Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Perkembangan Zat Aditif Pada Beton di Indonesia

Dosen pengampu:

Ir. Alexander Tuahta S, S.T M.T

DI SUSUN OLEH :
SOPHIA AZ-ZAHRA.P (21011028)
WULANDARI DAMANIK (21011034)
EKA RIZKY ANANDA (21011031)

UNIVERSITAS ASAHAN
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
T.A 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di Indonesia dalam bidang konstruksi terus mengalami


peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan suatu negara untuk meningkatkan
fasilitas-fasilitas umum. Salah satu peningkatan yang paling pesat adalah teknologi beton.
Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan dalam konstruksi. Pada
umumnya beton dibuat dari campuran antara semen, kerikil, pasir dan air. Namun pada tujuan
tertentu, campuran beton dapat ditambah dengan bahan lain untuk meningkatkan kekuatan
beton itu sendiri. Beton mutu tinggi adalah salah satu dari perkembangan teknologi beton
yang banyak dikembangkan.Sejarah singkat dari perkembangan high strength concrete dapat
dijabarkan berikut ini. Pada akhir tahun 1960-an, admixture untuk mengurangi air
(superplasticizer) yang terbuat dari garam-garam naphthalene sulfonate diproduksi di Jepang
dan melamine sulfonate diproduksi di Jerman. Aplikasi pertama di Jepang yaitu digunakan
untuk produk girder dan balok pracetak dan cetak di tempat. Di Jerman, awalnya ditujukan
untuk pengembangan campuran beton bawah air yang memiliki kelecakan tinggi tanpa terjadi
segregasi. Sejalan dengan kemungkinan tercapainya mutu beton yang tinggi dan workability
yang tinggi secara simultan pada campuran beton dengan pemakaian superplasticizer, maka
pemakaian kedua bahan tersebut dianggap sangat cocok digunakan pada produksi komponen-
komponen struktur cetak di tempat untuk bangunanbangunan tinggi. Beton didefinisikan
sebagai “high-strength” semata-mata berdasarkan karena kuat tekannya pada umur tertentu.
Pada tahun 1970-an, sebelum ditemukannya superplasticizer, campuran beton yang
memperlihatkan kuat tekan 40 MPa atau lebih pada umur 28 hari disebut sebagai high
strength concrete. Saat ini, saat campuran beton dengan kuat tekan 60 MPa – 120 MPa
tersedia di pasaran, pada ACI Committae 2002 tentang High Strength Concrete merevisi
definisinya menjadi memperoleh campuran dengan kuat tekan desain spesifikasi 55 MPa atau
lebih. Berbagi macam bahan tambah seperti admixture bukan yang aneh lagi digunakan
dalam konstruksi beton,seperti halnya Superplasticizer (Sika-ment NN) sangat membantu
untuk memudah kan pengerjaan dan mengoptimal waktu dan bahan seperti Calsium
Aluminate cement dapat membantu mempercepat beton dengan kinerja yang tinggi (High
Performance Concrete)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ADDITIVE

Bahan tambah (admixture) atau yang disebut orang awam sebagai “obat cor beton”
adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama
pencampuran beton berlangsung. Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar
menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya.

Menurut ASTM C.125-1995:61,”Standard Definition of Terminology Relating to


Concrete and Concrete Agregates”dan dalam ACI SP-19,”Cement and Concrete
Terminology”, admixture didefinisikan sebagai material selain air,agregat, dan semen
hidrolik yang dicampur dengan beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama
pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan atau untuk lain yaitu
penghematan energi.

Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan. Bahan tambah yang digunakan
harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI. Untuk bahan kimia,harus memenuhi ASTM
C.494,”Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete”.

Additive atau admixture bukan merupakan material utama untuk membentuk beton.
Namun demikian additives dapat merubah perilaku beton segar dan beton yang telah
mengeras secara fisik dan mekanik. Manfaat utama admixture adalah segi ekonomi.
Perludiingat bahwa fungsi admixtures adalah untuk meningkatkan perilaku dan kekuatan
(behavior and performance) beton. Additive bukan bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada beton karena kesalahan pembuatan maupun perencanaan
seperti misalnya kesalahan dalam mix design, buruknya pengadukan atau pemadatan.

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang
bersifat mineral (additive). Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau
saat pelaksanaan pengecoran (placing), sedangkan bahan tambah additive ditambahkan saat
pengadukan dilaksanakan. Bahan tambah kimia yang banyak digunakan untuk memperbaiki
kinerja beton mutu tinggi umumnya bersifat memperbaiki kelecekan. Bahan tambah ini
dikelompokkan kedalam high range water reducing admixtures. Water reducing admixtures
adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah kimia (Chemical Admixture) ada
bermacam-macam. Menurut
ASTM, bahan tambah kimia itu terbagi menjadi:

1. Tipe A - Water-Reducing Admixtures, adalah bahan tambah yang mengurangi air


pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertemtu.
2. Tipe B - Retarding Admixtures, adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton.
3. Tipe C - Accelerating Admixtures, adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
4. Tipe D - Water Reducing and Retarding Admixtures, adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
5. Tipe E - Water Reducing and Accelerating Admixtures, adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.
6. Tipe F - Water Reducing, High Range Admixtures, adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumalah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
7. Tipe G - Water Reducing, High Range Retarding Admixtures, adalah bahan tambah
yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga
untuk menghambat pengikatan beton.

2.2 ZAT ADITIF YANG DIGUNAKAN DI INDONESIA

Berdasarkan jenisnya, terdapat empat macam zat aditif yang biasa digunakan dalam
pembuatan beton bangunan. Beberapa bahan tambahan tersebut meliputi fly ash, slag, silica
fume, dan pozzolan.

Bahan Tambah Mineral (Additive)

Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kuat tekan
beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica fume.
Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral (Cain, 1994) :

 Memperbaiki kinerja workability


 Mengurangi panas hidrasi
 Mengurangi biaya pekerjaan beton
 Mengurangi daya tahan terhadap serangan sulfat
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
 Mempertinggi usia beton
 Mempertinggi kuat tekan beton
 Mempertinggi keawetan beton
 Mengurangi penyusutan
 Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.
Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash)

Menurut ASTM C.168, abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu
pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara
bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara kelas lignite atau
subbitemeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10%
beratnya. Kandungan kimia abu terbang tercantum dalam table 3.3 (ASTM C.618-95).

Slag

Slag merupakanhasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag Menurut ASTM
C.989 “standard specification for ground granulated Blast Furnance slag for use in concrete
and mortar” adalah produk non metal yang merupakan material berbentuk halus, granular
hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam
air.

Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut (Levis, 1982) :

 Mempertinggi kekuatan beton, karena kecenderungan lambatnya kenaikan kuat tekan


 Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan
 Mengurangi variasi kuat tekan
 Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut
 Mengurangi serangan alkali silica
 Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu
 Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton
 Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volumen
 Mengurangi porositas dan serangan klorida

Silika Fume

Menurut ASTM C.1240-95 “specification for silica Fume for Use in Hydraulic
Cement concrete and Mortar” , silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana
komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau
alloy besi silikon (dikenal dengan gabungan antara microsilika dengan silica fume).

Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan,


beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Misalnya untuk kolom struktur, dinding geser, pre-
cast atau beton pra tegang dan beberapa keperluan lainnya. Kriteria beton berkekuatan tinggi
sekitar 50 – 70 Mpa pada umur 28 hari. Penggunaan silica fume berkisar 0-30%, untuk
memperbaiki karateristik kekuatan dan keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0.34
dab 0.28 dengan atau tanpa superplastisizer dan nilai slump 50 mm (Yogendran, et al, 1987)
Penghalus Gradasi (Finely devided mineral admixtures)

Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan- perbedaan
pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam agregat,
selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikkan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan
lainnya adalah mengurangi permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi
beton. Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash pozzollan alam yang sudah
menjadi kapur atau mentah.

Anda mungkin juga menyukai