Pengendalian Mutu
BAB IV
PENGENDALIAN MUTU
Peranan departemen Quality Control dalam PT. Asahimas Flat Glass, Tbk
sangat penting karena tujuan departemen ini untuk menganalisa sifat kimia dan
sifat fisika daripada bahan baku dan pendukung yang digunakan di pabrik serta
untuk menjamin bahwa bahan baku dan bahan pendukung sesuai dengan standard
mutu yang ditetapkan. Departemen ini membawahi dua seksi yaitu seksi
laboratorium dan seksi Quality Control.
Macam-macam analisa yang dilakukan di pabrik ini antara lain :
1. Penanganan dan pembuatan bahan uji
2. Analisa bahan baku dan colorant
3. Analisa bahan pendukung
4. Analisa mixing grade
5. Analida kaca, tin count, ZnCC, dan spgr
Prosedur ini meliputi analisa bahan baku dan bahan pendukung dari
supplier baik berupa sampel inquiry maupun lot saat pengeringan.
Program kerja departemen quality control mencakup beberapa hal, antara
lain:
- Pengujian Bahan Baku dan Bahan Pendukung
- Inspeksi dan Pengujian dalam Proses
- Inspeksi dan Pengujian Akhir
- Pemeriksaan Kayu, Packaging, dan Box Preparation
a. Pengujian bahan baku dan bahan pendukung
Bahan baku merupakan bahan dasar yang dipakai untuk proses pembuatan
kaca seperti silika sands, dolomite, limestone, felsdspar, soda ash, saltcake,
aluminium hidroxide, calumite, dan nepheline. Adapun pada tahap ini, terdiri
dari beberapa tahap, antarta lain :
1. Penanganan dan pembuatan bahan kimia laboratorium
2. Analisa bahan baku dan colorant
D III Teknik Kimia FTI – ITS Kerja Praktek PT. Asahimas Flat Glass,
Tbk
IV-2
Pengendalian Mutu
D III Teknik Kimia FTI – ITS Kerja Praktek PT. Asahimas Flat Glass,
Tbk
IV-4
Pengendalian Mutu
o Grid Board : adalah jenis pengecekan distorsi dengan grid board dari jarak
40 m untuk raw glass reflective atau stopsol
Examination ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya defect pada
kaca. Defect ialah jenis cacat yang muncul pada kaca akibat proses primer
maupun sekunder. Cacat ini dihitung dalam satuan lebar, luas, dan berat.
Examination ini dilakukan sekali dalam empat jam. Defect terbagi menjadi dua
jenis, yaitu :
o Primary defect. Primary defect ada banyak macamnya antara lain:
Bubble : adalah gelembung pada kaca yang terjadi pada saat proses
peleburan di melter atau drawing (pembentukan kaca) di metal bath
Inclusion : adalah cacat pada kaca yang disebabkan oleh stone, logam,
atau material lain yang belum melebur secara sempurna pada saat
proses melting
Drip, inlet, fine drip : pengertiannya hampir sama dengan inclusion
TPU (Tin Pick Up) : adalah timah yang menempel di kaca pada posisi
bottom surface
o Secondary Primer adalah cacat yang terjadi dari proses pendinginan
produksi atau pada penyimpanan. Adapun macam- macam secondary
defect antara lain :
Cullet : adalah pecahan kaca ukuran kecil yang bisa berada di posisi
top atau bottom surface
Pushmark : adalah cacat yang diakibatkan adanya cullet di permukaan
kaca yang kemudian mendapat tekanan dari kaca di atasnya, sehingga
cullet akan hancur dan menyebabkan defect di kaca atas dan bawah
Chipping : adalah cacat cuil yang biasanya terdapat di sudut potong
kaca. Biasanya diakibatkan oleh mata cutter dan proses pematahan
yang tidak bagus
Strain kaca : strain kaca yang jelek akan mengakibatkan potongan
kaca yang jelek pula
D III Teknik Kimia FTI – ITS Kerja Praktek PT. Asahimas Flat Glass,
Tbk
IV-5
Pengendalian Mutu
Scratch : adalah goresan pada kaca yang terdapat di posisi top atau
bottom yang biasanya diakibatkan cut down tanpa perintah, tergeser
oleh cullet, dan dari proses pick up
D III Teknik Kimia FTI – ITS Kerja Praktek PT. Asahimas Flat Glass,
Tbk