Anda di halaman 1dari 4

BAHAN TAMBAH BETON

Di Iindonesia bahan tambahan telah banyak digunakan. Manfaat manfaat dari bahan
tambahan tersebut perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen
yag sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Untuk bahan tambahan yang
merupakan bahan kimia harus memenuhi syarat yang diberikan dalam ASTM (Standart
Spesificationfor Chemcia Admiture for Concret).
Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya
untuk dapat dengan mudah dikerjakan, penghematan, atau untuk tujuan lain yaitu untuk
penghematan energi.

Jenis Bahan Tambahan

Bahan tambah yang digunakan secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan
tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixtur) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive). Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksanaan pengecoran sedangkan bahan tambah additif yaitu yang bersifat mineral
ditambahkan pada saat pengadukan.
Bahan tambah ini biasanya merupakan bahan tambah kimia yang dimaksaudkan lebih
banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan pekerjaan jadi dapat dikatakan bahwa
bahan tambah kimia lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja pelakssanaan.
Bahan tambah aditif merupakan bahan tambah yang lebih banyak bersifat penyemenan.
Jadi bahan tambah aditif lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja kekuatannya.

1. Bahan Tambah Kimia

Pada dasarnya suatu bahan tambahan harus mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk
kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam
racikan beton sesuai dengan pemilihan proporsi betonnya. Jenis dan definisi bahan
tambah kimia sebagai berikut :

1.1 Tipe A “Water-Redusing Admixture”

Water-Redusing Admixture adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.
Water-Redusing Admixture digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi kadar
semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau rasio
faktor air semen yang rendah. Atau dengan tidak menguabah kadar semen yang
dugunakan dengan faktor air semen yang tetap maka nilai nilai slump yang dihasilkan
dapat lebih tinggi. Hal lain juga dimaksudkan dengan mengubah kadar semen tetapi tidak
mengubah faktor air semen dan slump.
Baha tambah pengurang air dapat berasal dari bahan oraganik atau-pun campuran oragaik
untuk beton tanpa udara atau dengan udara dalam hal mengurangi kandungan air
campuran. Selain pengikatan beton atau mortar sebagai dampak perubahan faktor air
semen. Komposisi dari campuran bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum
menjadi 5 kelas:
a. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
b. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
c. Hydroxylated carboxylic acid dan kandungan garamnya.
d. Modifikasi hydroxylated carboxtlic acid dan kandungan garamnya.
e. Material lain seperti :
- Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, pasfat, klorida.
- Asam amino dan turunannya.
- Karbohidrat, polisakarin dan gula asam.
- Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, naptan, silikon, hidrokarbon-sulfat.

1.2 Tipe B “Retarding Admixtures”

Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu
pengikatan beton. Penggunaannya untuk menghambat waktu pengikatan beton (setting
time) misalnya karena kondisi cuaca yang panas, memperpanjang waktu pemadatan
untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar saat
pengecoran dilaksanakan.

1.3 Tipe C “Accelerating Admixture”

Accelerating Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat


pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk
mengurangi lamanya waktu pengeringan dan mempercepat pencapaian kekuatan pada
beton. Accelerating Admixture yang paling terkenal adalah kalsium klorida. Perlu
ditekankan bahwa kalsium klorida jangan digunakan jika korosi progresif dari tulangan
baja dapat terjadi.
Secara umum , kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi 3:
1. Larutan garam organik,
2. Larutan campuran organik,
3. Material miscelaneous

1.4 Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixture”

Water Reducing and Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu dengan menghambat pengikatan awal.
Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan
kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam
bahan ini akan menjadi bagian dariair campuran beton. Perlu ditekankan bahwa
perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan
kandungan air, atau udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan
agregat halus sehingga volume tidak berubah.

1.5 Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixture”

Water Reducing and Accelerating Admixture adalah bahan tambahan yang berfungsi
ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yagn dperlukan untuk menghasilkan beton
yang konsistennya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.
Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan
kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berupa cair. Air yang terkandung dalam
bahan ini akan menjadi bagian dari air campuran beton. Perbandingan antara mortar
dengan agregat kasar tidak boleh berubah.

1.6 Tipe F “Water Reducing, High Range Admixture”

Water Reducing, High Range Admixture adalah bahan yang digunakan untuk
mengurangi mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
Kadar pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga kekuatan beton yang
dihasilkan lebih tinggi dengan air yang sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga
lebih tinggi. Jenis bahan tambah ini dapat berupa superplasticizer. Bahan jenis ini pun
dalam bahan kimia tambahan yang baru, dan disebut sebagai “bahan tambahan kimia
pengurang air”.

1.7 Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding”

Water Reducing, High Range Retarding adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih dan juga menghambat pengikatan beton.
Jenis bahan ini merupakan bahan gabungan superplasticizer dengan menunda waktu
pengikatan beton. Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena
sedikitnya sumber daya yang mengelola beton yang disebabkan karena keterbatasan
ruang kerja.

2. Bahan Tambah Mineral

Bahan tambah ini dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan
tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton,
sehingga bahan tambah mineral ini cenderung bersifat penyemenan. Berapa keuntungan
pengguanan baha tambah mineral ini :
- Memperbaiki kinerja (Workability)
- Mengurangi panas hidrasi
- Mengurangi biaya pekerjaan beton
- Mempetinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
- Mempertinggi usia beton
- Mempertinggi kekuatan beton
- Mempertinggi kekuatan tekan beton
- Mempetinggi keawtan beton
- Mengurangi penyusutan
- Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.

1.1 Abu terbang batu bara

Abu terbang (fly ash) didefinisikan sebagai butiran haku hasil residu pembakaran batu
bara atau ubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang
normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batu bara bitomius dan
abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara jenis lignite ata subbitumeus.

1.2 SlagSlag merupakan hasil pembakaran tanur tunggi. Definisi slag dalam ASTM.

C989, “Standard spesification for ground granulated Blast-Furnace Slag for use in
concrete and mortar”, adalah produk non-metal yang merupakan mineral berbentuk halus,
ranular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkan
dalam air.

Anda mungkin juga menyukai