Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BETON POLIMER

TEKNOLOGI BAHAN 2

Untuk Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Jurusan Teknik Sipil Semester 2

Program Studi D3 Konstruksi Sipil

Disusun oleh :

ANNASYA NADHIRA CHOYROH (2001321026)

DINTA DENIS AVERILLA ( 2001321014)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JUNI 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................................................. 1


B. Perumusan masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pengertian beton.............................................................................................................. 3

B. Metode perencanaan campuran beton ............................................................................. 3

C. Kelebihan dan kekurangan beton .................................................................................... 3


D. Polimer ............................................................................................................................ 5
E. Beton polimer.................................................................................................................. 6
F. Bahan tambah epoxy resin (polimer) ............................................................................. 9
G. Metode penelitian.......................................................................................................... 10
H. Persiapan bahan material .............................................................................................. 11
I. Variabel penelitian ........................................................................................................ 11
J. Persiapan material ......................................................................................................... 11
K. Persiapan pembuatan benda uji ..................................................................................... 12
L. Pembuatan benda uji ..................................................................................................... 12
M. Hasil pengujian slump................................................................................................... 14
N. Hasil pengujian kuat tekan ............................................................................................ 15
O. Penggunaan ................................................................................................................... 16
P. Keuntungan dan kekurangan beton polimer ................................................................. 16
Q. Contoh kerusakan dan pengaplikasian beton polimer dilapangan ....................... 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 18

i
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Beton Polimer " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Bahan 2. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang beton polimer didalam dunia konstruksi bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Sarito dan Pak Muchtarom selaku Dosen Mata
Kuliah Teknologi Bahan 2. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Depok , 17 Juni 2021

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada masa perkembangan di era globalisasi ini negara Indonesia tidak hanya sektor
ekonomi dan politik tetapi Indonesia juga mulai mengalami perkembangan yang pesat pada
sektor pembangunan. Hal tersebut dapat kita lihat pada jumlah bangunan yang berdiri tegak
kokoh dan bahkan memiliki puluhan lantai, baik itu bangunan gedung, perkantoran maupun
mall.
Dengan semakin majunya zaman, perkembangan infrastruktur dalam industri
konstruksi juga ikut mengalami perkembangan, sebagaimana yang kita ketahui dahulunya
nenek moyang kita menggunakan perekat dinding hanya menggunakan putih telur saja dan
hingga saat ini kita dapat menggunakan berbagai macam ragam bahan bangunan yang dapat
kita gunakan seperti semen dan beton.
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat
agregat lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau lebih bahan aditif ditambahkan
untuk menghasilkan beton dengan kataristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan (Mc.Cormac, 2004).
Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan
struktur bangunan di Indonesia karena banyak keuntungan yang diberikan diantaranya
adalah bahan-bahan pembentuknya mudah diperoleh dan mudah dibentuk. Beton pada
dasarnya terbentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air atau tanpa
bahan campuran tambahan dengan suatu perbandingan tertentu.
Material polimer merupakan salah satu alternatif bahan bangunan yang memiliki
peluang besar untuk menjadikan kualitas bangunan semakin baik. Adapun keunggulan
material polimer dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan konvensional lain di
antaranya adalah tidak berkarat, tahan cuaca, tahan terhadap bahan kimia, lebih ringan, dan
memiliki sifat yang lebih mudah dikelola. Sifat material seperti inilah yang kemudian dapat
meningkatkan dan mengembangkan khazanah para pelaku industri konstruksi untuk
menunjukkan karya-karya terbaiknya.
Menurut Feldman (1995), yang dimaksud polimer adalah molekul raksasa
(makromolekul) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer,

1
seperti etilena, propilena, isobutilena, dan butadiena (produk samping pembuatan bensin
serta pelumas). Sementara pada keperluan dunia konstruksi, polimer digunakan secara
komposit.
Penggunaan material polimer tentu dimaksudkan dengan sistem komposit, artinya
polimer merupakan bahan campur terhadap material utama dari sebuah elemen/ komponen.
Penggunaan material polimer juga dapat dicampur pada semen, keramik, maupun bahan
perekat, coating, keperluan struktural hingga sebagai bahan peredam suara (akustik).
Material polimer yang diterapkan pada bangunan mencakup pelengkap bahan lain, non-
struktural, semi-struktural, dan struktural. Bahan pelengkap yang dimaksud misalnya
merekatkan kayu lapis, penambal, pelapis untuk dekorasi, maupun proteksi pada bahan.
Sedangkan untuk keperluan non-struktural didapat untuk pelapis dinding, lantai, dan
pencegah uap. Untuk keperluan struktural dan semi-struktural, karena kepentingannya
adalah meningkatkan kekuatan dan ketegaran, maka dikembangkan komposit polimer yang
disertai bahan penguat seperti filler, serat, dan lainnya.

B . Perumusan masalah

1. Apakah beton polimer memiliki kekuatan dan mutu beton yang bagus dibandingkan
dengan jenis beton lainnya.
2. Apakah beton berbahan dasar polimer tahan terhadap lingkungan.
3. Bagaimana penggunaan beton polimer dalam dunia konstruksi.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah beton polimer ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui komposisi pasir dan agregat yang digunakan untuk membuat beton
polimer dan karakteristik sifat beton polimer.
2. Menambah ilmu pengetahuan tentang pembuatan beton polimer dan dapat
menghasilkan kualitas beton polimer yang baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian beton
Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini karena
beragam keunggulannya dibandingkan material lain. Kemudahan dalam pengerjaannya,
kekuatan yang semakin tinggi dalam memikul beban dan durabilitas yang baik
menjadikan beton sebagai pilihan utama untuk bahan konstruksi. Dalam konstruksi, beton
adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan
pengikat semen.Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Beton adalah batu buatan dan bahan lain terdiri dari semen, pasir, kerikil/split dengan
perbandingan tertentu bila diaduk dan dicampur dengan air dan dimasukkan dalam suatu
cetakan akan mengikat, mengering dan mengeras dengan baik setelah beberapa lama.
Beton mudah dibentuk sesuai dengan cetakan yang direncanakan.
Mutu beton ditentukan oleh banyak faktor antara lain:
1. FAS ( Faktor Air Semen ) Secara umum semakin besar nilai FAS, semakin rendah mutu
kekuatan beton.
2. Kualitas Agregat Halus Disamping gradasi yang bagus ( well Graded ), kualitas agregat
halus sangat menentukan kualitas beton, Salah satunya adalah kehalusan dari agregat.
Semakin halus tekstur permukaan agregat halus akan membutuhkan air yang lebih
sedikit dibandingkan dengan agregat halus yang mempunyai permukaan kasar.
3. Kualitas Agregat Kasar Kekuatan utama dari beton adalah Agregat kasar, maka
pemilihan agregat haruslah tepat.
4. Bahan Tambah, Penggunaan bahan tambah mineral (additif ) untuk membentuk beton
mutu tinggi pada saat ini sudah merupakan bagian yang mutlak.

B. Metode perencanaan campuran beton


Campuran beton merupakan perpaduan dari komposisi material penyusunnya.
Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Perancangan campuran
beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi bahan–bahan penyusun beton. Proporsi
campuran dari bahan–bahan campuran beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan
beton (mixed design). Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat
teknis serta ekonomis. Dalam menentukan proporsi campuran dapat digunakan beberapa
metode.

3
Dalam penelitian ini sebagai acuan yang digunakan untuk perancangan beton yaitu dengan
menggunakan metode ACI (American Concrete Institute). Sebelum melakukan
perancangan, data–data yang dibutuhkan harus dicari terlebih dahulu. Data–data yang harus
diketahui terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:
1) Semen
- Specific gravity
2) Agregat Halus
- Gradasi
- Specific gravity kondisi SSD (Saturated Surface Dry)
- Kadar air
- Berat volume
- Modulus kehalusan
3) Agregat Kasar
- Gradasi
- Ukuran maksimum agregat kasar
- Berat volume kering
- Specific gravity kondisi SSD (Saturated Surface Dry)
- Kadar air
Prosedur perhitungan mix design menggunakan metode SNI 7656-2012 adalah sebagai
berikut:
a) Memilih nilai slump
b) Memilih jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan
berdasarkan nilai slump yang dipilih
c) Memilih nilai faktor air semen (water cement ratio)
d) Perhitungan kandungan semen yang diperlukan
e) Koreksi daya serap air pada agregat.

C. Kelebihan dan kekurangan beton


Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi.Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap
temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang murah.Sedang kekurangannya adalah
bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan.

4
Pada struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal karena tidak
dapat dipakai lagi. Beda dengan struktur baja yang tetap bernilai.Berat dibandingkan
dengan kekuatannya dan daya pantul yang besar. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi
namun lemah dalam tariknya. Jika struktur itu langsung jika tidak diberi perkuatan yang
cukup akan mudah gagal. Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tariknya sekitar 9-5% kuat
tekannya.Maka dari itu perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton.Perkuatan yang
umum adalah dengan menggunakan tulang baja yang jika dipadukan sering disebut dengan
beton bertulang

D. Polimer
Polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari molekul-molekul yang besar dengan
karbon dan hydrogen sebagai molekul utamanya. Bahan ini berasal dari bahan plastik yang
di daur ulang, kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya. Penggunaan bahan tersebut
bertujuan memanfaatkan limbah plastik. (Prilian, Lilih. 2009) Kimia polimer mulai
berkembang pada tahun 1920-an yaitu dengan adanya penyelidikan terhadap perilaku
membingungkan terhadap bahan-bahan tertentu, seperti kayu, gelatin, kapas dan karet.
Polimer dapat digolongkan berdasarkan asalnya, jenis monomernya dan sifat terhadap
panas sebagai berikut :
1. Berdasarkan Asalnya, polimer dibagi menjadi dua, yaitu polimer alam dan polimer
sintetis.
 Polimer alam Polimer alam adalah polimer yang sudah ada di alam dan
terbentuk secara alami. Contoh polimer alam ini adalah pati, amilum, protein,
dan selulosa.
 Polimer sintetis Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat oleh manusia
untuk berbagai tujuan, baik di bidang industri, otomotif, dan masih banyak lagi.
Contoh polimer sintetis ini adalah plastik, pipa PVC (polivinil klorida), nilon,
karet sintetis (terbentuk dari monomer stirena), dan sebagainya

Berdasarkan Proses Pembentukannya dibagi menjadi dua, yaitu polimer adisi dan
polimer kondensasi.
 Polimer adisi adalah polimer yang terbentuk melalui reaksi antara monomer
satu dan lainnya melalui pemutusan rangkap. Reaksi ini biasa disebut reaksi
adisi. Reaksi adisi terjadi pada monomer yang memiliki gugus alkena, seperti
vinilklorida, stirena, dan tetrafluoroetilena.

5
 Polimer kondensasi adalah polimer yang terbentuk melalui reaksi antara
monomer satu dan lainnya dengan melepaskan molekul seperti H2O dan
CH3OH. Contoh polimer kondensasi adalah amilum, protein dari asam amino,
selulosa dari glukosa, nilon-6,6, dan masih banyak lagi.
2. Berdasarkan Monomer Penyusun dibagi menjadi dua, yaitu homopolimer dan
kopolimer.
 Homopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer sejenis, contohnya
PVC, PTFE, dan selulosa.
 Kopolimer adalah polimer yang tersusun dari polimer tak sejenis, contohnya
DNA, bakelit, dan melamin.

E. Beton polimer
Beton polimer adalah material komposit dimana seluruh perekatnya terdiri dari polimer
organik sintetis. Komposit ini biasa dikenal dengan sebutan beton resin sintetis, beton resin
plastik atau beton resin. Pemakaian polimer menggantikan semen portland menyebabkan
peningkatan biaya, untuk itu penambahan polimer akan efektif dan sepadan dengan
kenaikan biaya pada aplikasi yang sesuai dimana biaya tinggi dapat setara .
Beton polimer terdiri dari filler mineral (sebagai contoh adalah aggregate) dan perekat
polimer yang bisa saja termoplastik tetapi polimer termosetting lebih sering dipakai. Ketika
pasir digunakan sebagai filler, komposit ini disebut sebagai mortar polimer. Filler lain juga
dapat digunakan termasuk batu halus, batu kerikil, kapur, bubuk silika, debu silika, granit,
kwarsa, lempung expanded glass dan filler logam.
Beton dengan polmer atau disebut sebagai polymer modified concrete merupakan
suatu perekayasaan material beton dengan menggunakan material organik rantai panjan
atau polimer. Polymer modified concrete ada dua macam yaitu polymer impregnated
concrete (PIC) dan polymer cement concrete (PCC). Polymer impregnate concrete adalah

suatu material yang dibuat melalui impregnasi bahan polimer ke dalam beton jadi yang
sudah mengeras, agar dapat menutup pori-pori permukaan beton agar lebih tahan terhadap
kelembaban atau penyerapan air. Sedangkan polymer cement concrete adalah suatu material
beton yang dibuat dengan menggantikan sebagian perekat semen dengan bahan polimer r
(Van Gemert, 2004) .

6
Dimana beton semen polimer merupakan rekayasa beton pada bagian (10-15 % berat)
dari bahan semen yang diganti denganpolimer sintesis organik. Pada umumnya, beton
semen polimer yang dibuat dengan polimer lateks, mempunyai ikatan yang baik untuk
memperkuat baja dan beton tahan lama. Baik dalam hal elastis,antikarat, dan tahan untuk
menghentikan adanya kerusakan. Aplikasi utama dari beton semen polimer yang berisi
lateks yaitu pada permukaan lantai, karena penyusutan lebih rendah baik perlawanan
terhadap penyerapan oleh berbagai cairan: air dan antikarat serta mempunyai ikatan bahan
yang kuat untuk beton tahan lama.
A. Beton semen yang ditambahkan polimer ( Polymer Cement Concrete / PCC). Beton
ini terbuat dari semen Portland, air, agregat, dan monomer yang diaduk bersama-
sama untuk meningkatkan kekuatan dan keawetan beton, sebagai contoh
penambahan furfuryl alcohol dan aniline hydrochloride meningkatkan kepadatan,
mengurangi retak, membuat beton tahan korosi, kedap air dan tahan terhadap
getaran.
B. Beton semen yang diimpregnasi dengan polimer (Polymer Impregnated Concrete /
PIC). Yang dimaksud adalah penambahan polimer kedalam beton semen dengan
cara vakum sehingga monomer dengan konsentrasi rendah mengalir ke dalam beton.
Tujuannya untuk membuat beton semen tahan radiasi, tahan panas atau tahan
serangan kimia agresif. Monomer yang biasa ditambahkan misalnya methil
methacrylate (MMA), styrene, acrylonitrile, t-butyl styrene, dll. Beton ini dibuat
dipabrik sebagai beton precast.

Beton semen yang diimpregnasi dan dibungkus dengan polimer (Partially


Impregnated & Surface Coated Polymer Concrete). Sama seperti bagian b dimana
monomer dimasukkan ke dalam beton semen melalui cara vakum, kemudian beton
semen tersebut dilapisi dengan monomer yang sama pada suhu 70 o C jika
menggunakan MMA yang sudah ditambah dengan hardener. Hal ini dilakukan
untuk membuat permukaan beton lebih tahan serangan kimia agresif. Kedalaman
penetrasi polimer tergantung dari banyaknya pori di dalam beton, lamanya
perendaman, dan kekentalan polimer. Cara ini banyak digunakan pada lantai,
jembatan dimana kerusakan terjadi karena pengikisan, korosi dan freezing &
thawing elemen beton precast, beton prestress, beton yang berada dilaut, beton
pelindung.

7
Untuk mendapatkan beton polimer yang potensial untuk aplikasi tertentu,
ditambahkan berbagai serat seperti glass fibre, glass fibre based mats, fabric dan
metal fibre sebagai penguat.Komposit beton polimer memiliki ketahanan yang baik
terhadap bahan kimia dan zat-zat korosif lainnya. Beton polimer memiliki sifat sulit
menyerap air dan ketahanan yang baik terhadap gesekan. Dibandingkan dengan
beton semen portland, beton polimer memiliki kekuatan yang lebih tinggi dan
pemakaian material dapat lebih hemat sampai dengan 50 %.
Tabel dibawah ini menunjukkan properties dari beton polimer yang umum
dibandingkan dengan beton semen :

Tabel 2.1 Sifat beton polimer dan beton semen

a) Beton Polimer Akrilik Polimer akrilik yang paling umum adalah poli (metil
metakrilat) (PMMA), diperoleh dengan polimerisasi metil metakrilat (MMA) .3 PC
dibuat dengan polimer akrilik sebagai bahan pengikat adalah bahan serbaguna, tahan
cuaca yang sangat baik, sifat waterproofing bagus, bagus ketahanan kimia, dan
relatif penyusutan setelan rendah (0,01 sampai 0,1) akun untuk digunakan dalam
sebuah aplikasi besar beragam, termasuk pembuatan unit tangga, produk saniter,
batu tepi jalan, dan piring fasad.

b) Beton Polimer Poliester Karena biaya rendah, polimer yang paling banyak
digunakan-pengikat didasarkan pada polimer poliester tak jenuh. Dalam sebagian
besar aplikasi, pengikat poliester merupakan tujuan umum, formulasi unsaturated
polyester prapolimer. Polyester PC digunakan dalam berbagai pracetak dan cor-
dalam menempatkan aplikasi di pekerjaan konstruksi, bangunan umum dan
komersial, ubin lantai, pipa selokan dan tangga

c) Beton Polimer Epoksi Perekat epoksi adalah thermosetting seperti juga poliester.
Polimer epoksi bisa diperkeras dengan berbagai curing agent, yang umum dipakai

8
adalah poliamine. Pemakaian poliamine sebagai hardener (curing agent) pada beton
polimer menghasilkan sifat ketahanan kimia yang paling tinggi. Pemakaian
polisulfida menghasilkan beton polimer dengan sifat fleksibilitas yang lebih bagus.

d) Beton polimer epoksi menunjukkan sifat kuat lekat yang bagus pada banyak
material, setting dan post-setting shrinkage yang rendah, sifat tahan kimia yang
bagus, ketahanan fatigue dan creep yang bagus. Harganya yang mahal membuat
epoksi jarang dipakai sebagai perekat pada beton polimer. Beton polimer epoksi
dipakai pada aplikasi dengan biaya tinggi seperti mortar untuk industri, lantai untuk
mendapatkan ketahanan fisik dan kimia yang bagus.

e) Beton Polimer Furan Furan polimer didasarkan pada alkohol furfuril untuk
menghasilkan thermosetting polimer, sangat tahan terhadap solusi asam atau dasar
yang paling berair dan kuat pelarut seperti keton, aromatik, dan senyawa
terklorinasi. Furan polimer yang digunakan sebagai pengikat dalam mortir dan
grouts untuk mencapai lantai bata tahan kimia (misalnya, batu bata karbon dan bata
serpih merah) dan lapisan. Selain menunjukkan ketahanan kimia yang unggul, lantai
ini memiliki ketahanan yang sangat baik untuk temperatur tinggi dan thermal.

f) Heat and Fire Resistance Perekat polimer pada beton polimer adalah substansi
organik yang dikenal memiliki ketahanan panas yang lebih rendah dari inorganik
material seperti batu, semen dan logam. Pemakaian pada suhu tinggi tidak
dianjurkan karena menyebabkan degradsi pada resin yang akan meyebabkan
kehilangan kekuatan. Meskipun komponen polimer mudah terbakar, material beton
polimer tidak mudah terbakar karena mengandung mineral filler yang relatif
banyak.

F. Bahan tambah epoxy resin (polimer)


Istilah resin telah banyak diadaptasi untuk banyak kegunaan di luar komposit
polimer yang diperkuat serat. Epoxy adalah material yang berfungsi sebagai sealant
(pelapis) untuk lantai beton. Saat ini, resin dijual dibanyak toko-toko lokal, dengan
yang bervariasi. Epoxy ini digunakan sebagai pengikat atau pelapis lantai. Berbagai
kegunaan epoxy resin terus berkembang, dan beragam. Epoxy Resin (polimer) terus
dikembangkan agar sesuai dengan industri dan peruntukan.

9
Berikut beberapa pemanfaatan dari epoxy resin:
• Perekat serba guna
• sebagai pengikat semen dan mortar
• busa kaku (rigid foams)
• anti licin/slip (non-skid coating)
• memadatkan permukaan berpasir dalam pengeboran minyak
• pelapis lantai industri
• plastik yang diperkuat serat
Dalam bidang polimer yang diperkuat serat (plastik), epoxy digunakan
sebagai matriks resin untuk menahan serat di tempatnya. Ini kompatibel dengan
semua serat penguat umum termasuk fiberglass, serat karbon, aramid, dan
basal.Jika dibandingkan dengan termoset tradisional atau resin termoplastik lainnya,
resin epoxy memiliki kelebihan yang berbeda, termasuk:
• penyusutan rendah selama curing
• tahan kelembaban yang luar biasa
• resistensi kimia yang sangat baik
• sifat listrik yang baik
• meningkatkan kekuatan mekanik
• tahan benturan
• tidak ada VOC (Volatile Organic Compunds) yang dapat mencemari udara baik
saat proses produksi, aplikasi, sampai dengan barang jadi
• umur simpan yang panjang

G. Metode penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara eksperimental, yang dilakukan di
Laboratorium. Obyek penelitian adalah beton yang menggunakan bahan tambah
(admixure) resin epoxy dan additive cement tipe F Pelaksanaan penelitian yang
dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Persiapan bahan
2) Persiapan alat
3) Penyelidikan sifat material
4) Pembuatan benda uji
5) Pelaksanaan perawatan
6) Pengujian kuat tekan beton benda uji
7) Pengolahan hasil data.

10
H. Persiapan bahan material
Dalam merencanakan suatu campuran untuk beton, hal yang pertama dilakukan
adalah mempersiapkan bahan-bahan material yang dibutuhkan. Bahan-bahan utama
pembentuk beton adalah semen, agregat kasar, agregat halus, dan air. Rincian bahan
campuran beton pada penelitian ini adalah:
1) Semen portland tipe I
2) Agregat halus pasir
3) Agregat kasar batu pecah
4) Air PDAM
5) Resin epoxy + hardener, dari PT. Kimiaid
6) Additive cement tipe E.

I. Variabel penelitian
Variabel benda uji adalah kombinasi additive cement dan kadar resin epoxy, yaitu
kadar additive cement 1,5%, sedangkan resin epoxy yang dipakai bervariasi, yaitu
5%, 7%, dan 10% dari kadar semen. Untuk memudahkan dalam membedakan
setiap sampel yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian, maka diberikan kode
pada setiap benda uji, seperti pada Tabel 1 berikut.

J. Pemeriksaan material
Pemeriksaan material pada penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan untuk perencanaan komposisi campuran.
Proses pemeriksaan material yang digunakan dalam peneltian ini mengacu pada
ASTM (American Society for Testing and Materials).
Langkah-langkah dalam pemeriksaan material beton adalah:
- Pemeriksaan kadar air pada agregat
- Pemeriksaan kadar lumpur agregat

11
- Pemeriksaan berat jenis (spesific gravity)
- Analisa saringan agregat.
Hasil pemeriksaan agregat dapat dilihat pada Tabel 2.

K. Persiapan pembuatan benda uji


Setelah melakukan membuat perencanaan campuran beton (mix design), maka
selanjutnya mempersiapkan alat, yaitu pengaduk beton (mini mixer), cetakan benda
uji silinder, dan alat uji slump, serta mempersiapkan material. Persiapan material
dengan cara menimbang setiap kebutuhan material sesuai hasil mix-design.

L. Pembuatan benda uji


Pembuatan benda uji meliputi pembuatan adukan, pengujian kekentalan
(slump), pencetakan, perawatan, hingga benda uji siap dilakukan pengujian.
1) Pembuatan Adukan Setelah mendapatkan proporsi campuran, maka selanjutnya
adalah tahap pelaksanaan. Pembuatan beton meliputi penakaran (batching) kuantitas
semen, agregat, air, epoxy resin,dan additive cement. Dalam pencampurannya
digunakan mesin pencampur beton (concrete mixer). Adapun prosedur pembuatan
adukan beton sebagai berikut:
- Persiapan cetakan dengan membersihkan cetakan dari kotoran, dan permukaan
dalam diolesi oli pelumas untuk mempermudah proses pelepasan benda uji dari
cetakan
- Persiapan cetakan dengan membersihkan cetakan dari kotoran, dan permukaan
dalam diolesi oli pelumas untuk mempermudah proses pelepasan benda uji dari
cetakan
- Persiapan bahan campuran, yaitu semen, agregat, resin, dan aditif semen −
Mempersihkan drum mixer
- Mixing, dengan cara mencampur terlebih dahulu agregat dan aditif semen,

12
kemudian masukkan air sedikit demi sedikit selama 2 menit − Sementara itu
dibuat campuran semen dan resin 5% untuk BME1, kemudian campuran
tersebut dimasukkan ke dalam drum mixer, dan dilakukan pencampuran selama
10 menit
- Demikian juga dengan pembuatan BME2 dengan kadar resin 7% dan dan BME3
dengan kadar resin 10%
2) Pengujian Nilai Slump Pengujian nilai slump dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemudahan pengerjaan. Pengujian ini dilakukan menggunakan kerucut Abrams, yaitu
kerucut yang memiliki diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm dengan tinggi
30 cm. Kerucut dilengkapi dengan tongkat pemadat diameter 16 mm sepanjang 60
cm. Berikut ini adalah prosedur pengujian nilai slump diantaranya:
- Persiapan alat penguji slump, yaitu kerucut Abrams, termasuk sendok semen
untuk memasukkan adukan beton.
- Membasahi kerucut terlebih dahulu, kemudian diletakkan pada permukaan yang
datar, lembab, dan tidak menyerap air.
- Memasukkan adukan beton menggunakan sendok semen secara hati-hati
setinggi ⅓ tinggi kerucut.
- Memadatkan lapisan menggunakan tongkat pemadat dengan menusuk-nusuknya
sebanyak 25 kali.
- Melakukan hal yang sama pada lapisan kedua dan ketiga.
- Meratakan adukan beton menggunakan tongkat pemadat di atasnya.
- Mengangkat alat slump secara hati-hati.
- Lalu diamkan beberapa saat, sehingga campuran turun mengalir membentuk
lingkaran, saat campuran berhenti mengalir ukurlah tinggi penurunannya.
3) Pembuatan Silinder Uji Pembuatan benda uji ini bertujuan untuk mempermudah
proses pengujian beton dalam bentuk tertentu seperti silinder dengan dimensi
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
Adapun prosedur pelaksanaan pembuatan benda uji sebagai berikut:
- Mempersiapkan cetakan yang sudah diolesi pelumas dekat wadah adukan beton
segar.
- Adukan beton diambil langsung dari wadah adukan beton dengan menggunakan
ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air. Lalu masukan adukan ke
dalam cetakan.
- Pengisisan adukan ke dalam cetakan dilakukan tiga lapis, setiap lapisnya diisi
1/3 dari volume wadah.
13
- Setiap lapisan dipadatkan menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
secara merata. Pada pemadatan pertama tongkat tidak boleh mengenai dasar
etakan. Proses pemadatan merupakan hal terpenting karena dimaksudkan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara yang terdapat pada beton. Bertambahnya
kandungan udara pada beton dapat menyebabkan kuat tekan beton berkurang.
- Setelah beton dipadatkan, ketuk perlahan untuk menghilangkan
gelembunggelembung udara yang tampak pada permukaan beton.
- Kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan ditempatkan di
tempat yang bebas dari getaran.
- Setelah 24 jam, keluarkan beton dari cetakan lalu rendam beton dalam air
sampai waktu pengujian beton dilakukan.
4) Perawatan Silinder Uji Perawatan benda uji ini bertujuan agar permukaan beton
segar selalu lembab hingga beton dianggap cukup keras. Kelembaban ini dijaga untuk
menjamin proses hidrasi semen berlangsung dengan sempurna. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk merawat beton:
- Meletakkan benda uji silinder di dalam ruangan yang lembab
- Meletakkan benda uji dalam genangan air atau perendaman
- Menyelimuti permukaan benda uji dengan karung yang basah
- Menyirami permukaan benda uji secara teratur.
Pada penelitian ini perawatan yang digunakan adalah dengan meletakan beton
segar dalam genangan air atau perendaman.

M. Hasil pengujian slump


Pengujian slump dilakukan untuk pengendalian kekentalan adukan. Adapun hasil
pengujian slump dapat dilihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil Pengujian Slump

Sumber: Data Pribadi, 2020


Hasil pengujian slump pada Tabel 4 menunjukkan bahwa penggunaan aditif
semen betonmix akan mempercepat pengerasan pada adukan. Peningkatan
penggunaan resin juga meningkatkan slump sehingga adukan beton yang dihasilkan
kental dan tidak terjadi lapse/runtuh pada tes slump.

14
N. Hasil pengujian kuat tekan
Pengujian tekan dilakukan untuk mengetahui kekuatan tekan beton, yang
menggambarkan mutu dari beton. Pengujian dilakukan terhadap benda uji silinder
pada umur 7 dan 14 hari, untuk mengetahui perkembangan kekuatan. Selain itu
pengujian dilakukan pada umur tersebut untuk membuktikan bahwa aditif semen
tipe 4 mempercepat pengerasan beton. Hasil pengujian kuat tekan dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut:

Hasil pengujian kuat tekan benda uji silinder beton pada Tabel 5 digambarkan
dalam bentuk grafik perbandingan pada Gambar 3 untuk memperlihatkan
perbandingan kekuatan setiap variasi benda uji.

Grafik perbandingan kuat tekan berdasarkan umur beton


Kuat rencana beton adalah 30 MPa. Pada umur 14 hari benda uji BME1 tidak
mencapai kuat rencana, tetapi BME2 dan BM3 melampaui kuat rencana. Kuat tekan
BME2, dengan kadar resin 7%, meningkat 6,7% dari kuat tekan rencana. Demikian
juga BME3, dengan kadar resin 10%, kuat tekan meningkat 21,5% dari kuat tekan
rencana.

15
Terlihat bahwa penggunaan resin hingga 10% akan meningkatkan kuat tekan
beton, atau peningkatan kadar resin akan meningkatkan kuat tekan beton.
Umumnya beton mencapai kuat tekan 100% pada umur 28 hari. Pada pengujian
umur 14 hari, terlihat bahwa rata-rata kuat tekan telah mencapai kuat tekan rencana,
sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian aditif semen akan mempercepat
pengikatan awal, atau tercapai kuat tekannya pada umur ½ dari umur seharusnya.
Contoh Pola Retak pada beton saat pengujian kuat tekan

Menunjukkan pola retak rata-rata yang terjadi pada silinder uji setelah
mengalami pengujian tekan. Pola retak yang terjadi pada BME1 adalah pola retak
garis vertikal, sedangkan pola retak BME2 dan BME3 adalah pola retak geser.
Terlihat bahwa peningkatan kadar resin akan merubah pola retak, menjadi retak
getas.

O. Penggunaan

Beton polimer dapat digunakan untuk konstruksi baru atau perbaikan dari beton.

P.Keuntungan dan kekurangan beton polimer

Keuntungan dari polimer beton yang meliputi:

a. Cepat curing pada suhu kamar

b. Tarik tinggi, lentur, dan kekuatan tekan

c. daya tahan jangka panjang yang baik

d. Permeabilitas rendah untuk solusi air dan agresif

e. Bagus kimia perlawanan

f. Bagus ketahanan terhadap korosi

g. Ringan
16
h. Dapat digunakan pada kayu teratur dan bekisting baja

i. Mungkin bergetar untuk mengisi rongga dalam bentuk

j. Memungkinkan penggunaan agen bentukrilis reguler

Kekurangan, Beberapa masalah keamanan muncul dari penggunaan beton polimer


yaitu :
k. mudah terbakar, dan beracun..

l. Pemrakarsa, yang digunakan sebagai katalis, yang mudah terbakar dan


berbahaya bagi kulit manusia.
m. Polimer beton juga biaya yang jauh lebih dari beton konvensional.

Q. Contoh kerusakan dan pengaplikasian beton polimer dilapangan

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam menggunakan beton polimer masih ada beberapa


hal yang perlu perlu diperhatikan karena beton polimer
masih dalam tahap pengujian.
2. Beton polimer dapat digunakan untuk konstruksi baru atau
perbaikan dari beton .
3. Beton polimer memiliki kekurangan cepat terbakar dan
beracun, serta mempunyai biaya yang jauh lebih mahal dari
beton konvensional.
4. Beton polimer masih jarang digunakan karena masih
banyak kelemahaannya, walaupun beton polimer disebut
beton masa depan.
5. Komposit beton polimer memiliki ketahanan yang baik terhadap
bahan kimia dan zat-zat korosif lainnya. Beton polimer memiliki
sifat sulit menyerap air dan ketahanan yang baik terhadap
gesekan. Dibandingkan dengan beton semen Portland.
6. Memiliki kekuatan yang jauh lebih tinggi dan
pemakaiannya hemat 50% .

18
DAFTAR PUSTAKA

A. Website

1. http://www.channelpondasi.com/articles/apakah-beton-berbahan-dasar-polimer-
ramah-lingkungan

2. https://eticon.co.id/material-polimer/

2. https://media.neliti.com/media/publications/221219-pembuatan-dan-karakterisasiz
beton-polime.pdf

4. https://jualbuisbeton.com/pengertian-beton/

19

Anda mungkin juga menyukai