Dewasa ini perkembangan teknologi bahan konstruksi di dunia semakin marak, yang
ditandai dengan banyaknya inovasi - inovasi baru yang berdatangan dikalangan bahan
konstruksi, dalam hal ini pada pembuatan beton. Perkembangan yang terjadi ini tentunya
tidak juga lepas dari munculnya efek negatif yang mengakibatkan semakin banyaknya
kandungan zat-zat kimia yang terdapat pada bahan campuran beton, salah satunya adalah
air. Berubahnya kandungan air, menyebabkan kita harus lebih selektif dalam memilih air
yang akan kita gunakan dalam pembuatan beton. Karena hal ini bisa berpengaruh pada
kuat tekan beton itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai Air yang
Layak digunakan dalam Pembuatan Beton.
diinginkan. Dan yang perlu dicatat bahwa jumlah air yang terlalu banyak dapat menyebabkan
kekuatan beton menjadi rendah.
dan
ion
Chlorida
tersebut
akan
mempengaruhi
karakteristik
beton.
meliputi
perhitungan
kebutuhan
air,
pengambilan
contoh
air,
pemeriksaan kadar unsur air, pemeriksaan setting time, pembuatan dan uji kuat
tekan dan pemeriksaan kadar ion Chlorida. Kesimpulan, ion Chlorida dapat
mempercepat
setting
time,
bertambahnya
ion
Chlorida
tidak
selalu
berarti
meningkatkan kuat tekan, grafik kuat tekan sebanding dengan grafik kadar ion
Chlorida dan pada waktu tertentu, kurva kadar ion Chlorida dapat menurun atau
meningkat.
Konsentrasi basa lebih tinggi dari 0,5% berat semen akan mempengaruhi kekuatan
beton.
e) Air gula
Apabila kadar gula dinaikan hingga mencapai 0,2% dari berat semen ,maka waktu pengikatan
biasanya akan semakin cepat. Gula sebanyak 0.25% akan mempengaruhi kekuatan beton.
f) Minyak
Konsentrasi lebih dari 2 % berat semen dapat mempengaruhi kekuatan beton hingga 20%.
g) Rumput laut
Rumput laut yang tercampur dalam air,dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan beton
secara signifikan.
h) Zat organik,lanau dan bahan-bahan terapung
Kira-kira 2000 ppm lempung yang terapung atau bahan halus yang berasal dari batuan masih
diijinkan.
i) Pencemaran limbah industry atau air limbah.
Air ini sebelum dipakai harus dianalisis kandungan pengotornya dan diuji untuk mengetahui
pengikatannya dan kekuatan tekan betonnya.
E. Menurut SK SNI
03-2847-2002 ,
Air yang dapat digunakan dalam proses pencampuran beton adalah sebagai berikut :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan
lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang didalamnya
tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak
boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut
terpenuhi:
a. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang
menggunakan air dari sumber yang sama.
b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari
adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurangkurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang
dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan Metode
uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan
ukuran sisi 50 mm) (ASTM C 109 ).
F. Syarat-syarat air untuk adukan beton menurut ACI 318-83
a. Air untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahan-bahan organik.
b. Air untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk agregat tidak boleh
mengandung ion clorida. Untuk mencegah korosi, kadar klorida setelah beton
berumur 28 hari dibatasi sebagai berikut :
Bentuk konstruksi
a. Beton pratekan
0,06 %
0,15 %
pemakaiannya
c. Beton bertulang di tempat yg selalu
1,0 %
kering
d. Beton bertulang secara umum
0,3 %
Air yang keruh harus diendapkan minimal 24 jam atau disaring sehingga memenuhi
syarat untuk digunakan.Bila terdapat keragu-raguan terhadap pemakaian air, dianjurkan untuk
diperiksa ke Lembaga- Pemeriksaaan Bahan-bahan yang diakui.
Kesimpulan
Pada pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan untuk melarutkan semen
sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan semen) yang kemudian mengikat semua
agregat dari yang paling besar sampai paling halus dan menjadi bahan pelumas antara
butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan, penuangan,
maupun pemadatan.
Tidak semua air dapat digunakan untuk pembuatan beton. Kualitas air sangat
mempengaruhi kekuatan beton. Air diusahakan agar tidak membuat rongga pada beton,
tidak membuat retak pada beton dan tidak membuat korosi pada tulangan yang
mengakibatkan beton menjadi rapuh.
Air yang memenuhi syarat untuk pembuatan beton memiliki karakteristik yaitu tawar,
tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh, bebas dari minyak, alkali,
garam dan bahan-bahan organik.
Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak harus memenuhi syarat sebagai air
minum.
Saran
Lebih teliti dalam memilih air yang akan digunakan untuk pembuatan beton
Air yang akan digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan
2