Dosen pengampu:
DI SUSUN OLEH :
SOPHIA AZ-ZAHRA.P (21011028)
WULANDARI DAMANIK (21011034)
EKA RIZKY ANANDA (21011031)
UNIVERSITAS ASAHAN
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
T.A 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Bahan tambah (admixture) atau yang disebut orang awam sebagai “obat cor beton”
adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama
pencampuran beton berlangsung. Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar
menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya.
Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan. Bahan tambah yang digunakan
harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI. Untuk bahan kimia,harus memenuhi ASTM
C.494,”Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete”.
Additive atau admixture bukan merupakan material utama untuk membentuk beton.
Namun demikian additives dapat merubah perilaku beton segar dan beton yang telah
mengeras secara fisik dan mekanik. Manfaat utama admixture adalah segi ekonomi.
Perludiingat bahwa fungsi admixtures adalah untuk meningkatkan perilaku dan kekuatan
(behavior and performance) beton. Additive bukan bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada beton karena kesalahan pembuatan maupun perencanaan
seperti misalnya kesalahan dalam mix design, buruknya pengadukan atau pemadatan.
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang
bersifat mineral (additive). Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau
saat pelaksanaan pengecoran (placing), sedangkan bahan tambah additive ditambahkan saat
pengadukan dilaksanakan. Bahan tambah kimia yang banyak digunakan untuk memperbaiki
kinerja beton mutu tinggi umumnya bersifat memperbaiki kelecekan. Bahan tambah ini
dikelompokkan kedalam high range water reducing admixtures. Water reducing admixtures
adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah kimia (Chemical Admixture) ada
bermacam-macam. Menurut
ASTM, bahan tambah kimia itu terbagi menjadi:
Berdasarkan jenisnya, terdapat empat macam zat aditif yang biasa digunakan dalam
pembuatan beton bangunan. Beberapa bahan tambahan tersebut meliputi fly ash, slag, silica
fume, dan pozzolan.
Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kuat tekan
beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica fume.
Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral (Cain, 1994) :
Menurut ASTM C.168, abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu
pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara
bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara kelas lignite atau
subbitemeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10%
beratnya. Kandungan kimia abu terbang tercantum dalam table 3.3 (ASTM C.618-95).
Slag
Slag merupakanhasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag Menurut ASTM
C.989 “standard specification for ground granulated Blast Furnance slag for use in concrete
and mortar” adalah produk non metal yang merupakan material berbentuk halus, granular
hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam
air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut (Levis, 1982) :
Silika Fume
Menurut ASTM C.1240-95 “specification for silica Fume for Use in Hydraulic
Cement concrete and Mortar” , silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana
komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau
alloy besi silikon (dikenal dengan gabungan antara microsilika dengan silica fume).
Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan- perbedaan
pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam agregat,
selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikkan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan
lainnya adalah mengurangi permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi
beton. Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash pozzollan alam yang sudah
menjadi kapur atau mentah.