Pada pembuatan beton polimer semen ini, monomer bersama-sama dengan semen berfungsi
sebagai matriks pengikat dalam campuran beton. Monomer terlebih dahulu ditambahkan ke dalam
semen sebelum semen dicampurkan dalam bahan susun agregat lainnya. Mengerasnya monomer
menjadi polimer secara organik terjadi bersamaan dengan mengerasnya pasta semen secara
anorganik. Akibatnya sebagian pori-pori beton akan terisi oleh bahan polimer. Jumlah polimer yang
dibutuhkan pada pembuatan polymer cement concrete kurang dari 30% berat total bahan susun beton.
Perbandingan berat polimer dengan pasta semen berkisar antara 15-50%. Dengan komposisi ini pori-
pori beton berkisar antara 10-20% isi total beton.
2. Polimer Impregnated Concrete ( PIC )
Polymer concrete merupakan jenis beton polimer yang paling berbeda dengan jenis lainnya.
Pembuatan beton polimer ini tidak menggunakan semen Portland, walaupun semen Portland sudah
biasa digunakan sebagai agregat ataupun sebagai filler pada pembuatan beton biasa. Bahan
pengikat (matriks) yang digunakan untuk pembuatan beton polimer ini adalah bahan polimer. Pada
proses pembuatannya, monomer dicampurkan langsung dengan bahan susun lainnya. Proses
pengerasan monomer dapat terjadi melalui dua cara yaitu dengan cara polimerisasi dan
polikondensasi. Pada pembuatan polymer concrete, jumlah polimer yang digunakan berkisar antara
6-20% dari berat susut beton. Porositasnya cukup kecil, biasanya kurang dari 5% isi beton.
2. PVC ( POLIVINIL KLORIDA)
b. Genteng Plastik
Genteng plastik juga merupakan aplikasidari PVC yang sekarang mulai digunakandalam dunia
konstruksi.
Fungsi :
a. Penyambung beton lama dan baru.
b. Campuran untuk plasteran / mortar dengan daya rekat yang tinggi.
c. Merekat permukaan beton / semen dengan mortar.
6. ASPAL POLIMER