BAHAN BANGUNAN
NAMA DOSEN
ROBI FERNANDO, S.T, M.T.
JUDUL TUGAS
BAHAN AIR DAN ADMIXTURE
OLEH :
PRETTY MARPAUNG
NIM. 193025
T.A 2019
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan di
bumi,salah satunya adalah dalam hal bahan bangunan atau biasa digunakan dalam pembuatan
beton. Air mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembuatan beton, karena
berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sifat-sifat yang berpengaruh adalah kemudahan
pengerjaan dan penyusutan, selain itu tujuan utama pemakaian air adalah untuk proses
hidrasi, yaitu reaksi antara semen dan air yang menghasilkan campuran keras setelah
beberapa waktu tertentu. Setelah pengecoran, air juga berfungsi untuk perawatan guna
menjamin proses pengerasan yang sempurna. Namun, tidak sedikit orang belum mengenal
bahan air dan admixture yang dipakai sebagai bahan bangunan. Oleh karena itu, laporan ini
akan menjelaskan air dan admixture sebagai bahan bangunan.
B. TUJUAN
- Mengetahui yang dimaksud dengan air dan admixture sebagai bahan konstruksi bangunan
- Mengetahui peran dan fungsi air serta admixture dalam konstruksi bangunan
- Menguraikan latar belakang, aspek ekonomi, serta pemahaman penting dalam penggunaan
admixture
- Mengetahui standar mutu bahan air dan admixture sesuai dengan SNI yang digunakan untuk
bangunan
1. PENGERTIAN AIR
Air merupakan sebuah zat pelarut yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan
makhluk hidup. Hal tersebut karena sifat kimia air yang bersifat melarutkan sehingga
berperan penting dalam proses metabolisme makhluk hidup. Secara sederhana, air juga bisa
diartikan sebagai sebuah sumber kehidupan dan tanda kehidupan.. Dengan begitu, bisa ditarik
satu kesimpulan bahwa secara garis besar air merupakan senyawa yang memiliki peran
penting dalam mendukung segala sisi kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di permukaan
bumi ini.
2. UNSUR-UNSUR AIR
Air merupakan gabungan unsur kimia dengan rumus kimia senyawa H2O, di mana
satu molekul air terdapat dua atom hidrogen yang diikat oleh satu atom oksigen. Sifat air
tidak berawarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi normal. Kondisi normal ini
merupakan air yang memiliki tekanan 100 kPa (1bar) dengan suhu 273,15 Kelvin. Di
mana air normal dapat melarutkan beberapa unsur senyawa lainnya seperti asam, garam, dan
beberapa jenis gas lainnya.
Pada pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan untuk melarutkan
semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan semen) yang kemudian mengikat semua
agregat dari yang paling besar sampai paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-
butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan, penuangan, maupun
pemadatan. Pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara air dan semen maka bukan
perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang penting, tetapi justru
perbandingan air dengan semen atau yang biasa disebut Faktor Air Semen (FAS). Air yang
berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai,
sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai
seluruhnya, sehingga akan mempengaruhi penguatan beton. Untuk air yang tidak memenuhi
syarat mutu kekuatan beton pada umur 7 hari/28 hari tidak boleh kurang dari 90% jika
dibandingkan dengan kekuatan beton yang menggunakan air standar/suling. Karena air
mempunyai peranan penting dalam pencampuran beton, maka air tidak dapat ditambahkan
sembarangan dalam pengadukan mortal, jadi harus diingat faktor air semennya disesuaikan
dengan kebutuhan dalam workability serta mutu beton yang diinginkan. Dan yang perlu
dicatat bahwa jumlah air yang terlalu banyak dapat menyebabkan kekuatan beton menjadi
rendah.
Jumlah air mempengaruhi sifat mudah dikerjakan (workability) beton segar, kualitas
beton segar dan kekuatan beton.
Jumlah air ditentukan oleh perbandingan berat terhadap berat semen (fas) dan tingkat
kemudahan pengerjaan. Nilai fas < 0,35 menyebabkan beton segar sulit dikerjakan
(tanpa bahan tambah).
Kelebihan air (berdasarkan fas) dari yang dibutuhkan untuk reaksi kimia dengan
semen dipakai sebagai pelumas. Penambahan air (dari jumlah air berdasarkan fas)
dengan tujuan meningkatkan kemudahan pengerjaan akan mengakibatkan kualitas
beton turun dan betonnya porous.
- Air yang digunkan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak
yang mengandung oli,asam,alkali,garam,bahan organik,atau bahan-bahan lainya yang
merugikan terhadap beton atau tulangan.
- Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang didalamnya
tertanam alumunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat ,tidak boleh
mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
- Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter karena dapat mengurangi daya lekat
atau bisa juga mengembang (pada saat pengecoran karena bercampur dengan air) dan
menyusut (pada saat beton mengeras karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang).
- Air tidak mengandung garam lebih dari 15 gram karena resiko terhadap korosi semakin
besar.
- Air tidak mengandung khlorida lebih dari 0,5 gram/liter karena bisa menyebabkan korosi
pada tulangan.
- Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena dapat menurunkan
mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.
- Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi
kuat tekan beton sebesar 20 %.
- Air tidak mengandung gula lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi kuat
tekan beton pada umur 28 hari.
- Air tidak mengandung bahan organik seperti rumput/lumut yang terkadang terbawa air
Karena akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat dan menimbulkan rongga pada beton.
Bahan tambahan (admixture) adalah bahan selain unsur utama beton (air, semen dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan
beton, dengan tujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton segar dan atau beton
keras, sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton yaitu kemudahan pengerjaan
(workability), waktu pengikatan (memperlambat/mempercepat), pengerasan, kekedapan dan
keawetan. Bahan tambah umumnya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit (dalam %
berat semen) dan harus dengan pengawasan yang ketat. Pemberian bahan tambah yang
berlebihan justru akan merusak kualitas beton, dan dapat menyebabkan baja-tulangan korosi.
2. JENIS-JENIS BAHAN TAMBAH
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu
bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive). Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksaaan pengecoran (placing) sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral
ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan.
Bahan tambah ini biasanya merupakan bahan tambah kimia yang dimasukkan lebih
banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan pekerjaan jadi dapat dikatakan bahwa
bahan tambah kimia (chemical admixture) lebih banyak digunakan untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan. Bahan tambah aditif merupakan bahan tambah yang lebih banyak
bersifat penyemenan jadi bahan tambah aditif lebih banyak digunakan untuk perbaikan
kinerja kekuatannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang
dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding dan kehilangan air pada saat beton segar,
laju pengerasan, kekuatan tekan dan lentur, ketahanan terhadap perubahan volume, susut
pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi penting untuk melakukan pengujian
sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.
Ø Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag dalam ASTM.
C.989, "Standard spesification for ground granulated Blast-Furnace Slag for use in concrete
and mortar", (ASTM, 1995: 494) adalah produk non-metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan
mencelupkannya dalam air.
Ø Silika Fume
Menurut standar "Spesificationfor Silica Fume for Use in Hydraulic Cemen Concrete and
Mortar" (ASTM.C. 1240,1995: 637-642) silica fume adalah material pozzollan yang halus,
dimana komposisi silika lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi
silikon atau alloy besi silikon (dikenal sebagai gabungan antara microsilika dengan silika
fume). Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan
beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Penggunaan silica fume berkisar antara 0 - 30%
untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan beton dengan faktor semen sebesar
0.34 dan 0.28 dengan atau tanpa bahan superplastisizer dan nilai slump 50 mm.
Ø Beton Tanpa Slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump sebesar 1 inch (25.4
mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran. Pemilihan bahan tambah ini tergantung pada
sifat-sifat beton yangdiinginkan terjadi, seperti sifat plastisnya, waktu pengikatan dan
pencapaian kekuatan, efek beku-cair, kekuatan dan harga dari beton tersebut.
Ø Polimer
Ini adalah produk bahan tambah yang baru yang dapat menghasilkan kekuatan tekan beton
yang tinggi sekitar 15.000 psi (1.000 psi = 6,9 MPa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya
sekitar 1.500 Psi atau lebih. Beton dengan kekuatan tinggi ini biasanya diproduksi dengan
menggunakan polimer dengan cara :
(1). memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air di lapangan atau
(2). menjenuhkan dan memancarkannya pada temperatur yang sangat tinggi di laboratorium.
Beberapa tujuan yang penting dari penggunaan bahan tambah ini menurut manual of
concrete practice dalam admixtures and concrete (ACI.212.1R-8, Revised 1986) antara lain:
SNI JUDUL
SNI 7974:2013 Spesifikasi Air Pencampur yang Digunakan
dalam Produksi Beton Semen Hidraulis
(ASTM C1602-06, IDT)
SNI 03-6817-2002 Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan
dalam Beton
SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
SNI 8379:2017 Spesifikasi Material Pilihan Menggunakan
Slag untuk Konstruksi Jalan
SNI 2496:2008 Spesifikasi Bahan Tambahan Pembentuk
Gelembung Udara untuk Beton
SNI 2460:2014 Spesifikasi Abu Terbang Batubara dan
Pozolan Alam Mentah atau yang Telah
dikalsinasi untuk digunakan dalam Beton
III. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Air adalah senyawa yang memiliki peran penting dalam mendukung segala sisi
kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di permukaan bumi ini. Bahan tambahan
(admixture) adalah bahan selain unsur utama beton (air, semen dan agregat) yang
ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan beton. Secara
umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan
tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive). Air dan admixture memiliki unsur-unsur bahan seperti yang telah
dipaparkan di pembahasan. Begitu pula dengan pengaruh kualitas, aspek ekonomi, serta
perhatian penting dalam penggunaan bahan tambahan. Makalah ini juga melampirkan SNI
yaitu syarat/standar mutu bahan air dan admixture seperti yang telah tertera di bagian
pembahasan.
2. SARAN
Demikian laporan tentang bahan air dan admixture sebagai bahan bangunan ini saya ketik.
Adapun saran yang dapat di sampaikan oleh penulis yaitu:
1. Kepada tenaga pendidik, yaitu agar lebih menambah wawasan tentang bahan air serta
bahan admixture yang dipakai dalam konstruksi bangunan gedung sehingga dapat
mempermudah transfer informasi tentang bahan bangunan gedung.
2. Kepada pembaca, yaitu agar dapat lebih mengaitkan antara teori yang ada dengan
fenomena fenomena yang terjadi sehingga dapat memperdalam pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://yogie-civil.blogspot.com/2010/07/air-dalam-pembuatan-beton-normal-0.html
http://operator-it.blogspot.com/2014/03/teknologi-bahan-air.html
https://www.slideshare.net/ahmadamin1997/pembahasan-admixture
https://www.academia.edu/33306297/makalah_teknologi_bahan_1
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4530/04-Air.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://seputarbeton.blogspot.com/2016/03/syarat-air-yang-digunakan-untuk.html
http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/ahan-tambah.html
https://www.academia.edu/3636945/BAHAN_KULIAH_TEKNOLOGI_BETON
https://www.academia.edu/5938717/Daftar_SNI_Untuk_Konstruksi_Beton