Anda di halaman 1dari 17

Bahan Tambah Untuk Campuran Beton (Plasticizer, Retarder dan Hardener)

Written By Ferry Ndale on Jumat, 01 Juli 2011 | 23.15

Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke
dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan
atau betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03).

Berdasarkan ACI (American Concrete Institute), bahan tambah adalah material selain air, agregat
dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau
selama pengadukan berlangsung.

Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak mengubah
komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini cenderung
merupakan pengganti atau susbtitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena tujuannya
memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan
dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara
langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah.

Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus memperhatikan standar yang
berlaku seperti SNI (Standar Nasional Indonesia), ASTM (American Society for Testing and
Materials) atau ACI (American Concrete Institute) dan yang paling utama memperhatikan
petunjuk dalam manual produk dagang.

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu
bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive).

II. Chemical admixtures (bahan tambah kimia)


Menurut standar ASTM , terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu:

1. Tipe A, Water-Reducing Admixtures

2. Tipe B, Retarding Admixtures

3. Tipe C, Accelerating Admixtures

4. Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures

5. Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures

6. Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures

7. Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures


Water-Reducing Admixtures (Plasticizer)
Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah ini biasa
disebut water reducer atau plasticizer.

Plasticizer dapat digunakan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Kadar semen tetap, air dikurangi

Cara ini untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau faktor air semen (fas) yang
rendah. Dengan faktor air semen yang rendah akan meningkatkan kuat tekan beton. Dengan
penambahan plasticizer, walaupun fas rendah, beton tetap memiliki sifat workabilitas yang baik.

2. Kadar semen tetap, air tetap

Cara ini untuk memproduksi beton dengan slump yang lebih tinggi. Tingginya nilai slump akan
memudahkan penuangan adukan.

3. Kadar semen dikurangi, faktor air semen tetap

Cara ini dilakukan untuk memperoleh beton dengan penggunaan semen yang lebih sedikit,
sehingga mengurangi biaya.

Komposisi dari plasticizer diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:

1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam

2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam

3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya

4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya

5. Material lain seperti:

Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, posfat, klorida


Asam amino dan turunannya
Karbohidrat, polisakarin dan gula asam
Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, naptan, silikon, hidrokarbon-sulfat.

Berdasarkan prosentase pengurangan jumlah air, plasticizer/water reducer dibedakan menjadi 3


macam:

1. Normal water reducer : Penggunaan jenis ini mampu mengurangi air antara 5 10%.

2. Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10 15%.
3. High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu mengurangi
air antara 20 40%.

Mekanisme adanya penambahan plasticizer dapat dijelaskan sebagai berikut:


Senyawa diserap oleh bidang muka antara air dengan zat padat. Partikel
padat tersebut mengandung muatan sisa pada permukaannya dapat positif,
negatif ataupun keduanya. Pada pasta semen, akibat perbedaan muatan
tersebut, partikel dengan muatan berbeda yang posisinya berdekatan
menyebabkan gaya elektrostatik, selanjutnya partikel mengalami flokulasi/
penggumpalan (Gambar 1.a). Sejumlah air diikat oleh gumpalan tersebut
dan diserap pada permukaan padat, sedang sedikit air yang tersisa mampu
mengurangi viskositas/kekentalan pada pasta dan juga pada beton. Molekul
pada plasticizer berfungsi menetralisir muatan pada permukaan atau
membuat seluruh permukaan tersebut bermuatan seragam. Kemudian
partikel tersebut saling tolak menolak (tidak lagi saling tarik menarik),
sehingga semua partikel saling berpencar/dispersi dalam pasta (Gambar
1.b). Hal ini membuat sebagian besar air mampu untuk mengurangi
viskositas pada semen dan beton. Interaksi pada permukaan ini hampir pasti
diketahui terjadi pada partikel semen, dan dapat pula terjadi pada fraksi
terhalus dari agregat halus.

Gambar 1 Dispersion Action akibat Plasticizer: (a) Pasta menggumpal;


(b) Pasta berpencar
Contoh produk plasticizer:

1. Plastiment NS

Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat. Plastiment NS memenuhi
standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-194 Tipe A. Plastiment NS direkomendasikan
untuk digunakan pada aplikasi beton kualitas tinggi dengan peningkatan kuat tekan awal dan
waktu ikatan normal. Produk ini dapat mengurangi air sampai dengan 10% untuk memperoleh
beton yang mudah dikerjakan dengan kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi. Dosis yang
digunakan adalah 130 - 265 ml untuk tiap 100 kg semen.

2. Plastocrete 161W

Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi persyaratam ASTM C-494
Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan pada beton kualitas tinggi dengan workabilitas
sangat baik dan waktu ikatan cepat. Plastocrete 161W memberikan hasil yang optimal apabila
dikombinasikan dengan fly ash (abu terbang). Dosis yang digunakan adalah 195 - 650 ml/100 kg
semen.

3. Plastocrete 169

Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder. Produk ini telah memenuhi
syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk beton normal dan memerlukan retarder. Tujuan
ganda Plastocrete 169 sebagai water reducer normal dan set retarder memberikan fleksibilitas
yang tinggi pada penggunaannya dan dapat dikombinasikan untuk meningkatkan kualitas
maupun nilai ekonomis. Apabila digunakan untuk reducer, digunakan dosis 261-391 ml/100 kg
semen. Apabila digunakan sebagai set retarder, dosis 390-520 ml/100 kg berat semen.

4. Viscocrete 4100

Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer dan superplasticizer.
Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A dan F. Bahan tambah ini dapat digunakan
dengan dosis rendah untuk mengurangi air antara 10-15% dan apabila digunakan dengan dosis
tinggi mampu mengurangi air hingga 40%. Produk ini dapat digunakan untuk Self Compacting
Concrete (SCC) karena dapat memberikan workabilitas yang tinggi. Viscocrete 4100 tidak
mengandung formaldehid dan kalsium klorida serta tidak menyebabkan korosi pada tulangan
baja. Untuk tujuan umum dosis yang direkomendasikan sebanyak 195-520 ml/100 kg semen.
Apabila diinginkan pengurangan air secara maksimum, dosisnya dapat mencapai 780 ml/100 kg
semen.

Sambungan dari : Bahan Tambah Untuk Campuran Beton

Retarder adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton.
Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena kondisi
cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu pengerasan untuk menghindari cold joints. Proses
percepatan hidrasi berarti bahwa semen menggunakan sejumlah air untuk hidrasi yang sedianya
digunakan untuk memberikan sifat workabilitas. Oleh karena itu, diperlukan air yang lebih untuk
mempertahankan nilai slump pada tingkat yang diinginkan, yang berarti kuat tekan beton
menjadi berkurang. Temperatur yang tinggi, kelembaban yang rendah dan angin menyebabkan
penguapan air yang sangat cepat dalam campuran pada saat musim panas. Pengeringan beton ini
menimbulkan cracking pada permukaan.

Komposisi retarder dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam

2. Hydroxy-carboxylic acids dan kandungan garamnya

3. Gula dan turunannya

4. Garam anorganik

Sebagaimana diketahui, jenis 1 dan 2 termasuk jenis yang digunakan untuk plasticizer.

Retarder menunda proses pengikatan semen dengan membentuk lapisan tipis pada partikel
semen sehingga memperlambat reaksi dengan air. Cara lain dengan meningkatkan jarak antara
molekul pada silikat dan aluminat dengan molekul air dengan membentuk senyawa sementara
pada sistem. Dengan formasi silikat dan aluminat hidrat, pengaruh retarder berkurang dan proses
hidrasi kembali normal.

Beberapa jenis retarder dapat mengurangi jumlah air yang diperlukan pada campuran dan dapat
pula menangkap udara dalam beton. Retarder tidak memberikan pengaruh secara signifikan pada
waktu waktu ikatan akhir (final setting time) semen atau tidak banyak berpengaruh pula pada
kekuatan beton umur 28 hari.

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh retarder, menunjukkan bahwa retarder memperlambat


nilai hidrasi awal C3S dengan memperpanjang dormant period (tahap 2), sehingga berakibat
waktu ikatan (setting time) bertambah panjang. Pertambahan panjang dormant period sebanding
dengan jumlah retarder yang digunakan, dan apabila dosis melebihi kadar tertentu, hidrasi C 3S
tidak akan berlanjut melebihi tahap 2 dan pasta semen tidak akan mengeras. Sehingga penting
untuk menghindari overdosis penggunaan retarder.

Retarder biasa ditambahkan pada beton pada kondisi dimana jarak antara tempat pengadukan
beton dengan tempat penuangan adukan cukup jauh. Beberapa jenis water reducer biasanya
berfungsi juga sebagai set retarder.

Contoh produk retarder:

1. Plastiment

Plastiment merupakan produk Sika yang berfungsi sebagai retarder dan water reducer. Plastiment
telah memenuhi persyaratan ASTM C-494 Tipe B and D. Plastiment efektif digunakan pada
temperatur udara panas karena dapat memperlambat reaksi hidrasi dan mengontrol panas hidrasi.
Pada beton massa, penambahan Plastiment dapat mengontrol kenaikan temperatur dan
mengurangi resiko retak thermal. Untuk kondisi normal, penambahan Plastiment sebanyak 130-
260 ml untuk tiap 100 kg bahan semen.

2. Plastocrete 161MR
Plastocrete 161MR (produk Sika) dengan bahan dasar polimer dan telah memenuhi standar
ASTM C-494 Tipe B and D. Produk ini direkomendasikan untuk digunakan apda beton kualitas
tinggi dengan workabilitas tinggi dan memerlukan perpanjangan waktu ikatan. Dosis
penggunaan 130-390 ml/100 kg berat semen.

BAHAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN MUTU BETON


Posted by rhara remetwa on 20.56

Beton berasal dari bahasa latin yaitu concretus yang berarti tumbuh
bersama yang berupa kelebihan dan kekurangan (Mindess, Young, 1981). Adapun
kelebihannya adalah mudah dicetak, ekonomis, tahan lama, effisien, dapat
diproduksi ditempat, mempunyai estetika dan mempunyai kuat desak yang tinggi.
Sedangkan kekurangannya adalah kekuatan regang rendah, keliatan rendah,
volumenya tidak stabil, kekuatan rendah dibanding beratnya dan mempunyai tarik
desak yang rendah.

Secara umum material beton yang digunakan pada konstruksi terdiri atas
semen, air, pasir (agregat halus) dan kerikil (agregat kasar) yang dicampur dengan
perbandingan tertentu dan untuk menghasilkan kekuatan tertentu pula. Kekuatan
yang diukur pun biasanya hanya kuat tekannya saja yang diuji pada standar umur
28 hari. Beton yang dibuat secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan
antara 18 - 32 MPa. (N/mm2) dan berat 2,4 ton/m3, biasanya disebut sebagai beton
norma/konvensional, sedangkan beton yang mempunyai kuat tekan di atas 35 MPa
biasanya disebut dengan beton mutu tinggi.

Selain kualitas dan gradasi agregat halus dan kasar, kualitas beton yang
dibuat juga bergantung pada nilai perbandangan berat penggunaan air dengan
semen, yang disebut sebagai faktor air semen (fas). Nilai fas ini juga akan
mempengaruhi tingkat kemudahan pengerjaan (workability) dari beton yang dibuat.

Disamping itu, untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton tersebut


masih ditambahkan bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical
additive) dan mineral/material tambahan. Zat kimia tambahan tersebut biasanya
berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi langsung mempengaruhi kondisi
campuran beton. Sedangkan mineral/material tambahan berupa agregat yang
mempunyai karakteristik tertentu. Penambahan zat-zat kimia atau mineral
tambahan ini diharapkan dapat merubah performa dan sifat-sifat campuran beton
sesuai dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan, serta dapat pula sebagai bahan
pengganti sebagian dari material utama penyusun beton. Standar pemberian bahan
tambahan beton ini pun sudah diatur dalam SNI S-18-1990-03 tentang Spesifikasi
Bahan Tambahan pada Beton.

Material tambahan yang digunakan disamping sebagai bahan tambah,


terkadang sebagai pengganti sebaian atau seluruh agregat. Agar diperoleh beton
ringan biasanya digunakan agregat ringan seperti batu apung, alwa (artificial light
weigth aggregate), serbuk/potongan kayu, serbuk stereofoam, dan sebagainya.
Untuk memperoleh beton dengan performa tarik yang meningkat ditambahkan
serat-serat, seperti serat baja,serat aluminium, serat ban atau beberapa serat
alami. Dan beton berat diperoleh dengan menambahkan agregat dengan berat jenis
yang lebih besar dari agregat kerikil dan pasir

Beton mutu tinggi umumnya ditambahkan bahan tambahan atau additive


dan admixture, yaitu bahan selain semen, agregat, dan air yang ditambahkan pada
adukan beton, sebelum atau selama pengadukan beton untuk mengubah sifat
beton sesuai dengan keinginan perencana. Penambahan additive atau admixture
tersebut ke dalam campuran beton ternyata telah terbukti meningkatkan kinerja
beton hampur di semua aspeknya, yaitu kekuatan, kemudahan pengerjaan,
keawetan, dan kinerja-kinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi
konstruksi modern.

Bahan additive dan admixture dapat dibedakan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Air Entraining Agent (ASTM C260), yaitu bahan tambahan untuk


meningkatkan kadar udara, agar beton tahan terhadap pembekuan dan
pencucian, terutama untuk daerah salju.

2. Chemical Admixture (ASTM C49 dan BS 5075), yaitu bahan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau
memperlambat), mereduksi kebutuhan air, dan memudahkan pengerjaan
beton.

3. Mineral Admixture, yaitu bahan mineral yang dihaluskan dan ditambahkan


untuk memperbaiki sifat beton agar mudah dikerjakan dan meningkatkan
kekuatan dan keawetan beton.

Air Entraining Agent (ASTM C260)

Yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton tahan
terhadap pembekuan dan pencucian terutama untuk daerah salju.Pengaruh air
entraining admixture terhadap sifat-sifat beton meliputi: Kekuatan Tekan Beton,
Workabilitas Beton (kemudahan pekerjaan), Pengikatan Waktu, Bleeding (keluarnya
air ke permukaan beton), Perubahan Volume (volume deformation), Kohesif, Density
(berat jenis), dan Keawetan Beton (durability).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian admixture (AEA):

1. Penambahan jumlah pasir dari 35% sampai 40% akan menambah kadar
udara 4.5% sampai 5%. Penambahan semen 90 kg/m 3 akan mengurangi 1%
udara.
2. Pengukuran kadar udara sebaiknya teratur (regular), menurut standard yang
ada, ASTM atau BS 1881 Part 2.

3. Kenaikan temperatur beton akan mengurangi kandungan udara (air content).

4. Waktu pencampuran (Mixing) akan mempengaruhi kadar udara (air content).

5. Pengikatan beton dapat mengurangi kadar udara sampai 0.5%.

Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia, ASTM C49 dan BS 5075)


Menurut standar ASTM , terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu:

1. Tipe A, Water-Reducing Admixtures

2. Tipe B, Retarding Admixtures

3. Tipe C, Accelerating Admixtures

4. Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures

5. Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures

6. Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures

7. Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures

Keterangan:
Tipe A: Water Reducer (WR) atau plasticizer.

Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang digunakan.


Dengan pemakaian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih
rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan
lebih encer pada faktor air semen yang sama.

Pengaruhnya pada beton:

1. Kekuatan Tekan: Tegangan tekan beton bertambah karena adanya


pengurangan air, hal ini dikarenakan faktor a/s (air semen) berkurang.
Penambahan kekuatan diperkirakan 10%.

2. Setting Time: Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari
campuran beton tidak berubah.

3. Workability: Bila tidak ada perubahan faktor air semen (a/s), water reducing
menambah workability beton. Untuk slump awal 25-75 mm dapat ditambah
dengan 50-60 mm.
4. Loss Slump: Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi air water
reducing admixture umumnya sama atau lebih besar dari beton biasa.
Dimana bila digunakan water reducing admixture (WRA) akan menambah
workability dan waktu pencampuran.

5. Air Entrainment: Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung


meningkatkan jumlah kadar udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan dasar
Salt hydroxy carboxylic dan Polysacharides tidak menambah kadar udara dan
bahkan sering mengurangi kadar udara.

6. Panas Hidrasi: Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan


WRA.

7. Perubahan Bentuk: Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruh


dengan adanya WRA.

8. Durability: Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali airnya


dikurangi yang menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.

Plasticizer dapat digunakan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Kadar semen tetap, air dikurangi

Cara ini untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau faktor air
semen (fas) yang rendah. Dengan faktor air semen yang rendah akan meningkatkan
kuat tekan beton. Dengan penambahan plasticizer, walaupun fas rendah, beton
tetap memiliki sifat workabilitas yang baik.

2. Kadar semen tetap, air tetap

Cara ini untuk memproduksi beton dengan slump yang lebih tinggi. Tingginya
nilai slump akan memudahkan penuangan adukan.

3. Kadar semen dikurangi, faktor air semen tetap

Cara ini dilakukan untuk memperoleh beton dengan penggunaan semen yang
lebih sedikit, sehingga mengurangi biaya.

Komposisi dari plasticizer diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:

1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam

2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam

3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya


4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya

Berdasarkan prosentase pengurangan jumlah air, plasticizer/water reducer


dibedakan menjadi 3 macam:

1. Normal water reducer : Penggunaan jenis ini mampu mengurangi air antara 5
10%.

2. Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10 15%.

3. High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu


mengurangi air antara 20 40%.

Mekanisme adanya penambahan plasticizer dapat dijelaskan sebagai berikut:

Senyawa diserap oleh bidang muka antara air dengan zat padat. Partikel padat
tersebut mengandung muatan sisa pada permukaannya dapat positif, negatif
ataupun keduanya. Pada pasta semen, akibat perbedaan muatan tersebut, partikel
dengan muatan berbeda yang posisinya berdekatan menyebabkan gaya
elektrostatik, selanjutnya partikel mengalami flokulasi/ penggumpalan.

Sejumlah air diikat oleh gumpalan tersebut dan diserap pada permukaan padat,
sedang sedikit air yang tersisa mampu mengurangi viskositas/kekentalan pada
pasta dan juga pada beton. Molekul pada plasticizer berfungsi menetralisir muatan
pada permukaan atau membuat seluruh permukaan tersebut bermuatan seragam.
Kemudian partikel tersebut saling tolak menolak (tidak lagi saling tarik menarik),
sehingga semua partikel saling berpencar/dispersi dalam pasta. Hal ini membuat
sebagian besar air mampu untuk mengurangi viskositas pada semen dan beton.
Interaksi pada permukaan ini hampir pasti diketahui terjadi pada partikel semen,
dan dapat pula terjadi pada fraksi terhalus dari agregat halus.

Contoh produk plasticizer:

1. Plastiment NS

Produk ini dikeluarkan oleh Sika, dengan bahan dasar polimer padat.
Plastiment NS memenuhi standar ASTM C-494 Tipe A dan AASHTO M-194 Tipe A.
Plastiment NS direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi beton kualitas
tinggi dengan peningkatan kuat tekan awal dan waktu ikatan normal. Produk ini
dapat mengurangi air sampai dengan 10% untuk memperoleh beton yang mudah
dikerjakan dengan kuat tekan dan kuat lentur yang lebih tinggi. Dosis yang
digunakan adalah 130 265 ml untuk tiap 100 kg semen.

2. Plastocrete 161W

Merupakan produk Sika dengan bahan polimer dan telah memenuhi


persyaratam ASTM C-494 Tipe A. Direkomendasikan untuk digunakan pada beton
kualitas tinggi dengan workabilitas sangat baik dan waktu ikatan cepat. Plastocrete
161W memberikan hasil yang optimal apabila dikombinasikan dengan fly ash (abu
terbang). Dosis yang digunakan adalah 195 650 ml/100 kg semen.

3. Plastocrete 169

Produk Sika dengan tujuan ganda, yaitu sebagai reducer dan retarder. Produk
ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A. Digunakan untuk beton normal dan
memerlukan retarder. Tujuan ganda Plastocrete 169 sebagai water reducer normal
dan set retarder memberikan fleksibilitas yang tinggi pada penggunaannya dan
dapat dikombinasikan untuk meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis. Apabila
digunakan untuk reducer, digunakan dosis 261-391 ml/100 kg semen. Apabila
digunakan sebagai set retarder, dosis 390-520 ml/100 kg berat semen.

4. Viscocrete 4100

Merupakan produk Sika yang digunakan sebagai high range water reducer dan
superplasticizer. Produk ini telah memenuhi syarat ASTM C-494 Tipe A dan F. Bahan
tambah ini dapat digunakan dengan dosis rendah untuk mengurangi air antara 10-
15% dan apabila digunakan dengan dosis tinggi mampu mengurangi air hingga
40%. Produk ini dapat digunakan untuk Self Compacting Concrete (SCC) karena
dapat memberikan workabilitas yang tinggi. Viscocrete 4100 tidak mengandung
formaldehid dan kalsium klorida serta tidak menyebabkan korosi pada tulangan
baja. Untuk tujuan umum dosis yang direkomendasikan sebanyak 195-520 ml/100
kg semen. Apabila diinginkan pengurangan air secara maksimum, dosisnya dapat
mencapai 780 ml/100 kg semen.

Penerapan:

Untuk meningkatkan workabilitas

Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabilitas yang sama

Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi jelek

Pengaruh:

Memisahkan partikel-partikel semen dan meningkatkan fluiditas beton

Mengurangi kebutuhan air pencampur

Dapat mempengaruhi waktu setting beton

Keterangan:
Kandungan klorida harus dibatasi, overdosis lignosulphonates dapat menyebabkan
penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal ini dapat
mempengaruhi kekuatan dan porositas beton.
Tipe B: Retarder

Bahan kimia untuk memperlambat proses ikatan beton. Bahan ini diperlukan
apabila dibutuhkan waktu yang cukup lama antara pencampuran/ pengadukan
beton dengan penuangan adukan. Atau dimana jarak antara tempat pengadukan
beton dan tempat penuangan adukan cukup jauh.

Tipe C: Accelerator

Bahan kimia untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton. Bahan
ini digunakan jika penuangan adukan dilakukan di bawah permukaan air, atau pada
struktur beton yang memerlukan pengerasan segera.Beberapa macam accelerator,
yaitu Calsium chlorida (CaCl2), Aluminium Chlorida, Natrium Sulfat, dan Aluminium
Sulfat.

Tipe D: Water Reducer Retarder (WRR)

Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan
memperlambat proses ikatan.Pengaruhnya pada beton adalah Kekuatan Tekan,
Setting Time, dimana retarder menghambat setting time beton.

Tipe E: Water Reducer Accelerator

Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan
mempercepat proses ikatan. Pengaruhnya pada beton:

1. Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal beton,


pengaruh kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water reducing
dicampur accelerator, keuntungan kekuatan jangka panjang akan diapat
berhubungan langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s).

2. Setting Time. Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek
daripada beton biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium
klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium format.

3. Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit


peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam
workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan
water reducing.

4. Air Entrainment. Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air


entrainment.

5. Bleeding. Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.


6. Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan
dan memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran
bahan biasa. Total panas hidrasi tidak mempengaruhi.

7. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying


shrinkage. Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang
ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep.

8. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity


alamiah yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan
demikian akan memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.

Tipe F: High Range Water Reducer (Superplasticizer)


Bahan kimia yang berfungsi mengurangi air sampai 12% atau bahkan lebih.
Dengan pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen
lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh adukan
dengan kekentalan lebih encer dengan fakor air semen yang sama, sehingga kuat
tekan beton lebih tinggi. Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang
dapat larut dalam air yang telah dipersatukan dengan menggunakan proses
polymerisasi yang komplek untuk menghasilkan molekul-molekul panjang dari
massa molecular yang tinggi. Molekul-molekul panjang ini akan membungkus diri
mengelilingi partikel semen dan memberikan pengaruh negatif yang tinggi sehingga
antar partikel semen akan saling menjauh dan menolak. Hal ini akan menimbulkan
pendispersian partikel semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan
meningkatkan workabilitas. Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan beton dengan workability yang tinggi atau menghasilkan beton
dengan kuat tekan yang tinggi.

Bahan ini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa


terjadi pemisahan (segregasi/ bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan
jumlah air yang besar, maka bahan ini berguna untuk pencetakan beton di tempat-
tempat yang sulit seperti tempat pada penulangan yang rapat. Superplasticizer
dapat memperbaiki workabilitas namun tidak terpengaruh besar dalam
meningkatkan kuat tekan beton untuk faktor air semen yang diberikan.

Namun kegunaan superplasticizer untuk beton mutu tinggi secara umum


sangat berhubungan dengan pengurangan jumlah air dalam campuran beton.
Pengurangan ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari
superplasticizer yang dipakai. (L.J. Parrot, 1998). Superplasticizer tidak akan
menjadikan encer semua campuran beton dengan sempurna, oleh karenanya
campuran harus direncanakan untuk disesuaikan.

Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis


superplasticizer secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton.
Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika superplasticizer
digunakan untuk mengurangi jumlah air, dosis yang digunakan adalah lebih besar,
5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton. (Neville, 1995)

Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:

1. Koondensasi sulfonat melamin formaldehyde (SMF) dengan kandungan


klorida sebesar 0,005%.

2. Sulfonat nafthalin formaldehid (SNF) dengan kandungan klorida yang dapat


diabaikan.

3. Modifikasi lignosulfonat tanpa kandungan klorida.

4. Carboxyl acrylic ester copolymer.

Keempat jenis bahan tambahan ini terbuat dari sulfonat organik dan disebut
superplasticizer karena bahan ini dapat mengurangi air pada campuran beton
sementara slump beton bertambah sampai 8 in (208 mm) atau lebih. Bahan-bahan
ini digunakan untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadinya pemisahan
yang tidak diinginkan dan umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang
besar untuk meningkatkan kekuatan beton, karena memungkinkan pengurangan
kadar air guna mempertahankan workabilitas yang sama.
Jenis SMF dan SNF yang disebut garam sulfonik lebih sering digunakan karena
lebih efektif dalam mendispersikan butiran semen, juga mengandung unsur-unsur
yang memperlambat pengerasan.

Tipe G: High Range Water Reducer (HRWR)

Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan
mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton. Bahan kimia tambahan
biasanya dimasukkan dalam campuran beton dalam jumlah yang relatif kecil
dibandingkan dengan bahan-bahan utama, maka tingkatan kontrolnya harus lebih
besar daripada pekerjaan beton biasa. Hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi
kelebihan dosis, karena dosis yang berlebihan akan bisa mengakibatkan
menurunnya kinerja beton bahkan lebih ekstrem lagi bisa menimbulkan kerusakan
pada beton.

Produk Concrete Admixture yang sering dipergunakan dalam industri Beton


Precast adalah Admixture Type-F
dengan Fungsi High-Range Water-Reducer dan Superplasticizer,

Produk Kami adalah:

1. LIGNO C-470, Type-F

Admixture berbahan utama Sodium Napthalene Sulphonat Formulation.


Sangat cocok untuk tingkatan Target K-225 hingga K-400 pada 28 Hari.

Mampu mengurangi pemakaian air hingga 30% dengan dosis 1% dari


Cementitious.

Umumnya dipakai pada industri Panel Beton, U-ditch, Pipa/Slab dan Pile.

2. LIGNO C-431n, Type-F High Gridd

Admixture berbahan utama Sodium Napthalene Sulphonat Formulation.

Untuk Tingkatan target K-400 hingga K-600 pada umur 28 hari.

Mampu mencapai K-250 di umur 1 hari.

Mengurangi Pemakaian Air hingga 40% dengan dosis 1% dari


Cementitious.

Umumnya dipakai pada Precast Square Pile dan Spun Pile dengan target K
yang tinggi.

3. LIGNO P-100, Type F SCC (Self Compacting Concrete)

Admixture Concrete Berbahan Polycarboxilat

Memiliki sifat SCC sehingga concrte dan mengalir sendiri

Umumnya dipakai pada Konstruksi Mold yang dijangkau susah.

Juga sangat Bangus untuk Precast Target K-500 keatas.

Merupakan Produk Terbagus dalam kelasnya.

Mampu mencapai K-350 pada umur satu hari dengan target K-500 di 28
hari.

Sangat cocok pada precast PC-Beam, Big Pile dan Rigid.

Produk-produk unggulan kami sudah diakui oleh banyak Customer tentang


Kualitasnya,
Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral)

Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang dihaluskan yang
ditambahkan untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan
kekuatan serta keawetannya meningkat. Yang termasuk dalam Mineral Admixture
adalah Pozzolan dan bahan tambahan khusus lainnya yang berasal dari mineral.
Sifat-sifat semen yang menggunakan Pozzolan antara lain:

1. Panas hidrasi akan turun karena adanya tambahan pozollan kandungan C3A
dalam semen berkurang.

2. Campuran pasta semen pada keadaan konsistensi normal maka faktor air
semakin meningkat dengan adanya pozollan.

3. Workability dari beton yang memakai semen pozollan akan lebih baik.

4. Merubah waktu setting.

5. Merubah kekuatan beton.

Bahan Tambah Mineral (Additive)


1. Abu Terbang Batu bara (Fly Ash)
Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly ash) didefinisikan sebagai
butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari
pembakaran batu bara antrasit atau batu bara bitomius dan abu terbang kelas C
yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C
kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia
yang dibutuhkan dalam fly ash tercantum dalam ASTM C.618-95:305 (Ir.Tri
Mulyono,2003)
2. Silica Fume
Menurut standar Spesification for Silica Fume for Use in Hydraulic Cement Concrete
and Mortar (ASTM.C.1240,1995:637-642) silica fume adalah material pozzolan
yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi
atau sisa produksi silicon atau alloy besi silicon dikenal sebagai gabungan antara
microsilica dengan silica fume. (Ir.Tri Mulyono,2003)
Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan
beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Beton dengan kekuatan tinggi,
digunakan, misalnya, untuk kolom struktur atau dinding geser, pre-cast atau beton
pra-tegang dan beberapa keperluan lain. Kriteria beton dengan kekuatan tekan
tinggi saat ini adalah 50-70 MPa untuk umur 28 hari. Penggunaan silica fume
berkisar antara 0 30% untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan
beton dengan factor air semen sebesar 0,34 dan 0,28 dengan atau tanpa
superplasticizer dan nilai slump 50 mm

Yang termasuk kategori bahan tambahan ini ialah semua bahan tambahan
yang tidak termasuk kategori di atas, misalnya, bahan tambahan jenis polimer, fiber
mash, bahan pencegah karatan, bahan tambahan yang dapat mengembang, bahan
tambahan untuk perekat/ bonding admixture.
Tipe-tipe Mineral Admixture yaitu:

1. Material cementitious

Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini mengandung silikat dan kalsium
aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan buangan industri baja yang
menggunakan tanur pijar.

2. Material pozzolanic

Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya
didominasi oleh siliceous dan aluminous. Contoh: Abu Terbang kelas F, yaitu sisa
buangan Industri Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara jenis bituminous
atau anthracite. Selain itu, silica fume (hasil sampingan produksi elemen silicon),
juga bahan pozzolanic. Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica.

3. Material pozzolanic dan cementitious

Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus
air. Komposisinya didominasi oleh siliceous, aluminous dan kapur. Contoh: Abu
Terbang kelas C, yaitu sisa buangan Industri PLTU yang menggunakan barubara
jenis lignite atau subbituminous.

4. Material inert

Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsur-unsur semen. Contoh:
bahan buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang sudah dihaluskan dan lain-
lain

Anda mungkin juga menyukai