Anda di halaman 1dari 35

MATERIAL BANGUNAN

BAB VI ADMIXTURE
TEKNOLOGI BAHAN 1
BY
EKA SASMITA MULYA
BAB I. PENDAHULUAN 4 hal
BAB II. BATU ALAM 16 hal
BAB III. AGREGAT 54 hal
BAB IV. BAHAN PEREKAT HIDROLIS 42 hal
BAB V. AIR 6 hal
BAB VI. ADMIXTURE 10 hal
BAB VII. LOGAM 12 hal
BAB VIII. KERAMIK BANGUNAN 28 hal
BAB IX . KAYU DAN BAMBU 38 hal
TOTAL 210 hal

WAKTU BELAJAR 6 MINGGU, PERMINGGU 35 HAL


TEKBAN1-ESASMUL
Definisi Bahan Tambah

Bahan tambah (admixture) atau yang disebut orang awam sebagai “obat
cor beton” adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran
beton pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung. Fungsi
bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih cocok
untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya.

Menurut ASTM C.125-1995:61,”Standard Definition of Terminology


Relating to Concrete and Concrete Agregates”dan dalam ACI SP-
19,”Cement and Concrete Terminology”, admixture didefinisikan sebagai
material selain air,agregat, dan semen hidrolik yang dicampur dengan
beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama
pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk
memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk
kemudahan pengerjaan atau untuk lain yaitu penghematan energi

TEKBAN1-ESASMUL
Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan. Bahan tambah yang
digunakan harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI. Untuk bahan
kimia,harus memenuhi ASTM C.494,”Standard Specification for Chemical
Admixture for Concrete”.

Tujuan Menggunakan Bahan Tambah

Tujuan pengunaan bahan tambah menurut Manual of Conrete Practice


dalam admixture and conrete adalah sebagai berikut:

Memodifikasi beton segar,mortar dan grouting


• Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah kandungan air
• Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran
beton
• Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume
• Mengurangi segregasi
• Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan
beton segar
• Mengurangi kehilangan nilai slump

TEKBAN1-ESASMUL
Memodifikasi beton keras,mortar dan grouting
• Menghambat dan mengurangi panas selama proses pengerasan awal
(beton muda)
• Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda
• Menembah kekuatan beton
• Menambah sifat keawetan beton,ketahanan dari gangguan luar termasuk
serangan garam-garam sulfat.
• Mengurangi kapilaritas air
• Mengurangi sifat permeabilitas
• Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi álkali dari álkali,
termasuk álkali dalam agregat
• Mengasilkan struktur beton yang baik
• Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menggunakan Bahan Tambah

Pengunaan bahan tambah harus dikonfirmasikan dengan standar yang


berlaku, seperti SIN, ASTM atau ACI. Selain itu yang terpenting adalah
memperhatikan petunjuk penggunaan bahan tambah tersebut,yang biasanya
tertuang dalam manual bahannya.
TEKBAN1-ESASMUL
Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika
menggunakan bahan tambah :
•Penggunaan semen dengan tipe khusus.
Penggantian tipe semen atau sumber dari semen
atau jumlah dari semen yang digunakan atau
memodifikasi gradasi agregat, atau proporsi
campuran yang diharapkan.
•Penggunaan satu atau lebih bahan tambah
Banyak bahan tambah mengubah lebih dari sifat
beton, sehingga justru merugikan. Efek bahan
tambah sangat nyata untuk mengubah
karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi
agregat, tipe dan lama pengadukan.
Jenis-Jenis Bahan Tambah untuk Beton
Secara umum bahan tambah yang digunakan
dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu
bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical
admixture) dan bahan tambah yang bersifat
mineral (additive).
Admixture ditambahkan saat pengadukan dan
atau saat pelaksanaan pengecoran (placing),
sehingga lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki kinerja pelaksanaan.
Sedangkan additive bersifat mineral ditambahkan
pada saat pengadukan dilaksanakan, lebih bersifat
penyemenan lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki kinerja kekuatannya.
Admixture, adalah:
bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke dalam beton atau
mortar sebelum atau selama pengadukan.

Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton.

Tujuan penggunaan admixture pada beton segar adalah:

• Memperbaiki workability beton


• Mengatur factor air semen pada beton segar.
• Mengurangi penggunaan semen
• Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding
• Mengatur waktu pengikatan aduk beton
• Meningkatkan kekuatan beton keras.
• Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
• Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras termasuk tahan terhadap zat-zat
kimia, tahan terhadap gesekan, dll.
TEKBAN1-ESASMUL
Tujuan penggunaan admixture
a. Water Reduction
Campuran admixture dapat dimasukkan untuk mendapatkan adukan dengan nilai Faktor Air Semen
(FAS) tetap dengan kekentalan sama atau FAS tetap dengan adukan beton lebih encer. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tekan yang lebih tinggi tanpa mengurangi kekentalannya atau
diperoleh beton dengan kuat tekan sama tetapi adukan lebih encer sehingga mempermudah dalam
proses penuangan.

b. Retarder
Untuk beton yang tidak dibuat di lokasi penuangan diperlukan retarder. Pasalnya, proses pengikatan
campuran beton memakan waktu sekitar 1 jam, jika proses pencampuran sampai penuangan
membutuhkan waktu lebih dari 1 jam maka perlu ditambahkan admixture. Zat kimia yang dapat
ditambahkan antara lain gula, sukrosa, glukosa, citric acid, dan tartaric acid.

c. Accelerator
Dalam sebuah pekerjaan konstruksi, kadang pencampuran beton dilakukan di dekat penuangan.
Maka, diperlukan bahan tambahan untuk mempercepat proses yaitu accelerator. Bahan tambahan
yang digunakan antara lain NaNO3, CaCl2, dan Ca(NO3)2. Untuk mencegah terjadinya karat pada
tulangan karena penggunaan klorida, disarankan menggunakan nitrat (Na).

TEKBAN1-ESASMUL
6.1. JENIS-JENIS ADMIXTURE

Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu:


- bahan tambah yang berupa mineral (additive)
- bahan tambah kimiawi (chimical admixture).

Bahan tambah admixture ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran.
Sedangkan bahan tambah additive ditambahkan pada saat pengadukan.

Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan untuk


• mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan
• meningkatkan kinerja beton pada saat pelaksanaan.

Bahan tambah additive lebih banyak bersifat penyemenan sehingga digunakan dengan tujuan
perbaikan kinerja kekuatannya

1. Chemical admixtures (bahan tambah kimia)


Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia, ASTM C49 dan BS 5075)

TEKBAN1-ESASMUL
Menurut ASTM C.494 dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989, jenis bahan tambah
kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah.
Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan
unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut
digunakan dalam campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi betonnya
(PB,1989 :12)
1) Tipe A: Water - Reducing Admixture (WRA)
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk/pencampur
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.

• Kasus pertama dengan mengurangi fas secara tidak langsung akan


meningkatkan kekuatan tekannya, karena dalam banyak kasus fas yang
rendah meningkatkan kuat tekan beton.
• Kasus kedua, tingginya nilai slump yang didapat akan memudahkan
penuangan adukan (placing) atau waktu penuangan adukan dapat
diperlambat.
• Kasus ketiga dimaksudkan untuk mengurangi biaya karena penggunaan
semen yang kecil ( Marther, Bryant,1994)

TEKBAN1-ESASMUL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini
adalah air yang dibutuhkan, kandungan air,konsistensi, bleding dan
kehilangan air pada saat beton segar, laju pengerasan, kuat tekan dan lentur,
perubahan volume, susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut
penting untuk melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran
terhadap bahan tambah tersebut.

Dengan menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu:
• Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan WRA ke dalam
beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan didapatkan beton dengan
nilai slump yang lebih tinggi.
Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan
dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability meningkat
maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar dibandingkan beton
tanpa WRA.
• Menambah kekuatan tekan beton.
Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan
menambahkan WRA pada beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih
tinggi. Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi
workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.
TEKBAN1-ESASMUL
1) Tipe A: Water Reducing Admixture (WRA)
• Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah
semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan
beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan
demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah
semen yang lebih sedikit.

TEKBAN1-ESASMUL
1) Tipe A: Water Reducing Admixture (WRA)

Komposisi dari plasticizer diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:

1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam


2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya
4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan,kandungan garamnya.

Berdasarkan prosentase pengurangan jumlah air, plasticizer/water reducer dibedakan menjadi


3 macam:

1. Normal water reducer : Penggunaan jenis ini mampu mengurangi air antara 5 – 10%.
2. Mid-range water reducer : Penggunaan jenis ini mengurangi air antara 10 – 15%.
3. High-range water reducer : Jenis ini biasa disebut superplasicizers, mampu mengurangi air
antara 20 – 40%.

TEKBAN1-ESASMUL
Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh type, yaitu:

2) Tipe B: Retarding Admixture


Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat/menghambat proses waktu
pengikatan beton.
Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton, misalnya karena
kondisi cuaca yang panas, atau untuk memperpanjang waktu untuk pemadatan,
untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan beton segar
saat pelaksanaan pengecoran.

TEKBAN1-ESASMUL
3) Tipe C: Accelerating Admixtures
Bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton.
Bahan ini digunakan untuk memperpendek waktu pengikatan semen (hidrasi) sehingga
mempercepat pencapaian kekuatan beton. Yang termasuk jenis accelerator adalah :
kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pada daerah-daerah yang menyebabkan
korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis
maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen*

TEKBAN1-ESASMUL
Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:

4) Tipe D: Water Reducing and Retarding Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk
yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi
tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan pengerasan beton.
Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah semen dapat dikurangi
sebanding dengan jumlah air yang dikurangi.
Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk beton,
berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton.

5) Tipe E: Water Reducing and Accelerating Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk
yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi
tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan beton.
Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton dengan
waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable.
Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi
dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang
tinggi).
TEKBAN1-ESASMUL
Tipe E: Water Reducing and Accelerating Admixture
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan.
Pengaruhnya pada beton:

1. Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal beton, pengaruh kekuatan beton
dapat diabaikan. Jika bahan water reducing dicampur accelerator, keuntungan kekuatan jangka panjang
akan diapat berhubungan langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s).
2. Setting Time. Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek daripada beton biasa yang
tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium
format.
3. Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit peningkatan dalam
workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi
accelerator dengan bahan water reducing.
4. Air Entrainment . Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment.
5. Bleeding . Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.
6. Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan memberikan kenaikan
temperature yang lebih besar daripada campuran bahan biasa. Total panas hidrasi tidak mempengaruhi.
7. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying shrinkage . Kalsium format
meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep
8. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah yang diberikan beton
dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan memperbesar korosi pada baja atau logam
tertanam.
6) Tipe F: Water Reducing, High Range Admixture (SuperPlasticizer)
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur sebanyak 12 %
atau lebih, yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi Bahan tambah
jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizer adalah: kondensi
sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat
nafthalin formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan. Dosis yang dianjurkan
adalah 1 % - 2 % dari berat semen.

Superplasticizer

Adalah admixture kimia yang berfungsi untuk meninggikan nilai slump pada beton.
Dengan menggunakan superplasticizer beton menjadi sangat plastis, sehingga tidak perlu alat
pemadat pada waktu pengecoran (pemadatan mandiri)
Digunakan pada beton mutu tinggi (high strength concrete)

TEKBAN1-ESASMUL
6) Tipe F: Water Reducing, High Range Admixture (SuperPlasticizer)

Dengan pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada
nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan kekentalan lebih encer dengan
faktor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi.
Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam air yang telah dipersatukan
dengan menggunakan proses polymerisasi yang komplek untuk menghasilkan molekul-molekul
panjang dari massa molecular yang tinggi.
Molekul-molekul panjang ini akan membungkus diri mengelilingi partikel semen dan memberikan
pengaruh negatif yang tinggi sehingga antar partikel semen akan saling menjauh dan menolak. Hal ini
akan menimbulkan pendispersian partikel semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan
meningkatkan workabilitas.
Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beton dengan workability yang
tinggi atau menghasilkan beton dengan kuat tekan yang tinggi.
Bahan ini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi pemisahan (segregasi/
bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, maka bahan ini berguna
untuk pencetakan beton di tempat-tempat yang sulit seperti tempat pada penulangan yang rapat.
Superplasticizer dapat memperbaiki workabilitas namun tidak terpengaruh besar dalam
meningkatkan kuat tekan beton untuk faktor air semen yang diberikan.

TEKBAN1-ESASMUL
Kegunaan :
superplasticizer untuk beton mutu tinggi secara umum sangat berhubungan dengan pengurangan
jumlah air dalam campuran beton.
Pengurangan ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer
yang dipakai. (L.J. Parrot, 1998).

Superplasticizer tidak akan menjadikan “encer” semua campuran beton dengan sempurna, oleh
karenanya campuran harus direncanakan untuk disesuaikan.
Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis superplasticizer secara normal
berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton.
Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika superplasticizer digunakan untuk
mengurangi jumlah air, dosis yang digunakan adalah lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik
beton. (Neville, 1995)

TEKBAN1-ESASMUL
Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis:

1. Koondensasi sulfonat melamin formaldehyde (SMF) dengan kandungan klorida


sebesar 0,005%.
2. Sulfonat nafthalin formaldehid (SNF) dengan kandungan klorida yang dapat
diabaikan.
3. Modifikasi l*ignosulfonat tanpa kandungan klorida.
4. Carboxyl acrylic ester copolymer .
Keempat jenis bahan tambahan ini terbuat dari sulfonat organik dan disebut
superplasticizer karena bahan ini dapat mengurangi air pada campuran beton
sementara slump beton bertambah sampai 8 in (208 mm) atau lebih.
Bahan-bahan ini digunakan untuk menghasilkan beton “mengalir” tanpa terjadinya
pemisahan yang tidak diinginkan dan umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air
yang besar untuk meningkatkan kekuatan beton, karena memungkinkan pengurangan
kadar air guna mempertahankan workabilitas yang sama.
Jenis SMF dan SNF yang disebut garam sulfonik lebih sering digunakan karena lebih
efektif dalam mendispersikan butiran semen, juga mengandung unsur-unsur yang
memperlambat pengerasan.

TEKBAN1-ESASMUL
7) Tipe G: Water Reducing, High Range Retarding admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %
atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton.

Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat


beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan
ruang kerja.

TEKBAN1-ESASMUL
6.2. JENIS-JENIS BAHAN TAMBAH MINERAL (ADDITIVE)

• Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan.
• Beton yang kekurangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan
mudah bleeding, untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah
additive yang berbentuk butiran padat yang halus.
• Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya
kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu
dipompa pada jarak yang jauh.
• Bahan-bahan yang termasuk jenis additive adalah: puzzollan, fly ash, slag dan silica
fume

TEKBAN1-ESASMUL
Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :

• Memperbaiki workability beton


• Mengurangi panas hidrasi
• Mengurangi biaya pekerjaan beton
• Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
• Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
• Menambah keawetan (durabilitas) beton
• Meningkatkan kuat tekan beton
• Meningkatkan usia pakai beton
• Mengurangi penyusutan
• Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton rendah)

TEKBAN1-ESASMUL
Jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk
gelembung udara (Air Entraining Agent/AEA).

Ada dua jenis AEA, yaitu jenis detergent dan bukan deterjent.

a. Jenis deterjent
AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap permukaan.
Zat ini biasanya berupa zat organik sebagai bahan baku sabun, sehingga bila diaduk
dengan air akan menjadi busa dan busa ini akan tersebar di dalam adukan beton.
Gelembung-gelembung ini berada diantara butiran semen dan agregat yang berfungsi
sebagai bola pelincir sehingga adukan beton menjadi lebih mudah diaduk. Penambahan
AEA membuat beton mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih
kedap air. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang
merupakan senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa disebut dengan soda api.

b. Jenis bukan deterjent


Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur dengan
air pada beton akan bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen. Biasanya
digunakan juga bahan stabilisator (Natrium Stearat) agar gelembungnya dapat tersebar
merata dan stabil.
TEKBAN1-ESASMUL
6.3.PEMAKAIAN ADMIXTURE DALAM BETON

Admixture atau bahan tambah untuk beton digunakan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau menambah sifat beton tersebut menjadi lebih baik.
Jadi sifatnya hanya sebagai bahan penolong dan bukan zat yang dapat membuat
beton yang buruk menjadi baik.

Ada beberapa pertimbangan di dalam pemakaian admixture pada beton, yaitu


(Samekto W, et.al, 2001):

• Jangan menggunakan admixture bila tidak tahu tujuannya.


• Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik
• Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton
• Pengawasan terhadap bahan ini sangat penting, termasuk pengawasan atas
pengaruhnya pada beton.

TEKBAN1-ESASMUL
RANGKUMAN

• Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke
dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan yang digunakan untuk
memodifikasi sifat dan karakteristik beton.
• Jenis-jenis admixture menurut ASTM adalah :
1. Tipe A Water Reducing Admixture (WRA),
2. Tipe B Retarding Admixture,
3. Tipe C Accelerating Admixtures,
4. Tipe D Water Reducing and Retarding Admixture,
5. Tipe E Water Reducing and Accelerating Admixture,
6. Tipe F Water Reducing, High Range Admixture,
7. Tipe G Water Reducing, High Range Retarding admixtures.

• Additive yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat
tekan beton dan lebih bersifat penyemenan.
• Yang termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag dan silica fume.

TEKBAN1-ESASMUL
SOAL-SOAL LATIHAN:

1. Sebutkan jenis-jenis admixture menurut ASTM !


2. Jelaskan alasannya mengapa admixture digunakan pada pembuatan adukan
beton !
3. Dengan menambahkan Water Reducing Agent pada beton segar, akan diperoleh 3
keuntungan . Jelaskan masing-masing keuntungan tersebut !
4. Bagaimana cara mengatasi bleeding dan segregasi pada beton segar, hubungkan
dengan pemakaian bahan tambah ?
5. Jelaskan fungsi AEA pada beton segar !

TEKBAN1-ESASMUL
Pengujian Konsistensi pada Beton
(Uji Slump)

a. Alat slump berupa kerucut Abram

21/11/2023 30
• Pengujian slump ini tidak cocok untuk beton yang sangat kering atau
sangat encer. Nilai slump dinyatakan dalam mm,cm,inci.
• BS : 4 lapis a’ 25 tusukan tiap lapis
• ASTM : 3 lapis a’ 25 tusukan tiap lapis
• Nilai-nilai slump untuk pekerjaan beton (menurut PBI ‘71)
Uraian Slump (cm)
Max Min
Dinding,pelat pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Pondasi telapak tidak bertulang,kaison,& 9,0 2,5
konstruksi dibawah tanah
Pelat,balok,kolom,dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5

21/11/2023 31
BETON PLASTIS

BETON KAKU ( NILAI SLUMP = 0 )

TEKBAN1-ESASMUL
▪ Segregasi & Bleeding

Segregasi adalah pemisahan antara mortar dengan agregat kasar. (dry mix)
Bleeding adalah naiknya air pada permukaan beton. (wet mix)

Beton Bleeding Beton Kekurangan pasta dan butiran halus


Penyebab bleeding dan segregasi :
1. Slump beton terlalu encer,
2. Kelebihan aggregat kasar,
3. Kekurangan agregat halus,
4. Kesalahan saat penempatan
dan pemadatan.

Cracks
THE END

Anda mungkin juga menyukai