ESDMD

Page
29
Foto bersama Kabid Geologi

Page
30
Foto bersama pegawai bidang energi beserta Kabid energi

Page
31
Foto bersama pegawai bidang Kelistrikan beserta Kabid bidang Kelistrikan

Page
32
Foto Upacara KORPRI bersama pegawai, staff, dan THL dinas ESDMD

Rapat Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Usaha bersama Kepala Dinas
ESDMD dan Kabid Minerba

Page
33

Anda mungkin juga menyukai