Anda di halaman 1dari 3

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB III
ADIKTIF

3.1 Pengertian Adiktif

Additive merupakan pozzolan, biasa digunakan untuk perbaikannya kinerja


kekuatannya, tetapi juga bisa memodifikasi perilaku beton segar. Mineral admixture sering
juga disebut sebagai cement substitutes/replacements.

Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang
kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding. Untuk
mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang berbentuk butiran
padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya
kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada
jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : pozzollan, fly ash, slag dan silica fume.

Bahan mineral pembantu saat ini banyak ditambahkan ke dalam campuran beton
dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen, mengurangi
temperatur akibat reaksi hidrasi, mengurangi atau menambah kelecakan beton segar. Cara
pemakaiannya pun berbeda-beda, sebagai bahan pengganti sebagian semen atau sebagai
tambahan pada campuran untuk mengurangi pemakaian agregat. Pembuatan beton dengan
menggunakan bahan tambah akan memberikan kualitas beton yang baik apabila pemilihan
kualitas bahannya baik, komposisi campurannya sesuai dan metode pelaksanaan pengecoran,
pemeliharaan serta perawatannya baik. Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat
yang dihaluskan yang ditambahkan untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah
dikerjakan dan kekuatan serta keawetannya meningkat.

Komposisi admixture mineral diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas :

1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam


2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan garam-garam
3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya
4. Modifikasi hydroxylated acids dan kandungan garamnya

16
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

3.2 Jenis-Jenis Adiktif


a. Abu Terbang Batubara (fly ash)
Fly ash didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau
bubuk batubara. Menurut ASTM C.618 fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang
kelas F yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batubara bitumeus dan abu
terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumeus. Fly ash kelas F
bisa menggantikan bahan semen sampai 15 - 25% dan 15 – 35% untuk fly ash kelas C.

Gambar 3.1. Fly Ash

Sumber: https://www.google.com/search?q=Fly+ash&client=firefox-b-d

b. Slag

Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Slag adalah produk non-metal
yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan.

Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kekuatan tekan beton karena kecenderungan perkembangan kekuatan beton


yang diperlambat.
2) Meningkatkan rasio kelenturan-kekuatan tekan beton.
3) Mengurangi variasi kekuatan tekan beton.
4) Meningkatkan ketahanan terhadap sulfat dalam air laut.
5) Mengurangi serangan alkali-silika.
6) Mengurangi panas hidrasi.
7) Memudahkan penyelesaian akhir.

17
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

8) Meningkatkan keawetan beton.


9) Mengurangi porositas dan pengaruh klorida.

Gambar 3.2. Slag

Sumber : https://www.google.com/search?q=slag&client=firefox-b-d

c. Silica fume

Silica fume adalah material pozolan yang halus dengan komposisi silika lebih banyak
yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa silikon. Penggunaan silica fume dalam campuran
beton biasa dimaksudkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tekan tinggi (fc’ 50 – 70
MPa pada 28 hari). Penggunaan silica fume bisa sampai 30% dengan faktor air-semen 0,34 –
0,28 dengan atau tanpa superplasticiser.

Gambar 3.3. Silica Fume

Sumber : https://www.google.com/search?q=Silica+Fume&client=firefox-b-d

18

Anda mungkin juga menyukai