Anda di halaman 1dari 11

BAHAN BANGUNAN ALAMI DAN BUATAN DITINJAU DARI

PERSPEKTIF TEKNIS

BAHAN ADITIF

Oleh:

I Made Agastya Rambyana

202261121046

C2

2022

MEKANIKA BAHAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS WARMADEWA
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Makalah ini akan bisa memberikan pemahaman baru tentang bahan bangunan aditif.
Oleh karena itu, saya berharap ada banyak orang yang berkenan membaca makalah sederhana
ini. Segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini sepenuhnya milik saya. Saya terbuka
untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Denpasar, 19 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2
1.5 Batasan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Jenis - Jenis Bahan Aditif ................................................................................................. 3
2.2 Cara Kerja Bahan Aditif Beton ........................................................................................ 5
2.3 Pengaruh Penggunaan Bahan Aditif Terhadap Kuat Tekan Beton ................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PENUTUP.................................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................................................ 7
3.3 Lampiran .......................................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Admixture atau Aditif adalah material tambahan yang sering digunakan pada
pembuatan campuran beton cor ready mix yang terbuat dari kimia, zat tambahan ini
dicampurkan setelah air, semen, dan kerikil, yang ditambahkan ke beton atau mortar
sebelum atau selama pencampuran.

Dizaman globalisasi ini perkembangan penduduk yang semakin pesat berbanding


lurus dengan kebutuhan tempat tinggal yang semakin meningkat. Ketersediaan lahan yang
semakin sedikit, maka dari itu sering dijumpai pemukiman yang terletak di pesisir pantai.
Pada umumnya material yang digunakan pada rumah yang terletak di pesisir terbuat dari
struktur beton. Beton merupakan bagian struktur pada sebuah bangunan yang berfungsi
untuk menahan beban bangunan tersebut. Pada umumnya bahan penyusun beton sendiri
terdiri dari campuran agregat kasar, agregat halus, semen, zat adiktif dan air. Agregat kasar
yang dimaksud adalah batu kerikil sedangkan untuk agregat halus yang dimaksud adalah
pasir. Zat adiktif pada campuran beton merupakan bahan tambah yang memiliki fungsi
antara lain: meningkatkan kekuatan beton, mempercepat pengerasan pada beton,
meningkatkan keawetan (durability) beton, mengurangi daya serap air pada beton, dan
menambah daya tahan terhadap sulfat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis-jenis bahan aditif?
2. Bagaimana cara kerja bahan aditif beton?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan aditif terhadap kuat tekan beton?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan aditif.
2. Untuk memahami cara kerja bahan aditif beton.
3. Untuk memahami pengaruh penggunaan bahan aditif terhadap kuat tekan beton.

1
1.4 Manfaat
1. Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih bahan tambah pada
campuran beton, Bestmittel selain mudah didapatkan, harganya yang relatif lebih murah
dari produk lainnya, produk ini juga dapat membantu untuk mempercepat perkerasan dan
dapat meningkatkan nilai kuat tekan beton.

2. Sebagai bahan dasar acuan untuk penelitian yang akan datang dan sebagai informasi
yang jelas bagi peneliti ilmu teknologi beton lain khususnya pada analisis pengaruh dari
faktor kadar zat aditif pengeras beton.

1.5 Batasan
1. Jenis - jenis bahan aditif.
2. Cara kerja bahan aditif beton.
3. Pengaruh penggunaan bahan aditif terhadap kuat tekan beton

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis - Jenis Bahan Aditif


Aditif Beton dan Berbagai Bahan Tambah Campuran Beton. Terdapat
perbedaaan mendasar antara terminologi bahan tambah (admixture) dan aditif
(additive). ASTM C125 mendefinisikan Bahan Tambah sebagai material selain air,
agregat, semen hidraulik, dan perkuatan serat, yang digunakan sebagai penyusun beton
atau mortar dan ditambahkan ke dalam campuran segera sebelum dan selama
pencampuran
Sedangkan aditif didefinisikan sebagai material yang ditambahkan saat
penggilingan klinker semen di pabrik. Bahan tambah bisa tersusun atas satu atau lebih
bahan kimia, dan dapat berbentuk bubuk ataupun cairan.
Jenis-jenis bahan tambah menurut ASTM C494 digolongkan sebagai berikut:

1. Tipe A “Water-Reducing Admixtures”

Water – Reducing Admixture adalah bahan tambah yang mengurangi air


pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.

Water – Reducing Admixture digunakan antara lain dengan tidak mengurangi


kadar semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan
atau ratio factor air semen (fas) yang rendah. Atau dengan tidak merubah kadar
semen yang digunakan dengan factor air semen yang tetap maka nilai slump yang
dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan dengan mengubah kadar semen
tetapi tidak merubah fas dan slump. Pada kasus pertama dengan mengurangi fas
secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan tekannya, karena dalam banyak
kasus fas yang rendah meningkatkan kuat tekan beton. Pada kasus kedua, tingginya
nilai slump yang didapat akan memudahkan penuangan adukan (placing) atau
waktu penuangan adukan dapat diperlambat. Pada kasus ketiga dimaksudkan untuk
mengurangi biaya karena penggunaan semen yang kecil ( Marther, Bryant,1994)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air
yang dibutuhkan, kandungan air,konsistensi, bleding dan kehilangan air pada saat

3
beton segar, laju pengerasan, kuat tekan dan lentur, perubahan volume, susut pada
saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut penting untuk melakukan pengujian
sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.

2. Tipe B “Retarding Admixture”

Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat


waktu pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton,
misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau untuk memperpanjang waktu untuk
pemadatan, untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat
beton segar saat pelaksanaan pengecoran.

3. Tipe C “Accelerating Admixture”

Accelerating Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk


mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.

Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi)


dan mempercepat pencapaian kekuatan awal beton. Accelerating Admixture yang
paling terkenal adalah kalsium klorida. Dosis maksimum adalah 2 % dari berat
semen yang digunakan.

4. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”

Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang


berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.

Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol
pengeringan. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga
akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan
kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung
dalam bahan akan menjadi bagian air campuran beton. Dalam perencanaan air ini
harus ditambahkan sebagai berat air total dalam campuran beton. Perlu diingat,
perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan

4
kandungan air, udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan
agregat halus sehingga volume tidak berubah.

5. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”

Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang


berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan
awal.

6. Tipe F “Water Reducing, High Range Admixtures”

Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.

7. Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”

Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga
untuk menghambat pengikatan beton.

Jenis bahan tambah ini merupakan gabungan superplasticizer dengan menunda


waktu pengikatan beton. Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit
karena sedikitnya sumber daya yang mengelola beton disebabkan keterbatasan
ruang kerja.

2.2 Cara Kerja Bahan Aditif Beton

1. Terjadi reaksi kimia selama proses hidrasi semen, yang menyebabkan percepatan atau perlambatan
laju reaksi saat fase semen.
2. Terjadi absorpsi pada permukaan semen, umumnya menyebabkan dispersi partikel (plasticizing
action atau superplasticizing action).

3. Terjadi peningkatan tegangan tarik pada permukaan air, sehingga meningkatkan


penangkapan udara (air entrainment).
4. Mempengaruhi rheologi air, biasanya meningkatkan viskusitas plastis atau kohesi campuran.

5
5. Mengaplikasikan bahan kimia pada beton keras yang dapat mempengaruhi sifat-sifat
tertentu, khususnya korosi,
6. Mempengaruhi kebutuhan air, yaitu menyebabkan terjadinya plastisisasi (plasticizing) dan
pengurangan air (water reducing).
7. Mengubah laju pengerasan beton, yaitu menyebabkan terjadinya percepatan (accelerating)
atau perlambatan (retarding).
8. Mengubah kandungan udara (air content), dengan meningkatkatkan atau menurunkan
penangkapan air (air entrainment).
9. Mengubah viskusitas plastis (plastic viscousity), yaitu kohesi atau tahanan dalam hal
terjadinya bleeding dan segregasi campuran.

2.3 Pengaruh Penggunaan Bahan Aditif Terhadap Kuat Tekan Beton

Dalam industri konstruksi pengembangan dan penggunaan semen campuran semakin


meningkat. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan semen. Penggunaan Fly ash
sebagai material pengganti untuk mengurangi jumlah semen, memiliki kelebihan, diantaranya
menghemat biaya dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Akan tetapi, berdasarkan
penelitian mutakhir, didapatkan bahwa penggunaan fly ash diatas 30% akan menurunkan kuat
tekan beton. Penggunaan zat aditif berfungsi untuk kemudahan pengerjaan ataupun
mempercepat pengikatan pada beton dengan maksud mempersingkat waktu pelaksanaan
konstruksi di lapangan. Zat aditif tipe C (Accelerator) digunakan untuk mengurangi lamanya
waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat pencapaian kekuatan beton.
Dalam penelitian ini, dilakukan pembesaran prosentase penggunaan fly ash dengan
tetap mempertahankan tercapainya mutu beton rencana, yaitu dengan cara penambahan zat
aditf tipe C dari berat total bahan pengikat. Prosentase penggunaan fly ash terbatasa pada
prosentase 30% - 40% dari berat semen. Pada kondisi normal, kuat tekan beton akan meningkat
sesuai bertambahnya umur beton. Pada umumnya pada umur 7 hari, kuat tekan beton akan
mencapai 65% dan pada umur 14 hari akan mencapai 88% - 90% dari kuat tekan beton umur 28
hari. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa kuat tekan untuk beton normal dan beton dengan fly ash
mengalami penurunan kekuatan terhadap beton normal untuk umur 14, 28, 56 hari. Persentase
penurunan kekuatan tertinggi terjadi pada penggunaan fly ash sebesar 40% pada hari ke-56, yaitu
sebesar -7,66% terhadap beton normal. Tetapi masih memenuhi kuat tekan rencana diumur beton 28
hari yaitu 25,99 Mpa.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Admixture didefinisikan sebagai material selain air,agregat, dan semen hidrolik
yang dicampur dengan beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama
pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan atau untuk lain yaitu
penghematan energi.

3.2 Saran
1. Dalam pembuatan beton mutu tinggi persentase campuran beton yang
menggunakan Bioconc harus benar-benar diperhatikan terutama dalam
perencanaan mix design baik untuk beton normal maupun beton campuran.
2. Agar memperhatikan dalam perkiraan kebutuhan jumlah material yang akan
digunakan untuk pembuatan benda uji. Karena pada waktu menganalisa material
perlu diperhatikan kembali pengujian agregat pembelian pertama dengan kedua
sudah sama atau belum. Jika belum maka di uji kembali sampai benarbenar
memenuhi syarat.

7
3.3 Lampiran

Pencampuran Bahan Aditif dengan Beton

Jenis-Jenis Bahan Aditif

Anda mungkin juga menyukai