Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH

BAHAN BANGUNAN

NAMA DOSEN
ROBI FERNANDO, S.T, M.T.

JUDUL TUGAS
BAHAN AIR DAN ADMIXTURE

OLEH :

PRETTY MARPAUNG
NIM. 193025

PROGRAM STUDI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM

T.A 2019
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan di
bumi,salah satunya adalah dalam hal bahan bangunan atau biasa digunakan dalam pembuatan
beton. Air mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembuatan beton, karena
berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sifat-sifat yang berpengaruh adalah kemudahan
pengerjaan dan penyusutan, selain itu tujuan utama pemakaian air adalah untuk proses
hidrasi, yaitu reaksi antara semen dan air yang menghasilkan campuran keras setelah
beberapa waktu tertentu. Setelah pengecoran, air juga berfungsi untuk perawatan guna
menjamin proses pengerasan yang sempurna. Namun, tidak sedikit orang belum mengenal
bahan air dan admixture yang dipakai sebagai bahan bangunan. Oleh karena itu, laporan ini
akan menjelaskan air dan admixture sebagai bahan bangunan.

B. TUJUAN

- Mengetahui yang dimaksud dengan air dan admixture sebagai bahan konstruksi bangunan

- Mengetahui peran dan fungsi air serta admixture dalam konstruksi bangunan

- Mengklasifikasi jenis-jenis admixture

- Menguraikan latar belakang, aspek ekonomi, serta pemahaman penting dalam penggunaan
admixture

- Mengetahui standar mutu bahan air dan admixture sesuai dengan SNI yang digunakan untuk
bangunan

- Memahami pengaruh kualitas air pada beton


II. PEMBAHASAN
A. AIR

1. PENGERTIAN AIR

Air merupakan sebuah zat pelarut yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan
makhluk hidup. Hal tersebut karena sifat kimia air yang bersifat melarutkan sehingga
berperan penting dalam proses metabolisme makhluk hidup. Secara sederhana, air juga bisa
diartikan sebagai sebuah sumber kehidupan dan tanda kehidupan.. Dengan begitu, bisa ditarik
satu kesimpulan bahwa secara garis besar air merupakan senyawa yang memiliki peran
penting dalam mendukung segala sisi kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di permukaan
bumi ini.

2. UNSUR-UNSUR AIR

Air merupakan gabungan unsur kimia dengan rumus kimia senyawa H2O, di mana
satu molekul air terdapat dua atom hidrogen yang diikat oleh satu atom oksigen. Sifat air
tidak berawarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi normal. Kondisi normal ini
merupakan air yang memiliki tekanan 100 kPa (1bar) dengan suhu 273,15 Kelvin. Di
mana air normal dapat melarutkan beberapa unsur senyawa lainnya seperti asam, garam, dan
beberapa jenis gas lainnya.

3. PERANAN AIR PADA CAMPURAN BETON

Pada pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan untuk melarutkan
semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan semen) yang kemudian mengikat semua
agregat dari yang paling besar sampai paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-
butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan, penuangan, maupun
pemadatan. Pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara air dan semen maka bukan
perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang penting, tetapi justru
perbandingan air dengan semen atau yang biasa disebut Faktor Air Semen (FAS). Air yang
berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai,
sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai
seluruhnya, sehingga akan mempengaruhi penguatan beton. Untuk air yang tidak memenuhi
syarat mutu kekuatan beton pada umur 7 hari/28 hari tidak boleh kurang dari 90% jika
dibandingkan dengan kekuatan beton yang menggunakan air standar/suling. Karena air
mempunyai peranan penting dalam pencampuran beton, maka air tidak dapat ditambahkan
sembarangan dalam pengadukan mortal, jadi harus diingat faktor air semennya disesuaikan
dengan kebutuhan dalam workability serta mutu beton yang diinginkan. Dan yang perlu
dicatat bahwa jumlah air yang terlalu banyak dapat menyebabkan kekuatan beton menjadi
rendah.

4. PENGARUH KUALITAS AIR PADA BETON

 Jumlah air mempengaruhi sifat mudah dikerjakan (workability) beton segar, kualitas
beton segar dan kekuatan beton.

 Jumlah air ditentukan oleh perbandingan berat terhadap berat semen (fas) dan tingkat
kemudahan pengerjaan. Nilai fas < 0,35 menyebabkan beton segar sulit dikerjakan
(tanpa bahan tambah).

 Kelebihan air (berdasarkan fas) dari yang dibutuhkan untuk reaksi kimia dengan
semen dipakai sebagai pelumas. Penambahan air (dari jumlah air berdasarkan fas)
dengan tujuan meningkatkan kemudahan pengerjaan akan mengakibatkan kualitas
beton turun dan betonnya porous.

5. SYARAT AIR DALAM PEMBUATAN BETON SECARA UMUM

- Air yang digunkan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak
yang mengandung oli,asam,alkali,garam,bahan organik,atau bahan-bahan lainya yang
merugikan terhadap beton atau tulangan.
- Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang didalamnya
tertanam alumunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat ,tidak boleh
mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.

- Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter karena dapat mengurangi daya lekat
atau bisa juga mengembang (pada saat pengecoran karena bercampur dengan air) dan
menyusut (pada saat beton mengeras karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang).

- Air tidak mengandung garam lebih dari 15 gram karena resiko terhadap korosi semakin
besar.

- Air tidak mengandung khlorida lebih dari 0,5 gram/liter karena bisa menyebabkan korosi
pada tulangan.

- Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena dapat menurunkan
mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.

- Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi
kuat tekan beton sebesar 20 %.

- Air tidak mengandung gula lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi kuat
tekan beton pada umur 28 hari.

- Air tidak mengandung bahan organik seperti rumput/lumut yang terkadang terbawa air
Karena akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat dan menimbulkan rongga pada beton.

B. ADMIXTURE (BAHAN TAMBAH)

1. PENGERTIAN BAHAN TAMBAHAN

Bahan tambahan (admixture) adalah bahan selain unsur utama beton (air, semen dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan
beton, dengan tujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton segar dan atau beton
keras, sehingga didapatkan sifat-sifat khusus dari beton yaitu kemudahan pengerjaan
(workability), waktu pengikatan (memperlambat/mempercepat), pengerasan, kekedapan dan
keawetan. Bahan tambah umumnya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit (dalam %
berat semen) dan harus dengan pengawasan yang ketat. Pemberian bahan tambah yang
berlebihan justru akan merusak kualitas beton, dan dapat menyebabkan baja-tulangan korosi.
2. JENIS-JENIS BAHAN TAMBAH

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu
bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive). Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksaaan pengecoran (placing) sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral
ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan.

Bahan tambah ini biasanya merupakan bahan tambah kimia yang dimasukkan lebih
banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan pekerjaan jadi dapat dikatakan bahwa
bahan tambah kimia (chemical admixture) lebih banyak digunakan untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan. Bahan tambah aditif merupakan bahan tambah yang lebih banyak
bersifat penyemenan jadi bahan tambah aditif lebih banyak digunakan untuk perbaikan
kinerja kekuatannya.

a) Bahan Tambah Kimia


Menurut standar ASTM. C.494 (1995:254) dan Pedoman Beton 1989
SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989:29), jenis bahan tambah kimia dibedakan
menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu
memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama
bahan tersebut digunakan dalam racikan beton sesuai dengan pemilihamn proporsi betonnya
(PB, 1989:12). Jenis dan definisi bahan tambah kimia ini sebagai berikut:

Ø Tipe A ”Water - Reducing Admixtures”


Water - Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Water - Reducing
Admixture digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi kadar semen dan nilai
slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau rasio faktor air semen (wer)
yang rendah. Atau dengan tidak mengubah kadar semen yang digunakan dengan faktor air
semen yang tetap maka nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Selain itu bahan
tambah ini dapat digunakan untuk memodifikasi waktu pengikatan beton atau mortar sebagai
dampak perubahan faktor air semen. Komposisi dari campuran bahan tambah ini
diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:

1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.


2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
5. Material lain seperti:

· Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, posfat, klorida.


· Asam amino dan turunannya,
· Karbonhidrat, polisakarin dan gula asam.
· Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, naptan, silikon, hidrokarbon-sulfat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang
dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding dan kehilangan air pada saat beton segar,
laju pengerasan, kekuatan tekan dan lentur, ketahanan terhadap perubahan volume, susut
pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi penting untuk melakukan pengujian
sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.

Ø Tipe B ”Retarding Admixture”


Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang bermngsi untuk menghambat waktu
pengikatan beton. Penggunanya untuk menunda waktu pengikatan beton {setting
time) misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu untuk
pemadatan untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton
segar pada saat pengecoran dilaksanakan.
Ø Tipe C ”Accelerating Admixture”
Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang bermngsi untuk mempercepat pengikatan
dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya
waktu pengeringan (hidrasi) dan mempercepat pencapaian kekuatan pada
beton. Accelerating Admixtures yang paling terkenal adalah kalsium klorida. Bahan kimia
lain yang berfungsi sebagai pemercepat antara lain adalah senyawa-senyawa garam seperti
klorida, bromida, karbonat, silikat dan terkadang senyawa organik lainnya seperti tri-
etanolamin. Perlu ditekankan bahwa kalsium klorida jangan digunakan jika korosi progresif
dari tulangan bajadapat terjadi. Dosis maksimum adalah 2 dari berat semen yang digunakan.
Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga: (1). Larutan garam organik,
(2). Larutan campuran organik, (3). Material miscellaneous.

Ø Tipe D ”Water Reducing and Retarding Admixture”


Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal. Water Reducing and Retarding
Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol pengeringan (Water Reducing
Admixture). Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan
mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air. Bahan ini
hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan ini akan menjadi bagian
dari air campuran beton. Jadi, dalam perencanaan air ini hams ditambahkan sebagai berat air
total dalam campuran beton. Perlu ditekankan bahwa perbandingan antara mortar dengan
agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan kandungan air, atau udara, atau semen, harus
diatasi dengan perubahan kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah.

Ø Tipe E ”Water Reducing and Accelerating Admixture”


Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilan beton yang
konsistensinya tertentu dan mepercepat pengikatan awal. Bahan ini digunakan untuk
menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang
sebanding dengan pengurangan kandungan air artinya FAS yang digunakan tetap dengan
mengurangi kadar air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam
bahan ini akan menjadi bagian dari air campuran beton. Jadi, dalam campuran perencanaan
air ini harus di tambahkan sebagai berat air total dalam campuran beton. Perlu ditekankan
bahwa perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan
kandungan air, atau udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan agregat
halus sehingga volume tidak berubah Pemercepat waktu pengikatan didalam bahan tambah
kimia ini untuk mempercepat sehingga untuk beton yang menggunakan bahan tambah ini
akan dihasilkan waktu pengikatan cepat dan kadar air yang rendah dalam FAS. Kondisi yang
dikehendaki adalah kuat tekan beton yang tinggi tetapi kecepatan pengikatan yang dinginkan
dapat lebih tinggi.

Ø Tipe F ”Water Reducing, High Range Admixture”


Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih. Fungsinya untuk mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak
12% atau lebih. Kadar pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga diharapkan
kekuatan beton yang dihasilkan lebih tinggi dengan air yang sedikit, tetapi tingkat
kemudahan pekerjaan juga lebih tinggi. Jenis bahan tambah ini dapat berupa superplasticizer.
Bahan jenis ini pun termasuk dalam bahan kimia tambahan yang baru, dan disebut sebagai
"bahan tambahan kimia pengurang air". Tiga jenis plastisizer yang dikenaladalah
(1). kondensi sulfonat melamin formadehid dengan kandungan klorida sebesar 0.005%,
(2). sulfonat nafthalin formaldehid dengan kandungan klorida yang dapat diabaikan dan (3).
modifikasi lignosulfonat tanpa kandungan klorida. Ketiga jenis bahan tambahan tersebut
dibuat dari sulfonat organik dan disebut superplastisizer, karena dapat mengurangi pemakaian
air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 8 inch (208 mm) atau lebih.
Dosis yang disarankan adalah 1% sampai 2% dari berat semen. Dosis yang berlebihan akan
menyebabkan menurunnya kekuatan tekan beton.

Ø Tipe G ”Water Reducing, High Range Retarding Admixture”


Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Jenis bahan tambah ini merupakan gabungan superplasticizer dengan menunda waktu
pengikatan beton. Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena
sedikitnya sumber daya yang mengelola beton yang disebabkan oleh keterbatasan ruang
kerja.
b) Bahan Tambah Mineral (additive)
Bahan tambah mineral ini merupakan bahan tambah yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan tambah mineral ini lebih banyak digunakan
untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan tambah mineral ini cenderung
bersifat penyemenan. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah pozzollan, fly ash, slag, dan
silica fume. Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral ini antara lain:
Ø memperbaiki kinerja workability
Ø mengurangi panas hidrasi
Ø mengurangi biaya pekerjaan beton
Ø mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
Ø mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
Ø mempertinggi usia beton
Ø mempertinggi kekuatan tekan beton
Ø mempertinggi keawetan beton
Ø mengurangi penyusutan
Ø mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.

Ø Abu Terbang Batu Bara


Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly ash)didefinisikan sebagai butiran
halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedalkan
menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara
antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara
jenis lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime)
lebih dari 10% beratnya.

Ø Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag dalam ASTM.
C.989, "Standard spesification for ground granulated Blast-Furnace Slag for use in concrete
and mortar", (ASTM, 1995: 494) adalah produk non-metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan
mencelupkannya dalam air.
Ø Silika Fume
Menurut standar "Spesificationfor Silica Fume for Use in Hydraulic Cemen Concrete and
Mortar" (ASTM.C. 1240,1995: 637-642) silica fume adalah material pozzollan yang halus,
dimana komposisi silika lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi
silikon atau alloy besi silikon (dikenal sebagai gabungan antara microsilika dengan silika
fume). Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan
beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Penggunaan silica fume berkisar antara 0 - 30%
untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan beton dengan faktor semen sebesar
0.34 dan 0.28 dengan atau tanpa bahan superplastisizer dan nilai slump 50 mm.

Ø Peghalus Gradasi (finely divided mineral admixture)


Bahan ini berupa mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan-perbedaan pada
campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam agregat.
Selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikan mum dari beton yang akan dibuat.
Kegunaan lainnya adalah untuk mengurangi permeabilitas atau expansi dan juga mengurangi
biaya produksi beton. Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash, dan
pozollan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah.

c) Bahan Tambah Lainnya


Ø Air Entraining
Bahan tambah ini membentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1 mm atau lebih
kecil di dalam beton atau mortar selama pencampuran, dengan maksud mempermudah
pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambahkan ketahanan awal pada beton.
Hampir semua bahan air entraining admixture berwujud cair, tetapi ada yang berbentuk
serbuk, lapisan-lapisan atau gumpalan. Banyaknya bahan tambahan yang diperlukan untuk
memperoleh gelembung udara ini tergantung pada bentuk dan gradasi agregat yang
digunakan. Semakin halus ukuran agregat, semakin besar persentase bahan tambah yag
diperlukan. Persentase ini dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lain seperti jenis dan kondisi
pencampur, apakah memakai fly-ash ataukah pozollan lain, juga derajat agitasi campuran.
Penambahan udara ini dapat mengurangi kekuatan udara, tetapi dengan mempertahankan
kandungan semen dan kemudahan kerja, pengurangan kekuatan ini dapat dicegah karena
faktor air semennya berkurang.

Ø Beton Tanpa Slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump sebesar 1 inch (25.4
mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran. Pemilihan bahan tambah ini tergantung pada
sifat-sifat beton yangdiinginkan terjadi, seperti sifat plastisnya, waktu pengikatan dan
pencapaian kekuatan, efek beku-cair, kekuatan dan harga dari beton tersebut.

Ø Polimer
Ini adalah produk bahan tambah yang baru yang dapat menghasilkan kekuatan tekan beton
yang tinggi sekitar 15.000 psi (1.000 psi = 6,9 MPa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya
sekitar 1.500 Psi atau lebih. Beton dengan kekuatan tinggi ini biasanya diproduksi dengan
menggunakan polimer dengan cara :
(1). memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air di lapangan atau
(2). menjenuhkan dan memancarkannya pada temperatur yang sangat tinggi di laboratorium.

Ø Bahan Pembantu Untuk Mengeraskan Permukaan Beton (hardener concrete)


Permukaan beton yang harus menanggung beban-beban yang berat dan hidup serta selalu
dalam keadaan berputar atau berpindah-pindah, seperti lantai untuk bengkel-bengkel alat alat
berat (heavy equiment), dan lainnya. Pembebanan ini akan menyebabkan pengausan pada
permukaan beton, yang seiring dengan bertambahnya waktu akan menyebabkan rusaknya
permukaan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini dapat digunakan dua jenis bahan untuk
mengeraskan permukaan beton. Yaitu (1) agregat beton terbuat dari bahan kimia, dan (2)
agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran yang halus. Untuk memperkeras permukaan
beton, harus dipilih salah satu dari bahan pengeras tersebut dan kemudian ditambahkan
kedalam campuran beton saat pengeijaan beton berlangsung.

Ø Bahan Pembantu Kedap Air


Jika beton terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air tanah (misalnya beton
yang digunakan pada pembuatan tunnel) maka beton tersebut tidak boleh mengalami
rembesan sehingga harus diusahakan agar kedap air. Salah satu bahan yang dapat digunakan
adalah bahan yang mempunyai partikel-partikel halus dan gradasi yang menerus dalam
campuran beton. Bahan-bahan semacam itu akan mengurangi permeabilitas air.

Ø Bahan Tambah Pemberi Warna


Beton yang diexpose permukaannya biasanya memerlukan keindahan. Bahan yang digunakan
untuk memberi wama pada permukaan beton ini cat (coating), yang dilapiskan setelah
pengerjaan beton selesai. Cara lainnya adalah menambahkan bahan wama, misalnya oker
atau umber (pewama coklat), kedalam permukaan beton selagi beton masih segar. Bahan-
bahan ini biasanya dicampurkan dalam suatu adukan yang mutunya terjamin baik. Cara ini
merupakan cara yang terbaik. Selain itu dapat pemberian wama dapat pula dilakukan dengan
cara menaburkan pasir silika atau agregat metalik selagi permukaan beton masih dalam
keadaan segar.

Ø Bahan Tambah Untuk Memperkuat Ikatan Beton Lama Dengan Beton


Baru (bonding agent for concrete)
Penuangan beton segar di atas permukaan beton lama sering mengalami kesulitan dalam
pengikatan (penyatuannya). Untuk mengatasinya, perlu ditambahkan suatu bahan tambah
agar terjadi ikatan yang menyatu antara permukaan yang lama dengan permukaan yang baru
jenis bahan tambah tersebut biasnya di sebut bonding agent yang merupakan larutan polimer.

3. ALASAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH

Beberapa tujuan yang penting dari penggunaan bahan tambah ini menurut manual of
concrete practice dalam admixtures and concrete (ACI.212.1R-8, Revised 1986) antara lain:

a) Memodifikasi Beton Segar, Mortar dan Grouting


Ø Menambah sifat kemudahan pekerjaan tanpa menambah air atau mengurangi kandungan
air dengan sifat pengerjaan yang sama.
Ø Menghambat atau mempercepat waktu peningkatan awal dari campuran beton.
Ø Mengurangi atau mencegah secara preventif penurunan atau perubahan volume beton.
Ø Mengurangi segregasi.
Ø Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrai dan pemompaan beton segar.
Ø Mengurangi kehilangan nilai slump.

b) Memodifikasi Beton Keras, Mortar dan Grouting


Ø Menghambat atau mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal (beton muda).
Ø Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda.
Ø Menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur atau kuat geser dari beton).
Ø Menambah sifat keawetan beton atau ketahanan dari gangguan luar termasuk serangan
garam - garam sulfat.
Ø Mengurangi kapilaritas dari air.
Ø Mengurangi sifat permeabilitas.
Ø Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi dari alkali termasuk alkali dalam
agregat.
Ø Menghasilkan struktur beton yang baik.
Ø Menambah kekuatan ikatan beton bertulang.
Ø Mengembangkan ketahanan gaya impact (berulang) dan ketahanan abrasi.
Ø Mencegah korosi yang terjadi pada baja (embedded metal).
Ø Menghailkan warna tertentu pada beton atau mortar.

4. ASPEK EKONOMI PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH


Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan tambah
ini cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran beton itu sendiri.
Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau
mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat -
volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan
tambah. Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan bahan
tambah tersebut yang meliputi biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan biaya diluar
dari biaya yang langsung tetap menjadi perhatian dalam aspek ekonominya.

5. PERHATIAN PENTING DALAM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH


Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus dikonfirmasikan
dengan standar yang berlaku seperti SNI, ASTM, atau ACI. Selain itu, yang terpenting adalah
memperhatikan petunjuk dalam manualnya jika menggunkaan bahan ”paten” yang
diperdagangkan. Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan bahan tambah:
a) Penggunaan semen dengan tipe yang khusus
b) Penggunaan satu atau lebih bahan tambah
c) Petunjuk umum mengenai penggunaan atau temperatur yangt diijinkan pada saat
pengadukan dan pengecoran
Selanjutnya hal yang menjadi perhatian adalah:
a) Penggantian tipe semen atau sumber dari semen atau jumlah dari semen yang digunakan
atau memodifikasi gradasi agregat, atau proporsi campuran yang diharapkan
b) Banyak bahan tambah mengubah lebih dari satu sifat beton, sehingga kadang - kadang
justru merugikan
c) Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe
dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan.

C. SNI TERKAIT STANDAR MUTU BAHAN AIR DAN BAHAN TAMBAHAN


YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

SNI JUDUL
SNI 7974:2013 Spesifikasi Air Pencampur yang Digunakan
dalam Produksi Beton Semen Hidraulis
(ASTM C1602-06, IDT)
SNI 03-6817-2002 Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan
dalam Beton
SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
SNI 8379:2017 Spesifikasi Material Pilihan Menggunakan
Slag untuk Konstruksi Jalan
SNI 2496:2008 Spesifikasi Bahan Tambahan Pembentuk
Gelembung Udara untuk Beton
SNI 2460:2014 Spesifikasi Abu Terbang Batubara dan
Pozolan Alam Mentah atau yang Telah
dikalsinasi untuk digunakan dalam Beton
III. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Air adalah senyawa yang memiliki peran penting dalam mendukung segala sisi
kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di permukaan bumi ini. Bahan tambahan
(admixture) adalah bahan selain unsur utama beton (air, semen dan agregat) yang
ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan beton. Secara
umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan
tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive). Air dan admixture memiliki unsur-unsur bahan seperti yang telah
dipaparkan di pembahasan. Begitu pula dengan pengaruh kualitas, aspek ekonomi, serta
perhatian penting dalam penggunaan bahan tambahan. Makalah ini juga melampirkan SNI
yaitu syarat/standar mutu bahan air dan admixture seperti yang telah tertera di bagian
pembahasan.

2. SARAN
Demikian laporan tentang bahan air dan admixture sebagai bahan bangunan ini saya ketik.
Adapun saran yang dapat di sampaikan oleh penulis yaitu:

1. Kepada tenaga pendidik, yaitu agar lebih menambah wawasan tentang bahan air serta
bahan admixture yang dipakai dalam konstruksi bangunan gedung sehingga dapat
mempermudah transfer informasi tentang bahan bangunan gedung.

2. Kepada pembaca, yaitu agar dapat lebih mengaitkan antara teori yang ada dengan
fenomena fenomena yang terjadi sehingga dapat memperdalam pengetahuan.

 
DAFTAR PUSTAKA
http://yogie-civil.blogspot.com/2010/07/air-dalam-pembuatan-beton-normal-0.html

http://operator-it.blogspot.com/2014/03/teknologi-bahan-air.html

https://www.slideshare.net/ahmadamin1997/pembahasan-admixture

https://www.academia.edu/33306297/makalah_teknologi_bahan_1

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4530/04-Air.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://seputarbeton.blogspot.com/2016/03/syarat-air-yang-digunakan-untuk.html

http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/ahan-tambah.html

https://www.academia.edu/3636945/BAHAN_KULIAH_TEKNOLOGI_BETON

https://www.academia.edu/5938717/Daftar_SNI_Untuk_Konstruksi_Beton

Anda mungkin juga menyukai