Anda di halaman 1dari 11

BAHAN BANGUNAN ALAMI DAN BUATAN DITINJAU DARI

PERSPEKTIF TEKNIS

BAHAN ADITIF

Oleh:

I Wayan Jaya Adi Guna

202261121067

C2

2022

MEKANIKA BAHAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS WARMADEWA
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Denpasar, 21 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3Tujuan................................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 3
1.5 Batasan ............................................................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1 Karakteristik Bahan Aditif ............................................................................................... 4
2.2 Bahan aditif yang digunakan dalam konstruksi bangunan. .............................................. 4
2.3 Pendayagunaan bahan aditif terhadap konstruksi bangunan ............................................ 6
BAB III ...................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................................. 8
3.3 Lampiran .......................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang, dengan semakin banyaknya proyek-proyek


besar dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan, gedung, jembatan, dan infrastruktur
lainnya sebagai penunjang laju perekonomian sebuah bangsa. Pembangunan dibidang
struktur pada era ini sudah berkembang dan berkemajuan dengan pesat, berbagai metode
dan inovasi yang diciptakan untuk menambah keefektifan dan keefisienannya sebuah
struktur.

Infrastuktur yang ada di Indonesia sebagian besar menggunakan beton sebagai


bagian dari struktur pembangunannya, beton memiliki kelebihan daripada bahan bangunan
lainnya,diantaranya mudah dibuat dalam berbagai bentuk, mempunyai kekuatan yang baik,
beton tidak mengalami pembusukan, tahan lama dalam jangka waktu yang panjang dan
bahan baku penyusun sangat mudah didapatkan.

Secara umum, beton terbuat dari campuran semen portland, agregat dan air. Dengan
bahan-bahan tersebut, beton telah memenuhi syarat sebagai bahan bangunan yang kuat.
Akan tetapi, untuk mendapatkan sifat khusus sesuai kebutuhan, campuran beton harus
ditambah dengan zat campuran khusus selama proses pengadukan. Bahan tersebut
dinamakan admixture.

Admixture atau Aditif adalah material tambahan yang sering digunakan pada
pembuatan campuran beton cor ready mix yang terbuat dari kimia, zat tambahan ini
dicampurkan setelah air, semen, dan kerikil, yang ditambahkan ke beton atau mortar
sebelum atau selama pencampuran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik bahan aditif?


2. Apa saja bahan aditif yang digunakan dalam konstruksi bangunan?
3. Bagaimana pendayagunaan bahan aditif terhadap konstruksi bangunan?

2
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik bahan aditif.


2. Untuk mengetahui bahan aditif yang digunakan dalam konstruksi bangunan.
3. Untuk mengetahui pendayagunaan bahan aditif terhadap konstruksi bangunan.

1.4 Manfaat

1. Sebagai bahan dasar acuan untuk penelitian yang akan datang dan sebagai informasi
yang jelas bagi peneliti ilmu teknologi beton lain khususnya pada analisis pengaruh dari
faktor kadar zat aditif pengeras beton.
2. Mengembangkan pengetahuan tentang material kontruksi khususnya beton, serta dapat
turut memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
beton.

1.5 Batasan

1. Karakteristik bahan aditif.


2. Bahan aditif yang digunakan dalam konstruksi bangunan.
3. Pendayagunaan bahan aditif terhadap konstruksi bangunan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Bahan Aditif

Bahan tambah (admixture) atau yang disebut orang awam sebagai “obat cor beton”
adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama
pencampuran beton berlangsung. Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar
menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya.
Zat aditif juga biasanya dimanfaatkan pada campuran beton untuk memperbaiki daya
kinerja, mengurangi panas hidrasi, dan menghemat biaya pekerjaan beton. Beberapa orang juga
menggunakannya untuk mengurangi ketahanan beton terhadap sulfat dan meningkatkan
ketahanan beton terhadap alkali-silika sehingga beton pun menjadi lebih awet. Tidak lupa,
fungsi dari penambahan zat-zat aditif ini biasanya dimanfaatkan juga untuk mengurangi
porositas dan daya serap air di dalam beton serta mengurangi tingkat penyusutan beton.

2.2 Bahan aditif yang digunakan dalam konstruksi bangunan.

Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki
kuat tekan beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica
fume.

1. Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash)

Menurut ASTM C.168, abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil
residu pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu
bara antrasit atau batu bara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari
batu bara kelas lignite atau subbitemeus. Abu terbang kelas C kemungkinan
mengandung kapur (lime) lebih dari 10% beratnya.

2. Slag

Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag Menurut
ASTM C.989 “standard specification for ground granulated Blast Furnance slag
for use in concrete and mortar” adalah produk non metal yang merupakan material

4
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya
dengan mencelupkannya ke dalam air.

3. Silika Fume

Menurut ASTM C.1240-95 “specification for silica Fume for Use in Hydraulic
Cement concrete and Mortar” , silica fume adalah material pozzolan yang halus,
dimana komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa
produksi silikon atau alloy besi silikon (dikenal dengan gabungan antara microsilika
dengan silica fume).

Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk


menghasilkan, beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Misalnya untuk kolom
struktur, dinding geser, pre-cast atau beton pra tegang dan beberapa keperluan
lainnya. Kriteria beton berkekuatan tinggi sekitar 50 – 70 Mpa pada umur 28 hari.
Penggunaan silica fume berkisar 0-30%, untuk memperbaiki karateristik kekuatan
dan keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0.34 dab 0.28 dengan atau
tanpa superplastisizer dan nilai slump 50 mm

4. Penghalus Gradasi (Finely devided mineral admixtures)

Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan-


perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau
kurang dalam agregat, selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikkan mutu
beton yang akan dibuat. Kegunaan lainnya adalah mengurangi permeabilitas atau
ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi beton. Contoh bahan ini adalah kapur
hidrolis, semen slag, fly ash pozzollan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah.

Jenis Aditif Beton dan Bahan Tambah Beton:

1. Tipe A, water-reducing admixture, yaitu bahan tambah yang bersifat


mengurangi jumlah air dalam campuran beton yang konsistensinya tertentu

2. Tipe B, retarding admixture, yaitu bahan tambah yang bersifat menghambat


pengikatan beton

3. Tipe C, accelerating admixture, yaitu bahan tambah yang bersifat mempercepat


pengikatan beton dan peningkatan kekuatan awal beton.

5
4. Tipe D, water-reducing and retarding admixture, yaitu bahan tambah yang
bersifat mengurangi jumlah air untuk campuran beton yang konsistensinya
tertentu dan menghambat pengikatan beton

5. Tipe E, water-reducing and accelerating admixture, yaitu bahan tambah yang


bersifat mengurangi jumlah air untuk campuran beton yang konsistensinya
tertentu dan mempercepat pengikatan beton

6. Tipe F, water-reducing, high range admixture, yaitu bahan tambah yang bersifat
mengurangi jumlah air untuk campuran beton yang konsistensinya tertentu
sebanyak 12%

7. Tipe G, water-reducing, high range and retarding admixture, yaitu bahan


tambah yang bersifat mengurangi jumlah air untuk campuran beton yang
konsistensinya tertentu sebanyak 12% atau lebih dan menghambat pengikatan
beton.

2.3 Pendayagunaan bahan aditif terhadap konstruksi bangunan

1. Pengurangan air
Aditif jenis ini mengurangi jumlah air yang digunakan untuk menyiapkan beton
pada kemerosotan tertentu. Biasanya aditif ini digunakan dalam proyek konstruksi
yang besar. Dalam hal ini, baja pondasi membutuhkan tingkat penguatan yang lebih
tinggi guna meningkatkan kemampuan kerja. Aditif dalam hal ini aktif hingga 10%

2. Mempercepat aditif
Aditif beton jenis ini akan mempercepat laju hidrasi semen. Aditif dengan fungsi
ini paling efisien bekerja pada musim dingin. Dalam hal ini, kalsium klorida
digunakan sebagai aditif percepatan pada beton tanpa tulang.

3. Lalu lalang udara


Aditif dengan jenis ini digunakan untuk menghadirkan gelembung udara
mikroskopis guna menstabilkan beton. Efek yang dihasilkan adalah mencegah
keretakan beton pada lingkungan yang dingin. Udara juga dalam hal ini
meningkatkan gaya kohesi, sehingga mengurangi segregasi dan kebocoran air
sebelum beton benar-benar mengeras.

6
4. Mengurangi penyusutan
Penyusutan beton terjadi apabila tidak ada air yang cukup. Penyusutan
menyebabkan tekanan internal yang dapat berujung pada retakan. Oleh karena itu,
aditif penyusutan hadir untuk memastikan hal ini tidak terjadi. Aditif ini digunakan
pada pelat lantai, geladak jembatan, dan bangunan yang pengeritingan dan retakan
perlu ditangani secara signifikan. Aditif jenis ini memberikan daya tahan namun
tetap menjaga sifat indah dari struktur bangunan.
5. Menghambat korosi

Aditif jenis ini digunakan dimana ada kandungan garam klorida didalamnya. Ion
klorida ini dapat menimbulkan korosi dengan tulangan baja yang kemudian akan
mengakibatkan karat. Area yang paling membutuhkan aditif ini meliputi jembatan,
garasi parkir, dan bangunan di atas laut.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Zat aditif pada beton dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam pembangunan
fisik. Dengan menambahkan zat aditif ke dalam campuran beton, kualitas beton dapat
meningkat, waktu pembangunan dapat dipercepat, dan biaya pembangunan dapat dihemat.
Oleh karena itu, penggunaan zat aditif pada beton sangat disarankan dalam pembangunan fisik.

Aditif beton ditambahkan kedalam adonan semen untuk memperpanjang umur beton,
memperkeras, dan memperbaiki rupa beton. Aditif dapar berupa serbuk atau cair. Biasanya,
aditif beton ditambahkan untuk memberikan rekayasa beton seperti memperkuat, menambah
daya tahan beban, menambah daya rekat, dan mencegah kerusakan.

3.2 Saran

1. Hendaknya dalam pembuatan beton mutu tinggi pengerjaannya harus sangat teliti
dan ketat.
2. Untuk penelitian selanjutnya harus menambahkan bahan tambah (zat aditif) dalam
campuran beton, terutama di lapangan harus diawasi dengan ketat, karena
pemakaian bahan tambah yang berlebihan sangat berpengaruh pada sifat-sifat
beton.
3. Untuk penelitian selanjutnya harus lebih memperhatikan tekstur dan kekuatan dari
agregat kasar agar diperoleh hasil yang lebih baik.

8
3.3 Lampiran

Fly Ash Slag

Silika Fume

Anda mungkin juga menyukai